ENVIRONMENTAL VALUATION VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM & LINGKUNGAN (ESL 434) DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN PERTEMUAN 1

dokumen-dokumen yang mirip
PERSPEKTIF FILOSOFIS VALUASI EKONOMI DAN KONSEP NILAI SDAL

EFISIENSI EKONOMI dan PASAR

TUJUAN, TAHAPAN PELAKSANAAN DAN PENDEKATAN VALUASI

TIPE INSTRUMEN EKONOMI, KELEBIHAN & KEKURANGAN

. harga atas barang/jasa sulit/ tidak dapat ditentukan oleh pasar (market)

MG-3 KONSEP PENILAIAN EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Contingent Valuation Method (CVM), eksternalitas, biaya produksi dan metode

(GOODS) Anang Muftiadi

PENILAIAN EKONOMI DAN KONSEP WTP vs WTA VALUASI EKONOMI SDAL PERTEMUAN KE /2016

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai,

Fenomena Eksternalitas:

INSTRUMEN EKONOMI UNTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KULIAH VALUASI ESDAL PERTEMUAN KE

PENGERTIAN ILMU EKONOMI

Pertemuan 12 VALUASI EKONOMI SDAL 2015/2016 DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN

Eksternalitas & Barang Publik

Pengantar Ekonomi Mikro EKI 106. Chapter I: PENDAHULUAN: RAP dan Prinsip-Prinsip Dasar Ekonomi

Contingent Valuation Method (CVM)

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 )

III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN. Kebijaksanaan pembangunan nasional di sektor transportasi adalah

Fenomena Eksternalitas:

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam,

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

BAB I PENDAHULUAN. udara bersih dan pemandangan alam yang indah. Memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan seperti hutan lindung sebagai

Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Ekonomi untuk Kesehatan. Heni Wahyuni FEB UGM

Esda UC = User Cost. MCo = Kurva harga agregat dari semua firm di suatu industri (marginal extraction cost)

PENGENALAN KONSEP ANALISIS BIAYA-MANFAAT DAN LINGKUNGAN PERTEMUAN 5 VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGUNGAN 2011/2012

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP PUBLIK DALAM KEBIJAKAN DR. NIMMI ZULBAINARNI STAF PENGAJAR DEPARTEMEN PSP-FPIK, IPB

VALUASI EKONOMI OLEH : NOVINDRA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

RESOURCES ACCOUNTING VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN 2015/2016

EKONOMI WISATA (ESL 332) PERTEMUAN 2. Bagian Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor

BAB 1: EKONOMI KONSEP DASAR EKONOMI

I. PENDAHULUAN. dengan dua pertiga wilayahnya berupa perairan serta memiliki jumlah panjang garis

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mengalami perkembangan tren positif, kondisi ini menyebabkan setiap

MK. Ekonomi Kelembagaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (ESL 327)

Chandra cahyo 11/311529/Ek/18424

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMlKIRAN DAN HIPOTESIS

VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA GENETIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengantar Ekonomi Mikro

EKONOMI LINGKUNGAN Pertemuan 4 DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI & MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. berupa produk jasa lingkungan yang manfaatnya secara langsung bisa di rasakan

BAB I PENDAHULUAN. Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan

1. Konsep pertumbuhan ekonomi dalam. 2. Growth & Development dan ekstraksi SDAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan

EKONOMI PUBLIK JUNAEDI

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai mencapai

KONSEP BARANG PUBLIK KONSEP EKSTERNALITAS PUBLIC CHOICE KEGAGALAN PASAR

TINJAUAN PUSTAKA. waktu tidak tertentu. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang

VALUASI EKONOMI: UMUM. Disiapkan oleh Arianto A. Patunru Untuk Program Pelatihan Analisis Biaya-Manfaat LPEM-FEUI, 2004.

Pengantar: Perbedaan Sifat & Karakteristik Organisasi PUBLIK dengan SWASTA

EKONOMI. unlimited human s wants and needs. scarcity resources

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi. Dapat juga dikatakan bahwa sumberdaya adalah komponen dari

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Kegagalan Pasar Dan Peran Sektor Publik. Wahyudi Kumorotomo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PROYEK PERTANIAN

EVALUASI MIKRO MAKRO PROYEK PARIWISATA DAN HOSPITALITY

JURNAL PRAKTIKUM VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN DATA MAHASISWA BAGIAN EKONOMI LINGKUNGAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

Oleh : Erick E Abednego 11/315703/EK/18501

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Prinsip Ekonomi dalam Usaha Perikanan. Kuliah Ke-3 EKONOMI PERIKANAN

BAB 4 NILAI EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

THE AVERTING BEHAVIOR METHOD (ABM) VALUASI EKONOMI SDAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ekonomi lingkungan atau ilmu ekonomi lingkungan merupakan ilmu yang

KERANGKA PEMIKIRAN P 1 0 Q 1. Kurva Opportunity Cost, Consumers Surplus dan Producers Surplus Sumber : Kahn (1998)

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

III. KERANGKA TEORITIS

TINJAUAN PUSTAKA Ruang dan Penataan Ruang

36 2. Menghitung kerugian ekonomi perubahan ekologi CPAD dan tambak sekitarnya akibat kenaikan muka laut 3. Mengidentifikasi upaya peningkatan resilie

Peran Pemerintah dalam Perekonomian

REVITALISASI KEHUTANAN

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove yang dikenal sebagai hutan payau merupakan ekosistem hutan

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

BAB I PENDAHULUAN. bawah tanah. Definisi hutan menurut Undang-Undang No 41 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, produk kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang. hampir mencakup seluruh daerah tropis (RSPO, 2009).

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY SILABUS BERBASIS KKNI

BAB 8 PENUTUP. Manfaat Investasi terhadap Ekonomi

GREEN BUSINESS: Konsep dan Arah Kebijakan. Endah Murniningtyas DeputiBidanng SDA-LH Kementerian PPN/Bappenas

Mengapa perlu sektor publik?

STRUKTUR PASAR, KEGAGALAN PASAR, EKSTERNALITAS DAN PERAN KELEMBAGAAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERAN VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH DI INDONESIA Oleh: Bhimo Rizky Samudro 1)

Tantangan dan strategi pembangunan berkelanjutan melalui pengelolaan sumberdaya alam dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam & PUSPARI Universitas Sebelas. 2.Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Muhammad Fauzi, FE UI, 2010.

PDRB HIJAU (KONSEP DAN METODOLOGI )

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VALUASI LINGKUNGAN. Valuasi Lingkungan (Contingent Valuation Method) 1

Transkripsi:

ENVIRONMENTAL VALUATION VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM & LINGKUNGAN (ESL 434) DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN PERTEMUAN 1

PENDAHULUAN (1) Ahli ekonomi, philosophy dan lingkungan mempunyai pandangan yang berbeda mengenai environmental value. Menurut ahli ekonomi: Alternatif pemilihan kombinasi sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan kemakmuran tercapai tingkat kepuasan maksimum (human centered).

PENDAHULUAN (2) Menurut Ahli philosophy dan lingkungan : Pendekatan human centered tidak sesuai untuk beberapa alasan, dimana kita mungkin tidak terlalu peduli dengan dampak jangka panjang perbuatan yang dilakukan (kerusakan diri sendiri, lingkungan dan lainnya). Terdapat berbagai kelebihan dari dua sudut pandang tersebut, baik ahli ekonomi (scarcity matters) maupun ahli philosopy dan lingkungan (other things matters) memberikan arahan yang praktis dan spesifik mengenai apa yang harus dilakukan dengan sumberdaya terbatas. Divisi Ekonomi Lingkungan

PENDAHULUAN 3 Dari dua pandangan tersebut dapat disimpulkan TRADE OFF problem of choice Salah satu masalah penting yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi adalah bagaimana menghadapi trade-off antara pemenuhan kebutuhan pembangunan disatu sisi dan upaya mempertahankan kelestarian lingkungan disisi lain. Divisi Ekonomi Lingkungan

PENDAHULUAN 4 pembangunan ekonomi yang tidak memperhatikan kapasitas sumber daya alam dan lingkungan akan menyebabkan permasalahan pembangunan dikemudian hari. SDAL merupakan faktor produksi penting dalam menjalankan roda ekonomi dan pembangunan SDAL menghasilkan barang yang dapat dikonsumsi langsung dan penyedia jasa lingkungan yang memberi bentuk manfaat lain yang berasal dari fungsi ekologis sistem lingkungan

Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya alam dan lingkungan yang melimpah: Hutan, Laut, Pesisir, Pantai, Tambang, mineral, biodiversity dll. Namun bangsa Indonesia belum dapat menghargai/menilai SDAL ini secara benar dan semestinya, di luar nilai pasar Akibatnya, SDAL yang belum diapresiasi pasar memiliki nilai yang rendah, bahkan tidak bernilai sama sekali. Nilai SDAL hanya sebatas nilai pasarnya. Manusia Indonesia menjadi ignoran atas SDALnya Divisi Ekonomi Lingkungan

Perlu pemahaman agar pembangunan tetap tercipta, dan di sisi lain laju kerusakan SDAL tidak terlalu besar Penilaian Ekonomi SDAL Divisi Ekonomi Lingkungan

PENILAIAN BARANG DAN JASA LINGKUNGAN (1) Dalam mempelajari penilaian ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan perlu pemahaman mengenai eksternalitas dan barang-barang publik. EKSTERNALITAS Contoh kasus eksternalitas: efek emisi asap pabrik yang tidak dikompensasikan kepada pemilik laudry atau polusi air dari fasilitas pabrik yang tidak dikompensasikan kepada pemilik brewery.

PUBLIC GOODS PENILAIAN BARANG DAN JASA LINGKUNGAN (2) Teori ekonomi memperlihatkan bahwa barang publik akan mengalami kelangkaan kecuali jika mekanisme demand revealing (mengungkapkan kebutuhan masyarakat terhadap barang publik) dilaksanakan. Misalkan barang publik yang dipertanyakan adalah wilderness area yang bermanfaat bagi semua masyarakat. Pemerintah memutuskan sama ada area yang dilindungi tersebut tetap dilestarikan ataukah memberi izin sebuah perusahaan untuk mengambil hasil hutannya.

PUBLIC GOODS (1) Barang publik memiliki 2 aspek kritis dalam sisi konsumsinya, yaitu: 1. non-rivalrous (tidak ada persaingan) contoh: seseorang tidak perlu bersaing menghirup udara bersih untuk bernafas atau melihat pemandangan. 2. non-excludable (tidak ada pengecualian) contoh: seseorang tidak bisa dihalangi (dikecualikan) dari menghirup udara bersih.

PUBLIC GOODS (2) Dua masalah penting dengan adanya aspek-aspek diatas: 1. memproduksi barang publik secara privat tidak akan pernah menguntungkan, karena produsen tidak bisa mencegah konsumen memanfaatkan barang publik secara gratis diperlukan peran pemerintah dalam mengontrol supply barang publik. 2. bagaimana pemerintah memutuskan seberapa banyak yang harus disediakan? Dari sudut pandang ahli ekonomi, intervensi pemerintah harus mendekati fungsi pasar privat yang sempurna.

PUBLIC GOODS (3) Perbedaan barang privat dan barang publik: BARANG PRIVAT Dalam pasar privat kompetitif untuk barang ordinary, masayarakat dihadapkan pada harga yang menjelaskan seberapa banyak mereka akan membeli/ menjual. Konsumen (demander) akan membeli barang sepanjang tambahan (marginal) benefit yang didapat melebihi harga barang tersebut. Produsen (supplier) akan menyuplai barang sepanjang penerimaan yang didapat melebihi biaya (marginal) produksi.

PUBLIC GOODS (4) Terdapat penambahan permintaan secara horizontal (mis. permintaan brokoli), dan di pasar hasil marginal value brokoli akan sama dengan marginal cost. BARANG PUBLIK Dalam barang publik tidak lagi ditanyakan seberapa banyak barang tersebut akan dijual/ dibeli serta berapakah harga yang menunjukkannya? Pertanyaan yang penting dalam hal ini, seberapa banyak tambahan barang publik akan lebih bernilai bagi masyarakat, dan pada level berapakah aggregate marginal value semua konsumen akan sama dengan marginal cost? Divisi Ekonomi Lingkungan

PUBLIC GOODS (5) Dalam kasus barang publik, terdapat tambahan permintaan secara vertikal untuk (misalkan) peningkatan level CO 2 atau penyelamatan spesies yang terancam punah. Tambahan kesediaan membayar seseorang dan membandingkannya dengan marginal cost akibat adanya perbaikan akan menunjukkan sama ada kita akan melakukan perbaikan tersebut atau tidak. Terdapat permasalahan lain hal ini, yaitu akan sulit menentukan marginal willingness to pay individu yang sebenarnya (adanya bias) serta adanya permasalahan free rider. Divisi Ekonomi Lingkungan

KENAPA PERLU MENILAI JASA LINGKUNGAN (1)?? Terdapat beberapa alasan perlunya penilaian lingkungan, yaitu: 1. Cost Benefit Analysis (CBA) digunakan untuk berbagai proyek dan kebijakan. Misal: proyek irigasi, pembangunan sumberdaya air serta proyek dengan non market benefit or cost (tidak diperdagangkan). 2. Penilaian kerusakan kompensasi kerusakan lingkungan merupakan hal penting dalam valuasi lingkungan.

KENAPA PERLU MENILAI JASA LINGKUNGAN (1)?? 3. Regulatory analysis standar pengembangan kualitas lingkungan mensyaratkan adanya penilaian jasa lingkungan agar tercapai keseimbangan marginal benefit and cost. 4. Land use planning dalam perencanaan manajemen lingkungan (mis. hutan) permasalahan lingkungan perlu dipahami. Permasalahan dalam manajemen hutan untuk wisata alam adalah pemilihan waktu dan lokasi yang optimal dimana wisata alam dan forestry sekaligus bisa meningkatkan benefit.

KENAPA PERLU MENILAI JASA LINGKUNGAN (2)? 5. Natural resource accounting pengukuran ekonomi secara tradisisonal (GNP) tidak mencakup penurunan stok sumberdaya alam dan lingkungan serta perubahan nilai non market value. Pendekatan terbaru dalam akuntansi nasional dikenali sebagai green accounting atau natural resource accounting. impose 6. Bishop (2003) menyatakan bahwa terdapat kegunaan penting lainnya dalam penilaian lingkungan Konsep economic sustainability agar tercapai sustainability lingkungan. Untuk itu diperlukan batasan dalam sustainability itu sendiri, secara khusus adalah batasan dalam pengembangan industri dalam perekonomian.