BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172:

BAB I PENDAHULUAN. berarti "diizinkan" atau "boleh ". Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih sering

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, teknologi dan informasi, maka semakin luas alur keluar dan

BAB IV ANALISIS STANDAR SERTIFIKASI PENYEMBELIHAN HALAL DAN URGENSINYA. A. Analisis Terhadap Standar dan Prosedur Sertifikasi Penyembelihan Halal

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup lainnya, seperti kebutuhan sandang dan papan. Secara etimologi

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1.

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan

MAKANAN HALALAN TOYYIBBAN PERSPEKTIF ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang sebagian besar dari penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara

SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II LANDASAN TEORI. dimana banyak muncul produk-produk kosmetik dengan jenis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada adanya pertambahan penduduk (Smith Adam, 1776). Dengan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang penting untuk mencapai sasaran dalam bidang kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi

FATWA MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG STUNNING, MERACUNI, MENEMBAK HEWAN DENGAN SENJATA API DAN KAITANNYA DENGAN HALAL,

MAKANAN HALAL THAYYIBAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi produk yang ditawarkan perusahaan, akan cepat sampai kepada

Pendidikan Agama Islam. Bab 10 Makanan dan Minuman dalam Islam

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN. melindungi tubuh dari penyakit (Notoatmodjo, 2003). Sebagai penduduk. untuk makan makanan yang halal dan thayyiban.

BAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan

Seleksi dan Penyembelihan Hewan Qurban yang Halal dan Baik. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI

BAB I PENDAHULUAN. yang sekarang merupakan negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. manusia saja hewan serta tumbuhanpun juga memerlukan makanan, sebab makanan

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan daging babi dan lemak babi yang dicampur dalam produk

Sadd al-dhari< ah merupakan bentuk wasilah atau perantara. Al-Syaukani

" Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu,...

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan media dewasa ini, arus informasi

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di

Barang Dagangan Yang Haram Diperjual-Belikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penyembelihan Hewan. Aspek Fikih

BAB I PENDAHULUAN. dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. dengan cara yang paling mudah. Namun, dalam tatanan kehidupan Islam telah

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL

BAB I PENDAHULUAN. Bukan hanya umat Islam di pedesaan, tetapi lebih-lebih di perkotaan. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. baik (thoyib) karena dalam Alquran Allah SWT telah memerintahkan kepada

III. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih maju, kesadaran kebutuhan nutrisi asal ternak semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pemenuhan kebutuhan manusia tidak terlepas dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara yang mendapat perhatian yang lebih besar. Pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang beragama muslim, ada hal yang menjadi aturan-aturan dan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN. PENYELENGGARA PERJALANAN UMRAH DAN HAJI PLUS (Studi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PEMALSUAN MEREK SEPATU DI KELURAHAN BLIMBINGSARI SOOKO MOJOKERTO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

syarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan produk lain baik di dalam maupun di

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

MENYAMAKAN PERSEPSI TENTANG ISLAM. Munawar Rahmat. Dosen Pendidikan Agama Islam MKDU UPI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV. A. Analisis Terhadap Bentuk-Bentuk Perlindungan Konsumen Dalam Mas}lahah

BAB V PENUTUP. Minuman Olahan yang Belum Bersertifikat Halal (Studi Kasus Pada IKM di

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia, merupakan makhluk yang paling. sempurna, dengan dikarunia akal pikiran, paling disempurnakan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. khususnya akomodasi, segmen pasarnya adalah tamu yang datang untuk

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN MENGENAI LABELISASI HALAL PADA PRODUK MAKANAN (STUDI KASUS KOTA LANGSA)

BAB I PENDAHULUAN. palsu, dan dengan begitu merasakan kehadiran Tuhan dan Keesaan-Nya, 1

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan ajaran agama dalam kehidupan. Al-Qur an menegaskan kepada

FATWA FIQIH JINAYAH : BOM BUNUH DIRI Oleh: Nasruddin Yusuf ABSTRAK

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia dalam keadaan saling membutuhkan, maka Allah

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Sebagai kebutuhan primer, maka

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Dalam hal ini yang dimaksud makanan adalah segala sesuatu. pembuatan makanan atau minuman. 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat keamanan dan dapat membahayakan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. peningkatan yang diiringi dengan kesadaran masyarakat akan pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pembangunan yang semakin berkembang seperti sekarang. ini, pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia telah banyak

SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM

Pancasila sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran Islam, salah satu aspek kehidupan yang paling penting

Waspadai Produk Gunaan dari Babi

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan aktivitas dengan semangat dan bertenaga. Dan dalam Islam, makanan merupakan tolak ukur dari segala cerminan penilaian awal yang bisa mempengaruhi berbagai bentuk perilaku manusia. Makanan bagi umat Islam tidak sekedar sarana pemenuhan kebutuhan secara lahiriyah, tetapi juga bagian dari kebutuhan spiritual yang mutlak dilindungi. Sejak dahulu umat dan bangsa-bangsa ini berbeda-beda dalam persoalan makanan dan minuman, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh, kususnya makanan yang berasal atau terbuat dari bahan binatang. Makanan dan minuman dari tumbuh-tumbuhan tidak banyak diperselisihkan di kalangan manusia. Sama halnya dengan produk hewan potong, makanan dan minuman yang berasal dari tumbuhan yang sudah mengalami proses produksi juga harus selalu menggunakan alat-alat produksi yang menjaga agar tetap terjaga kehalalannya. Islam tidak mengharamkan kecuali sesuatu yang telah berubah menjadi khamr (memabukkan), baik terbuat dari anggur, kurma, gandum, maupun bendabenda lain. Intinya, makanan atau minuman itu memabukkan. Demikian 1

2 juga Islam mengharamkan sesuatu yang menyebabkan hilangnya kesadaran dan melemahkan urat, dan segala sesuatu yang membahayakan tubuh. 1 Umat Islam harus selalu waspada terhadap perkembangan teknologi yang bisa menjadikan pangan tersebut bisa menjadikan bermacam-macam melalui proses industri, agar terhindar dari produk makanan yang haram. Dalam hal ini Islam menganjurkan bahwa untuk memakan makanan yang halal. Yang sesuai dengan firman Allah ;!"./0 '( *+,- # % & 67089 234,5 6C,? &AB > :,8;+<= (اة (١٦٨ GH( D F Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkahlangkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah 168). 2 Ayat diatas memerintahkan manusia untuk mengkonsumsi makanan dalam konteks ketaqwaan dan merangkaikan perintah konsumsi makanan dengan perintah taqwa. Rangkaian yang mengharuskan manusia untuk tetap dalam jalan ketaqwaan saat menjalankan perintah konsumsi makanan. Supaya manusia berupaya untuk menghindari makanan yang mengakibatkan siksa dan terganggunya rasa aman. Sebagai pencipta dan pemberi nikmat yang tiada terhingga kepada manusia, Allah SWT berhak menghalalkan atau mengharamkan sesuatu 1 Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, Surakarta: PT.Era Adicitra Intermedia, 2011, hlm. 36. 2 Departemen Agama RI, Al-qur an dan Terjemahnya, Bandung : CV Diponegoro, 2005, hlm. 20.

3 kepada mereka sebagaimana Ia berhak menentukan tugas-tugas dan ritualritual untuk menyembah-nya sesuai kehendak-nya. Mereka tidak berhak membantah atau melanggar. Meskipuan demikian, sebagai wujud dari rahmat atas hamba-hamba-nya maka dijadikanlah halal dan haram itu karena masuk akal, jelas dan kuat, demi kemaslahatan manusia itu sendiri. Karena itu, maka Allah SWT tidak menghalalkan kecuali yang baik-baik dan tidak mengharamkan kecuali yang buruk. Benar, bahwa Allah SWT telah mengaramkan beberapa yang baik atas kaum yahudi. Akan tetapi dilakukan sebagai hukuman atas kedurhakaan dan pelanggaran mereka terhadap kehormatan Allah. Prinsip pertama yang ditetapkan Islam : pada asalnya, segala sesuatu yang diciptakan Allah itu halal. Tidak ada yang haram kecuali jika ada nash (dalil) yang shahih (tidak cacat periwayatanya) dan sharih (jelas maknanya) dari pemilik syari at (Allah SWT) yang mengharamkanya. Jika tidak ada nash shahih seperti beberapa hadits dha if atau tidak nash sharih yang menunjukan keharamanya, maka sesuatu itu dikembalikan kepada hukum asalnya halal. 3 Firman Allah dalam dalam surat Al-Maidah 87-88. L NO IJKF P*QIR./ 0 VO T &U O S 2 *+,- Z[B > W FXY,5./0 6C, LF!Y ; \]./ NO 6C ^0 0 > '( *+,- # % & VO H` NO NO _B50 3 Yusuf Qardhawi, Op. Cit., hlm. 36.

4 (اه ٨٨ K[ Y, b&c a!au (٨٧ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apaapa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-nya. (Al-Maidah 87-88). 4 Begitupun juga dengan daging dari hewan potong, apabila dari hewan yang dipotong atau peralatan industrinya sudah diragukan kehalalanya apalagi dari hasil produk dagingnya. Semisal cara penyembelihan melalui menggelonggong (diminumi air sampai pingsan), alat yang digunakan untuk meyembelih bercampur atau habis digunakan dengan hewan haram lain, dan petugas penyembelih tidak mengetahui cara-cara penyembelihan yang sesuai dengan syari ah Islam dan masih banyak lagi yang menjadikan daging itu dikatakan haram. Seiring dengan maraknya daging dan produk makanan berasal dari hewan potong yang bisa dikatakan haram, beredar di pasar-pasar tradisional baik dari daging gelonggong, 5 daging yang berwarna pucat, dan pembuatan bakso yang dicampur dengan daging babi. Untuk mengantisipasi hal semacam itu LP POM MUI meluncurkan Sertifikat Halal pada Rumah Potong Hewan untuk menciptakan daging yang berkualitas dan sekaligus memberikan nilai ketakwaan. 4 Departemen Agama RI, Al-qur an dan Terjemahnya, Bandung : CV Diponegoro, 2005, hlm. 97. 5 M.sindonews.com/ read/ 2013/ 07/ 22/ 22/ 763706/ pedagang-ini-jual-daging-gelonggongtetelan-busuk

5 Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Semarang merupakan badan usaha yang bergerak pada jasa potong hewan mulai dari berupa kandang, tempat untuk memotong, peralatan memotong, modin (petugas yang memotong), dan lain sebagainya yang sudah sesuai syari at Islam untuk memberikan produk daging hewan potong yang berkualitas baik dan halal. RPH Kota Semarang yang sekaligus milik BUMD pemerintah Kota Semarang digunakan untuk para pengusaha hewan potong di Kota Semarang dan sekitarnya. RPH Kota Semarang sudah mempunyai sertifikat halal dari LP POM MUI Jawa Tengah untuk memberi rasa aman konsumen muslim baik dari lahir dan batin. Sertifikat Halal pada Rumah Potong Hewan, pada kenyataan belum semua RPH di Indonesia mempunyai sertifikat halal, 6 mengingat sertifikat halal itu suatu hal yang sangat penting disamping menjadikan produk daging yang berkualitas sekaligus untuk memberi perlidungan konsumen (kususnya konsumen muslim yang mengutamakan kehalalan dari produk tersebut). Untuk sebab itu sudah seharusnya semua RPH di Indonesia sudah mempunyai sertifikat halal karena selain memberi produk daging yang berkualitas juga memberi nilai ketaqwaan terhadap konsumen, merupakan momentum dimana hak-hak seorang konsumen akan sepenuhnya bisa didapatkan, yang pada mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam. 7 Di RPH Kota Semarang untuk setiap pengusaha hewan potong (jagal) secara otomatis mepunyai sertifikat halal dari LP POM MUI Jawa Tengah 6 http://www.radarlampung.co.id/read/nasional/38621-rph-bersertifikat-halal-baru-10 7 Johan Arifin, Fiqh Perlindungan Konsumen, Semarang: Rasail, 2007, hlm. 129.

6 satu persatu karena RPH Kota Semarang selain dibawah pengawasan dinas pertanian, RPH Kota Semarang juga sudah mempunyai sertifikat halal dari LP POM MUI Jawa Tengah, jadi untuk setiap konsumen (kususnya konsumen muslim) yang menggunakan produk dari pengusaha hewan potong di RPH Kota Semarang tak perlu lagi khawatir dari kehalalan hasil dari daging hewan potong di RPH Kota Semarang. Berikut tata cara penyembelihan hewan sapi di RPH Kota Semarang. 8 1. Hewan sapi yang akan dipotong minimal harus diistirahatkan 12 jam sebelum disembelih. 2. Hewan sapi yang akan disembelih (kususnya sapi) harus diatas usia 2 tahun dan bukan dari sapi betina yang produktif. 3. Alat yang digunakan untuk menyembelih harus dari alat yang tajam semisal pisau atau golok yang tajam. 4. Hewan sapi sebelum proses disembelih, modin (petugas yang menyembelih) harus membaca doa terlebih dulu sesuai syari at Islam. 5. Modin (petugas yang menyembelih) harus beragama Islam dan harus tahu tata cara penyembelihan sesuai syariat Islam. 6. Hewan sapi yang akan disembelih, ditidurkan pelan-pelan supaya tidak menyiksa sapi tersebut dengan cara mengikat di bagian kaki dan kepala. 8 Hasil Interview Dengan Bapak Al-Misbah Selaku Jagal Sapi di Rumah Potong Hewan Kota Semarang.

7 7. Hewan sapi yang sesudah disembelih, hewan sapi tersebut harus dibiarkan dulu dan dipastikan hewan tersebut benar-benar sudah mati, sebelum proses selanjutnya yaitu proses pengulitan. Dengan diadakanya Sertifikat Halal potong pada Rumah Potong Hewan diharapkan agar konsumen lebih kritis dalam memilih produk hewan potong. Dan juga berguna menarik minat daya beli konsumen pada produk hewan potong yang bersertifikat halal. Karena minat beli konsumen timbul dengan adanya produk yang berkualitas baik, aman, dan dengan pelayanan yang baik pula. Bagaimana tidak, dengan memiliki Sertifikasi Halal dari LP POM MUI dengan otomatis produk kita mendapat nilai positif dari para konsumen, dengan begitu timbul pula minat daya beli konsumen terhadap produk. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya peningkatan jumlah pemotongan sapi Rumah Potong Hewan Kota Semarang dari tahun 2006-2010. 9 Tabel 1.1 (Peningkatan Jumlah Potongan Sapi) Tahun Jumlah Sapi 2006 12.779 2007 12.857 2008 12.910 2009 13.168 2010 14.124 9 Selayang Pandang Perusda RPH & BHP Kota Semarang, hlm. 6.

8 Berdasar dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitan dengan judul Pengaruh Sertifikat Halal Terhadap Minat Konsumen Hewan Potong di Rumah Potong Hewan Kota Semarang. 1.2 Rumusan Masalah Dengan melihat latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penyusun menarik permasalahan sebagai berikut : 1. Seberapa besar pengaruh sertifikat halal terhadap minat konsumen hewan potong di rumah potong hewan Kota Semarang? 1.3 Tujuan Penulisan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Dari pokok masalah yang dirumuskan maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sertifikat halal hewan potong terhadap minat konsumen hewan di Rumah Potong Hewan Kota Semarang. 1.3.2 Manfaat Penelitian Penuis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua. Manfaat yang akan diperoleh yaitu : 1. Bagi penulis

9 Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan baru penulis yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dimasa mendatang. 2. Bagi IAIN Walisongo Semarang Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur serta refrensi yang dapat dijadikan bahan informasi bagi mahasiswa yang akan meneliti permasalah yang serupa. 3. Bagi pihak lain Penelitian ini diharapkan dapat menambah kebaikan ilmu dan refrensi pula yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang berkaitan dengan sertifikat halal. 1.4 Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini akan dibagi dalam lima bab dan diuraikan dalam beberapa sub bab, yaitu : Bab I, menguraikan latar belakang penelitian pengaruh sertifikat halal hewan potong terhadap minat konsumen hewan potong rumah pemotongan hewan kota semarang. Diuraikan pula perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Bab II, menguraikan tinjauan pustaka yang meliputi landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis, serta hipotesis. Bab III, menguraiakan metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini meliputi: jenis penelitian, jenis dan sumber data,

10 populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran serta teknik analisis data. Bab IV, menguraikan analisis data dan pembahasan yang meliputi penyajian data, analisis data dan pembahasan. Bab V, merupakan penutup yang berisi kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan dan saran-saran yang dapat dijadikan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan.