BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut memiliki sumber daya manusia yang menunjukkan komitmen yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budi Setiawan Marlianto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terpenting di dalamnya. Tanpa adanya manusia, organisasi tidak mungkin dapat

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

BAB I PENDAHULUAN. dengan keinginan yang tinggi untuk berbagi dan berkorban bagi organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. agar memilki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

profesional, bersih dan berwibawa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Udayana (Unud) sebagai sebuah lembaga pemerintah yang

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi kesetian dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar. meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Kinerja Pegawai Di Sekretariat Direktorat Jenderal. Pendidikan Islam Kementrerian Agama RI

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA TERGADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI BALAI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BENGAWAN SOLO DI SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan dapat mengakomodasikan setiap

BAB I PENDAHULUAN. permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan,

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mengatur dan mengelola sumber daya produktif, serta melayani,

BAB I PENDAHULUAN. ini disalahgunakan oleh penguasa Orde Baru untuk menguasai struktur birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberi perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan sistem manajamen yang dapat mendorong organisasi agar dapat

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelancaran penyelengaraan tugas pemerintah dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah tiang penyangga

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kemudahan dan pelayanan yang diberikan. Mulai dari kemudahan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi bisa berdiri diawali adanya beberapa tujuan tertentu yang hanya

II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan Definisi Kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan lingkungannya. Artinya guru memiliki tugas dan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. manusia secara profesional, di harapkan pegawai bekerja secara produktif.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan maupun swasta memegang peranan sangat penting. Tenaga kerja

I. PENDAHULUAN. terselenggaranya tata pemerintahan yang baik (good governance). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi dengan Undang-Undang

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN Otonomi daerah di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998 telah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman, motivasi, komitmen yang tinggi, disiplin diri, dan semangat kerja

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya tidak pernah hidup sendiri, akan tetapi

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB V PENUTUP. Undang Undang Nomor 7 tahun 1946 tentang peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, untuk

Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (public service. Perbaikan atau reformasi di bidang kepegawaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Penjelasan UU No.8

I. PENDAHULUAN. yang terdapat dalam organisasi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebelum atau bahkan dapat melebihi standar yang ditentukan oleh

BAB I PENGANTAR. samapta dalam rangka proses regenerasi kepemimpinan di tubuh TNI AD.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi akan dikatakan menjadi organisasi yang produktif jika visi dan misi organisasi tersebut dapat tercapai. Hal terpenting dalam pencapaian usaha tersebut apabila dalam organisasi tersebut memiliki sumber daya manusia yang menunjukkan komitmen yang maksimal. Untuk mewujudkan visi dan misi organisasi akan tercapai apabila di dalamnya terisi pegawai yang produktif, yaitu pegawai yang bersedia melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan itu. Produktivitas pegawai dapat dicapai melalui efektivitas maupun efisiensi pegawai (Robbins, 2006). Oleh sebab itu, untuk menjadi organisasi yang produktif, pengaturan dan pemberdayaan sumber daya manusia secara efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk dilakukan. Pencapaian tujuan organisasi merupakan fokus utama dibentuknya organisasi, baik organisasi bisnis maupun organisasi publik. Suatu organisasi akan berhasil mencapai tujuan dan program-programnya apabila orang-orang yang bekerja pada bidang tersebut dapat melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya masingmasing. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan organisasi. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang handal kegiatan organisasi tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan yang baik dan professional merupakan suatu hal yang menjadi bagian dari siklus hidup organisasi dalam mencapai tujuannya dan sumber daya manusia merupakan kunci pokok keberhasilan yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kemampuan organisasi dalam mengelola secara efektif sumber daya manusia yang di miliki. Hal ini didukung pendapat

Hasibuan (2000) yang menyatakan bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap organisasi. Sebaik-baiknya program yang dibuat oleh organisasi akan sulit untuk dapat dijalankan tanpa peran aktif pegawai yang dimiliki organisasi tersebut. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui arti penting pegawai dalam suatu organisasi. Tingkat keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan sangatlah tergantung dari kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Sumber daya manusia atau pegawai yang disebut berkualitas adalah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi, sehingga mampu meningkatkan komitmen organisasinya. Hal ini didukung oleh pendapat Newstrom dan Davis (1995) menambahkan bahwa komitmen organisasi merefleksikan keyakinan pegawai terhadap misi dan tujuan organisasi, keinginan untuk bekerja keras, dan terus bekerja di organisasi tersebut. Komitmen organisasi merupakan salah satu kunci yang turut menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi untuk mencapai tujuannya, karena pegawai yang memiliki komitmen kepada organisasi akan mampu menunjukkan sikap kerja yang penuh perhatian terhadap tugasnya, sangat memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas serta sangat loyal terhadap organisasi. Arthur (dalam Walani, 2010) menjelaskan bahwa pekerja yang berkomitmen tinggi akan meningkatkan keefektifan organisasional melalui keterlibatan yang tinggi dalam organisasi dan bekerja keras mencapai tujuan organisasi. Hal ini didukung oleh Robbins dan Judge (2007) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi sebagai suatu keadaan seorang pegawai memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Menurut Armstrong (dalam Yuwono, Suhariadi, Handoyo, Fajrianthi, Muhamad, dan Septarini, 2005) salah satu perilaku yang menunjukkan kayawan memiliki komitmen organisasi yang tinggi adalah keinginan untuk bertahan menjadi bagian dari organisasi. Salah satu pencapaian hasil yang maksimal dari seorang pegawai dalam suatu bidang pekerjaan

sangat sering ditentukan oleh komitmen, baik komitmen professional maupun komitmen organisasi. Luthans (1995) mengartikan komitmen organisasional sebagai sikap yang menunjukkan loyalitas pegawai dan merupakan proses berkelanjutan bagaimana seorang anggota organisasi mengekspresikan perhatian mereka kepada kesuksesan dan kebaikan organisasinya. Dalam hal ini, berarti adanya suatu kesediaan seorang atau sekelompok orang untuk melakukan suatu kegiataan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Pegawai yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan memberikan usaha yang maksimal secara sukarela untuk kemajuan organisasi. Mereka akan berusaha mencapai tujuan organisasi dan menjaga nilai-nilai organisasi. Selain itu, mereka akan berpartisipasi dan terlibat aktif untuk memajukan organisasi. Pegawai yang dimiliki komitmen yang tinggi akan bertanggung jawab dengan bersedia memberikan seluruh kemampuannya karena merasa memiliki organisasi. Rasa memiliki yang kuat akan membuat pegawai merasa berguna dan nyaman berada dalam organisasi (Yuwono, dkk, 2005). Komitmen yang tinggi menjadikan individu lebih mementingkan organisasi daripada kepentingan pribadi dan berusaha melaksanakan tugas dengan baik untuk mendukung tercapainya visi dan misi. Komitmen yang dilakukan oleh pegawai terhadap organisasi adalah sebuah refleksi perasaan seseorang terhadap organisasinya, pengakuan tentang harga yang harus dibayar bila meninggalkan organisasi dan tanggung jawab moral untuk tetap berada dalam organisasi (Allen dan Meyer, 1991). Organisasi yang berhasil merupakan organisasi yang memiliki visi dan misi yang jelas, terukur dan dapat teraktualisasi dalam kinerja organisasi. Kinerja dapat diukur dengan membandingkan hasil aktual dengan visi dan misi sebagai komitmen dari suatu organisasi. Komitmen tersebut memberikan alasan untuk melakukan suatu hal yang bermanfaat dalam organisasi. Komitmen organisasi menentukan suatu daya dari seseorang dalam mengidentifikasi keterlibatannya dalam suatu bidang organisasi, maka komitmen

organisasi akan menimbulkan rasa ikut memiliki bagi pekerjaan terhadap organisasi.meningkatkan komitmen organisasi pada sumber daya manusia mutlak diperlukan organisasi dalam mengantisipasi kemajuan dan perubahan lingkungan secara global yang dihadapi dewasa ini dan di masa yang akan datang. Khususnya bagi pegawai negeri sipil sebagai aparatur negara. Hal ini diperlukan sebagai salah satu syarat pembangunan bangsa yang mengarah pada terselenggaranya pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance). Pada penelitian ini penelitian akan dilakukan di lanud Adi Soemarmo secara umum Lanud Adi Soemarmo adalah organisasi militer. Organisasi militer adalah organisasi angkatan perang dari suatu negara yang diatur berdasarkan peraturan perundangundangan. Bentuk organisasi di militer merupakan bentuk organisasi mekanistik, formal, dan segala tugas telah ditetapkan secara jelas dari struktur dan rentang kendali yang ada. Salah satu organisasi militer yang dimiliki Indonesia yakni Tentara Nasional Indonesia (TNI), tentara adalah warga negara yang dipersiapkan dan dipersenjatai untuk tugas-tugas pertahanan negara guna menghadapi ancaman militer maupun ancaman bersenjata. Tentara Nasional Indonesia merupakan salah satu alat pertahanan negara untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) yang datang dari dalam negeri maupun dari luar negeri (dalam UU No 34 pasal 6, 2004). Tentara Nasional Indonesia dibagi menjadi tiga angkatan yakni Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU). Karakteristik seorang prajurit TNI-AD yaitu loyalitas kepada pimpinannya, hirarki terhadap kepangkatan, disiplin tinggi, bertanggung jawab atas tugasnya, profesional di bidangnya, tegas dalam bertindak, sikap dan perilaku yang menjadi panutan serta setia kepada Bangsa dan Negara (dalam Herawan, 2012). Dengan adanya hirarki terhadap kepangkatan yaitu mulai dari jenjang karir tamtama (anggota bawahan) sampai dengan

perwira (pimpinan), anggota bawahan dituntut untuk patuh dan taat terhadap perintah pimpinannya. Secara umum, Pegawai Negeri Sipil Tentara Nasional Indonesia mempunyai kedudukan atau peran sebagai komplemen TNI. Dalam arti bahwa merupakan mitra kerja yang telah disejajarkan dengan TNI, seperti tertuang dalam Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/28/X/2007 tanggal 3 Oktober 2007 tentang Petunjuk Induk Pembinaan Pegawai Negeri Sipil Tentara Nasional Indonesia. Mengacu pada konsep tersebut maka Pegawai Negeri Sipil TNI AU dan prajurit TNI AU merupakan satu kesatuan yang terpadu dan bertanggung awab dalam pelaksanaan tugas pokok TNI AU. Dengan kata lain bahwa PNS di lingkungan TNI AU merupakan bagian dari sumberdaya manusia TNI AU yang turut berperan dan mempunyai kontribusi terhadap pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan organisasi TNI AU. Diakui atau tidak bahwa keberhasilan tugas organisasi TNI AU dalam mencapai tujuan hubungan antara kepuasan tidak hanya ditentukan atau tergantung pada sekelompok orang atau unit tertentu dalam hal ini prajurit TNI AU saja melainkan oleh seluruh unsur kekuatan pendukung yang dimiliki, yang saling terkait satu dengan yang lain. Pangkalan Udara (Lanud) Adi Soemarmo merupakan salah satu pangkalan TNI Angkatan Udara yang memiliki peranan penting dalam upaya mendukung kekuatan pertahanan di udara. Lanud Adi Soemarmo adalah pelaksana langsung di bawah Komando Pendidikan TNI Komando Udara (Kodikau) yang memiliki tugas pokok sebagai penyelanggara Pendidikan Angkatan Udara, Operasi Udara, dan Pembinaan Potensi Kedirgantaraan. Lanud Adi Soemarmo sebagai salah satu instansi pemerintah yang bertugas melayani keperluan pemerintah dan masyarakat baik secara operasi maupun pendidikan prajurit tidak terlepas dari nilai-nilai komitmen organisasi yang ditanamkan.

Melihat fungsi dari Lanud Adi Sumarmo yang begitu besar sebagai pendidik angkatan udara yang bertanggung jawab sebagai penjaga garis depan Negara Kesatuan Republik Indonesia, komitmen dari pegawai Lanud Adi Sumarmo menjadi sangat penting untuk mencapai visi, misi, serta fungsi dari Lanud Adi Sumarmo. Tingkat kedisiplinan dan ketepatan dalam bekerja menjadi sangat penting dalam pelaksanaan kerjanya. Bekerja dengan tingkat kedisiplinan dan ketepatan yang tinggi bukanlah perkara yang mudah. Pegawai harus memiliki sikap dan perilaku dengan mempersepsikan nilai-nilai tersebut, guna menghadapi tantangan dan perubahan masa depan. Perubahan ini sejalan dengan tujuan organisasi untuk bisa maju dan bertahan menghadapi setiap tantangan yang menghambat perkembangan organisasi. Kemampuan mengevaluasi diri untuk menghadapi tantangan dari langkah yang telah diambilnya ini kemudian disebut efikasi diri oleh Baron & Byrne (1991). Dalam rangka mewujudkan visi bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan Good Governance, misi yang ditetapkan untuk aparatur negara adalah mewujudkan aparatur negara yang berfungsi melayani masyarakat, profesional, berdayaguna, produktif, transparan, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Pegawai Negeri Sipil sebagai salah satu unsur aparatur negara mempunyai peran yang dominan di dalam menggerakkan seluruh sumber daya secara optimal, guna tercapainya pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan tugas pembangunan yang dicita-citakan bersama. Untuk itu keselarasan antara upaya pencapaian tujuan organisasi dengan upaya memelihara motivasi agar aspirasi pengabdian Pegawai Negeri Sipil dapat dipenuhi seoptimal mungkin adalah arah yang ideal bagi pembinaan Pegawai Negeri Sipil. Adapun lingkup pembinaan kepegawaian adalah berskala nasional, dalam arti bahwa bagi semua PNS baik di pusat maupun di daerah berlaku norma, standar dan prosedur administrasi serta pembinaan kepegawaian yang sama

Pemaparan di atas menguatkan pengertian terhadap kemampuan diri yang kuat dalam suatu organisasi ini sangatlah erat hubungannya dengan efikasi diri. Efikasi diri yang dimaksud merupakan komponen kunci dari self system, yang dimaksudkan dengan efikasi diri ini bukan faktor psikis yang mengontrol tingkah laku melainkan rujukan terhadap struktur kognisi yang nantinya merancang fungsi persepsi, evaluasi, dan regulasi tingkah laku. Judge & Bono (2001) menyampaikan tentang persepsi efikasi diri dimana mampu memprediksi tingkah laku secara baik namun hal itu juga dipengaruhi oleh perasaan umum dari efikasi diri itu sendiri. Persepsi yang terjadi di dalam efikasi diri dapat mempengaruhi tantangan mana yang harus dihadapi dan bagaimana menampilkan perilaku yang lebih baik. Efikasi diri merupakan salah satu faktor yang merujuk pada keyakinan individu bahwa ia mampu mengerjakan tugasnya Efikasi diri masalah kemampuan yang dirasakan individu untuk mengatasi situasi khusus sehubungan dengan penilaian atas kemampuan untuk melakukan satu tindakan yang ada hubungannya dengan tugas khusus atau situasi tertentu. Semakin tinggi efikasi diri seseorang, semakin tinggi rasa percaya diri yang dimilikinya sehingga kemampuan untuk berhasil dalam tugas pun tercapai. Bandura (1997) lebih lanjut menjelaskan bahwa efikai diri yang kuat dapat meningkatkan prestasi dan kepribadian yang baik dalam berbagai hal. Individu yang memiliki efikasi diri tinggi, yang berarti ia yakin terhadap kemampuan diri untuk melaksanakan berbagai tugas dalam berbagai situasi, akan menganggap tugas-tugas yang sukar sebagai tantangan untuk diatasi dari pada sebagai ancaman yang harus dihindari. Pandangan seperti itu akan membantu perkembangan minat intrinsik dan memikat pada kegiatan-kegiatan yang lebih mendalam. Mereka menetapkan tujuan-tujuan yang menantang dan memelihara komitmen yang kuat terhadap tujuan tersebut, serta memotivasi diri untuk mencapainya dengan meningkatkan dan mempertahankan usaha-usaha mereka menghadapi perubahan dan kegagalan.

Bonnie dan Mark (1998) dalam penelitaiannya menunjukkan bahwa individu yang memiliki efikasi diri tinggi akan merasakan tingkat kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang lebih tinggi. Penelitian Yeongkoo (2001) juga menunjukkan keterkaitan efikasi diri yang tinggi maka kepuasan kerja, loyalitas dan komitmen organisasi yang juga tinggi. Oleh karena itu, dengan adanya hal-hal diatas pimpinan atau bagian yang menangani sumber daya manusia dalam suatu organisasi bisa senantiasa dapat mengetahui seberapa besar tingkat efikasi diri yang di miliki oleh para pegawainya sehingga dapat meningkatkan komitmen organisasi para pegawai pada organisasi. Efikasi diri yang kuat yang dimiliki individu, akan menumbuhkan sikap yang lebih positif terhadap pekerjaan. Keyakinan individu bahwa ia mampu menyelesaiakn pekerjaan dengan baik dan mengatasi berbagai kesulitan yang muncul, akan mengarahkannya pada perasaan kontrol internal yang lebih besar pada pekerjaan yang dilakukannya. Kontrol internal yang kuat atas pekerjaan yang dilakukan dapat menstimulasi perasaan diri yang lebih bermakna, individu merasa lebih bertanggung jawab, lebih terlibat dan lebih menikmati pekerjaannya dalam melakukan aktivitas pekerjaannnya. Keadaan ini merupakan cerminan komitmen organisasi yang dimiliki pegawai terhadap pekerjaannya. Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mengetahui lebih lanjut keterkaitan efikasi diri dengan komitmen organisasi yaitu PNS pada instansi Lanud Adi Soemarmo, penulis tertarik mengadakan sebuah penelitian secara langsung terhadap hal tersebut dengan judul Hubungan antara Efikasi Diri dengan Komitmen Organisasi Afektif Pegawai Negeri Sipil Lanud Adi Soemarmo

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraiakan di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan antara efikasi diri dengan komitmen organisasi afektif pada Pegawai Negeri Sipil Lanud Adi Soemarmo? C. Tujuan Penelitian ini memiliki tujuan mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan komitmen afektif Pegawai Negeri Sipil Lanud Adi Soemarmo dan mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap komitmen organisasi pada PNS Lanud Adi Soemarmo D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang hendak dicapai dari penelitian ini meliputi: 1. Manfaat Teoretis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan referensi, serta menambah pengetahuan mengenai keterkaitan dari efikasi diri dengan komitmen organisasi afektif. b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu psikologi industri dan organisai. 2. Manfaat Praktis a. Masyarakat Memberikan pengetahuan tentang efikasi diri dalam hubungannya dengan komitmen sebagai pertimbangan dalam mempersiapkan pegawai untuk mencapai tujuan organisasi b. Pemerintah

Sebagai masukan atau informasi tambahan bagi instansi pemerintah serta pihak-pihak yang berkepentingan dalam instansi pemerintah dan akan menjadi bahan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan baru pada instansi pemerintah tersebut tentang efikasi diri yang berpengaruh terhadap komitmen organisasi afektif dalam mencapai efektifitas, tujuan dan kelangsungan instansi pemerintah terutama TNI AU. c. Peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti lain untuk dapat digunakan sebagai bahan masukan sekaligus bahan perbandingan dalam mengembangkan penelitian di masa yang akan datang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Definisi Komitmen Organisasi Afektif A. Komitmen Organisasi Afektif