BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan program kependudukan di Kabupaten Cirebon merupakan. bagian integral dari program pembangunan Kabupaten Cirebon secara

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN LAKIP DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. frame foto kegiatan BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. SKPD), adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN KEUANGAN RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

,00 (Belanja Langsung maupun Belanja Tidak Langsung diluar belanja hibah. IV.B.11. Urusan Wajib Kependudukan dan Pencatatan Sipil

KATA PENGANTAR. Inspektorat Kabupaten Berau Inspektur, Drs. H. Suriansyah, MM Pembina Utama Muda NIP

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel...

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 116 TAHUN 2017 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170 / PMK.07/ 2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tahunan Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2017 TENTANG

UNIT LAYANAN PENGADAAN KABUPATEN OGAN ILIR POKJA PENGADAAN BARANG DAN JASA

BAB I PENDAHULUAN. Dokumen Rencana Kerja Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten. tahun yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan

TAHUN 2006 NOMOR 1 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2006

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

I. P E N D A H U L U A N. Penyusunan Rencana Kerja didasarkan pada skala prioritas dengan tetap

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada budaya organisasi. Salah satu perubahan yang terjadi secara konstan

Penjabaran dari urusan Kependudukan dan Catatan Sipil kami uraikan sebagai berikut :

2014, No Pajak Tahun Anggaran 2011 dan Tahun Anggaran 2012; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antar

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169 / PMK.07 / 2007 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMASNOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KATA PENGANTAR. Terempa, 18 Februari 2015 a.n. KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL SEKRETARIS HERYANA, SE NIP

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BAB IV PENUTUP

BUPATI CIREBON, NOMOR 11 TAHUN 2016 SERI, E. 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 T E N T A N G

NO NARASI TOLOK UKUR TARGET KINERJA

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 6 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

2012, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran

Tabel IV.B.11.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp)

2008, No c. bahwa pembentukan Kota Tangerang Selatan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyar

DINAS PENCATATAN SIPIL, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 216

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintahan daerah dan DPRD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.07/2007 TENTANG

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL

2011, No sebesar selisih antara alokasi definitif dengan jumlah dana yang telah disalurkan dari tahap I sampai dengan tahap II; c. bahwa berdasa

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 174/PMK.07/2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 024 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sehingga proses pencapaian tujuan pun terhambat. Tingkat kepedulian

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel...

BAB II PROGRAM KERJA

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA ( RENJA ) BAGIAN BINA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2014

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI GORONTALO

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 6. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 7 Tahun

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TANGERANG SELATAN DI PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TANGERANG SELATAN DI PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG

2016, No Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (L

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 09 TAHUN 2017 TENTANG

BAB III PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL TERHADAP MASYARAKAT KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PEMBUATAN KARTU KELUARGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Walikota Medan PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB V. LKPJ Tahun LKPJ Tahun

BAB I PENDAHULUAN. daerah membutuhkan sumber-sumber penerimaan yang cukup memadai. Dalam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTAJAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

Profil Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah A. Profil Bagian Pembangunan Tugas Pokok F u n g s i

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG

Rencana Kinerja Bagian Pembangunan Tahun 2015 RENCANA KINERJA

mkn Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Tinggi Agama Ambon Tahun

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 061 TAHUN 2016 TENTANG

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

Rencana Kerja (RENJA ) 2015

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan program kependudukan di Kabupaten Cirebon merupakan bagian integral dari program pembangunan Kabupaten Cirebon secara keseluruhan dalam peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pengaturan kelahiran dalam membangun dan membentuk keluarga berkualitas untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Cirebon yang sejahtera. Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana memiliki visi dan misi. Adapun Visi dari Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana adalah terwujudnya keluarga sejahtera melalui tertib administrasi dalam pengendalian penduduk serta ketahanan keluarga, sedangkan misi dari Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan penyuluhan/sosialisasi otentik diri sebagai identitas yang wajib dimiliki untuk menunjang kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD). 2. Melaksanakan Penertiban administrasi kependudukan untuk mewujudkan pelayanan yang tepat, cepat dan cermat dan menjaminnya akuntabilitas pelayanan. 3. Mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan meningkatkan kualitas pelayanan KB. 4. Meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui pemberdayaan dan penggerakan untuk meningkatkan ekonomi dan ketahanan keluarga. 1

2 Aspek pengendalian pertumbuhan penduduk dan kualitas penduduk dilaksanakan melalui peningkatan keikutsertaan dalam berkb yang mengarah pada penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang, keikutsertaan masyarakat dalam bina keluarga (bina keluarga balita, bina keluarga remaja dan bina keluarga lansia), meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berwirausaha bagi keluarga melalui wadah kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Dalam rangka penguatan kelembagaan dan jaringan KB diupayakan pengalihan pemberdayaan para petugas dan pengelolaan program dari tanggung jawab penuh pemerintah, dalam pengolahan program KB, secara bertahap oleh pengelolaan masyarakat. Demikian pula pada penanggulangan masalah program perberdayaan keluarga diarahkan agar keluarga-keluarga yang mampu melaksanakan peran dan fungsi keluarga dapat semakin meningkat. Dalam melaksanakan program-program kependudukan di atas, Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab. Untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat dibutuhkan pegawai/sumber daya manusia yang mampu mensosialisasikan program-program pemerintah kepada masyarakat yang tujuannya menyejahterakan masyarakat khususnya di Kabupaten Cirebon. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat penting dimiliki oleh setiap organisasi termasuk Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana karena sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan kemajuan sebuah organisasi/instansi. Tidak ada suatu instansi yang dapat tumbuh dan berkembang tanpa unsur manusia dengan kemampuan manajerial dan

3 moralitas kerja yang memadai. Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Pada saat yang sama, disinyalir banyak organisasi yang belum memiliki sumber daya manusia yang berkualitas seperti tercermin dalam rendahnya kinerja di Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana, seperti berikut. Jml Pegawai (orang) Tabel 1.1 Presentase Kehadiran Pegawai di Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana Bulan Maret April Mei Juni Juli Agustus Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang 62 60 60 50 42 50 42 44 40 42 38 40 32 % 96,77 96,77 80,64 67,74 80,64 67,74 70,96 64,52 67,74 59,37 64,52 51,61 Sumber: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana Kabupaten Cirebon Tahun 2005 Kehadiran pegawai Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana menurut tabel 1.1 selama enam bulan terakhir mengalami penurunan. Pada bulan Maret, kehadiran yang mendekati 100% baik absensi pada waktu pagi maupun siang menurun drastis di bulan Agustus yang hanya sebesar 64,52% di waktu pagi dan hanya 51,61% di waktu siang. Ini menandakan para pegawai kekurangan motivasi dalam melaksanakan tanggung jawab dan tugas-tugasnya di instansi ini. Penurunan kinerja pegawai di Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana Cirebon juga dapat dilihat dalam pencapaian target PAD (Pendapatan Hasil Daerah) tahun anggaran 2006 yang dibebankan pada instansi ini, target PAD yang sebesar Rp 3.415.000.000,- (tiga milyar empat ratus lima

4 belas juta rupiah) hanya tercapai sebesar Rp 2.747.231.000,- (dua milyar tujuh ratus empat puluh tujuh juta dua ratus tiga puluh satu ribu rupiah) atau hanya sebesar 80,45% dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1.2 TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA TAHUN ANGGARAN 2005 NO JENIS PENDAPATAN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) PENCAPAIAN (%) 1 AKTA 675.000.000 748.169.000 110,84 2 KTP 2.000.000.000 1.259.765.000 62,99 3 KK 675.000.000 673.882.000 99,83 4 KB 65.000.000 65.415.000 100,64 JUMLAH 3.415.000.000 2.747.231.000 80,45 Sumber: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana Kabupaten Cirebon Tahun 2006 Hal ini berbeda dengan hasil pencapaian target PAD pada tahun anggaran 2005 dimana target pencapaian sebesar Rp 2.620.000.000,- (dua milyar enam ratus dua puluh juta rupiah) dapat terealisasi sebesar Rp 2.870.000.000,- (dua milyar delapan ratus tujuh puluh juta rupiah) dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1.3 TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA TAHUN ANGGARAN 2004 NO JENIS PENDAPATAN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) PENCAPAIAN (%) 1 AKTA 509.000.000 544.000.000 106,88 2 KTP 1.570.000.000 1.659.000.000 105,48 3 KK 502.000.000 509.000.000 101,39 4 KB 49.000.000 68.000.000 138,78 JUMLAH 2.620.000.000 2.870.000.000 105,73 Sumber: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana Kabupaten Cirebon Tahun 2005 PAD mengalami penurunan karena berkurangnya pemasukan dari pajak, yang menyebabkan tunjangan pegawai kecil, sehingga berakibat pada rendahnya kesejahteraan para pegawai. Penurunan kinerja pegawai Dinas Kependudukan,

5 Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana memerlukan pemecahan karena berhubungan dengan pelayanan masyarakat dan merugikan instansi itu sendiri. Pemberian motivasi yang tepat kepada pegawai diharapkan dapat meningkatkan kembali kinerja pegawai, karena apabila pada suatu instansi sumber daya manusianya tidak termotivasi untuk mencapai kinerja yang optimal, maka akan terjadi penurunan bahkan tidak tercapainya target kerja atau output dari instansi tersebut. Rendahnya motivasi kerja menimbulkan dampak negatif terhadap kinerja, sebagaimana dikemukakan oleh Andreas Lako dalam sebuah majalah usahawan 1 Desember 2000 bahwa: Motivasi yang rendah dapat mengakibatkan beberapa hal yang negatif bagi perusahaan, antara lain seperti menurunnya produktivitas pegawai, menurunnya loyalitas pegawai terhadap perusahaan, akan terjadinya sikap indispliner pegawai dan sebagainya. Masalah rendahnya motivasi kerja pegawai pada Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana juga dikemukakan oleh salah seorang pegawai yang bekerja pada instansi tersebut. Menurut beliau bahwa motivasi kerja pegawai Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana menurun dikarenakan salah satunya adalah pada saat BKKBN diserahkan ke daerah Kabupaten Cirebon, pegawainya merasa belum ada kepastian bahwa apakah pegawai tersebut akan kehilangan jabatan yang diembannya pada saat bergabung dengan Dinas Kependudukan. Para pegawai juga masih berada pada situasi yang kurang kondusif karena belum ditempatkan dimana lokasi dia akan bekerja, sehingga mengakibatkan pegawai sedikit banyaknya merasa takut akan di mutasi ke tempat yang lebih jauh. Selain itu, faktor-faktor lain yang menyebabkan kinerja

6 pegawai menurun yang diakibatkan dari rendahnya motivasi pegawai, yaitu terlihat pada: Kurangnya sarana dan fasilitas kerja yang memadai, seperti: a. Alokasi kendaraan roda dua dan roda empat bagi pegawai dengan tugas yang sama tetapi tidak semua pegawai mendapatkan. b. Komputer yang tersedia sedikit sedangkan tugas yang harus dikerjakan sangat banyak. c. Tidak ada ruang arsip dan perpustakaan. Dana operasional yang tersedia baik dari APBD II maupun APBN kurang memadai. Kurangnya tunjangan dan bonus bagi para pegawai. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana di Kabupaten Cirebon). 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Pada sebuah instansi harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Hal tersebut adalah salah satu modal untuk kemajuan sebuah instansi. Karena dengan memiliki pegawai yang berkualitas, maka tujuan yang diinginkan oleh sebuah instansi akan tercapai dan menghasilkan output/keluaran yang berkualitas pula.

7 Dari segi sumber daya yang diperlukan, salah satunya adalah sumber daya yang memiliki tingkat motivasi yang tinggi. Dimana hal tersebut secara langsung dapat meningkatkan produktivitas instansi. Karena maju mundurnya instansi tergantung pada hasil kerja pegawainya dalam melaksanakan pekerjaan. Oleh karena itu sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang paling penting dan harus diberi perhatian. Masalah rendahnya motivasi kerja merupakan isu pembicaraan yang menarik dalam masalah ketenagakerjaan di Indonesia. Oleh karena itu baik instansi pemerintah maupun swasta perlu memberikan perhatian terhadap motivasi kerja yang dapat mendorong kearah kinerja yang tinggi dan produktivitas individu maupun instansi. Sebab rendahnya motivasi kerja bisa menimbulkan dampak negatif terhadap kinerja dan pencapaian efektivitas kerja, sebagaimana dikemukakan oleh Andreas Lako dalam sebuah majalah usahawan 1 Desember 2000 bahwa : Motivasi yang rendah dapat mengakibatkan beberapa hal yang negatif bagi perusahaan, antara lain seperti menurunnya produktivitas pegawai, menurunnya loyalitas pegawai terhadap perusahaan, akan terjadinya sikap indispliner pegawai dan sebagainya. Seperti halnya masalah yang dialami oleh Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana. Pada kantor ini terdapat beberapa fenomena yang terjadi, yaitu kurangnya motivasi kerja pegawai yang berakibat menurunnya kinerja pegawai sehingga menghambat tujuan yang telah direncanakan. Hal tersebut dapat terlihat pada:

8 Kurangnya sarana dan fasilitas kerja yang memadai, seperti: d. Alokasi kendaraan roda dua dan roda empat bagi pegawai dengan tugas yang sama tetapi tidak semua pegawai mendapatkan. e. Komputer yang tersedia sedikit sedangkan tugas yang harus dikerjakan sangat banyak. f. Tidak ada ruang arsip dan perpustakaan. Dana operasional yang tersedia baik dari APBD II maupun APBN kurang memadai. Kurangnya tunjangan dan bonus bagi para pegawai. Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya motivasi pegawai salah satunya yaitu tidak teroptimalkannya potensi-potensi baik sumber daya manusia maupun sumber daya lain yang ada di dalam instansi sehingga terjadi ketidakefisienan dan ketidakefektifan yang tercipta di dalam instansi tersebut. Padahal telah ditegaskan bahwa Manusia sebagai sumber daya pembangunan yang paling utama diantara berbagai sumber daya yang ingin kita bangun kemampuan dan kekuatannya sebagai pelaksana dan penggerak pembangunan (Ginanjar Karta Sasmita, 1997:1). Kinerja pegawai adalah ukuran untuk mengetahui sejauh mana pegawai bekerja secara optimal.. Melalui hasil penelitian kinerja, instansi dapat mengetahui kebutuhan pegawai dan pegawai pun dapat mengetahui apa kebutuhan instansi tersebut. Kegiatan evaluasi kinerja penting dilakukan oleh instansi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan seorang pegawai dalam melaksanakan

9 tugas yang dibebankan kepadanya. Selain itu instansi dapat mengetahui loyalitas, kapasitas dan karateristik pribadi pegawai, yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan personalia seperti penerapan insentif, mutasi, pemberian penghargaan dan juga bermanfaat bagi pegawai untuk dapat mengetahui kemampuan dan prestasinya serta kelemahan yang dimilikinya, untuk dijadikan acuan dalam meningkatkan kinerjanya. Dengan kinerja yang baik, maka pencapaian tujuan dan keberhasilan instansi dapat diraih. 1.2.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian seperti yang telah diuraikan di atas serta untuk mempermudah pembahasan, maka penulis perlu membatasi pokok permasalahan dengan merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran tentang motivasi kerja para pegawai pada Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana di Kabupaten Cirebon? 2. Bagaimana gambaran tentang kinerja pegawai pada Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana di Kabupaten Cirebon? 3. Seberapa besar pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana di Kabupaten Cirebon?

10 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, adapun tujuan yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh gambaran tentang motivasi kerja para pegawai pada Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana di Kabupaten Cirebon. 2. Untuk memperoleh gambaran tentang kinerja pegawai pada Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana di Kabupaten Cirebon. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana di Kabupaten Cirebon. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Setelah perumusan tujuan dapat tercapai, maka penelitian ini dapat memberikan manfaat atau kegunaan ilmiah maupun praktis. Adapun kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Kegunaan Ilmiah Secara ilmiah penulis diharapkan dapat memberikan sumbangan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia dan dapat dijadikan dasar bagi peneliti lainnya yang merasa tertarik untuk meneliti permasalahan yang sama. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait sebagai bahan informasi dan masukkan yang positif. Serta dijadikan dasar

11 pertimbangan bagi pengambilan kebijakan atau keputusan bagi instansi untuk dapat mengetahui sejauh mana fungsi motivasi dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai. Juga sebagai bahan informasi mengenai masalah kepegawaian terutama mengenai motivasi kerja dan prestasi kerja pegawai.