TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Indonesia. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi bagi pembentukan

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

ARAHAN PENGEMBANGAN USAHATANI TANAMAN PANGAN BERBASIS AGRIBISNIS DI KECAMATAN TOROH, KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia adalah untuk: (1) Menjamin

DAFTAR PUSTAKA. Ancok. J Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Di dalarn Metode Penelitian Suwai. LP3ES, Jakarta

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun sebagai bahan makanan pokok, padi dapat digantikan atau disubstitusi

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan nasional Indonesia semenjak awal tahun 1968 hingga

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti

TINJAUAN PUSTAKA. budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke 20 di dunia serta

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyuluh pertanian merupakan pendidikan non formal yang ditujukan kepada

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I PENDAHULUAN. kehutanan, perternakan, dan perikanan. Untuk mewujudkan pertanian yang

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, baik berupa sumbangan langsung seperti peningkatan

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun,

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2009)

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

KAJIAN SISTEM AKTIVITAS DAN KERUANGAN WILAYAH BANDUNGAN DALAM UPAYA PENERAPAN KONSEP AGROPOLITAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR TKP 477

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para

PENGANTAR. Latar Belakang. merupakan keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, dan bahan

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REVITALISASI PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Beras sangat penting dalam memelihara stabilitas ekonomi, politik dan keamanan nasional, karena beras merupakan bahan

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

Penggunaan Lahan Pertanian dan Arah Pengembangan ke Depan

Jurnal Ekonomi 2012 PERANAN TANAMAN PADI SAWAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU. Fitra Yani

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ARTIKEL ILMIAH UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI DAERAH PEDESAAN. Oleh: Drs. Suyoto, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

PENDAHULUAN Latar Belakang

MOTIVASI PETANI DALAM MENGGUNAKAN BENIH PADI HIBRIDA PADA KECAMATAN NATAR DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Oleh: Indah Listiana *) Abstrak

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. mutu hidup serta kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya peningkatan

DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1)

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

Model Komunikasi Interpersonal. Bambang Irawan Ari Pambudi

Modul ke: Komunikasi Massa. Model Model Komunikasi. Radityo Muhammad, SH.,M.A. Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. pertanian dalam arti luas mencakup perkebunan, kehutanan, peternakan dan

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

PENDAHULUAN. Latar Belakang

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengakses website resmi Pemerintah Kota Bandung

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PENDAHULUAN. kerja, penyedia pangan, penyumbang devisa negara malalui ekspor dan sebagainya. Oleh

KE-2) Oleh: Supadi Valeriana Darwis

agribisnis untuk mencapai kesejahteraan wilayah pedesaan (prospherity oriented) (Bappeda Kabupaten Lampung Barat, 2002). Lebih lanjut Bappeda

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

Sumber informasi. Transmitter Penerima Tujuan. Sumber noise

Tanaman pangan terutama padi/beras menjadi komoditas yang sangat strategis karena merupakan bahan makanan pokok bagi bangsa Indonesia.

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN LOGO UNIVERSITAS JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam hayati yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk

Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 STUDI KEBIJAKAN AKSELERASI PERTUMBUHAN PRODUKSI PADI DI LUAR PULAU JAWA

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak (individu maupun kelompok) kepada pihak (individu atau kelompok) lainnya. komunikasi merupakan penyampaian pesan dari komunikator yang menyampaikan pesan melalui media kepada penerima (receiver) dengan menghasilkan efek, seperti pada "Laswell formula : Who - Says What - In Which Channel - To Whom - With What Effect". Teori tersebut merupakan proses komunikasi yang bersifat satu arah (one-way flow communication) yang merupakan pola dasar dari proses komunikasi (Lasswell, 1948) Di dalam praktek kehidupan, proses komunikasi yang umum terjadi adalah komunikasi dua arah (two-way flow communication/ konvergen), yaitu terjadinya umpan balik dari penerima pesan kepada penyampai pesan (komunikator), sehingga komunikasi merupakan proses berputar (sirkuler), yang menurut Schramm (1954), Encoder (sumber pesan atau komunikatorj akan menyampaikan pesan kepada Decoder (penerima pesan atau komunikan) dan oleh decoder ditafsirkan, yang kemudian hasil dari penafsiran tersebut, pesan kembali disampaikan kepada encoder, sehingga dalam proses ini, masingmasing pihak yang berkomunikasi berperan sebagai encoder maupun decoder. Dari proses-proses komunikasi ters~ebut, maka komunikasi dapat dibagi menjadi dua pola, yaitu komunikasi satlu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah biasa terjadi pada jenis komunikasi antar pribadi (interpersonal) dan komunikasi satu arah banyak terjadi pada jenis komunikasi massa. Dalam komunikasi dua arah, kedua belah pihak lebih aktif dalam menyampaikan pesan dibandingkan pada komunikasi satu arah, sehingga dalam komunikasi dua arah (konvergen), masing-masing pihak berpartisipasi

aktif di dalam proses komunikasi tersebut, sehingga proses komunikasi yang terjadi relatif cepat dan langsung. Menurut De Vito (1989) kegunaan atau tujuan dari komunikasi (interpersonal) adalah untuk mempelajari sesuatu (to learn), untuk berhubunganl berinteraksi (to relate) dan untuk membantu (to help). Dalam perkembangan teori komunikasi, tujuan komunikasi mengalami beberapa pergeseran, dimana pada awal perkembsngannya, komunikasi bertujuan untuk rnenyampaikan pesan dan mengubah perilaku individu, seperti yang diungkapkan Laswell (1948). Pada saat ini tujuan komunikasi dianggap berhasil apabila terjadi pemahaman bersama antara pihak-pihak yang berkomunikasi, seperti yang diungkapkan Kincaid and Schramm (1976) bahwa komunikasi akan mencapai tujuannya apabila terjadi pemahaman (makna) bersama antara pihak-pihak yang berkomunikasi, semakin tinggi pemahaman makna diantara pelaku komunikasi, maka komunikasi yang terjadi lebih efektif dan berhasil. Rogers (1976) menyatakan bahwa alternatif yang sedang tumbuh saat ini dalam paradigma dominan komunikasi pembangunan, salah satunya adalah terdapatnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan diri yang bersifat desentralisasi. Selain itir adanya penekanan untuk mandiri bagi masyarakat di dalam pembangunan dan perhatian yang lebih besar pada perpaduan sistem "tradisional" dan "modern" pada suatu negara. Perilaku Komunikasi merupakan suatu kebiasaan dari individu atau kelompok di dalam menerima dan menyampaikan pesan, seperti yang diungkapkan oleh Rogers (1983), bahwa Perilaku komunikasi pada individu atau kelompok dapat diindikasikan dengan adanya partisipasi, hubungan dengan sistem sosial, kekosmopolitan, hubungan dengan agen perubah, keterdedahan dengan media, keaktifan dalam mencari informasi, pengetahuan mengenai hal-ha1 yang

baru (inovasi). Beberapa indikasi tersebut dapat diamati dan dianalisis sehingga menghasilkan suatu pola komunikasi individu atau kelompok. Pengembangan Usahatani Tanaman Paargan Luas areal pertanian tanaman pangan, khususnya padi sawah di Propinsi Jawa Barat merupakan bagian terluas bila dibandingkan dengan propinsi lain di Indonesia, yaitu mencapai 2.012.1 15 Ha atau sebesar 18,8% pada tahun 1999 dan terkecil berada di luar Jawa, yaitu di propinsi Maluku dengan luas 10.786 ha atau sebesar 0,10% (BPS, 1999). Kondisi tersebut memberikan potensi kepada sentra produksi padi, termasuk daerah Karawang untuk mengoptimalkan produktifitas padi sawahnya agar dapat memenuhi permintaan beras masyarakat di Indonesia. Usahatani menurut Mubyarto (1985) adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang diperlukan untuk produksi pertanian. UsahaTani dapat berupa usaha bercocok tanam. Pertanian rakyat atau disebut pertanian dalam arti sempit (di luar perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan), menurut Mubyarto (1985) adalah usaha pertanian keluarga dimana diproduksi bahan makanan utama seperti beras, palawija dan tanaman hortikultura. Hasil produksinya sebagian besar untuk memenuhi konsumsi keluarga, adapun faktor-faktor produksi atau modal yang dipergunakannya sebagian besar berasal dari dalam usahatani sendiri. Di dalam segi produksi pertanian secara keseluruhan di Indonesia, produktifitas optimal merupakan prioritas atau sasaran utama di dalam rencana kerja dari Program Pembangunan Nasi~onal (Propenas) 2000-2004. Program Pembangunan Pertanian pada saat ini, secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu Program pengembangan sistem agribisnis dan Program pengembangan sistem ketahanan pangan. Di dalam Program pengembangan agribisnis dalam

Propenas 2000-2004, salahsatu sasaran utamanya adalah; meningkatnya produktifdas, kualitas dan produksi komoditas unggulan tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan. Sementara itu dalam program pengembangan sistem ketahanan pangan, salah satu sasaran program adalah meningkatnya produksi, tersedianya beras secara berkelanjutan dan meningkatnya konsumsi pangan yang bersumber dari pangan ternak, ikan, tanaman pangan, hortikultura dan kebun serta produk-produk olahannya. Program pengembangan sistem agrilbisnis, memiliki lima sasaran utama, yaitu (1) meningkatnya produktifitas, kualitas dan produksi komoditas unggulan tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan; (2) meningkatnya kesempatan kerja dan berusaha di pedesaan; (3) meningkatnya nilai tambah bagi masyarakat pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan dan kehutanan; (4) meningkatnya partisipasi masyarakat, serta investasi swasta dalam pembangunan pertanian dan pedesaan; dan (5) terpeliharanya sistem sumber daya alam dan lingkungan. Namun demikian, ha1 yang penting, bahkan dianggap lebih penting adalah aspek sosial dan ekonomi petani, dimana aspek tercapainya kesejahteraan petani yang meningkat menjadi tujuan akhir dari pembangunan pertanian tersebut. Dalam ha1 ini, masyarakat petani rnerupakan masyarakat yang paling banyak populasinya hingga saat ini di Indonesia, namun hingga kini, belum seluruhnya dapat menikmati kehidupannya, terutama dari hasil usaha taninya. Mubyarto (1985) menyatakan bahwa banyak persoalan yang dihadapi oleh petani, baik yang berhuhungan dengan produksi dan pemasaran hasilnlya, maupun dalam kehidupan petani sehari-hari yang menjadi cara hidup, perlu diperhatikan aspek sosial, budaya, keagamaan dan tradisi, di samping aspek ekonomi. Untuk memecahkan permasalahan-permasalahan pertanian yang dihadapi petani, Soekartawi (1996) memberikan alternatif untuk meningkatkan peran

sektor pertanian dalam mengentaskan kemiskinan, yaitu pemanfaatan lahan dan pengembangan wawasan agribisnis. Komunikasi Pembangunan Pertanian Perubahan paradigma pembangunan pertanian dan komunikasi pembangunan saat ini adalah adanya peran serta atau partisipasi aktif dari pelaku lusahatani,, dalam ha1 ini adala~h petani. Partisipasi aktif tersebut didorong dan didukung oleh adanya tanggung jawab pemerintah untuk memberikan akses dalam mendapatkan teknologi, sumber produksi dan. informasi (Propenas, 2000). Menurut Rogers (1 976) dalam pembangunan negara-negara berkembang yang sebagian besar masyarakatnya adalah masyarakat pertanian, diperlukan paradigma pembangunan baru yang memperhatikan beberapa hal, yaitu (1) Pemerataan penyebaran informasi dan keuntungan sosial ekonomi. Penekanan baru dalam paradigma baru ini adalah bahwa para penduduk desa dan orang miskin perkotaan hendaknya menjadi sasaran utama dalam program pembangunan, (2) Partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan perlu diikuti dengan desentralisasi kegiatan-kegiatan tertentu di pedesaan. Pembangunan tidak lagi sekedar fungsi dari dari apa yang dilakukan pemerintah nasjonal terhadap masyarakat pedesaan, (3) Berdiri di atas kaki sendiri dan mandiri dalam pembangunan, dengan suatu penekanan kepada potensi sumber daya setempat, (4) Perpaduan antara sistem tradisional dengan modern, sehingga pengertian modernisasi adalah suatu sinkretisasi antara pemikiran lama dengan yang baru, dengan pertimbangan berbeda di setiap daerah. Pada masa lalu, banyak terjadi kese~njangan pembangunan di pedesaan, menurut Roling, Ascroft and Wa Chege (1976) sebagai akibat dari kelemahan

difusi inovasi suatu teknologi, yang kenyataannya telah menimbulkan ketidak merataan penyebaran informasi. Ketidak merataan terjadi karena; (1) lnovasi tidak datang secara bersamaan atau serentak ke dalam masyarakat pedesaan, sehingga memerlukan waktu untuk terjadinya pemerataan inovasi; (2) lnovasi tersebut memerlukan waktu untuk berdifusi, sehingga golongan masyarakat yang mengadopsi lebih awal akan mendapatkan keuntungan awal, lebih lama dan lebih besar, sementara yang lainnya baru memulainya; (3) Pengadopsi awal mendapatkan keuntungan dari hasil teknologi pada saat suatu produk masih langka dan harganya yang masih tinggi; (4) Dana yang dimiliki oleh pengadopsi awal akan memperluas lahan pertaniannya pada waktu harga tanah masih rendah; (5) Agar dapat mengadopsi inovasi, biasanya diperlukan sumber daya besar, sehingga petani miskin umumnya menjadi pengadopsi yang terakhir; (6) Pelayanan pembangunan pedesaan dipusatkan pada petani maju yang cenderung akan menjadi langganan tetap, sehingga informasi baru selalu disalurkan kepadanya; (7) Peneliti difusi pada umumnya berasumsi bahwa inovasi adalah pesan, dan umumnya pesan dengan cepat akan kehilangan kemurniannya; (8) Prinsip-prinsip difusi rnengandung "bias pro-inovasi", dalam arti bahwa adopsi dianggap akan menguntungkan semua pengadopsi, padahal dalam kenyataannya tidaklah demikian (9) Kredit diberikan kepada petani yang dapat memberikan jaminan, sehingga inovasi yang mahal dan seringkali menguntungkan, dapat lebih cepat diadopsi oleh mereka yang relatif kaya. Partisipasi petani dalam komunikasi pembangunan pertanian dapat ditingkatkan dengan upaya meningkatkan aspek - aspek pola komunikasi yang bersifat konvergen, sehingga didapatkan pemahaman bersama dan kesepakatan-kesepakatan bersama, baik tertulis maupun tidakl tertulis antara petani dan berbagai pihak yang berpartisipasi di dalamnya. Dalam komunikasi pembangunan, terrnasuk pertanian, Rogers (1976) mengungkapkan bahwa pada

saat ini diperlukan penelitian yang lebih bermanfaat untuk mengetahui strategi pelaksanaan yang tepat. Ouchi (1985) menyatakan bahwa usaha untuk menghasilkan komunikasi pembangunan yang efektif diperlukan dua hal, yaitu (1) Metode penyampaian pesan dan sikap komunikator efektif, (2) Penerimaan pesan yang efektif, sehingga pada masyarakat bawah (akar rumput) pencapaian dari kedua ha1 tersebut sangatlah penting. Rogers (1976) memberikan beberapa alternatif dalam pelaksanaan dan pengembangan komunikasi pembangunan dalam paradigma baru, yaitu pembangunan kemandirian petani dan pemerataan informasi. Di dalam konteks komunikasi dan perubahan perilaku, jika komunikasi direncanakan untuk menimbulkan adanya perubahan, maka pesan- pesan harus dirancang sedemikian rupa, sehingga menghasilkan perubahan- perubahan psikologis dan sosiologis. Pesan-pesan yang akan disampaikan sebaiknya berdasarkan pada pengalaman-pengalaman masyarakat setempat. Begitu pula pesan-pesan tersebut harus dapat memperlihatkan keuntungan atau nilai praktis yang besar (Kincaid and Schramm, 1976). Petugas penyuluh lapangan sebagrai salah satu penyampai informasi pengembangan pertanian di pedesaan, Menurut Mosher (1978) hendaknya memiliki kemampuan untuk menganalisis hal-ha1 sebagai berikut (1) Nilai produksi pertanian; (2) Fungsi usahatmi sebagai suatu usaha bisnis; (3) Perencanaan pembangunan pertanian; (4) Psikologi petani dan cara untuk Mempelajarinya; (5) Perilaku masyarakat pedesaan. Kelima ha1 tersebut sangat erat kaitannya satu dengan yang lainnya dalam menentukan keberhasilan pembangunan pertanian.