VALIDASI METODE UJI KONFIRMASI SENYAWA GOLONGAN BENZODIAZEPIN DENGAN HPLC-DAD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

Wirasuta dkk. Jurnal Farmasi Udayana Vol 5, No 2, UJI KEMURNIAN ISOLAT ANDROGRAFOLID DENGAN HPLC FASE TERBALIK

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*

Uji Identifikasi Ibuprofen pada Obat Herbal dengan KLT-Spektrofotodensitometri (Temaje I G.D. B., I N.K. Widjaja, K.D. Cahyadi, Gelgel W.

VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

OPTIMASI DAN VALIDASI METODE ANALISIS SUKROSA UNTUK MENENTUKAN KEASLIAN MADU PERDAGANGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

Analisis Fenobarbital..., Tyas Setyaningsih, FMIPA UI, 2008

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

Kata kunci : deksametason, jamu pegal linu, KCKT

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi,

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan alat KCKT. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

PEMISAHAN RIFAMPISIN, ISONIAZID, DAN PIRAZINAMIDA DENGAN KLT TERIMPREGNASI PARAFIN

BAB III METODE PERCOBAAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN

RINGKASAN. Kata kunci : Optimasi; Fase Gerak; Campuran dalam Sirup; HPLC

BAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL...

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KADAR VALSARTAN DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Metode Identifikasi Indometasin dengan KLT-Spektrofotodensitometri (Wahyudhie, A.A., I N.K. Widjaja, K.D. Cahyadi, Gelgel W.

PENGEMBANGAN METODE PENETAPAN KADAR GLIBENKLAMID DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN

BAB 6 RINGKASAN PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Alat dan Bahan

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4 Hasil dan Pembahasan

PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DAN TRAMADOL DALAM TABLET ANTI NYERI DENGAN Thin Layer Chromatography (TLC)- SPEKTROFOTODENSITOMETRI ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASIKLOVIR DALAM SEDIAAN SALEP MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

LAPORAN PRAKTIKUM HPLC : ANALISA TABLET VITAMIN C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3. BAHAN dan METODE. Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT. 5. Erlenmeyer 250 ml. 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH

STUDI DEGRADASI SEDIAAN INFUS CIPROFLOKSASIN MENGGUNAKAN HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

EVALUASI KANDUNGAN VITAMIN C DALAM MADU RANDU DAN MADU KELENGKENG DARI PETERNAK LEBAH DAN MADU PERDAGANGAN DI KOTA SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

LAPORANPRAKTIKUM AnalisaTabletVitaminCdenganHPLC (High PerformanceLiquidChromatography)

PENGEMBANGAN METODE REFLUKS UNTUK EKSTRAKSI ANDROGRAFOLID DARI HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENETAPAN KADAR PARASETAMOL, KAFEIN DAN ASETOSAL DALAM SEDIAAN ORAL SECARA SIMULTAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

VALIDASI METODE ANALISIS SENYAWA CEFOTAXIME DENGAN STANDAR INTERNAL CEFADROXIL SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI ABSTRAK

VALIDASI METODE IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR TADALAFIL DALAM PERMEN KARET CINTA DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:

Penentuan Kadar Tablet Asetosal Menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) Tiffany Sabilla Ramadhani

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Alat kromatografi gas

Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3 Metodologi Penelitian

ANALISIS KARAKTERISTIK KROMATOGRAM SENYAWA AKTIF TABLET EKSTASI DENGAN METODE HPTLC-SPEKTROFOTODENSITOMETRI ABSTRAK

Validasi metode analisa penetapan kadar.(nining Sugihartini, dkk) 111

VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR METFORMIN HCl DALAM TABLET FLOATING SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

OPTIMASI FASE GERAK PADA ANALISIS CAMPURAN CIPROFLOXACIN HCL DAN METRONIDAZOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

LAPORAN PRAKTIKUM Praktikum HPLC, Analisa Tablet Vitamin C

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

PEMERIKSAAN KADAR PIRAZINAMIDA DALAM PLASMA DARAH PASIEN TB MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI OLEH: KHAIRUSSAADAH NIM

VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR α-mangostin PADA GEL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DENGAN KLT-SPEKTROFOTODENSITOMETRI

STABILITAS DAN KADAR LAMIVUDIN DALAM SEDIAAN RACIKAN PUYER PADA BERBAGAI WAKTU PENYIMPANAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

VALIDASI METODE ANALISIS PENENTUAN KADAR HIDROKINON DALAM SAMPEL KRIM PEMUTIH WAJAH MELALUI KLT-DENSITOMETRI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan

LAPORAN PRAKTIKUM 8 PRAKTIKUM HPLC ANALISA TABLET VITAMIN C

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENETAPAN KADAR CEFADROXIL DALAM SEDIAAN KAPSUL DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama Mata Kuliah : Kromatografi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR NISTATIN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI DAN APLIKASINYA DALAM SEDIAAN SALEP SKRIPSI

Transkripsi:

VALIDASI METODE UJI KONFIRMASI SENYAWA GOLONGAN BENZODIAZEPIN DENGAN HPLC-DAD Khatija Taher Ali 1, Ni Made Pitri Susanti 1, I M.A.G. Wirasuta 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 0361-703837 *Corresponding author: mgelgel1@yahoo.de ABSTRAK Telah dilakukan validasi metode uji konfirmasi senyawa golongan benzodiazepin, yang meliputi spesifisitas, selektivitas, presisi, ketahanan (robustness), serta sensitivitas dengan HPLC-DAD. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode uji konfirmasi yang telah tervalidasi untuk senyawa golongan benzodiazepin. Penelitian dilakukan terhadap senyawa nitrazepam, bromazepam, flurazepam, klordiazepoksida, dan diazepam. Sistem kromatografi yang digunakan adalah fase diam kolom Luna C8-strong cation exchange dengan fase gerak campuran dapar fosfat 0,05 M ph 3 dan asetonitril 90% (68,5:31,5, v/v). Sistem ini menghasilkan pemisahan yang spesifik, selektif, dan seksama untuk semua senyawa uji, namun tidak senstitif dan tidak tahan (robust). Kata kunci: HPLC-DAD, benzodiazepin, uji konfirmasi 1. PENDAHULUAN Penyalahgunaan psikotropika di Indonesia merupakan masalah yang mengkhawatirkan. Salah satu golongan obat psikotropika yang sering disalahgunakan adalah golongan benzodiazepin (BNN, 2008). Overdosis benzodiazepin dapat menyebabkan depresi pada sistem saraf pusat dan sering menyebabkan kematian (Yokchue, 2004). Analisis penyalahgunaan obat diawali dengan pemeriksaan pendahuluan (screening test), yang kemudian dilanjutkan dengan uji konfirmasi. Uji konfirmasi dalam analisis obat melibatkan metode kromatografi (umumnya dengan deteksi secara spektroskopik) untuk menentukan satu atau lebih senyawa tunggal dan digunakan sebagai analisis lanjutan untuk memastikan hasil dari uji imunokimia. High Performance Liquid Chromatography-Diode Array Detector (HPLC- DAD) merupakan salah satu metode kromatografi yang dapat digunakan dalam uji konfirmasi (SCDAT, 2011). HPLC-DAD telah banyak dimanfaatkan untuk uji konfirmasi (Lambert et al., 1997; Moffat et al., 2005; Schonberg, 2008). Pengembangan metode uji konfirmasi dengan HPLC-DAD untuk senyawa psikotropika yang termasuk ke dalam golongan benzodiazepin telah dilakukan sebelumnya untuk memperoleh sistem pemisahan dan deteksi yang optimal (Syarifudin, 2012). Pada penelitian tersebut, dilakukan optimasi fase gerak dengan memvariasikan polaritas dan ph fase gerak pada fase diam C 8 -cation exchange. Suatu metode analisis harus dievaluasi dan diuji untuk menjamin validitas data yang dihasilkan. Uji validasi yang perlu dilakukan terhadap metode analisis untuk uji konfirmasi dalam sampel biologis adalah spesifisitas, selektivitas, presisi, batas deteksi, dan stabilitas (UNODC, 2009). Selain itu, juga perlu dilakukan uji ketahanan metode (Snyder, 2010). Pada penelitian ini, akan dilakukan validasi metode uji konfirmasi senyawa psikotropika golongan benzodiazepin dengan HPLC-DAD yang telah dikembangkan sebelumnya oleh Syarifudin (2012). 2. METODE PENELITIAN 2.1 Bahan Penelitian Bahan kimia dan pelarut yang digunakan pada penelitian ini mempunyai derajat kemurnian pro analisis (Merck-Germany), antara lain: metanol, kalium dihidrogen fosfat (KH 2 PO 4 ), natrium hidroksida (NaOH), dan asetonitril. Air yang digunakan dalam melarutkan bahan dan pencucian kolom HPLC adalah Water for Irrigation (WFI) (PT. Otsuka Indonesia). Bahan yang diteliti adalah bromazepam, klordiazepoksid, flurazepam, diazepam, dan nitrazepam yang diperoleh dari Badan Pengawas Obat dan 1

Makanan (BPOM) dan Laboratorium Forensik Poltabes Denpasar. 2.2 Alat Penelitian Alat yang digunakan meliputi alat-alat gelas yang umum dipakai dalam laboratorium analitik, seperti pipet ukur (IWAKI Pyrex), labu ukur (IWAKI Pyrex), gelas beker (IWAKI Pyrex), Erlenmeyer (IWAKI Pyrex), dan vial. Selain itu, juga digunakan tabung Effendorf, pipet mikro, timbangan analitik (AND), ballfiller, oven (Memmert), alat pengaduk mekanik (Ika vibrax VXR basic), Erlenmeyer vakum, pompa vakum (Gast), dan ph-meter (Oakton). Kromatografi dilakukan dengan HPLC Shimadzu LC-20AT dengan kolom Luna C 8 -SCX TM (150 4,6 mm i.d, ukuran partikel 5 μm), syringe LC manual 100 µl, dan Diode Array Detector (SPD-M20A). 2.3 Prosedur Penelitian 2.3.1 Penyiapan Larutan A. Larutan Dapar Fosfat 0,05 M ph 3,0 Ditimbang 0,6804 g KH 2 PO 4, dilarutkan dengan WFI sedikit demi sedikit sampai larut, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Ke dalam labu ukur, ditambahkan WFI hingga tanda batas dan dikocok hingga homogen. Larutan KH 2 PO 4 ini kemudian diatur ph-nya dengan penambahan larutan asam fosfat 85% v/v secara hati-hati hingga ph larutan mencapai 3 menggunakan ph-meter. B. Larutan Baku Stok 1 mg/ml Ditimbang masing-masing 10 mg senyawa bromazepam, nitrazepam, flurazepam, diazepam, dan klordiazepoksida, dan masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml yang berbeda. Ke dalam masing-masing labu ukur, ditambahkan sedikit metanol sampai larut. Kemudian, ditambahkan metanol sampai tanda batas, dan dikocok hingga homogen. C. Larutan Baku Kerja 100 µg/ml dan 10 µg/ml Masing-masing larutan baku stok 1 mg/ml dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml yang berbeda. Ke dalam masingmasing labu ukur, ditambahkan metanol sampai tanda batas, dan dikocok hingga homogen. Diperoleh larutan masing-masing senyawa dengan konsentrasi 100 µg/ml. Masing-masing larutan 100 µg/ml dipipet sebanyak 1 ml lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml yang berbeda. Ke dalam masing-masing labu ukur, ditambahkan metanol sampai tanda batas, dan dikocok hingga homogen. Diperoleh larutan masing-masing senyawa dengan konsentrasi 10 µg/ml. D. Larutan Campuran Senyawa Golongan Benzodiazepin 10 µg/ml Dipipet sebanyak 1 ml larutan baku stok 100 µg/ml senyawa bromazepam, diazepam, flurazepam, klordiazepoksida, dan nitrazepam, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml. Ke dalam labu ukur, ditambahkan metanol hingga tanda batas dan dikocok hingga homogen. 2.3.2 Pemilihan Sistem Kromatografi A. Pemilihan Fase Gerak Fase gerak dipilih berdasarkan pada sistem terbaik yang telah ditentukan oleh peneliti lain, yaitu campuran dapar fosfat 0,05 M ph 3 dan asetonitril 90% dalam air dengan perbandingan 68,5:31,5 %v/v (Syarifuddin, 2012). B. Pemilihan panjang Gelombang Pengukuran Panjang gelombang pengukuran dipilih berdasarkan panjang gelombang dimana setiap komponen analit memberikan respon deteksi yang terbaik. 2.3.3 Uji Validasi Metode A. Spesifisitas, Selektivitas, dan Presisi Masing-masing larutan baku dan larutan campuran dengan konsentrasi 10 µg/ml diinjeksikan sebanyak 20 µl ke dalam sistem HPLC-DAD dengan laju alir 1 ml/menit. Masingmasing larutan diinjeksikan sebanyak tiga kali. Spesifisitas ditentukan dari nilai indeks kemurnian puncak dan indeks kesesuaian spektrum puncak sedangkan selektivitas ditentukan dari nilai selektivitas (α) dan resolusi (Rs) antar puncak. Perhitungan presisi untuk larutan campuran baku dilakukan terhadap waktu retensi, waktu retensi relatif, dan faktor kapasitas dari masing-masing senyawa. Presisi dinyatakan sebagai standar deviasi (SD) dan koefisien variansi (KV). B. Batas Deteksi (Limit of Detection/LOD) Disiapkan larutan seri konsentrasi yang terdiri dari 6 konsentrasi yang berbeda. Larutan seri konsentrasi diinjeksikan sebanyak 20 µl ke dalam sistem HPLC-DAD dengan laju alir 1 ml/menit. Proses tersebut dilakukan sebanyak tiga kali untuk masing-masing larutan. Dibuat grafik antara konsentrasi dan AUC rata-rata dari tiga kali pengulangan masing-masing komponen dan ditentukan persamaan regresi liniernya 2

(y=bx+a). Dari persamaan regresi linier, dihitung nilai simpangan baku residual S(y/x). LOD ditentukan menggunakan persamaan: 3 S ( y / x) LOD = b C. Ketahanan (Robustness) Uji ketahanan metode pada kolom Luna C 8 - SCX TM dilakukan terhadap perubahan kondisi kolom, yaitu penuaan kolom (ageing). Masingmasing larutan baku dan larutan campuran dengan konsentrasi 10 µg/ml diinjeksikan ke dalam sistem HPLC-DAD dengan fase gerak campuran dapar fosfat 0,05 M ph 3,0 dan asetonitril 90% dalam air (68,5:31,5 %v/v). Masing-masing larutan diinjeksikan sebanyak tiga kali. Parameter yang dianalisis adalah waktu retensi relatif. Hasil analisis dibandingkan dengan data sebelum kolom mengalami penuaan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pemilihan Panjang Gelombang Pengukuran Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Syarifudin (2012), panjang gelombang yang memberikan serapan optimal untuk senyawa golongan benzodiazepin adalah 240 nm. 3.2 Penentuan Validasi Metode 3.2.1 Spesifisitas dan Selektivitas Kromatogram hasil pemisahan campuran senyawa golongan benzodiazepin ditunjukkan pada Gambar A.1. Gambar A.1 Kromatogram pemisahan campuran senyawa golongan benzodiazepin dengan Luna C 8 -SCX TM Keterangan: 1 = nitrazepam, 2 = bromazepam, 3 = flurazepam, 4 = klordiazepoksida, 5 = diazepam Identifikasi setiap puncak kromatogram dilakukan dengan mencocokkan parameter waktu retensi dan spektrum masing-masing puncak dengan senyawa tunggal. Hasil uji spesifisitas pemisahan campuran senyawa golongan benzodiazepin ditunjukkan pada Tabel B.1. Tabel B.1. Hasil Uji Spesifisitas Campuran Senyawa Golongan Benzodiazepin, dengan kolom Luna C 8 -SCX TM Senyawa t R Rata-rata ± SD (%KV) PPI Rata-Rata ± SD SI Rata-Rata ± SD Nitrazepam 2.673 ± 0,011 (0,396) 0.999 ± 0,001 0,999 ± 0,000 Flurazepam 3.804 ± 0,010 (0,259) 0.999 ± 0,001 0,999 ± 0,000 Bromazepam 4.037 ± 0,030 (0,741) 0.999 ± 0,001 0,999 ± 0,000 Klordiazepoksida 12.051 ± 0,048 (0,400) 0.999 ± 0,001 0,999 ± 0,000 Diazepam 18.422 ± 0,084 (0,456) 0.998 ± 0,001 0,999 ± 0,000 Keterangan: t R = waktu retensi, PPI = Peak Purity Index (indeks kemurnian puncak), SI = Similarity Index (Indeks kesesuaian spektrum), SD = Standar Deviasi, KV = Koefisien Variansi Menurut Moffat et.al. (2005), dua spektrum senyawa dikatakan identik apabila nilai SI 0,999. Pada kasus puncak yang berhimpit sebagian, nilai SI >0,990 sudah dapat menjadi kriteria identifikasi. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka semua spektrum memenuhi kriteria identik. Pada semua puncak tidak terdeteksi adanya pengotor. Mengacu pada ketentuan yang diberikan Stahl (2003) mengenai kemurnian puncak, maka nilai PPI semua puncak senyawa memenuhi rentang 3

nilai yang dipersyaratkan, yaitu 0,995. Berdasarkan hal tersebut, maka sistem pemisahan yang digunakan mampu menghasilkan puncak yang murni mengandung satu senyawa. Nilai resolusi (Rs) dan faktor selektivitas (α) dari puncak-puncak yang berdekatan pada campuran senyawa golongan benzodiazepin dapat dilihat pada Tabel B.2. Tabel B.2. Hasil Uji Selektivitas Campuran Senyawa Golongan Benzodiazepin dengan Kolom Luna C 8 -SCX TM Puncak Senyawa α rata-rata ± SD Rs rata-rata ± SD Nitrazepam dan Flurazepam 1,955 ± 0,010 7,825 ± 0,306 Flurazepam dan Bromazepam 1,101 ± 0,008 1,375 ± 0,061 Bromazepam dan Klordiazepoksida 4,145 ± 0,031 20,830 ± 0,155 Klordiazepoksida dan Diazepam 1,603 ± 0,002 8,670 ± 0,018 Keterangan: α = selektivitas puncak yang berdekatan, Rs = Resolusi puncak yang berdekatan, dan SD = Standar Deviasi Menurut Snyder et al. (2010), puncak dikatakan selektif apabila menghasilkan nilai α >1. Meyer (2010) menyatakan bahwa dua puncak dengan Rs =1 tidak sepenuhnya terpisah, namun masih dapat teridentifikasi. Mengacu pada ketentuan yang ditetapkan oleh Snyder et al. (2010) dan Meyer (2010), maka nilai α dan Rs yang dihasilkan semua puncak memenuhi kriteria selektif. Spesifisitas metode ditentukan oleh indeks kemurnian puncak dan indeks kesesuaian spektrum, sedangkan selektivitas metode ditentukan oleh faktor selektivitas dan resolusi puncak yang berdekatan. Berdasarkan nilai SI spektrum, PPI, α, dan Rs, sistem pemisahan menggunakan kolom Luna C 8 -SCX TM dengan fase gerak campuran dapar fosfat 0,05 M ph 3,0 dan asetonitril 90% (68,5:31,5 %v/v) spesifik dan selektif dalam memisahkan senyawa-senyawa dalam campuran golongan benzodiazepin. 3.2.2 Presisi Pada analisis senyawa tunggal maupun campuran dengan pengulangan sebanyak 3 kali, diperoleh KV <2% untuk waktu retensi, faktor kapasitas, dan waktu retensi relatif (Tabel B.3. dan Tabel B.4.). Tabel B.3. Presisi Waktu Retensi Campuran Senyawa Golongan Benzodiazepin dengan Kolom Luna C 8 -SCX TM Puncak Pengulangan I II III Rata-Rata ± SD %KV Nitrazepam 2,662 2,675 2,683 2,673 ± 0,011 0,396 Flurazepam 3,793 3,807 3,812 3,804 ± 0,010 0,259 Bromazepam 4,005 4,043 4,064 4,037 ± 0,030 0,741 Klordiazepoksida 11,999 12,061 12,094 12,051 ± 0,048 0,400 Diazepam 18,325 18,464 18,476 18,422 ± 0,084 0,456 Keterangan : SD = Standar Deviasi, KV = Koefisien Variansi Tabel B.4. Presisi Waktu Retensi Relatif dan Faktor Kapasitas Campuran Senyawa Golongan Benzodiazepin dengan Kolom Luna C 8 -SCX TM Puncak Senyawa Parameter Pengulangan I II III Rata-Rata ± SD %KV Nitrazepam RRT 1,000 1,000 1,000 1,000 ± 0,000 0,000 k 0,787 0,798 0,802 0,795 ± 0,008 0,995 Flurazepam RRT 1,965 1,954 1,946 1,955 ± 0,010 0,500 k 1,546 1,558 1,560 1,555 ± 0,008 0,510 Bromazepam RRT 2,146 2,152 2,157 2,152 ± 0,005 0,251 k 1,688 1,717 1,729 1,711 ± 0,021 1,243 Klordiazepoksida RRT 8,967 8,907 8,882 8,919 ± 0,044 0,488 k 7,053 7,106 7,122 7,094 ± 0,036 0,509 Diazepam RRT 14,364 14,302 14,227 14,298 ± 0,069 0,481 k 11,299 11,409 11,408 11,372 ± 0,063 0,557 Keterangan : RRT = Relative Retention Time (waktu retensi relatif), k = faktor kapasitas SD = Standar Deviasi, KV = Koefisien Variansi 4

Nilai KV waktu retensi analit yang berada di bawah 2% menunjukkan sistem HPLC memiliki presisi waktu retensi yang baik dalam pemisahan (Snyder et al., 2010). Berdasarkan hal tersebut, maka sistem pemisahan dengan kolom Luna C 8 - SCX TM dengan fase gerak campuran dapar fosfat 0,05 M ph 3,0 dan asetonitril 90% (68,5:31,5 %v/v) memberikan presisi yang baik dan memenuhi ketentuan untuk pemisahan campuran senyawa golongan benzodiazepin. 3.2.3 Ketahanan Uji ketahanan dilakukan terhadap parameter penuaan kolom. Waktu retensi relatif masingmasing puncak yang dianalisis dengan kolom yang telah mengalami penuaan fase diam dengan pengulangan sebanyak 3 kali ditunjukkan pada pada Tabel B.5. Tabel B.5. RRT Campuran Senyawa Golongan Benzodiazepin dengan Kolom Luna C 8 - SCX TM yang Mengalami Penuaan Puncak Senyawa RRT Rata-Rata ± SD %KV Nitrazepam 1.000 ± 0,000 0.000 Flurazepam 2.307 ± 0,047 2.038 Bromazepam 2.207 ± 0,045 2.052 Klordiazepoksida 8.875 ± 0,137 1.540 Diazepam 13.198 ± 0,276 2.088 Keterangan: RRT = Relative Retentin Time (waktu retensi relatif), SD = Standar Deviasi, KV = Koefisien Variansi Pada Tabel B.5. Terlihat bahwa hanya klordiazepoksida yang memberikan nilai KV <2%, sedangkan senyawa lainnya memberikan nilai KV >2%. Hal ini berarti bahwa kolom yang mengalami penuaan tidak memberikan presisi yang yang baik sehingga tidak dapat digunakan untuk uji konfirmasi. Nilai RRT pada kolom yang telah mengalami penuaan tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi puncak karena jauhnya perbedaan yang diberikan terhadap RRT kolom normal. 3.2.4 Sensitivitas Nilai LOD untuk senyawa golongan benzodiazepin ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel B.6. LOD Golongan Benzodiazepin dengan Kolom Luna C 8 -SCX TM Senyawa LOD (µg/ml) Nitrazepam 1,318 Flurazepam 1,620 Bromazepam 1,434 Klordiazepoksida 1,456 Diazepam 1,550 Keterangan : LOD = Limit of Detection (batas deteksi) Cutoff Untuk Uji Konfirmasi 0,3 µg/ml Pada tabel tersebut, terlihat bahwa nilai LOD senyawa golongan benzodiazepin berada di atas nilai cutoff. Clinical Reference Laboratory (2006) menyebutkan bahwa nilai cutoff adalah konsentrasi terendah dari suatu senyawa dalam urin agar dapat dideteksi. Penetapan nilai cutoff didasarkan atas konsentrasi minimum senyawa dalam urin pada dosis normal. Berdasarkan hal tersebut, sistem pemisahan menggunakan kolom Luna C 8 -SCX TM dengan fase gerak campuran dapar fosfat 0,05 M ph 3,0 dan asetonitril 90% (68,5:31,5 %v/v) tidak sensitif untuk analisis senyawa golongan benzodiazepin 4. KESIMPULAN Uji konfirmasi dengan kolom Luna C 8 - SCX TM menggunakan fase gerak campuran dapar fosfat 0,05 M ph 3,0 dan asetonitril 90% (68,5:31,5 %v/v) spesifik, selektif, dan seksama, namun tidak tahan pada keadaan kolom yang mengalami penuaan dan tidak sensitif untuk campuran senyawa golongan benzodiazepin. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak I Nyoman Kadjeng Widjaja, M.Si., Apt., dan Ibu Luh Putu Mirah Kusuma Dewi, SF., Apt. sebagai reviewer, serta Kadek Duwi Cahyadi, S.Farm., M.Si., Apt., Agus Didik Sudiandika, S.Farm., Made Chandra Wrasmitha Dewi, S.Farm., Teguh 5

Kurnia, S.Farm., I Putu Adi Kusuma, S.Farm, dan Syarifudin, S.Farm., atas segala bantuan teknis, informasi, saran, dan dukungannya. DAFTAR PUSTAKA Badan Narkotika Nasional. (2008). Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Narkotika, Psikotropika dan Obat Berbahaya. Jakarta: BNN. hal. 1-2. Clinical Reference Laboratory. (2006). The 10 Most Common Drug of Abuse. Kansas: Clinical Reference Laboratory. p. 3. Lambert, W.E, J.F. Van-Bocxlaer, and A.P. De- Leenheer. (1997). Potential of High- Performance Liquid Chromatography with Photodiode Array Detection in Forensic Toxicology. J. Chromatogr. B, 689: 45-53. Meyer, Veronica R. (2010). Practical High- Performance Liquid Chromatography 5 th ed. St. Gallen: John Wiley and Sons, Ltd. p. 23-25. Moffat, C. A., M. D. Osselton, and B. Widdop. (2005). Clarke s Analysis of Drugs and Poisons (Electronic Edition). London: Pharmaceutical Press. SCDAT. (2011). Guidelines for Drugs of Abuse Testing. Vienna: SCDAT. p. 18. Schonberg, von Lena. (2008). Development of a Screening System for the Determination of Compounds in Urine by Automated On-line Extraction HPLC-DAD for Toxicological Analysis. Dissertation. Natural Sciences I/Life Sciences-Martin-Luther University, Halle-Wittenberg. p. 2, 89. Snyder, L.R., J.J. Kirkland, and J.W. Dolan. (2010). Introduction to Modern Liquid Chromatography 3 rd ed. Hoboken: John Wiley and Sons Inc. p. 25-26, 165-166, 516-518. Stahl, Mark. (2003). Peak Purity Analysis in HPLC and CE Using Diode Array Technology. Boeblingen: Agilent Technology. p.1-16. Syarifudin. (2012). Uji Konfirmasi Senyawa Golongan Benzodiazepin Menggunakan HPLC-DAD (Skripsi). Jurusan Farmasi- Fakultas MIPA-Universitas Udayana, Jimbaran. hal. 28-35. United Nation Office on Drugs and Crimes. (2009). Guidance for The Validation of Analytical Methodology and Calibration of Equipment Used for Testing of Illicit Drugs in Seized Materials and Biological Specimens. Vienna: United Nations. p. 8-12, 37. Yokchue, Tanasiri. (2004). Analysis of 15 Benzodiazepines in Blood by HPLC. Thesis. Forensic Science-Faculty of Graduate Studies-Mahidol University, Bangkok. p. 1-4. 6