PENGEMBANGAN BUKU TEKS GEOGRAFI SMA/MA PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS POLA PERSEBARAN DAN INTERAKSI SPASIAL DESA DAN KOTA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODUL GEOGRAFI PARIWISATA BERBASIS PAKET WISATA PULAU LOMBOK SEBAGAI UPAYA MEMUPUK RASA CINTA TANAH AIR PADA MAHASISWA

PENGEMBANGAN BUKU TEKS GEOGRAFI MODEL BUKU WORLD GEOGRAPHY

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

MENGEMBANGKAN BUKU TEKS GEOGRAFI SMA PADA MATERI POLA PERSEBARAN DAN INTERAKSI SPASIAL DESA DAN KOTA MELALUI KURIKULUM 2013

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL AUDIO VISUAL UNTUK PELATIHAN PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN CHEMISTRY ELECTRONIC MODULE MATERI LARUTAN ASAM BASA KELAS XI SMA/MA

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

Pengembangan Bahan Ajar Geografi SMA/MA Kelas XII pada Kompetensi Dasar Pola Keruangan Desa dan Kota dengan Model DICK and CAREY

Pengembangan Buku Ajar Biologi Topik Ekologi Kelas Vii SMP Berbasis Penemuan Terbimbing dengan Memanfaatkan Lingkungan Kebun Sayur

Dewi Fitria Cholida, Muntholib, & Aman Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN MOBILE LEARNING BAGI PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR GEOGRAFI SMA/MA KELAS XII PADA KOMPETENSI DASAR POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA DENGAN MODEL DICK AND CAREY

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS WEB PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA N 2 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN KIMIA ASAM BASA UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS XI BERDASARKAN KURIKULUM 2013

PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GEOGRAFI BER- BASIS PENDEKATAN SAINTIFIK.

Edu Geography

PENGEMBANGAN ELECTRONIC MODULE OF CHEMISTRY MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA/MA

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU SAKU MATERI LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG UNTUK JENJANG SMP

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI

PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 3 MALANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

Edu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography.

PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL

PENGEMBANGAN MEDIA FLIP CHART UNTUK PEMBUATAN ILUSTRASI BUSANA PADA MATA PELAJARAN SENI RUPA DI MADRASAH MU ALLIMAAT MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Abstrak. Oleh: jodhi pratama, pendidikan teknik elektronika fakultas teknik universitas negeri yogyakarta,

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA.

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBANTUAN APLIKASI EVERYCIRCUIT PADA MATA PELAJARAN PENERAPAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA KELAS XI DI SMK NEGERI 2 SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Key Words: LKS, brain based learning, aljabar operation.

Windha Silviana Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

PENGEMBANGAN MONOPOLI PEMBELAJARAN IPA PENGGOLONGAN HEWAN UNTUK SISWA KELAS 4 SEKOLAH DASAR ARTIKEL JURNAL

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 2, No 2, September 2015 ( ) Tersedia Online:

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI DI SMK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DIGITAL BERLANDASKAN MODEL GUIDED-PROJECT BASED LEARNING

PENGEMBANGAN LKS BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN SAINS

PENGEMBANGAN MEDIA MOBILE LEARNING DENGAN APLIKASI SCHOOLOGY PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI MATERI HIDROSFER KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SUPLEMEN PEMBELAJARAN SUB SUB MATERI TIPE TIPE GUNUNG BERAPI UNTUK SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL UNTUK PEMBELAJARAN GAMBAR MANUFAKTUR SMK KELAS XI

Abstrak. Kata Kunci: Petunjuk praktikum, laboratorium virtual, kinerja praktikum, motivasi belajar.

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMK

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK BUKU SAKU DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 3 GUNUNG TULEH

Keywords: tourism geography modules, project based learning, coastal and marine ecotourism

THE DEVELOPMENT OF ACCOUNTING LEARNING MEDIA USING LECTORA INSPIRE IN FINANCIAL STATEMENT TOPIC OF GRADE X AT SMK NEGERI 1 MALANG

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh Ulfah Riza Lina NIM

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB DENGAN PENDEKATAN ETNOMATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR

Ely Mariana Prodi PGSD, Universitas Quality

PENGEMBANGAN TEACHING MATERIAL MATERI IKATAN KIMIA SMA KELAS X SEMESTER 1. Eugenius Ewito, Rr. Lis Permana Sari, M.Si

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN MEDIA BIYAS MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

By Ni Made Yunia Ardianti, NIM Information Technology Education Department, Ganesha Education University ABTRACT

Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY INQUIRY PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMA

Dienda Nurmaisitha *1 Sudarsini *2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR GEOGRAFI STRUKTUR BUKU CAMBRIDGE FUNDAMENTALS OF GEOGRAPHY UNTUK KELAS XI SMA/MA MATERI SEBARAN BARANG TAMBANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM, SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERPENDAKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Ary Maf ula, Amy Tenzer, Nuning Wulandari Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS WEBMATERI PROTOZOA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SISWA KELAS X SMA DI NEGERI 1 SEWON

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi. Diajukan Oleh :

PENGEMBANGAN TEKS GEOGRAFI MODEL BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) UNTUK SMP/MTS KELAS VII

Yulian Widya Saputra 1. PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SEGIEMPAT

Pengembangan Modul Mata... (Putu Darsana)1

PENGEMBANGAN BUKU TEKS DAILY CHEMS BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK SMK/MAK KESEHATAN KELAS XI SEMESTER GENAP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK KELAS VIII SMP PADA MATERI LINGKARAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL ABSTRACT

ISSN X Elementary School 3 (2016) Volume 3 nomor 1 Januari 2016 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULTIMEDIA UNTUK PEMBELAJARAN IPA SD

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS3 PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KEADAAN ALAM DI INDONESIA KELAS VII

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 BANSARI TEMANGGUNG

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) PADA MATERI KARAKTERISTIK GELOMBANG UNTUK SMA KELAS XI

Keywords: scientific approach, constructivist, Environmental Education, module.

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA UNTUK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATERI POKOK HIMPUNAN KELAS VII SMP

Transkripsi:

Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 6 Bulan Juni Tahun 2016 Halaman: 1110 1114 PENGEMBANGAN BUKU TEKS GEOGRAFI SMA/MA PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS POLA PERSEBARAN DAN INTERAKSI SPASIAL DESA DAN KOTA Akhmad Munaya Rahman, Budijanto, Singgih Susilo Pendidikan Geografi Pascasarjana-Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang. E-mail: munaya.geographyeducation@gmail.com Abstract: The purpose of this study is to produce a geography text book on the material of distribution pattern and spatial interaction of rural and urban. This study was designed with the approach of research development using the model of Dick & Carey which simplified into five phase; the first phase: setting standards competencies, basic competencies, and indicators on the geography syllabus of twelve grade. The second phase: analyzing the learning materials, the third phase: the development and preparation of geography text book, the fourth stage: validation of the expert and testing of the product, and the fifth phase: product revision of geography text book. The quality of products is known through the results of the teacher s response in school and students during the field trial. The subject of the test is the students of Private Madrasah Aliyah Bustanul Ulum. Based on the results of field trial showed that the results of the development get positive response by teacher and students with a percentage of achievement level are 88.2% and 80.2% and are on a good qualifying and ineligible for use. Keywords: geography text book, distribution pattern, spatial interaction Abstrak: Tujuan penelitian ini ialah menghasilkan buku teks geografi pada materi pola persebaran dan interaksi spasial desa dan kota. Penelitian ini didesain dengan pendekatan penelitian pengembangan yang menggunakan model Dick & Carey yang disederhanakan menjadi lima langkah, yaitu tahap pertama, menentukan SK, KD, dan Indikator pada silabus geografi kelas XII, tahap kedua: menganalisis materi pembelajaran, tahap ketiga: pengembangan dan penyusunan buku teks geografi, tahap keempat: validasi ahli dan uji coba produk, dan tahap kelima: revisi produk buku teks geografi. Kualitas produk diketahui melalui hasil tanggapan guru di sekolah dan siswa pada saat uji lapangan. Subjek uji coba yakni siswa Madrasah Aliyah Swasta Bustanul Ulum. Berdasarkan hasil uji coba lapangan menunjukkan hasil pengembangan mendapat respon yang positif oleh guru dan siswa dengan persentase tingkat pencapaian 88,2% dan 80,2% dan berada pada kualifikasi baik dan layak untuk digunakan. Kata kunci: buku teks geografi, pola persebaran, interaksi spasial Buku teks pada dasarnya ditujukan untuk menambah ilmu pengetahuan pembaca. Pesan, keterangan, dan informasi tentang ilmu pengetahuan terhimpun di dalam buku teks. Buku teks memiliki peran penting bagi guru maupun bagi siswa. Buku teks bagi guru berisi sumber pesan, keterangan, dan informasi mengenai ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan rujukan mengajar atau isi yang harus disampaikan kepada siswa. Isi buku teks berupa materi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Siswa menggunakan buku teks sebagai sumber belajar utama yang dapat meningkatkan kemampuannya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guna mencapai tujuan pembelajaran, buku teks menyediakan bahan yang sudah dipersiapkan, dipilih, dan ditentukan cakupan dan urutannya. Mata pelajaran geografi pada kelas XII untuk SMA atau MA, di antaranya mempelajari tentang konsep desa dan kota, pola persebaran desa dan kota, hubungan desa dan kota, serta interaksi spasial desa dan kota. Materi tersebut diajarkan guna mencapai kompetensi dasar menganalisis pola persebaran dan interaksi spasial antara desa dan kota. Proses untuk mencapai kompetensi dasar tersebut, maka dalam buku teks berisi materi tersebut sesuai dengan kajian geografi dalam menganalisisnya. 1110

1111 Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No. 6, Bln Juni, Thn 2016, Hal 1110 1114 Kenyataan di lapangan buku teks geografi yang beredar khususnya pada materi pola persebaran dan interaksi spasial desa dan kota seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan siswa. Penjelasan guru geografi di Madrasah Aliyah Swasta Bustanul Ulum Sungai Pandan menunjukkan bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran geografi berupa buku teks dan LKS. Kedua bahan ajar tersebut belum mendukung pembelajaran pada materi pola persebaran dan interaksi spasial desa dan kota. Bahan ajar tersebut hanya membahas secara umum tentang materi tersebut. Selain itu, pemberian ilustrasi tentang pola persebaran desa tidak sesuai dengan kondisi lingkungan belajar siswa. Ilustrasi yang diberikan masih sebatas wilayah tertentu saja yang dominan di pulau Jawa. Pemberian ilustrasi ini tidak salah, hanya saja perbedaan kondisi lingkungan membuat siswa sulit menghubungkannya dengan kehidupan mereka sehari-hari. Isi buku teks juga hanya memuat konsep dan teori pola persebaran kota dan interaksi spasial desa dan kota. Materi pada buku teks tidak menjelaskan penerapannya pada kenyataan di lapangan. Selain itu, konsep dan teori tersebut tidak diperjelas dengan pemberian contoh dan gambar bentuk pola persebaran kota. Materi yang berupa konsep kongkrit tersebut, jika disajikan dengan pemberian gambar akan memudahkan siswa memahaminya. Sebagaimana pendapat Purwanto (2010) konsep kongkrit atau simbol dari benda-benda nyata, seperti gunung, sungai, danau, dan sejenisnya tidak perlu didefinisikan seharusnya menggunakan contoh (gambar). Kompetensi dasar dijabarkan dalam materi pada buku teks masih terdapat isi yang kurang relevan dengan tujuan pembelajaran. Isi dari buku teks memuat tentang program pembangunan desa. Penjelasan materi tersebut tidak sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi siswa dapat menjelaskan pola persebaran desa. Sesuai dengan pendapat Gafur (2012) yang menyatakan bahwa jika dalam menyampaikan materi pelajaran dibatasi hanya yang relevan dan penting-penting saja, maka hasil belajar akan lebih baik. Dengan kata lain, dalam penyampaian pembelajaran, perlu dihindari menyampaikan yang tidak relevan dengan pokok pembicaraan. Materi yang tidak ada hubungannya dengan pokok pembicaraan (berupa selingan), jika terlalu banyak akan mangaburkan pokok pembicaraan. Melihat kondisi buku teks geografi yang ada saat ini dapat menyulitkan siswa dalam mengonstruksi pengetahuannya. Buku teks hanya menyajikan materi berupa konsep dan fakta, sehingga siswa hanya diberikan sekedar pengetahuan. Sebagaimana hasil penelitian tentang pencitraan buku teks geografi menunjukkan bahwa kualitas materi masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil penelitian Sumarmi (2001) tentang Pencitraan Buku Teks Geografi SMA, bahwa dalam buku Geografi harus terdapat, (1) komposisi buku teks geografi SMA didominasi fakta/data, sebagian kecil konsep, dan sangat sedikit generalisasi, (2) buku teks tersebut disusun mayoritas model deduktif, (3) masih banyak gambar yang disajikan justru tidak berfungsi, (4) kesalahan paragraf dan kalimat masih banyak ditemukan, dan (5) dengan komposisi fakta/data mendominasi, konsep sedikit, dan generalisasi sangat sedikit yang tidak mengikuti pola piramida, seperti yang dikemukakan Savage dan Armstong, maka siswa terpaksa harus banyak berhadapan dengan fakta/data yang harus dihafal sehingga apabila harus mempelajari geografi melalui buku teks yang ada, maka siswa harus memiliki kekuatan menghafal fakta/data dan konsep. Analisis kebutuhan bahan ajar perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengembangan. Tujuannya untuk mengetahui bahan ajar yang cocok atau sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Beberapa jenis bahan ajar seperti cetak, audio, audio visual, dan multimedia, maka bahan ajar cetak berupa buku teks yang cocok untuk materi pola persebaran dan interaksi spasial desa dan kota. Hal tersebut disebabkan oleh adanya sejumlah materi yang bersifat fakta, konsep, dan prosedur, meliputi; (1) pengertian desa dan kota, (2) pola persebaran desa dan kota, dan (3) teori interaksi desa dan kota. Berdasarkan uraian tersebut, mengembangkan buku teks geografi pada materi pola persebaran dan interaksi spasial desa dan kota yang sesuai dengan kebutuhan siswa sangat diperlukan. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan membawa kondisi lingkungan siswa ke dalam situasi pembelajaran melalui buku teks. Penjelasan materi tersebut tentunya akan memudahkan siswa menghubungkan pengetahunnya pada kehidupan nyata. Hal ini bertujuan untuk mempermudah siswa mencapai tujuan pembelajaran dalam menganalisis materi tersebut. Pengembangan buku teks ini dilakukan sebagai langkah untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar menjadi lebih baik. METODE Penelitian ini didesain dengan pendekatan penelitian pengembangan. Dalam hal ini, penelitian yang akan dilakukan yakni mengembangkan sebuah produk buku teks geografi pada materi pola persebaran dan interaksi spasial desa dan kota. Langkah pengembangan buku teks geografi ini, dilakukan dengan mengadaptasi model Dick & Carey (2009) menjadi 5 tahap. Adaptasi ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan pengembangan buku teks geografi di lapangan, yaitu (1) tahap pertama identifikasi standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dalam silabus bidang studi geografi untuk SMA/MA kelas XII Semester II, (2) analisis materi pembelajaran, (3) pengembangan dan penulisan buku teks geografi yang memuat komponen buku teks dari, kajian studi ilmu geografi, Depdiknas dan BSNP, (4) validasi dan uji coba buku teks geografi, dan (5) revisi produk buku teks geografi. Model penelitian pengembangan yang akan digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam kategori kontekstual karena modelnya menganalisis komponen-komponen produk yang dikembangkan berkaitan dengan karakteristik daerah Kalimantan Selatan

Rahman, Budijanto, Susilo, Pengembangan Buku Teks 1112 HASIL DAN PEMBAHASAN Validasi Ahli Materi Jumlah butir pertanyaan untuk ahli materi pada komponen buku teks geografi pada materi pola persebaran dan interaksi spasial desa dan kota berjumlah 17 butir. Dimana setiap butir diberi skor tertinggi 5 dan terendah 1. Dengan demikian, jumlah skor kriterium tertinggi (skor tertinggi x butir pertanyaan x jumlah responden), yaitu 5 x 17 x 1 = 85. Jumlah skor kriterium terendah (skor terendah x butir pertanyaan x jumlah responden), yaitu 1 x 17 x 1 = 17. Jumlah skor jawaban dari angket yang diberikan pada ahli materi terhadap komponen buku teks adalah 76. Jadi, berdasarkan data tersebut, maka penilaian ahli materi terhadap komponen buku teks (76/85 x 100%) = 89,4% dari yang diharapkan (100%). Berdasarkan data yang diperoleh dari ahli materi terhadap komponen buku teks adalah 76 atau 89,4%. Nilai ini termasuk antara kategori baik (71% 85%). Jika dikonversikan dengan tabel pengambilan keputusaan revisi produk pada bab 3, maka komponen buku teks ini berada pada kualifikasi baik dan layak dijadikan sebagai sumber belajar. Validasi Ahli Bahasa Jumlah butir pertanyaan untuk ahli bahasa tentang tanggapan terhadap buku teks geografi pada materi pola persebaran dan interaksi spasial desa dan kota berjumlah 20 butir. Dimana setiap butir diberi skor tertinggi 5 dan terendah 1. Dengan demikian, jumlah skor kriterium tertinggi (skor tertinggi x butir pertanyaan x jumlah responden), yaitu 5 x 20 x 1 = 100. Jumlah skor kriterium terendah (skor terendah x butir pertanyaan x jumlah responden), yaitu 1 x 20 x 1 = 20. Jumlah skor jawaban dari angket yang diberikan pada ahli bahasa terhadap komponen buku teks adalah 75, jadi berdasarkan data tersebut, maka penilaian ahli isi/materi pembelajaran geografi terhadap komponen modul (75/100 x 100%) = 75% dari yang diharapkan (100%). Berdasarkan data yang diperoleh dari ahli bahasa terhadap komponen buku teks adalah 75 atau 75%. Nilai ini termasuk antara kategori baik (71% 85%). Jika dikonversikan dengan tabel pengambilan keputusaan revisi produk pada bab 3, maka komponen buku teks ini berada pada kualifikasi baik dan layak dijadikan sebagai sumber belajar. Validasi Ahli Desain Pembelajaran Jumlah butir pertanyaan untuk ahli desain pembelajaran terhadap buku teks geografi pada materi pola persebaran dan interaksi spasial desa dan kota berjumlah 30 butir pertanyaan. Dimana setiap butir diberi skor tertinggi 5 dan terendah 1. Dengan demikian, jumlah skor kriterium tertinggi (skor tertinggi x butir pertanyaan x jumlah responden), yaitu 5 x 30 x 1 = 150. Jumlah skor kriterium terendah (skor terendah x butir pertanyaan x jumlah responden), yaitu 1 x 30 x 1 = 30. Jumlah skor jawaban dari angket yang diberikan pada ahli desain pembelajaran terhadap buku teks adalah 102, jadi berdasarkan data tersebut, maka penilaian ahli bahasa terhadap komponen buku teks (102/150 x 100%) = 68% dari yang diharapkan (100%). Berdasarkan data yang diperoleh dari ahli desain pembelajaran terhadap komponen buku teks adalah 68 atau 68%. Nilai ini termasuk kategori baik (61% 70%). Jika dikonversikan dengan tabel pengambilan keputusaan revisi produk pada bab 3, maka komponen buku teks ini berada pada kategori efesien dan layak dijadikan sebagai sumber belajar. Validasi Guru Jumlah butir pertanyaan untuk guru terhadap buku teks geografi pada materi pola persebaran dan interaksi spasial desa dan kota berjumlah 17 butir. Dimana setiap bitor diberi skor tertinggi 5 dan terendah 1. Dengan demikian, jumlah skor kriterium tertinggi (skor tertinggi x butir pertanyaan x jumlah responden), yaitu 5 x 17 x 1 = 85. Jumlah skor kriterium terendah (skor terendah x butir pertanyaan x jumlah responden), yaitu 1 x 17 x 1 = 17. Jumlah skor jawaban dari angket yang diberikan pada guru terhadap buku teks adalah 75, jadi berdasarkan data tersebut, maka penilaian guru terhadap komponen buku teks (75/85 x 100%) = 88,2% dari yang diharapkan (100%). Berdasarkan data yang diperoleh dari guru terhadap komponen buku teks adalah 75 atau 88,2%. Nilai ini termasuk kategori baik (71% 85%). Jika dikonversikan dengan tabel pengambilan keputusan revisi produk pada bab 3, maka komponen buku teks ini berada pada kategori efisien dan dan layak dijadikan sebagai sumber belajar. Uji Coba Kelompok Kecil Berdasarkan data, jumlah butir pertanyaan pada uji coba kelompok kecil tentang tanggapan siswa terhadap buku teks geografi pada materi pola persebaran dan interaksi spasial desa dan kota berjumlah 20 butir. Setiap butir diberi skor tertinggi 5 dan sekor terendah yaitu 1 butir diberi skor tertinggi 5 dan terendah 1. Dengan demikian, jumlah skor kriterium tertinggi (skor tertinggi x butir pertanyaan x jumlah responden), yaitu 5 x 20 x 10 = 1000. Jumlah skor kriterium terendah (skor terendah x butir pertanyaan x jumlah responden), yaitu 1 x 20 x 10 = 200.

1113 Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No. 6, Bln Juni, Thn 2016, Hal 1110 1114 Jumlah skor jawaban dari angket yang diberikan kepada siswa adalah 781. Jadi, berdasarkan data tersebut, maka uji coba kelompok kecil terhadap penggunaan buku teks adalah (781/1000 x 100% = 78,1%). dari yang diharapkan (100%). Berdasarkan data di atas, penilaian uji coba kelompok kecil terhadap buku teks geografi adalah 781 atau 78,1%. Ini termasuk diantara kategori interval (baik) dan (sangat baik), tetapi lebih mendekati interval kriteria baik. Jika dikonversikan dengan tabel pengambilan keputusan revisi produk pada bab 3, persentase tingkat pencapaian 78,1% berada pada kualifikasi baik dan layak dijadikan sebagai sumber belajar. Uji Lapangan Berdasarkan data, jumlah butir pertanyaan pada uji lapangan tentang tanggapan siswa terhadap buku teks geografi pada materi pola persebaran dan interaksi spasial desa dan kota berjumlah 20 buitr. Setiap butir diberi skor tertinggi 5 dan sekor terendah yaitu 1. butir diberi skor tertinggi 5 dan terendah 1. Dengan demikian, jumlah skor kriterium tertinggi (skor tertinggi x butir pertanyaan x jumlah responden), yaitu 5 x 20 x 15 = 1500. Jumlah skor kriterium terendah (skor terendah x butir pertanyaan x jumlah responden), yaitu 1 x 20 x 15 = 300. Jumlah skor jawaban dari angket yang diberikan kepada siswa adalah 1204. Jadi, berdasarkan data tersebut, maka uji coba kelompok kecil terhadap penggunaan buku teks adalah (1204/1500 x 100% = 80,2%). dari yang diharapkan (100%). Berdasarkan data di atas, penilaian uji lapangan terhadap buku teks geografi adalah 1204 atau 80,2%. Ini termasuk diantara kategori baik dan sangat baik, tetapi lebih mendekati interval kriteria baik. Jika dikonversikan dengan tabel pengambilan keputusan revisi produk pada bab 3, persentase tingkat pencapaian 80,2% berada pada kualifikasi baik dan dan layak dijadikan sebagai sumber belajar. Setelah buku teks divalidasi melalui angket dengan para ahli, maka akan dapat mengetahui kelemahan dari produk yang dikembangkan. Kelemahan tersebut diperbaiki secara keseluruhan. Hasil uji coba kelompok kecil dan lapangan juga dijadikan sebagai dasar dalam memperbaiki produk buku teks pada materi pola persebaran dan interaksi spasial desa dan kota. Tabel 1. Rekapitulasi Data Hasil Keseluruhan Validasi dan Uji Coba No Validator dan uji coba lapangan Persentase Kriteria 1 Ahli materi 89,4% Tidak perlu revisi 2 Ahli bahasa 75% Tidak perlu revisi 3 Ahli desain pembelajaran 68% Tidak perlu revisi 4 Guru 88,2% Tidak perlu revisi 5 Uji coba kelompok kecil 78,1% Tidak perlu revisi 6 Uji lapangan 80,2% Tidak perlu revisi Skor rata-rata 79,8% Tidak perlu revisi Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh secara keseluruhan dari validator dan uji coba, dapat disimpulkan bahwa produk buku teks hasil pengembangan tidak perlu direvisi dan layak untuk digunakan. Hal tersebut dikarenakan persentase skor yang diperoleh sebesar 79,8%. Selain itu, produk buku teks yang dikembangkan dapat diterima, baik oleh guru maupun siswa. Produk buku teks hasil pengembangan mendapat persetujuan dari para ahli dengan keputusan tidak perlu dilakukan revisi, tetapi mendapat catatan penting sebagai bahan perbaikan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil beberapa kesimpulan, yakni sebagai berikut. Pertama, berdasarkan hasil validasi para ahli, produk buku teks yang dikembangkan memiliki kualifikasi yang layak dengan persentase 89,4% dari ahli materi, 75% dari ahli bahasa, dan 68% dari ahli desain pembelajaran. Kedua, hasil uji coba kelompok kecil dan lapangan, baik respon guru dan siswa bahwa buku teks yang dikembangkan memiliki kualifikasi layak dengan persentase masing-masing sebesar 88,2%, 78,1% dan 80,2%, artinya produk buku teks yang dihasilkan dapat diterima oleh guru dan siswa. Saran Buku teks ini melalui tahap validasi ahli dan uji coba, maka disarankan melakukan pengembangan lebih lanjut. Beberapa saran pengembangan lebih lanjut sebagai berikut. Pertama, Buku teks sebaiknya dikembangkan secara utuh pada semua kompetensi dasar dan lebih dari satu kajian sehingga menghasilkan produk buku teks yang utuh dalam satu semester dan dapat digunkan secara luas. Kedua, peneliti hanya mengambil data hasil tanggapan guru dan siswa terhadap kemenarikan dan kelayakan materi, belum

Rahman, Budijanto, Susilo, Pengembangan Buku Teks 1114 sampai pada tahapan penggunaan buku teks tersebut dalam proses pembelajaran sesunggunhya. Oleh karena itu, perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas penggunaan produk dalam pembelajaran sesungguhnya. DAFTAR PUSTAKA BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Geografi SMA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. BSNP. 2013. Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dick, W., Carey, Lou and Carey, James. O. 2009. The Sistemetic Design of Instruction. New York: Addison-Wesley Educational Publications Inc. Gafur, A. 2012. Desain Pembelajaran: Konsep, Model, dan Aplikasinya Dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak. Purwanto, E. 2010. Problematika Pembelajaran Geografi (Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Geografi pada Fakultas Ilmu Sosial). Malang. Universitas Negeri Malang. Sumarmi, dkk. 2001. Pencitraan Buku Teks Geografi SMU Berdasarkan Kurikulum 1994. Malang: Lemlit Universitas Negeri Malang.