I. PENDAHULUAN. berat Indonesia berkembang pesat. Bahkan untuk wilayah Asia Tenggara,

dokumen-dokumen yang mirip
2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI ALAT BERAT DI INDONESIA

2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI ALAT BERAT DI INDONESIA

2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI ALAT BERAT DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. yang melibatkan para investor dan kontraktor asing. Kalau jumlah proyek-proyek skala besar yang berorientasi jangka panjang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri pertambangan batubara dan mineral, dengan

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, ekonomi dan teknologi. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang sangat dinamis seperti sekarang ini menyebabkan

I. PENDAHULUAN. Bisnis alat berat / alat konstruksi semakin bergairah seiring dengan

MANAGEMENT MAINTENANCE REPORT EX BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif dalam menghadapi munculnya pesaing-pesaing lainnya yang. tapi tetap memenuhi permintaan konsumen.

2015 LAPORAN INDUSTRI KINERJA PERUSAHAAN ALAT BERAT

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Perubahan-perubahan tersebut muncul

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bawah naungan PT Astra International Tbk, dengan struktur kepemilikan mayoritas

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya persaingan dalam dunia bisnis abad ini tidak dapat dihindarkan lagi. Bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perdagangan saat ini yang semakin ketat. Apalagi di era

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bisinis otomotif merupakan salah satu dari sekian banyak bisnis

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. permintaan masyarakat terhadap produk dan jasa untuk memenuhi segala

BAB I PENDAHULAN. yang tepat untuk mempertahankan nasabahnya. Perusahaan berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan luarnya, khususnya hubungan baik dengan pelanggan atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Merek yang baik adalah merek yang dapat membedakan dirinya

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam lingkungan bisnis yang berkembang dinamis, perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. arah pasar konsumen artinya kondisi pasar di tangan konsumen. Konsumen. bebas menggunakan uang yang dimilikinya serta bebas untuk

BAB I PENDAHULUAN. eceran terus berkembang seiring dengan keinginan dan selera pelanggan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bakpia Pathok 25 ingin menjadikan produknya sebagai market leader. bertahan dan memenangkan persaingan pasar yang ada.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. multi level marketing. Saat ini terdapat lebih dari seratus perusahaan di

objek evaluasi konsumen ketika konsumen mengkonsumsi jasa. Selain itu Gronroos (1994) juga mempertanyakan keberadaan paradigma marketing mix, yang

Presented by : M Anang Firmansyah. Nilai Pelanggan. dari masyarakat tempat mereka tinggal namun dimodifikasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia fashion akhir-akhir ini mengakibatkan banyak persaingan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat pesat, tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan oleh konsumen. Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dipasaran. Dalam pemasaran, loyalitas tercipta diawali saat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pastry yang semakin meningkat memicu pelaku bisnis untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Hal itu ditandai dengan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini pembangunan infrastruktur di kota-kota besar baik

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan

BAB II URAIAN TEORITIS. Kepuasan Para Pengguna Jasa Kereta Api pada PT. Kereta Api (Persero) Medan

BAB I PENDAHULUAN. kosumen. Mulai dari produk makanan, minuman, barang elektronik, barang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu, dimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. strategi pemasaran yang efektif untuk menggaet konsumen baru dan

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan pada perusahaan dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini pertama-tama bertujuan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku positif, seperti terjadinya kelekatan emosional terhadap produk dan

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi Dealer Otomotif terbaik di Indonesia dengan praktek usaha & pelayanan pelanggan bertaraf International.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya nasabah bank di

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pemasaran dalam suatu perusahaan mencakup ruang lingkup

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam

I. PENDAHULUAN. persaingan yang ketat di dunia bisnis. Ketatnya persaingan bisnis tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Situasi ekonomi Indonesia saat ini tidak terlalu berpengaruh pada industri

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan dan telah dimanfaatkan oleh para investor dari dalam negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. yang membanggakan untuk tumbuh dan menjadi "The Customer

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang serba cepat saat ini globalisasi ekonomi telah menciptakan

BAB 1. Pendahuluan. berjuang untuk menjadi pemenang dalam memasarkan produknya. Sejalan dengan

Bab II Landasan Teori. atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menjadi hal yang penting dan harus dipenuhi oleh setiap produsen guna. mempertahankan pangsa pasar yang dimiliki.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipertahankan selamanya. Ini bukan tugas yang mudah mengingat perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang memiliki karakteristik unik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekilas AUTO2000 Body Paint

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. terutama bisnis produk kecantikan/kosmetik dan masyarakat yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kurun waktu tahun 2000 sampai dengan tahun 2005 industri alat berat Indonesia berkembang pesat. Bahkan untuk wilayah Asia Tenggara, Indonesia adalah negara yang memiliki industri alat berat terlengkap dan maju. Perusahaan alat-alat berat di Indonesia hampir seluruhnya adalah perpanjangan tangan dari prinsipalnya. Seperti Hexindo Adiperkasa dengan Hitachi, United Tractors dengan Komatsu, Trakindo Utama dengan Caterpillar, Intraco Penta dengan Volvo, Daya Kobelco dengan Kobelco, dan Tatindo Hexaprima dengan Sumitomo. Alat berat yang diproduksi di Indonesia diantaranya excavator, bulldozer, wheel loader, forklift, motor, dumptruck dan ground support equipment. Dengan dukungan prinsipal-prinsipalnya, para pelaku industri alat berat Indonesia terus menerus melakukan ekspansi dalam bisnisnya. Bisa dilihat pada Gambar 1 Jumlah total unit produksi alat berat. 2830 3360 3000 1685 1230 810 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Gambar 1. Perkembangan Produksi Total Unit Alat Berat di Indonesia (PAABI 2008) Hampir setiap tahunnya volume penjualan alat-alat berat cenderung meningkat. Meski penjualan 2006 sempat menurun menjadi 4.687 unit dari tahun

sebelumnya sebesar 4.993 unit, namun pada 2007 trennya berangsur-angsur membaik. Sembilan bulan pertama tahun 2007, volume penjualan mengalami kenaikan menjadi sebesar 5.146 unit, (Gambar 2). 1498 1678 4410 2615 1782 4993 4687 5146 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Gambar 2. Perkembangan Penjualan Unit Alat Berat di Indonesia (PAABI 2008) Jumlah ini datang dari sektor pertambangan (1.670 unit), perkebunan (1.510 unit), kehutanan (1.138 unit), dan konstruksi (828 unit) (Gambar 3). Tahun 2008 penjualan alat-alat berat diramalkan mengalami kenaikan. Ekspansi besarbesaran di sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan konstruksi memicu kenaikkan permintaan alat-alat berat. Kontruksi, 828, 16% Tambang, 1670, 33% Kehutanan, 1138, 22% Perkebunan, 1510, 29% Gambar 3. Pangsa Pasar Pengguna Alat Berat Indonesia 2007 (PAABI 2007) 2

Perusahaan pertambangan batu bara tahun ini beramai-ramai menggenjot jumlah produksinya. Sementara itu, ada puluhan perusahaan perkebunan besar menggarap lahan-lahan baru. Melihat kondisi demikian permintaan alat-alat berat diproyeksikan angka penjualannya pada tahun 2008 akan tumbuh sebesar 25% dari tahun sebelumnya (Warta Ekonomi 2008). Persaingan pada industri alat-alat berat juga cukup tinggi selain merek lama Komatsu, Caterpillar, dan Hitachi yang terus bersaing juga diramaikan dengan merek-merek baru seperti Volvo, Kobelco, Sumitomo dan Hyundai (Gambar 4). Trakindo, 32% Intraco Penta, 5% Hexindo, 13% Lain-lain, 13% United Tractor, 37% Gambar 4. Potensi Pangsa Pasar Produsen Alat Berat Indonesia 2008 (PAABI 2007) Adanya SK Menteri Perdagangan pada akhir Desember 2005 (PAABI 2005) yang membolehkan impor alat berat bekas dari Jepang, Korea Selatan, dan Cina serta pembebasan bea masuk impor komponen alat berat selama setahun belakangan dan pembebasan Pajak Penjualan Barang Mewah khusus komponen alat berat di sektor pertambangan yang sesuai dengan proyeknya, semakin menambah ketat persaingan bisnis ini. Fenomena di atas melahirkan keyakinan persaingan akan prospek bisnis alat-alat berat di masa mendatang besar. Untuk meningkatkan daya guna dan daya saing, para pelaku bisnis ini harus melakukan berbagai upaya untuk tetap 3

mempertahankan konsumen dan meningkatkan penjualannya, salah satu diantaranya memberikan layanan purnajual yang baik. PT Hexindo Adiperkasa Tbk. merupakan salah satu agen alat berat dengan menjual brand Hitachi, keberadaannya selama kurun waktu 19 tahun, sejak tahun 1988 membuat perusahaan ini harus selalu berusaha dan berkomitmen untuk mendukung semua kegiatan pemasaran yang dijalankan. Selain menghadirkan pengadaan produk yang berkualitas dengan beragam pilihan mesin terbaik, penyewaan (rental), suku cadang asli berkualitas tinggi (part support), remanufacturing, juga memberikan jaminan layanan purnajual yang terpercaya (service support & full maintenance contract). Guna mendukung dalam layanan purnajual PT Hexido Adiperkasa Tbk, melebarkan sayapnya sebanyak 33 cabang. Enam belas cabang di Kalimantan, Sumatera sebelas cabang, empat cabang di Sulawesi dan tiga cabang di Jawa. Layanan purnajual yang diberikan adalah training maintenance, jasa perbaikan dan pemeliharaan (product service support), kontrak pemeliharaan penuh (full maintenance contract) dan penyediaan suku cadang (part support). Perilaku konsumen dalam memilih alat berat sangat memperhitungkan seberapa banyak nilai ekonomi yang akan didapat dari hasil investasi atau pembelian alat berat yang dipilihnya. Secara umum akan mengutamakan high availabiliy, low operation cost, better fuel economy, better flexibility, lower maintenance requirements. Untuk itu manajemen PT.Hexindo Adiperkasa Tbk telah mencoba menerapkan konsep pemasarannya bahwa perusahaan sebagai rekan yang paling dapat diandalkan bagi pelanggannya. Strategi yang ditempuh adalah senantiasa menjaga hubungan baik dengan konsumen atau calon 4

konsumen. Seperti dengan memberikan konsultasi ataupun solusi terhadap rencana kerja konsumen, mengestimasi biaya operasi termasuk fasilitas dan tenaga kerja, tentunya tidak hanya untuk pembelian alat berat tetapi juga untuk suku cadang ataupun service support. Strategi pemasaran di atas telah diterapkan manajemen perusahaan sejak dimulai tahun pertama beroperasi, tahun 2004 perusahaan mencoba menerapkan strategi baru dengan meningkatkan produksi alat beratnya, menurunkan harga jual baik unit maupun suku cadang dan memperluas jaringan pemasaran. Pada kenyataannya perusahaan sulit untuk merebut lebih banyak pangsa pasar, produk yang dijual selalu dalam posisi tiga besar. Market share tiga besar penjualan alat berat di Indonesia dapat dilihat pada Table 1. Tabel 1. Presentase Penjualan Alat Berat. (ERG) Company 2005 2006 2007 Hexindo Adiperkasa (Hitachi) 24% 29% 14% Trakindo Utama (Caterpillar) 42% 30% 45% United Traktor (Komatsu) 34% 41% 41% Memasuki tahun 2008 perusahaan mencoba menerapkan strategi baru yaitu Customer Trust, strategi ini dirancang untuk lebih memantapkan perseroan sebagai rekan yang paling dapat diandalkan oleh konsumennya. Penekanan perbaikan yang dilakukan ada tiga hal yaitu sistem pemasaran dan operasi, dukungan layanan dan keselamatan, serta sumber daya manusia yang tepat. Konsep ini menawarkan sistem layanan purnajual yang dapat memberikan jaminan kepada pelanggan, tujuannya agar alat berat yang dibeli oleh konsumen dapat beroperasi secara berkesinambungan sehingga pencapaian produksi dari alat berat dapat memenuhi target kosumennya. Jika melihat dari strategi di atas maka pengukuran tingkat kepuasan konsumen alat berat, menjadi sangat penting. 5

Dimana tingkat kepuasan konsumennya dapat menggambarkan pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi atau menggunakan alat berat tersebut, dan sebagai proses evaluasi untuk perbaikan manajemen dalam pemasaran. Dalam teori perilaku konsumen, kepuasan dapat diartikan sebagai hasil dari penilaian konsumen terhadap performance yang dirasakan, dibandingkan dengan harapan konsumen. Seorang konsumen yang puas adalah konsumen yang merasa mendapatkan value yang berasal dari produk, layanan, sistem atau sesuatu yang bersifat emosi. Kalau pelanggan mengatakan bahwa value adalah produk yang berkualitas, maka kepuasan terjadi kalau pelanggan mendapatkan produk yang berkualitas. Kalau value bagi pelanggan adalah kenyamanan maka kepuasan akan datang apabila layanan yang diperoleh benar-benar nyaman. Kalau value dari pelanggan adalah harga yang murah maka pelanggan akan puas kepada produsen yang memberikan harga yang paling kompetitif, Caruara (2002). Nilai bagi pelanggan ini dapat diciptakan melalui atribut-atribut pemasaran perusahaan yang dapat menjadi unsur-unsur stimulan bagi perusahaan untuk mempengaruhi konsumen dalam pembelian. Jika pembelian yang dilakukan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan atau mampu memberikan kepuasan, maka di masa datang akan terjadi peluang pembelian ulang, bahkan lebih jauh lagi, konsumen yang puas diharapkan akan menyampaikan rasa kepuasannya kepada orang lain, baik dalam bentuk cerita, atau memberikan rekomendasi. Menurut Engel. et al, (1994), motivasi konsumen dalam pembelian diekspresikan melalui evaluasi terhadap dua manfaat, yaitu manfaat fungsional dari produk atau jasa yang dibeli sebagai dasar penilaian yang objektif; dan manfaat hedonik yang bersifat emosional/ perasaan (subjektif) yang diperoleh 6

selama masa sebelum, sementara dan sesudah pembelian. Demikian pula pendapat dari Mital dan Wagner (1998), yang menguraikan tentang dimensi harapan konsumen yang digunakan sebagai kriteria evaluasi dalam pembelian, yang juga disebut sebagai Konsep Consumer Styles Inventory (CSI) yang merupakan penilaian objektif dan subjektif (fashion consciousness dan Impulsiveness) atas suatu produk atau jasa. Dimensi-dimensi keinginan konsumen tersebut diimplementasikan oleh perusahaan dalam bentuk strategi marketing mix, seperti yang dikemukakan oleh Bounds. et al, (1994), dalam Wijaya (2000), bahwa nilai pelanggan dapat diciptakan melalui (1) dimensi produk meliputi core product, actual product dan augmented product; (2) layanan penjualan meliputi kecepatan dan ketepatan proses, kecepatan dan ketepatan produk yang diterima, kemudahan mengakses; kesederhanaan prosedur, atmosfir layanan, proaktif terhadap kebutuhan; (3) Layanan purnajual dan keluhan meliputi bagian layanan purnajual, masalah direspon dengan cepat, layanan yang simpatik, layanan proaktif. Bowen (2001), mengemukakan loyalitas terhadap produk/jasa perusahaan didefenisikan sebagai sikap menyenangi (favorable) terhadap sesuatu merek, yang direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten atau konstan terhadap merek itu sepanjang waktu, dan bahwa tingkat loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap nilai yang ditawarkan oleh perusahaan. Pengukuran terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan suatu merek merupakan indikator yang penting dari loyalitas merek. Bila ketidakpuasan pelanggan terhadap suatu merek rendah, maka pada umumnya tidak cukup alasan bagi 7

pelanggan untuk beralih mengkonsumsi merek lain. Pelanggan yang puas akan melakukan bisnis lebih banyak dan lebih sering. Jika melihat dasar teori di atas maka konsumen akan merasa puas jika mendapatkan value dari produk yang dibelinya, atau merasakan kesesuaian antara apa yang dirasakan dari pemakaian produk dengan apa yang diharapkannya. Untuk itu layanan purnajual sebagai salah satu strategi pemasaran dalam bisnis alat berat menjadi sangat penting, jika layanan purnajual diabaikan maka konsumen akan kehilangan valuenya. Dengan pemahaman yang komprehesif antara keinginan dan kebutuhan konsumen maka akan membantu perusahaan dalam merumuskan jenis layanan purnajual yang terbaik, baik dalam mempertahankan konsumennya juga sebagai evaluasi bagi kinerja tim perusahaan untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan atas layanan yang diberikan demi mencapai kepuasan pelanggan. Oleh karena kepuasan merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan pelanggan. Perusahaan sebagai penyedia alat-alat berat Hitachi harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi atau yang berkaitan dengan kepuasan layanan purnajual. Disisi lain kepuasan bersifat dinamis, artinya kepuasan dapat disebabkan oleh faktor yang berbeda-beda menurut waktu dan tempat. Oleh sebab itu tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dalam setiap aspek layanan purnajual dan seberapa besar suatu layanan mampu memuaskan pelanggan, merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui oleh perusahaan. 1.2 Perumusan Masalah Persaingan yang tinggi diantara perusahaan alat berat dan tutunan akan kebutuhan pelangaan yang berbeda menunjukkan bahwa pelanggan alat berat 8

mempunyai perbedaan karakteristik. PT. Hexindo harus dapat memahami perbedaan tersebut dan berusaha sedapat mungkin untuk mamahami keinginan masing-masing pelanggan. Ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi keinginan tersebut akan mengakibatkan pelanggan kecewa yang kemudian pada akhirnya dapat menurunkan tingkat kepuasan. Dengan melihat hal tersebut diatas maka segala bentuk usaha dan kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan purnajual alat berat Hitachi harus benar-benar diupayakan agar mampu bersaing dengan perusahaan pengadaan alat berat lainnya. Mengetahui secara benar tingkat kepuasan pelanggan dalam layanan purnajual, akan bermanfaat bagi perusahaan dalam mengevaluasi kualitas layanan dan menemukan bagian mana yang membutuhkan peningkatan atau perbaikan, sehingga kemungkinan konsumen beralih untuk menjadi konsumen alat berat perusahan lain dapat dikurangi. Jika mutu pelayan purnajual alat berat Hitachi telah tercapai dan konsumen merasa puas terhadap layanan purnajual maka diharapkan konsumen menjadi lebih loyal. Untuk itu perusahaan perlu mengidentifikasi faktor-faktor apa yang diinginkan oleh konsumen dan mengevaluasi kinerja tim pemasarannya. Berdasarkan masalah diatas maka perumusan masalah yang dibahas dalam penulisan ini yaitu: 1. Bagaimana tingkat kepuasan terhadap kualitas jasa layanan purnajual alat berat Hitachi yang diberikan oleh PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk? 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kepuasan konsumen layanan purnajual pada PT.Hexindo Adiperkasa, Tbk? 9

3. Upaya-upaya apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk dalam layanan purnajual untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen dimasa yang akan datang? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengukur tingkat kepuasan terhadap kualitas jasa layanan purnajual yang diberikan oleh PT.Hexindo Adiperkasa, Tbk. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen layanan purnajual pada PT. Hexind Adiperkasa, Tbk. 3. Merekomendasikan upaya-upaya layanan purnajual alat berat Hitachi pada PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk dalam peningkatan kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen dimasa yang akan datang. 10

UNTUK SELENGKAPNYA TERSEDIA DI PERPUSTAKAAN MB IPB 11