GAMBARAN FEMINISME DALAM CERPEN ARIADNE DAN АGAFYA KARYA ANTON PAVLOVICH CHEKHOV (Suatu Tinjauan Feminis Ideologis)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender,

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. yakni Bagaimana struktur novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf? dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB IV PENUTUP. diciptakan oleh kebudayaan sebagai sebuah imaji yang membentuk. bagaimana sosok laki-laki ideal seharusnya. Hasil konstruksi tersebut

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

SILABUS KAJIAN PROSA FIKSI INDONESIA

SUAMI IBU, SUAMI SAYA FIKSI PATRIARKIS DJENAR MAESA AYU OLEH: MARIA ULFAH NIM: A1B102019

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII

ب

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

42, Vol. 06 No. 1 Januari Juni 2015 arah dan tujuan lembaga tersebut. Konsep bersistem ini biasa disebut dengan ideologi. Salah satu ideologi yang ser

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

ANALISIS NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA.A. SARDJONO (KAJIAN RELATIVISME) Rahmat Kartolo 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi

KESENJANGAN SOSIAL PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

KAJIAN PROSA FIKSI IN 210

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KALIMAT MAJEMUK SUBORDINATIF DENGAN ANAK KALIMAT ATRIBUTIF DALAM BAHASA RUSIA (TINJAUAN SINTAKTIS) DWI PRASTUTI

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan perasaan, pikiran dan lain-lain. Cara mengungkapkan ekspresi

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

BIAS GENDER DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM NOVEL DE WINST KARYA AFIFAH AFRA SEBUAH KAJIAN FEMINISME DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terjadinya ketidakadilan gender kiranya dapat dipicu oleh masih kuatnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia

BAB V PENUTUP. 1. Bentuk marginalisasi yang terdapat dalam novel Adam Hawa karya. Muhidin M. Dahlan terdapat 5 bentuk. Bentuk marginalisasi tersebut

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan secara luas oleh pengarang melalui pemikiran-pemikiran yang menjadikan

BAB IV PENUTUP. Hasil analisis yang penulis lakukan tehadap novel Namaku Hiroko karya N.H.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

CITRA DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA WANITA NOVEL DAUN PUTRI MALU KARYA MAGDALENA SITORUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. 2002), hlm.122.

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi yang tinggi, yang terbukti dari karya-karyanya yang menarik dan banyak

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perempuan Bercahaya. Diterbitkan atas kerjasama antara Masyarakat Poetika Indonesia dengan Penerbit Pustaka Pelajar. Rina Ratih

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. ABSTRAK... iv. KATA PENGANTAR... v. UCAPAN TERIMA KASIH... vi. DAFTAR ISI...

TRILOGI NOVEL MARITO

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari terdapat peran tokoh

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. historisnya, dipersoalkan oleh pemeluk agama, serta

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009

Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan

Transkripsi:

GAMBARAN FEMINISME DALAM CERPEN ARIADNE DAN АGAFYA KARYA ANTON PAVLOVICH CHEKHOV (Suatu Tinjauan Feminis Ideologis) Oleh : AHMAD ILHAM DANIAL 180710080007 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI SASTRA RUSIA BANDUNG AGUSTUS, 2012

GAMBARAN FEMINISME DALAM CERPEN ARIADNE DAN АGAFYA KARYA ANTON PAVLOVICH CHEKHOV Oleh : Ahmad Ilham Danial * 180710080007 ABSTRAK Skripsi ini berjudul Gambaran Feminisme dalam Cerpen Ariadne dan Agafya Karya Anton Pavlovich Chekhov. Tujuannya adalah untuk menyingkap ideologi feminisme serta ekspresi pengarang tentang feminisme yang terdapat pada kedua cerpen tersebut. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori naratologi Tzvetan Todorov (1985), serta kritik sastra feminis Djajanegara (2003). Sumber data yang digunakan diperoleh dari cerpen Ариадна Ariadne (1895) dan cerpen Агафья Agafya' (1886) karya Anton Pavlovich Chekhov. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ideologi feminisme serta ekspresi pengarang tentang feminisme dalam cerpen Ariadne dan Agafya dapat dilihat dari aspek semantik, aspek sintaksis, dan aspek verbalnya. Perempuan berusaha untuk diakui dan mencapai kedudukan yang setara dengan laki-laki. Kata Kunci : Feminisme, Chekhov, Agafya, Ariadne, Naratologi, Todorov, Kritik Sastra Feminis, Jender *Penulis merupakan mahasiswa Program Studi Sastra Rusia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran dan telah dinyatakan lulus dalam sidang sarjana Program Studi Sastra Rusia tanggal 20 Juli 2012.

ABSTRACT The title of this undergraduate thesis is Image of Feminism in Ariadne and Agafya short stories written by Anton Pavlovich Chekhov. The purpose is to disclose the ideology of feminism and expression of the author about feminism contained of those both short stories. Theories used in this research is naratology theory was taken from Tzvetan Todorov (1985) and feminist literary criticism from Djajanegara (2003). The sources of data was taken from Ариадна Ariadne (1895) and Агафья Agafya (1886) short stories written by Anton Pavlovich Chekhov. The result of this undergraduate thesis showed that the ideology of feminism and expression of the author about feminism in Ariadne and Agafya short stories that is seen from semantic analysis, syntactic analysis, and verbal analysis. Women trying to be recognized and reached the equal position to the man. Keywords : Feminism, Chekhov, Agafya, Ariadne, Naratology, Todorov, Feminist Literary Criticism, Gender

I. PENDAHULUAN Dalam ilmu sastra, kajian mengenai perempuan dikenal sebagai kritik sastra feminis. Ratna (2011 : 184) menyatakan bahwa kritik sastra feminis merupakan suatu pendekatan dalam ilmu sastra yang berusaha mendeskripsikan dan menafsirkan pengalaman perempuan dalam karya sastra. Kritik ini mempermasalahkan prasangka dan praduga terhadap kaum perempuan. Kritik sastra feminis dilakukan untuk menunjukkan citra perempuan dalam karya para penulis laki-laki yang menampilkan perempuan sebagai makhluk yang dengan berbagai cara ditekan, disalahtafsirkan, serta disepelekan oleh tradisi patriarkhal yang dominan. Namun, kajian tentang perempuan dalam tulisan laki-laki mungkin saja menunjukkan tokoh perempuan yang kuat dan justru mendukung perjuangan gerakan feminis. Selain itu, gambaran feminisme dapat dilihat melalui tokoh lakilaki yang berada dalam keadaan lemah. Gambaran feminisme yang diwakilkan oleh tokoh perempuan yang kuat serta tokoh laki-laki yang lemah dapat dilihat dalam cerpen Ariadne dan Agafya karya sastrawan Rusia, Anton Pavlovich Chekhov. Cerpen Ariadne menceritakan tentang seorang perempuan bernama Ariadne yang berusaha untuk keluar dari budaya patrialkhal. Pada masa itu perempuan diharuskan untuk tinggal di desa dan menerima pinangan dari laki-laki yang menyukainya. Di desa, perempuan bekerja sebagai petani bahkan pada masa kehamilan hingga menjelang persalinan. Namun, Ariadne memiliki sikap sebaliknya. Menurutnya, perempuan-perempuan yang hanya tinggal di desa dan membiarkan dirinya menjadi petani adalah perempuan-perempuan yang lemah. Sementara itu, cerpen Agafya menceritakan tentang sosok Agafya yang kuat karena mampu membuat seorang laki-laki menggantungkan hidup kepadanya. Sementara itu, Ariadne adalah seorang istri yang kesepian karena seringkali ditinggalkan suaminya yang bekerja sebagai pengirim sinyal kereta api. Karena kesepian Agafya berselingkuh dengan Savka. Namun, dalam hal ini Savka

berada posisi yang disalahkan. Dalam cerpen ini dapat dilihat bahwa perselingkuhan yang dilakukan Agafya tidak semata-mata terjadi karena kemauannya. Savka dan suami Ariadne juga berperan dalam kesalahan yang dilakukan oleh Agafya. Berdasarkan uraian di atas, penulis mengidentifikasi dua masalah, yaitu bagaimana ekspresi jender pengarang yang dituangkan dalam cerpen Ariadne dan Agafya serta bagaimana ideologi feminisme tercermin dalam cerpen Ariadne dan Agafya. II. PEMBAHASAN 2.1 Aspek Semantik Aspek semantik merupakan salah satu aspek dalam teori naratologi Todorov yang berhubungan dengan pengungkapan makna atau simbol yang ingin disampaikan pengarang. Analisis aspek semantik melihat makna atau simbol yang dilakukan tokoh-tokoh perempuan dalam cerpen Ariadne dan Agafya. 2.1.1 Tokoh-tokoh Perempuan dalam Karya Sastra Rusia Dalam novel Ibunda karya Maksim Gorky, tokoh perempuan digambarkan sebagai sosok yang awalnya dianggap lemah karena selalu berada dalam bayangbayang suaminya. Namun, akhirnya tokoh Pelagia sadar atas kelemahannya dan berusaha mengubah keadaaan. Pelagia berhasil keluar dari posisinya yang lemah hingga akhirnya diakui eksistensinya Tokoh Pelagia memiliki pandangan yang sejalan dengan tokoh Ariadne. Kedua tokoh perempuan tersebut berusaha untukkeluar dari dominasi laki-laki hingga akhirnya diakui keberadaannya. Pelagia dan Ariadne mewakili kepentingan perempuan yang tidak ingin terus menerus berada dalam posisi yang lemah jika dibandingkan dengan laki-laki. Sementara itu, tokoh perempuan dalam karya sastra Rusia juga terdapat pada karya L.N. Tolstoy yang berjudul Anna Karenina. Anna Karenina

bercerita tentang pernikahan Anna dan Karenin yang dilakukan semata-mata untuk mendapatkan status sosial. Pernikahan Anna dan Karenin yang terjadi tanpa dilandasi cinta, membuat Anna berselingkuh dengan laki-laki lain. Akhirnya, konflik batin dalam diri Anna membuatnya memutuskan untuk bunuh diri. Tokoh Anna menggambarkan sosok perempuan yang seringkali disalahkan karena perbuatannya. Padahal, suaminya ikut berperan dalam kesalahan yang dilakukan Anna. Tokoh Anna memiliki kemiripan dengan tokoh Agafya yang juga disalahkan karena berselingkuh. Padahal, Anna dan Agafya berselingkuh karena peran dari suami mereka yang tidak dapat menjadi suami yang baik bagi mereka. 2.1.2 Tokoh Perempuan dalam Cerpen Ariadne Ariadne adalah perempuan yang miskin. Namun dia berusaha mengubah nasibnya dengan pergi ke luar negeri. (a) Была она сестрой моего соседа, помещика Котловича, прогоревшего барина, у которого в имении были ананасы, замечательные персики, громоотводы, фонтан посреди двора и в то же время ни копейки денег. (Ariadne, 3 : 16) Ia adalah adik perempuan tetanggaku, si tuan tanah Kotlovich, yang telah jatuh miskin, pemilik kebun nanas, kebun persik yang indah, penangkal petir, air mancur di tengah pekarangannya, yang pada saat itu tidak menghasilkan uang sama sekali. (b) Однажды за ужином она, не обращаясь ко мне, стала говорить о том, что если бы она была мужчиной, то не кисла бы в деревне, а поехала бы путешествовать, жила бы зимой где-нибудь за границей, например, в Италии. (Ariadne, 9 : 41) Suatu hari di saat makan malam, ia tidak berpaling ke arahku, ia mulai berkata bahwa jika ia adalah seorang laki-laki, ia tidak akan membusuk di desa, dan akan berpergian ke suatu tempat dan tinggal di luar negeri selama musim dingin, misalnya, Italia. Melalui dua kutipan tersebut dapat dilihat bahwa tokoh Ariadne tidak ingin pasrah menerima keadaannya yang miskin. Dia memiliki keinginan yang kuat untuk mengubah nasibnya, yang diwujudkan dengan pergi ke luar negeri. Oleh

karena itu dapat dikatakan bahwa tokoh Ariadne mewakili kepentinngan perempuan untuk hidup sebagai sosok yang kuat dan setara dengan laki-laki serta mampu mengubah nasibnya sendiri. 2.1.3 Tokoh Perempuan dalam Cerpen Ariadne perempuan. Agafya merupakan sosok perempuan yang memiliki kepekaan terhadap имела влияние на женщин также еще и трогательная роль Савки как всеми признанного неудачника и несчастного изгнанника из родной избы в огороды. (Agafya, 12 : 72) posisi Savka sebagai seorang laki-laki yang gagal dan diasingkan secara menyedihkan dari pondoknya ke kebun juga berpengaruh terhadap perempuan. 2.2 Aspek Sintaksis Aspek sintaksis merupakan aspek dalam teori naratologi Todorov yang berhubungan dengan struktur teks. Aspek sintaksis memperlihatkan bahwa setiap karya dapat diuraikan dalam unsur-unsur terkecil. Struktur teks dilihat dari hubungan antar unsur yang terdapat di dalamnya. Pada aspek sintaksis dilakukan analisis terhadap hubungan atau relasi tokoh dengan latar, alur serta tokoh lainnya yang terdapat di dalam cerpen. 2.2.1 Analisis Aspek Sintaksis dalam Cerpen Ariadne 2.2.1.1 Relasi Tokoh Perempuan dengan Latar Tempat Ariadne tinggal di desa. Menurut Ariadne, jika dia tetap tinggal di desa maka itu menandakan bahwa dirinya menerima keadaan yang terus memburuk. Однажды за ужином она, не обращаясь ко мне, стала говорить о том, что если бы она была мужчиной, то не кисла бы в деревне, а поехала бы путешествовать, жила бы зимой где-нибудь за границей, например, в Италии. (Ariadne, 9 : 41) Suatu hari di saat makan malam, ia tidak berpaling ke arahku, ia mulai berkata bahwa jika ia adalah seorang laki-laki, ia tidak akan membusuk di

desa, dan akan berpergian ke suatu tempat dan tinggal di luar negeri selama musim dingin, misalnya, Italia. Melalui kutipan tersebut dapat dilihat keinginan Ariadne untuk mendapatkan posisi yang setara dengan laki-laki. Menurut Ariadne, perempuan harus bisa mengubah nasibnya sendiri sepertihalnya yang biasa dilakukan oleh laki-laki. Perempuan tidak harus selalu tinggal di desa dan membiarkan dirinya terus-menerus berada dalam kondisi yang buruk. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan pergi dari desa. Oleh karena itu, jika seseorang, khususnya perempuan ingin maju dan diakui, maka perempuan harus keluar dari desa hidup di kota atau luar negeri yang identik dengan kemakmuran. 2.2.1.2 Relasi Tokoh Perempuan dengan Latar Waktu Suasana di dalam cerita berlangsung saat musim dingin Он писал, что Ариадна Григорьевна такого-то числа отбыла за границу с намерением прожить там всю зиму. (Ariadne, 11 : 53) Ia menulis bahwa Ariadne Grigoryevna telah berangkat ke luar negeri untuk menghabiskan seluruh waktu musim dingin. Melalui kutipan di atas dapat dilihat bahwa tokoh Ariadne berusaha menunjukkan bahwa perempuan adalah sosok yang kuat. Meskipun keadaan saat itu sedang musim dingin, Ariadne tetap pergi dari desa untuk mengubah nasibnya. Tindakan Ariadne merupakan simbol perempuan yang siap menghadapi segala situasi seperti halnya laki-laki serta perempuan yang ingin melepaskan hidupnya dari keburukan karena selalu berada di bawah dominasi laki-laki. 2.2.1.3 Relasi Tokoh Perempuan dengan Latar Sosial Ariadne hidup dalam keluarga miskin. дела становились всѐ хуже, так что уже ей не на что было покупать себе платья и шляпки и приходилось хитрить и изворачиваться, чтобы скрывать свою бедность. (Ariadne, 5 : 20) keadaan semakin memburuk, bahkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk membeli pakaian dan topi, bahkan ia harus menipu dan mencari akal, untuk menutupi kemiskinannya.

Kehidupannya sebagai orang miskin yang menderita mempengaruhi tindakan Ariadne. Sehingga Aridne memutuskan untuk pergi ke luar negeri untuk mengubah keadaannya. Sikap Ariadne yang ingin mengubah keadaannya adalah sikap perempuan yang tidak ingin pasrah terhadap keadaan. 2.2.1.4 Relasi Tokoh Perempuan dengan Alur Tokoh Ariadne memulai konflik ketika waktu makan malam. Однажды за ужином она, не обращаясь ко мне, стала говорить о том, что если бы она была мужчиной, то не кисла бы в деревне, а поехала бы путешествовать, жила бы зимой где-нибудь за границей, например, в Италии. (Ariadne, 9 : 41) Suatu hari di saat makan malam, ia tidak berpaling ke arahku, ia mulai berkata bahwa jika ia adalah seorang laki-laki, ia tidak akan membusuk di desa, dan akan berpergian ke suatu tempat dan tinggal di luar negeri selama musim dingin, misalnya, Italia. Melalui kutipan di atas dapat dilihat bahwa tokoh Ariadne memegang peran penting dalam membentuk alur cerita. Jika Ariadne tidak mengatakan bahwa dia ingin pergi ke luar negeri maka perjuangan perempuan untuk mengubah keadaannya tidak akan dimulai. 2.2.1.5 Relasi Tokoh Perempuan dengan Tokoh Lain Pengirim : Status Sosial Penerima : Kaum Perempuan Subjek : Ariadne Objek : Kedudukan Penolong : Lubkov Penghalang : Shamokhin Gambar 2.1. Skema Aktan Greimas dalam cerpen Ariadne.

Melalui skema di atas, dapat dilihat bahwa Ariadne digerakkan oleh keadaannya yang miskin dan berada dalam status sosial yang lemah dan rendah. Oleh karena itu, Ariande berusaha mencapai kedudukan yang diinginkannya, yaitu setara hidup sebagai orang kaya dan setara dengan laki-laki. Keinginan Ariadne didukung oleh Lubkov yang berada dalam status sosial yang sama dengannya. Dalam usahanya mencapai cita-cita, Ariadne menjadikan Shamokhin yang berasal dari golongan bangsawan sebagai media untuk menolongnya. Karena merasa dipermainkan dan hanya dijadikan alat untuk memenuhi keinginan Ariadne, Shamokhin berusaha menghalangi keinginan Ariadne untuk mencapai keadaan yang lebih baik. Perbuatan Ariadne yang mempermainkan Shamokhin menjadikan citra perempuan sebagai sosok yang negatif dalam kehidupan masyarakat, khususnya dalam pandangan laki-laki. 2.2.2 Analisis Aspek Sintaksis dalam Cerpen Agafya 2.2.2.1 Relasi Tokoh Perempuan dengan Latar Tempat Keadaan Savka yang hidup sengsara di kebun memberikan pengaruh terhadap Agafya. (a) имела влияние на женщин также еще и трогательная роль Савки как всеми признанного неудачника и несчастного изгнанника из родной избы в огороды. (Agafya, 12 : 72) posisi Savka sebagai seorang laki-laki yang gagal dan diasingkan secara menyedihkan dari pondoknya ke kebun juga berpengaruh terhadap perempuan. (b) Принесла что-то... продолжал Савка,... А, пирог и картошка... (Agafya, 8 : 44) Kau (Agafya) membawakanku sesuatu - lanjut Savka,. Ah, kue pai dan kentang Melalui dua kutipan di atas dapat dilihat bahwa keadaan Savka yang menyedihkan karena diasingkan di kebun yang jauh dari keramaian mempengaruhi tindakan Agafya untuk membawakan makanan padanya. Tindakan Agafya yang membawakan makanan untuk Savka merupakan perlawanan dari

pandangan masyarakat yang menganggap bahwa perempuan hanya berharap dan hidup atas bantuan laki-laki. Namun, dalam cerpen Agafya yang terjadi adalah sebaliknya. Tokoh perempuan-tidak bergantung pada laki-laki bahkan sebaliknya. 2.2.2.2 Relasi Tokoh Perempuan dengan Latar Waktu Latar waktu pertemuan Agafya dan savka berlangsung pada malam hari. Он и без того знает, от кого это Агашка идет. На огород по ночам бабы не за капустой ходят (Agafya, 16 : 99) Dia sudah tahu Agashka pergi menemui siapa.para perempuan tidak ada yang mengambil kubis di kebun pada malam hari Kutipan di atas memperlihatkan awal pertemuan Agafya dengan Savka yang berlangsung pada malam hari. Pada pertemuan malam itu, Savka menawarkan vodka kepada Agafya hingga akhirnya Agafya pun mabuk dan tidur di tempat Savka hingga pagi hari. Dalam hal ini, tidak hanya Agafya yang salah karena bertemu laki-laki yang bukan suaminya di malam hari. Seharusnya Savka juga patut disalahkan karena bertemu dengan istri orang lain di malam hari serta menawarkan vodka kepada Agafya. Namun, kenyataannya Savka merasa bahwa hanya Agafya yang salah. Melalui uraian di atas dapat dilihat pandangan laki-laki yang masih menganggap bahwa dirinya superior jika dibandingkan dengan perempuan Lakilaki merasa bahwa dirinya tidak pernah berbuat kesalahan. 2.2.2.3 Relasi Tokoh Perempuan dengan Latar Sosial Agafya adalah seorang istri pengirim sinyal kereta api. (a) Нет... Нынче новая просилась... Агафья Стрельчиха. (Agafya, 4 : 17 Bukan.Baru-baru ini ada yang memintaku bertemu Agafya, istri tukang pengirim sinyal (kereta api). (b) Жила она на деревне, а муж ходил ночевать к ней с линии каждую ночь. (Agafya, 4 : 18)

Dia (Agafya) tinggal di desa, sementara suaminya pulang untuk istirahat setiap malam. Melalui dua kutipan di atas, dapat dilihat tokoh Agafya yang kesepian karena hanya bertemu suaminya pada malam hari. Oleh karena itu, ketika suaminya tidak ada, Agafya menghabiskan waktunya bersama Savka. Terkait hubungannya dengan gambaran feminisme, dapat dilihat bahwa Agafya tidak sepenuhnya bersalah ketika berselingkuh dengan Savka. Harus dilihat penyebab atau alasan yang membuat Agafya melakukan perselingkuhan, yaitu karena suaminya yang jarang di rumah. 2.2.2.4 Relasi Tokoh Perempuan dengan Alur Tokoh Agafya merupakan seorang perempuan yang sudah menikah. Стрельчиху Агафью я знал... Это была совсем еще молодая бабенка, лет 19 20, не далее как год тому назад вышедшая замуж за железнодорожного стрелочника, (Agafya, 14 : 18) Aku tahu Agafya istri si pengirim sinyal (kereta api).dia adalah perempuan yang masih cukup muda, berusia antara 19 sampai 20 tahun, tidak lebih dari setahun yang lalu telah menikah dengan seorang pengirim sinyal kereta api. Posisi Agafya menjadi sangat penting di dalam cerita karena dia merupakan perempuan yang sudah bersuami. Sebagai seorang yang sudah menikah Agafya harus menjaga kesucian pernikahannya. Namun, dia berselingkuh dengan Savka. Keadaan Agafya yang berselingkuh menimbulkan konflik di dalam cerita. Agafya telah melanggar nilai-nilai moral dan kesucian pernikahan. Oleh karena itu, posisi Agafya menjadi sangat penting dalam membentuk alur cerita.

2.2.2.5 Relasi Tokoh Perempuan dengan Tokoh Lain Pengirim : Kesepian Penerima : Masyarakat Umum Subjek : Agafya Objek : Kesenangan Penolong : Savka Penghalang : Nilai Moral Gambar 2. Skema Aktan Greimas dalam cerpen Agafya Melalui skema di atas, dapat dilihat bahwa tindakan Agafya berselingkuh digerakkan oleh keadaannya yang kesepian karena jarang bertemu suaminya. Oleh karena itu, Agafya berusaha mecari kesenangan dengan laki-laki lain. Akhirnya Agafya pun berselingkuh dengan Savka. Tokoh aku hadir sebagai penjaga nilai moral. Tokoh aku berusaha untuk menasehati Agafya dan Savka agar menghentikan perselingkuhan tersebut karena akan berakibat buruk pada mereka berdua serta kehidupan masyarakat secara lebih luas. Dalam pandangan kritik sastra feminis, sikap Agafya menggambarkan sikap seorang perempuan yang butuh perhatian. Oleh karena itu, merupakan hal yang wajar jika perempuan ingin mendapatkan perhatian lebih, terutama dari laki-laki, meskipun cara yang ditempuh adalah salah. Pokok permasalahan tidak boleh ditimpakan sepenuhya kepada perempuan, karena laki-laki juga terlibat dalam kesalahan yang dibuat oleh perempuan. 2.3 Aspek Verbal Analisis aspek verbal dilakukan untuk mengungkapkan sudut pandang pengarang dan sudut pandang budaya patrialkal terhadap tokoh-tokoh di dalam cerita. Melalui analisis ini, dapat dilihat motivasi pengarang dalam menempatkan tokoh perempuan pada sudut pandang tertentu.

2.3.1 Analisis Aspek Verbal Cerpen Ariadne Usaha perempuan untuk mendapatkan keadilan masih dianggap sebagi penghambat kemajuan laki-laki. в своем регрессивном движении она старается увлечь за собой мужчину и задерживает его движение вперед. (Ariadne, 23 : 107) Perempuan mencoba memenangkan hati seorang laki-laki dan membawanya ke dalam sebuah gerakan kemunduran serta menghambat kemajuannya. Melalui kutipan di atas dapat dilihat bahwa dalam budaya patrialkal, usaha perempuan untuk mendapatkan kesetaraan masih dianggap sebagai penghambat kemajuan laki-laki. 2.3.2 Analisis Aspek Verbal Cerpen Agafya Perempuan masih menjadi objek permainan laki-laki. когда представлялся случай сделать какое-нибудь быстрое, порывистое движение : ухватить бегущую собаку за хвост, сорвать с бабы платок, перескочить широкую яму. (Agafya, 1 : 1) ketika ada kesempatan dia memperlihatkan beberapa tindakan yang cepat dan mendadak : menangkap ekor anjing yang sedang berlari, melucuti kerudung perempuan, melompati lubang yang lebar. Melalui kutipan di atas dapat dilihat bahwa perempuan menjadi objek permainan laki-laki. Perempuan disamakan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat dan hanya bersifat senang-senang. III. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis terhadap cerpen Ariadne dan Agafya, maka dapat disimpulkan bahwa 1. Gambaran feminisme dalam cerpen Ariadne dapat dilihat dari perjuangan tokoh Ariadne dalam mencari pengakuan atas dirinya. Sementara itu, gambaran feminisme dalam cerpen Agafya dapat dilihat dari lemahnya sosok Savka sebagai seorang laki-laki sehingga disamakan dengan

perempuan. Kemudian, dapat dilihat pandangan bahwa perselingkuhan Agafya tidak hanya terjadi karena kesalahannya semata, namun disebabkan oleh laki-laki yang menelantarkannya. 2. Cerpen Ariadne dan Agafya menggambarkan pandangan Chekhov bahwa manusia, khususnya laki-laki harus adil dalam memandang perempuan. Perjuangan perempuan untuk mendapatkan keadilan harus didukung sepenuhnya karena perempuan semata-mata berjuang untuk mendapatkan keadilan. Kemudian, apabila perempuan berbuat kesalahan, maka harus dicari penyebab utamanya. Perempuan tidak bisa begitu saja ditempatkan dalam posisi yang salah karena ada peran laki-laki dalam setiap kesalahan yang dibuat perempuan. IV. DAFTAR SUMBER Djajanegara, Soenarjati. 2003. Kritik Sastra Feminis, Sebuah Pengantar. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Pogadaev, Victor. 2010. Kamus Rusia-Indonesia, Indonesia-Rusia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Prabasmoro, Tisna. 2011. Kenangan Cinta (Kumpulan Cerpen Anton Chekhov). Bandung : Serambi. Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme hingga Poststrukturalime Perspektif Wacana Naratif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Todorov, Tzvetan. 1985. Tata Sastra (Terj.). Jakarta : Djambatan www.lib.ru