BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dijelaskan dan disajikan tentang RSUP Fatmawati Jakarta secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut: indikator Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Informatika - Statistika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP).

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang tidak. memberikan intervensi kepada objek dan hanya mewawancarai.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode survey cross sectional yaitu suatu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)

BAB V PEMBAHASAN. infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. dada, sesak nafas, berdebar-debar (Notoatmodjo, 2007:303).

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengidap penyakit jantung di Indonesia terus meningkat, menurut dr M.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

IMPLEMENTASI REGRESI LOGISTIK BINER PADA PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT JANTUNG

SURVEI NILAI WAKTU PERJALANAN MOBIL PRIBADI DI JL. Z.A.PAGAR ALAM METODE MODE CHOICE APPROACH

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. independen dari listrik adalah satuan kilowatt (kwh), untuk minyak adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

Kualitas Fitted Model

BAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Analisis regresi merupakan salah satu metode statistik yang sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang, dari setiap golongan, selalu mendambakan tubuh yang sehat.

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

Regresi dengan Microsoft Office Excel

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

PREDIKSI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) BERDASARKAN FAKTOR RISIKO MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1. Universita Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB 3 METODE PENELITIAN

Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

Kontrol Gula Darah Anda. Apa? Mengapa dan Bagaimana?

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend penyakit DM tipe 2 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

Transkripsi:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan dan disajikan tentang RSUP Fatmawati Jakarta secara singkat, keterbatasan penelitian, hasil pengumpulan data, hasil analisa data, dan pembahasan hasil penelitian. 4.1 RSUP Fatmawati Jakarta Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Jakarta merupakan Badan Layanan Umum (BLU) berfungsi sebagai Pusat Rujukan bagi Wilayah Jakarta Selatan dan berfungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan. Rumah sakit Fatmawati memiliki ruang rawat inap, salah satu ruang rawat inap yang ada adalah CEU (Cardiology Emergency Unit) dimana dipakai khusus untuk pasien yang menderita penyakit jantung, Pencatatan rekam medik untuk pasien yang dirawat di CEU disimpan di ruang rekam medis pusat bersama dengan status pasien dari berbagai ruang rawat. Dalam pengambilan data di RSUP Fatmawati peneliti menemui sedikit kendala terutama dengan kelengkapan data pasien yang tertulis di status pasien. Kendalanya berupa belum adanya data komputerisasi tentang data rekam medis pasien jantung koroner. Hal ini mengakibatkan peneliti harus menyeleksi semua status pasien jantung koroner dan memeriksa kelengkapan datanya karena subjek yang diteliti adalah pasien jantung koroner yang masuk rumah sakit karena serangan. Hal ini tentunya akan menghambat dari efisien waktu dan tenaga.

60 4.2 Keterbatasan Penelitian Data yang digunakan adalah data sekunder, sehingga data yang diperoleh merupakan data yang keakuratannya diragukan karena cara/ metode, alat, dan waktu pengukurannya tidak dikendalikan terlebih dahulu. Contoh: bila tekanan darah diukur dengan alat yang tidak tepat (manset tensi meter terlalu besar/ kecil) atau alatnya tidak sama antar pasien, maka hasilnya akan berbeda. Waktu pemeriksaan kadar CK dan CK-MB juga sangat berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan, dimana kadar CK dan CK-MB meningkat dalam 4-6 jam setelah serangan infark miocard, mencapai puncaknya dalam 12-24 jam dan kembali normal dalam 3-4 hari (LeFever Kee, 1997). Pada penelitian ini tidak diketahui pada jam ke berapa setelah serangan kadar CK dan CKMB diperiksakan, sehingga data yang diperoleh sangat bervariasi. Penggunaan data sekunder dan keharusan penggunaan data kontinu pada penelitian ini juga menyebabkan beberapa variabel faktor risiko penyakit jantung koroner tidak dapat diteliti, yaitu: faktor stres, diet/ pola makan, obesitas, kebiasaan merokok, kebiasaan olah raga, dan faktor keturunan. Hal ini akan mempengaruhi derajat/ kekuatan hubungan antara variabel indikator faktor risiko dengan indikator penyakit jantung koroner. Faktor risiko tersebut tidak dapat diteliti karena belum adanya data hasil pemeriksaan spesifik terhadap indikator untuk variabel terkait. 4.3 Hasil Pengumpulan Data Berdasarkan buku register CEU (Cardiology Emergency Unit) RSUP Fatmawati Jakarta diperoleh jumlah populasi pasien yang menderita penyakit jantung sejak Januari sampai dengan Juni 2007 adalah sebesar 412 pasien. Dari hasil perhitungan ukuran besar

61 sampel dengan menggunakan rumus n = 2 Nσ 2 ( N 1) D + σ, dimana 2 B D = dengan nilai 4 2 N=412, nilai ragam maksimum yang diambil dari 10 data sampel diperoleh σ CK= 2289.833, dan nilai D = 25, maka didapatkan jumlah sampel sebesar 76 pasien. Dan sesuai kriteria sampel yang ditetapkan maka sampel yang diambil adalah pasien yang menderita penyakit jantung koroner (PJK). 4.3.1 Gambaran karakteristik pasien PJK Grafik 4.1 menunjukkan bahwa pasien laki-laki yang mengalami PJK adalah sebanyak 56 orang (74%), sedangkan pasien perempuan sebanyak 20 orang (26%). Hal ini berarti bahwa sebagian besar pasien yang mengalami PJK adalah laki-laki. Proporsi Jenis Kelamin Perempuan 26% Laki-laki 74% Grafik 4.1 Proporsi Jenis Kelamin Pasien PJK

62 4.3.2 Gambaran indikator faktor risiko Gambaran indikator faktor risiko penyakit jantung yang dialami oleh pasien rawat inap CEU RSUP Fatmawati Jakarta sejak Januari sampai dengan Juni 2007, tergambar pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Karakteristik Variabel Indikator Faktor Risiko No Variabel faktor Nilai Min - Mean Median SD risiko Normal Maks 1 Sistolik < 140 90 230 142.88 142 28.53 2 Diastolik < 90 50 149 84.71 83.5 18.69 3 Kolesterol total < 200 79 327 192.21 186.5 46.85 4 LDL < 130 36 396 130.36 120.5 65.79 5 HDL > 45 13 139 48.46 44.5 20.17 6 Trigliseridaa < 150 21 436 137.01 112 80.31 7 Umur - 34 80 54.43 54 10.32 8 GDS < 180 58 581 169.12 132 112.12 9 Gula darah puasa < 126 54 289 117.36 107 44.13 10 Gula darah 2 jam PP < 180 97 376 155.70 142.5 53.69 Grafik 4.2 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki tekanan darah sistolik normal adalah sebanyak 37 orang (49%), sedangkan pasien yang memiliki tekanan darah sistolik di atas normal adalah sebesar 39 orang (51%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mengalami hipertensi sistolik lebih banyak.

63 Proporsi TD Sistolik Hipertensi Sistolik 51% normal 49% Grafik 4.2 Proporsi TD Sistolik Pasien PJK Grafik 4.3 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki tekanan darah diastolik normal adalah sebanyak 50 orang (66%), sedangkan pasien yang memiliki tekanan darah diastolik di atas normal adalah sebesar 26 orang (34%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mengalami hipertensi diastolik lebih sedikit. Proporsi TD Diastolik Hipertensi Diastolik 34% normal 66% Grafik 4.3 Proporsi TD Diastolik Pasien PJK

64 Grafik 4.4 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar kolesterol total normal adalah sebanyak 47 orang (62%), sedangkan pasien yang memiliki kadar kolesterol total di atas normal adalah sebesar 29 orang (38%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mengalami hiperkolesterol lebih sedikit. Proporsi Kadar Kolesterol Total Hiperkolesterol 38% normal 62% Grafik 4.4 Proporsi Kadar Kolesterol Total Pasien PJK Grafik 4.5 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar LDL normal adalah sebanyak 45 orang (59%), sedangkan pasien yang memiliki kadar LDL di atas normal adalah sebesar 31 orang (41%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar LDL di atas normal lebih sedikit.

65 Proporsi Kadar LDL di atas normal 41% normal 59% Grafik 4.5 Proporsi Kadar LDL Pasien PJK Grafik 4.6 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar HDL normal adalah sebanyak 38 orang (50%), sama banyaknya dengan pasien yang memiliki kadar HDL di atas normal (50%). Proporsi Kadar HDL di bawah normal 50% normal 50% Grafik 4.6 Proporsi Kadar HDL Pasien PJK Grafik 4.7 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar trigliserida normal pada pasien PJK umur < 50 tahun adalah sebanyak 19 orankg (73%), sedangkan pasien yang

66 memiliki kadar trigliserida normal pada pasien PJK umur < 50 tahun di atas normal adalah sebesar 7 orang (27%). Hal ini berarti bahwa pasien yang memiliki kadar trigliserida di atas normal pada pasien PJK umur < 50 tahun lebih sedikit, sama halnya dengan pasien yang memiliki kadar trigliserida di atas normal pada pasien PJK umur > 50 tahun. Grafik 4.8 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar trigliserida normal pada pasien PJK umur > 50 tahun adalah sebanyak 40 orang (80%), sedangkan pasien yang memiliki kadar trigliserida normal pada pasien PJK umur > 50 tahun di atas normal adalah sebesar 10 orang (20%) Proporsi Kadar Trigliserid pada Pasien PJK Umur < 50 Tahun di atas normal 27% normal 73% Grafik 4.7 Proporsi Kadar Trigliserida Pada Pasien PJK Umur < 50 Tahun di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007

67 Proporsi Kadar Trigliserid pada Pasien PJK > 50 Tahun tidak normal 20% normal 80% Grafik 4.8 Proporsi Kadar Trigliserida pada Pasien PJK Umur > 50 Tahun di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007 Grafik 4.9 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar gula darah sewaktu normal adalah sebanyak 60 orang (79%), sedangkan pasien yang memiliki kadar gula darah sewaktu di atas normal adalah sebesar 16 orang (21%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar gula darah sewaktu di atas normal lebih sedikit. Proporsi Kadar Gula Darah Sewaktu Di atas normal 21% Normal 79% Grafik 4.9 Proporsi Kadar Gula Darah Sewaktu Pasien PJK

68 Grafik 4.10 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar gula darah puasa normal adalah sebanyak 53 orang (70%), sedangkan pasien yang memiliki kadar gula darah puasa di atas normal adalah sebesar 23 orang (30%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar gula darah puasa di atas normal lebih sedikit. Proporsi Kadar Gula Darah Puasa di atas normal 30% normal 70% Grafik 4.10 Proporsi Kadar Gula Darah Puasa Pasien PJK Grafik 4.11 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar gula darah post prandial normal adalah sebanyak 60 orang (79%), sedangkan pasien yang memiliki kadar gula darah post prandial di atas normal adalah sebesar 16 orang (21%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar gula darah post prandial di atas normal lebih sedikit.

69 Proporsi Kadar Gula Darah Post Prandial Di atas normal 21% normal 79% Grafik 4.11 Proporsi Kadar Gula Darah Post Prandial Pasien PJK 4.3.3 Gambaran indikator penyakit jantung koroner Gambaran indikator penyakit jantung koroner yang dialami oleh pasien rawat inap CEU RSUP Fatmawati Jakarta sejak Januari sampai dengan Juni 2007, disajikan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Karakteristik Indikator Penyakit Jantung Koroner (PJK) No Variabel indikator Nilai Min - Mean Median SD PJK Normal Maks 1 CK 10-55 22-4695 374.99 177 651.03 2 CK-MB 7-25 3-767 47.08 23 96.35 3 Frekwensi nadi 60-100 28-170 83.32 83 23.44 4 CTR < 50 45-73 57.28 55 5.92 5 BUN 6-20 14-118 36.03 32 20.09 6 Kreatinin 0.5-1.5 0.4-3.1 1.27 1.2 0.49 Grafik 4.12 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar CK normal adalah sebanyak 7 orang (9%), sedangkan pasien yang memiliki kadar CK tidak normal adalah

sebesar 69 orang (91%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar CK tidak normal lebih banyak. 70 Proporsi Kadar CK Normal 9% Tidak Normal 91% Grafik 4.12 Proporsi Kadar CK Pasien PJK Grafik 4.13 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar CK-MB normal adalah sebanyak 42 orang (55%), sedangkan pasien yang memiliki kadar CK-MB tidak normal adalah sebesar 34 orang (45%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar CK-MB tidak normal lebih sedikit.

71 Proporsi Kadar CK-MB Tidak Normal 45% Normal 55% Grafik 4.13 Proporsi Kadar CK-MB Pasien PJK Grafik 4.14 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki frekwensi nadi normal adalah sebanyak 55 orang (73%), sedangkan pasien yang memiliki frekwensi nadi di atas normal adalah sebesar 14 orang (18%), dan pasien yang memiliki frekwensi nadi di bawah normal adalah sebesar 7 orang (9%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai frekwensi nadi tidak normal lebih sedikit. Proporsi Frekwensi Nadi Di Bawah Normal 9% Di Atas Normal 18% Normal 73% Grafik 4.14 Proporsi Frekwensi Nadi Pasien PJK

72 Grafik 4.15 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki CTR normal adalah sebanyak 14 orang (18%), sedangkan pasien yang memiliki CTR tidak normal adalah sebesar 62 orang (82%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai CTR tidak normal lebih banyak. Proporsi CTR Normal 18% Tidak Normal 82% Grafik 4.15 Proporsi CTR Pasien PJK Grafik 4.16 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar BUN normal adalah sebanyak 13 orang (17%), sedangkan pasien yang memiliki kadar BUN tidak normal adalah sebesar 63 orang (83%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar BUN tidak normal lebih banyak.

73 Proporsi Kadar BUN Normal 17% Tidak Normal 83% Grafik 4.16 Proporsi Kadar BUN Pasien PJK Grafik 4.17 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki Kadar Kreatinin Serum normal adalah sebanyak 40 orang (53%), sedangkan pasien yang memiliki Kadar Kreatinin Serum tidak normal adalah sebesar 36 orang (47%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai Kadar Kreatinin Serum tidak normal lebih sedikit. Proporsi Kadar Kreatinin Serum Tidak Normal 47% Normal 53% Grafik 4.17 Proporsi Kadar Kreatinin Serum Pasien PJK

74 4.4 Hasil Analisis Data dan Pembahasan Berdasarkan diagram analisis data pada bab 3, setelah mengetahui karakteristik dan gambaran umum indikator faktor risiko dan indikator penyakit jantung koroner pasien PJK di RSUP Fatmawati Januari sampai dengan Juni 2007 melalui analisis deskriptif, maka dilakukan analisis lanjutan sebagai berikut. 4.4.1 Analisis korelasi Untuk mengetahui derajat hubungan pada setiap variabel indikator faktor risiko dan variabel indikator penyakit jantung digunakan korelasi Pearson. Secara relatif, makin besar koefisien korelasi, makin tinggi pula derajat hubungan antara kedua variabel. Sebaliknya, secara relatif makin kecil koefisien korelasi, makin rendah pula derajat hubungan antara kedua variabel. Tabel 4.3 Korelasi antara Indikator Faktor Risiko pada Pasien PJK di RSUPF Jan-Juni 2007 Sistol Diastol K.Tot LDL HDL Trig Umur GDS GDP GDPP Sistol 1.000 0.782 0.254 0.192 0.089 0.053 0.117-0.082-0.115-0.109 Diastol 0.782 1.000 0.252 0.136 0.002 0.024-0.035-0.096-0.090-0.075 K.Tot 0.254 0.252 1.000 0.599 0.303 0.241-0.199 0.250 0.235 0.150 LDL 0.192 0.136 0.599 1.000 0.559 0.227-0.053 0.398 0.176 0.179 HDL 0.089 0.002 0.303 0.559 1.000 0.059 0.155 0.234-0.057-0.099 Trig 0.053 0.024 0.241 0.227 0.059 1.000-0.113 0.385 0.198 0.185 Umur 0.117-0.035-0.199-0.053 0.155-0.113 1.000 0.186 0.059 0.000 GDS -0.082-0.096 0.250 0.398 0.234 0.385 0.186 1.000 0.653 0.588 GDP -0.115-0.090 0.235 0.176-0.057 0.198 0.059 0.653 1.000 0.817 GDPP -0.109-0.075 0.150 0.179-0.099 0.185 0.000 0.588 0.817 1.000 Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik mempunyai hubungan saling ketergantungan yang paling kuat di antara

75 hubungan variabel-variabel yang lain, dengan nilai derajat hubungan sebesar 0.782. Hubungan ini menunjukkan semakin besar tekanan darah sistolik semakin tinggi pula tekanan darah diastoliknya, begitu juga sebaliknya. Sedangkan hubungan yang paling lemah terjadi antara umur dan kadar GDPP dengan nilai derajat hubungan sebesar 0.000, dimana artinya tidak ada keterkaitan di antara dua variabel tersebut. Tabel 4.4 Korelasi antar Indikator Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien PJK di RSUPF Jan-Juni 2007 CK CKMB Nadi CTR BUN Kreat CK 1.000 0.943 0.051-0.009-0.006-0.065 CKMB 0.943 1.000 0.026-0.086-0.046-0.060 Nadi 0.051 0.026 1.000 0.350 0.141-0.027 CTR -0.009-0.086 0.350 1.000 0.349 0.315 BUN -0.006-0.046 0.141 0.349 1.000 0.658 Kreat -0.065-0.060-0.027 0.315 0.658 1.000 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat antara kadar CK dan kadar CK-MB dengan nilai derajat hubungan sebesar 0.943. Sedangkan hubungan yang paling lemah terjadi antara frekwensi nadi dan kadar CK-MB dengan nilai derajat hubungans sebesar 0.026.

76 Tabel 4.5 Korelasi antara Indikator Faktor Risiko dengan Indikator Penyakit Jantung Koroner pada Pasien PJK di RSUPF Jan-Juni 2007 CK CKMB Nadi CTR BUN Kreatinin Sistol 0.111 0.138 0.095 0.216 0.040 0.172 Diastol 0.293 0.285 0.133 0.216 0.160 0.264 K.Tot 0.101 0.093-0.157-0.298-0.237-0.169 LDL 0.012 0.010-0.199-0.213-0.113-0.036 HDL 0.071 0.079-0.303-0.375-0.241-0.144 Trig -0.048-0.086 0.097-0.092-0.056 0.035 Umur -0.002-0.014 0.040 0.206 0.164-0.003 GDS 0.001-0.005-0.104-0.048 0.109 0.085 GDP 0.023-0.008 0.005 0.005 0.148-0.002 GDPP 0.012 0.001 0.069 0.090 0.143-0.044 Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada indikator faktor risiko yang berkorelasi cukup kuat dengan indikator penyakit jantung koroner. 4.4.2 Analisis regresi linear multivariate Dari hasil perhitungan menggunakan rumus analisis regresi multivariate, didapatkan persamaan regresi linear multivariate bentuknya sebagai berikut: CK = - 652-7.32 Sistolik + 19.1 Diastolik + 1.18 Kolesterol - 1.30 LDL + 4.83 HDL - 0.41 Trigliserida + 2.14 Umur - 0.01 GDS + 0.57 Puasa + 0.27 PP CKMB = - 84-0.729 Sistolik + 2.38 Diastolik + 0.177 Kolesterol - 0.222 LDL + 0.731 HDL - 0.129 Trigliserida - 0.07 Umur + 0.051 GDS - 0.096 Puasa + 0.111 PP

77 Nadi = 66.4 + 0.005 Sistolik + 0.190 Diastolik - 0.0577 Kolesterol - 0.0047 LDL - 0.274 HDL + 0.0560 Trigliserida + 0.258 Umur - 0.0358 GDS - 0.022 Puasa + 0.0770 PP CTR = 52.3 + 0.0355 Sistolik + 0.0496 Diastolik - 0.0374 Kolesterol + 0.0108 LDL - 0.117 HDL - 0.00343 Trigliserida + 0.110 Umur + 0.00296 GDS - 0.0157 Puasa + 0.0193 PP BUN = 28.9-0.128 Sistolik + 0.422 Diastolik - 0.140 Kolesterol + 0.0483 LDL - 0.260 HDL - 0.0134 Trigliserida + 0.279 Umur + 0.0241 GDS + 0.0646 Puasa - 0.0144 PP Kreatinin = 1.57-0.00017 Sistolik + 0.00943 Diastolik - 0.00383 Kolesterol + 0.00113 LDL - 0.00477 HDL - 0.000030 Trigliserida - 0.00418 Umur + 0.00133 GDS + 0.00131 Puasa - 0.00260 PP Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji Wilks, dimana dari hasil perhitungan didapatkan nilai lamda Wilks sebesar 0,003028. Selanjutnya nilai lamda Wilks dibandingkan dengan tabel distribusi U. Dari tabel distribusi U dengan alpha sebesar 0.05, jumlah variabel tak bebas (p) = 6, derajat bebas regresi total (V h ) = 10 +1 = 11, derajat bebas galat (V e ) = 76-10-1=65 ~ 60, maka nilai dari tabel distribusi U, U 0.05 6,11,60, adalah 0.249. oleh karena nilai lamda Wilks sebesar 0,003028 lebih kecil daripada nilai 0.05 U 6,11,60 =0.249, maka keputusannya adalah tolak H0 pada taraf nyata 0.05,

yang berarti B 0; terdapat hubungan linear di antara variabel-variabel bebas (tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, nilai kolesterol total, nilai HDL, nilai LDL, nilai trigleserida, nilai gula darah sewaktu, nilai gula darah puasa, dan nilai gula darah dua jam setelah puasa/ post prandial) dengan variabel respons (CK, CKMB, denyut nadi, CTR, BUN, kreatinin) sebagaimana dispesifikasikan dalam model regresi multivariate di atas. 78 4.4.3 Analisis regresi baku Dari hasil perhitungan didapatkan enam persamaan regresi baku sebagai berikut. CK = - 0.3207sistolik + 0.5476Diastolik + 0.0848K.Tot - 0.1318LDL + 0.1496HDL - 0.0508Trigliserida + 0.0340Umur - 0.0018GDS + 0.0383GDP + 0.0223GDPP (4.1) CKMB = - 0.2158sistolik + 0.4609Diastolik + 0.0863K.Tot - 0.1513LDL (4.2) + 0.1531HDL - 0.1072Trigliserida - 0.0079Umur + 0.0595GDS - 0.0440GDP + 0.0618GDPP Nadi = 0.0064sistolik + 0.1514Diastolik - 0.1154K.Tot - 0.0132LDL - (4.3) 0.2355HDL + 0.1921Trigliserida + 0.1135Umur - 0.1711GDS - 0.0417GDP + 0.1764GDPP

79 CTR = 0.1711sistolik + 0.1567Diastolik - 0.2962K.Tot + 0.1198LDL - (4.4) 0.3970HDL - 0.0465Trigliserida + 0.1916Umur + 0.0560GDS - 0.1168GDP + 0.1749GDPP BUN = - 0.1818sistolik + 0.3926Diastolik - 0.3254K.Tot + 0.1580LDL - (4.5) 0.2611HDL - 0.0536Trigliserida + 0.1434Umur + 0.1345GDS + 0.1418GDP - 0.0384GDPP Kreatinin = - 0.0098sistolik + 0.3590Diastolik - 0.3657K.Tot + 0.1510LDL - (4.6) 0.1960HDL - 0.0049Trigliserida - 0.0878Umur + 0.3043GDS + 0.1179GDP - 0.2847GDPP Dari persamaan (4.1) tampak bahwa terdapat dua variabel yang relatif penting dalam mempengaruhi respons CK karena memiliki besaran koefisien regresi baku yang relatif besar yaitu variabel Diastolik dan variabel Sistolik. variabel Diastolik berpengaruh positif terhadap respons CK sedangkan variabel Sistolik berpengaruh negatif. Pengaruh diastolik kira-kira dua kali pengaruh sistolik dalam mempengaruhi kadar CK. Dari persamaan (4.2) variabel yang relatif penting dalam mempengaruhi respons CKMB adalah variabel Diastolik dan variabel Sistolik. variabel Diastolik berpengaruh positif terhadap respons CKMB sedangkan variabel Sistolik berpengaruh negatif. Pengaruh diastolik dua kali pengaruh sistolik dalam mempengaruhi kadar CKMB. Variabel yang relatif penting dalam mempengaruhi respons FrekwensiNadi adalah variabel Trigliserid dan variabel HDL, dapat dilihat pada persamaan (4.3). Variabel

80 Trigliserid berpengaruh positif terhadap respons FrekwensiNadi sedangkan variabel HDL berpengaruh negatif. Pengaruh HDL kira-kira satu setengah kali pengaruh trigliserida dalam mempengaruhi frekwensi nadi. Variabel yang relatif penting dalam mempengaruhi respons CTR adalah variabel KolesterolTotal dan variabel HDL, dapat dilihat pada persamaan (4.4). Variabel KolesterolTotal dan variabel Sistolik berpengaruh negatif terhadap respons CTR. Pengaruh HDL kira-kira satu setengah kali pengaruh kolesterol total dalam mempengaruhi hasil rasio toraks CTR. Dari persamaan (4.5) variabel yang relatif penting dalam mempengaruhi respons BUN adalah variabel Diastolik dan variabel KolesterolTotal. variabel Diastolik berpengaruh positif terhadap respons BUN sedangkan variabel Sistolik berpengaruh negatif. Pengaruh diastolik dan kolesterol total hampir sama dalam mempengaruhi kadar BUN. Variabel yang relatif penting dalam mempengaruhi respons Kreatinin adalah variabel Diastolik dan variabel KolesterolTotal, dapat dilihat pada persamaan (4.6). Variabel Diastolik berpengaruh positif terhadap respons Kreatinin sedangkan variabel Sistolik berpengaruh negatif. Pengaruh diastolik dan kolesterol total sama dalam mempengaruhi kadar kreatinin. 4.4.4 Analisis regresi linear ganda Dari hasil analisis dengan menggunakan regresi linear multivariate didapatkan bahwa keputusannya adalah tolak H0. Oleh karena itu dilakukan analisis berikutnya, yaitu dengan menggunakan regresi linear ganda, dengan tujuan mengetahui regresi mana

81 yang bisa digunakan untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan sejumlah variabel yang sedang dipelajari. Dengan bantuan software minitab, didapatkan pendugaan parameter dan ANOVAnya. Adapun variabel-variabel yang diuji adalah sebagai berikut: 4.4.4.1 CK dengan 10 indikator faktor risiko Dari hasil pengolahan data menggunakan software minitab dimana variabel tak bebasnya CK dan variabel bebas indikator faktor risiko, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.6 Model Regresi Linear Ganda Variabel CK dengan 10 Variabel Indikator Faktor Risiko Coefficients Standard Error t Stat P-value intercept -652.49 702.71-0.929 0.357 Sistol -7.318 4.450-1.645 0.105 Diastol 19.08 6.597 2.891 0.005 K.Tot 1.178 2.185 0.539 0.592 LDL -1.304 1.742-0.749 0.457 HDL 4.828 4.838 0.998 0.322 Trigli. -0.412 1.050-0.392 0.697 Umur 2.142 8.312 0.258 0.797 GDS -0.01 1.079-0.0096 0.992 GDP 0.566 3.294 0.172 0.864 GD PP 0.270 2.506 0.108 0.915 Tabel 4.7 Tabel ANOVA Variabel CK Dengan Variabel Indikator Faktor Risiko df SS MS F F Tabel Significance F Regression 11 4644863 422260.3 1.112303 1.98 0.367 Residual 65 27143330 417589.7 Total 76 31788193

82 Hasil ANOVA pada tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung = 1.11 lebih kecil dari nilai F tabel = 1.98, berarti terima hipotesis nol, yang artinya tidak ada hubungan antara indikator penyakit jantung yang berupa kadar CK dengan 10 variabel bebas indikator faktor risiko. Namun dari hasil uji parameter regresi dengan uji t (tabel 4.6) menunjukkan bahwa ada satu faktor risiko yang nyata (taraf 5%) berhubungan dengan CK yaitu tekanan darah diastolik. 4.4.4.2 CKMB dengan 10 indikator faktor risiko Dari hasil pengolahan data menggunakan software minitab dimana variabel tak bebasnya CK-MB dan variabel bebas indikator faktor risiko, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.8 Model Regresi Linear Ganda Variabel CK-MB dengan 10 Variabel Indikator Faktor Risiko Coefficients Standard Error t Stat P-value intercept -83.69 104.9924-0.7971 0.428292 Sistol -0.729 0.66489-1.09619 0.277042 Diastol 2.375666 0.985694 2.410146 0.018785 K.Tot 0.177479 0.32651 0.543563 0.588601 LDL -0.22154 0.260205-0.85139 0.397679 HDL 0.731286 0.722824 1.011706 0.31543 Trigli. -0.12862 0.156943-0.81954 0.415471 Umur -0.07399 1.241895-0.05958 0.952676 GDS 0.051134 0.16116 0.317288 0.752042 GDP -0.09602 0.492141-0.19511 0.845916 GD PP 0.110867 0.374435 0.296091 0.768105

83 Tabel 4.9 Tabel ANOVA Variabel CK-MB Dengan Variabel Indikator Faktor Risiko df SS MS F F Tabel Significance F Regression 11 90273.94 8206.722 0.968381 1.98 0.483767 Residual 65 605939.6 9322.147 Total 76 696213.5 Hasil ANOVA dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai nilai F hitung= 0.97 lebih kecil dari nilai F tabel = 1.98, berarti terima hipotesis nol, artinya tidak ada hubungan antara indikator penyakit jantung yang berupa kadar CK-MB dengan 10 variabel bebas indikato faktor risiko.hasil uji parameter regresi dengan uji t (tabel 4.8) menunjukkan bahwa ada satu faktor risiko yang nyata (taraf 5%) berhubungan dengan CK-MB yaitu tekanan darah diastolik. 4.4.4.3 Frekwensi denyut nadi dengan 10 indikator faktor risiko Dari hasil pengolahan data menggunakan software minitab dimana variabel tak bebasnya Frekwensi nadi dan variabel bebas indikator faktor risiko, didapatkan hasil sebagai berikut:

84 Tabel 4.10 Model Regresi Linear Ganda Variabel Frekwensi Nadi dengan 10 Variabel Indikator Faktor Risiko Coefficients Standard Error t Stat P-value intercept 66.40057 25.00369 2.65563 0.009946 Sistol 0.005244 0.158342 0.033119 0.973681 Diastol 0.189811 0.234741 0.808599 0.421696 K.Tot -0.05773 0.077758-0.7424 0.460518 LDL -0.0047 0.061967-0.07581 0.939807 HDL -0.27357 0.172139-1.58926 0.116855 Trigli. 0.056045 0.037375 1.499513 0.138582 Umur 0.257721 0.295754 0.871401 0.386742 GDS -0.03577 0.03838-0.9321 0.354733 GDP -0.02212 0.117202-0.18872 0.850897 GD PP 0.077009 0.089171 0.863617 0.390974 Tabel 4.11 Tabel ANOVA Variabel Frekwensi Nadi Dengan Variabel Indikator Faktor Risiko df SS MS F F Tabel Significance F Regression 11 6824.999 620.4544 1.290905 1.98 0.250209 Residual 65 34365.42 528.6988 Total 76 41190.42 Hasil ANOVA pada tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa nilai nilai F hitung = 1.29 lebih kecil dari nilai F tabel = 1.98, berarti terima hipotesis nol, artinya tidak ada hubungan antara indikator penyakit jantung yang berupa frekwensi denyut nadi dengan 10 variabel bebas indikato faktor risiko. Hasil uji parameter regresi dengan uji t (tabel 4.8) menunjukkan bahwa tidak ada faktor risiko yang nyata (taraf 5%) berhubungan dengan Frekwensi denyut nadi.

85 4.4.4.4 CTR dengan 10 indikator faktor risiko Dari hasil pengolahan data menggunakan software minitab dimana variabel tak bebasnya CTR dan variabel bebas indikator faktor risiko, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.12 Model Regresi Linear Ganda Variabel CTR dengan 10 Variabel Indikator Faktor Risiko Coefficients Standard Error t Stat P-value intercept 52.25313 5.625164 9.289175 1.54E-13 Sistol 0.03551 0.035623 0.996845 0.322536 Diastol 0.049638 0.05281 0.939925 0.350736 K.Tot -0.03744 0.017493-2.14008 0.036106 LDL 0.010779 0.013941 0.773172 0.442224 HDL -0.11652 0.038727-3.00869 0.00373 Trigli. -0.00343 0.008408-0.40784 0.684731 Umur 0.109969 0.066537 1.652756 0.103203 GDS 0.002959 0.008634 0.342646 0.73297 GDP -0.01566 0.026367-0.59408 0.554521 GD PP 0.019291 0.020061 0.961609 0.33981 Tabel 4.13 Tabel ANOVA Variabel CTR Dengan Variabel Indikator Faktor Risiko Df SS MS F F Tabel Significance F Regression 11 889.8604 80.8964 3.325458 1.98 0.00116 Residual 65 1739.337 26.75903 Total 76 2629.197 Hasil ANOVA pada tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa nilai nilai F hitung = 3.33 lebih besar dari nilai F tabel = 1.98, berarti tolak hipotesis nol, artinya variabel CTR dan variabel indikator faktor risiko saling berhubungan. Dari uji parameter regresi dengan uji t (tabel 4.12), dimana taraf nyata 0.05 terlihat bahwa ada faktor risiko yang nyata berhubungan dengan CTR yaitu kadar kadar kolesterol total dan kadar HDL.

86 4.4.4.5 BUN dengan 10 indikator faktor risiko Dari hasil pengolahan data menggunakan software minitab dimana variabel tak bebasnya BUN dan variabel bebas indikator faktor risiko, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.14 Model Regresi Linear Ganda Variabel BUN dengan 10 Variabel Indikator Faktor Risiko Coefficients Standard Error t Stat P-value intercept 28.92047 20.53411 1.408411 0.163775 Sistol -0.128 0.130037-0.98433 0.328601 Diastol 0.422034 0.192779 2.18921 0.032178 K.Tot -0.13957 0.063858-2.18562 0.032452 LDL 0.048256 0.05089 0.948236 0.346522 HDL -0.26004 0.141368-1.83946 0.070415 Trigli. -0.01341 0.030694-0.43686 0.66366 Umur 0.27931 0.242886 1.149965 0.254372 GDS 0.024107 0.031519 0.764834 0.447138 GDP 0.064578 0.096251 0.67093 0.504643 GD PP -0.01436 0.073231-0.19612 0.845129 Tabel 4.15 Tabel ANOVA Variabel BUN Dengan Variabel Indikator Faktor Risiko df SS MS F F Tabel Significance F Regression 11 7098.209 645.2917 1.990661 1.98 0.043934 Residual 65 23177.41 356.5756 Total 76 30275.62 Hasil ANOVA pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai F hitung = 1.99 lebih besar dari nilai F tabel = 1.98, berarti tolak hipotesis nol, artinya ada hubungan antara variabel BUN dan variabel indikator faktor risiko. Dari hasil uji parameter regresi dengan uji t (tabel 4.14) menunjukkan bahwa ada faktor risiko yang nyata (taraf 5%) berhubungan dengan BUN yaitu tekanan darah diastolik dan kadar kolesterol total.

87 4.4.4.6 Kreatinin dengan 10 indikator faktor risiko Dari hasil pengolahan data menggunakan software minitab dimana variabel tak bebasnya kreatinin dan variabel bebas indikator faktor risiko, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.16 Model Regresi Linear Ganda Variabel Kreatinin Dengan 10 Variabel Indikator Faktor Risiko Coefficients Standard Error t Stat P-value intercept 1.568907 0.507491 3.091496 0.002932 Sistol -0.00017 0.003214-0.05225 0.958488 Diastol 0.009427 0.004764 1.978533 0.052109 K.Tot -0.00383 0.001578-2.4269 0.01801 LDL 0.001126 0.001258 0.895136 0.374017 HDL -0.00477 0.003494-1.36443 0.177137 Trigli. -3E-05 0.000759-0.03976 0.968407 Umur -0.00418 0.006003-0.69564 0.489133 GDS 0.001332 0.000779 1.709738 0.092085 GDP 0.001312 0.002379 0.55134 0.583291 GD PP -0,0026 0.00181-1.4378 0.155287 Tabel 4.17 Tabel ANOVA Variabel Kreatinin Dengan Variabel Indikator Faktor Risiko df SS MS F F tabel Significance F Regression 11 3.902314 0.354756 1.7917 1.98 0.073948 Residual 65 14.15697 0.217799 Total 76 18.05928 Hasil ANOVA dari tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung = 1.7917 lebih kecil dari nilai F tabel = 1.98, berarti terima hipotesis nol, artinya tidak ada hubungan antara variabel kreatinin dengan variabel indikator faktor risiko. Dari hasil uji parameter regresi dengan uji t (tabel 4.16) menunjukkan bahwa ada faktor risiko yang nyata (taraf 5%) berhubungan dengan kadar kreatinin yaitu kadar kolesterol total.