MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA PUSAT PENDIDIKAN PANCASILA DAN KONSTITUSI

PERTANYAAN Bagaimanakan kasus Marbury vs Madison Apa alasan John Marshall membatalkan Judiciary Act. Bagaimana pemikiran Yamin tentang Yudisial Review

S a o l a CP C N P S N Te T s e Wa W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP) MAGISTER ILMU HUKUM

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh : Nama : Adri Suwirman.

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Pointers Hakim Konstitusi Prof. Dr. Arief Hidayat, S.H.,M.S. Dalam Acara

Cita hukum Pancasila harus mencerminkan tujuan menegara dan seperangkat nilai dasar yang tercantum baik dalam Pembukaan maupun batang tubuh UUD 1945.

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN. 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan b. Kelas /Semester : X / Gasal

AMANDEMEN (amendment) artinya perubahan atau mengubah. to change the constitution Contitutional amendment To revise the constitution Constitutional

Sejarah pembentukan Pancasila: - Pembahasan dalam

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 57/PUU-XV/2017

BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

BAB II MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI BAGIAN DARI KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA. A. Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman Sebelum Perubahan UUD 1945

NEGARA HUKUM DAN KONSTITUSI

KONSTITUSI DAN RULE OF LAW

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

Analisis Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Mengeluarkan Putusan Yang Bersifat Ultra Petita Berdasarkan Undang-Undangnomor 24 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. mengawal dan menjaga agar konstitusi sebagai hukum tertinggi (the supreme

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) DAN SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 38/PUU-XV/2017

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi bagian dari proses peralihan Indonesia menuju cita demokrasi

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

PANCASILA DAN EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern sekarang ini, hampir semua negara mengklaim menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. susunan organisasi negara yang terdiri dari organ-organ atau jabatan-jabatan

PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

Macam-macam konstitusi

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) hukum kenamaan asal Austria, Hans Kelsen ( ). Kelsen menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi atau Undang-Undang Dasar (UUD) menempati tingkatan

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

ASPEK SOSIOLOGIS POLITIK KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD NRI TAHUN Oleh: Dr. Suciati, SH., M. Hum

TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4

UNDANG UNDANG DASAR TAHUN 1945 AMANAH: MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA

PENDAHULUAN. kendatipun disebut sebagai karya agung yang tidak dapat terhindar dari

BAB I PENDAHULUAN. tinggi negara yang lain secara distributif (distribution of power atau

BAB I PENDAHULUAN. dari kecenderungan dasar manusia untuk hidup bermasyarakat dan berorganisasi

KISI -KISI UJIAN SEKOLAH (UTAMA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Soal LCC 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara :)

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn

SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA PUSAT PENDIDIKAN PANCASILA DAN KONSTITUSI

Assalamu alaikum warahmatullah wabarakatuh, selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua,

REVITALISASI PENERAPAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BANGSA YANG MULTI KULTUR DAN MULTI RELIGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Tinjauan Konstitusional Penataan Lembaga Non-Struktural di Indonesia 1

BAB VII PENUTUP. Universitas Indonesia. Pembubaran partai..., Muchamad Ali Safa at, FH UI., 2009.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

Strategi pengawasan dan peningkatan pelayanan publik yang berkualitas

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. berbagai istilah baik rechtsstaat, rule of law, atau etat de droit. 2 Dalam konteks

GAGASAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PEMASYARAKATAN KONSTITUSI. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH.

BAB I PENDAHULUAN. hukum dikenal adanya kewenangan uji materiil (judicial review atau

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Mata Pelajaran Wajib. Oleh 1. Yana Suryana 2. Khilya Fa izia 3. Wahyu Sri Handayani

Alokasi Waktu. Sumber Belajar

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. fungsi-fungsi tersebut. Sebagaimana lembaga legislatif DPRD berfungsi

Dua unsur utama, yaitu: 1. Pembukaan (Preamble) ; pada dasarnya memuat latar belakang pembentukan negara merdeka, tujuan negara, dan dasar negara..

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup Bangsa Indonesia. Penjelasan umum Undang-undang Nomor

Soal Undang-Undang Yang Sering Keluar Di Tes Masuk Sekolah Kedinasan

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Waktu : 6 x 45 Menit (Keseluruhan KD)

PENGENALAN MAHKAMAH KONSTITUSI DAN PENDIDIKAN KESADARAN BERKONSTITUSI 1 Oleh: Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. 2

BAB II KOMISI YUDISIAL, MAHKAMAH KONSTITUSI, PENGAWASAN

Pengujian Peraturan Perundang-undangan. Herlambang P. Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 30 Oktober 2017

Rancangan Pembelajaran Mata Kuliah Kewarganegaraan

PENDIDIKAN PANCASILA. Pendahuluan. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc. Teknik Sipil. Modul ke: Fakultas. Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN. kita memiliki tiga macam dokumen Undang-undang Dasar (konstitusi) yaitu: 1

INSTRUMEN PEMERINTAH

Pendidikan Pancasila Kode Mata Kuliah: UM0092/2 sks Program Studi: S 1 Sistem Informasi

KONSTITUSI DAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL

KONSTITUSI DAN RULE OF LAW

BAB VI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dapat diubah oleh MPR sekalipun, pada tanggal 19 Oktober 1999 untuk pertama

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

BAB VI REALISASI PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang sesuai dengan sistem hukum nasional. 1 Konsekuensi Indonesia

ANALISIS PENGUJIAN PENGADUAN KONSTITUSIONAL (CONSTITUTIONAL COMPLAINT)

TUGAS KONSTITUSI MATERI MUATAN KONSTITUSI DAN ISI KONSTITUSI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Nomor Soal. Kelas VII Norma 1. Konstitusi dan Proklamasi. Hak Asasi Manusia 6

MENGUJI KONSTITUSIONALITAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG

Transkripsi:

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Laporan Evaluasi Pemahaman Materi Pendidikan Pancasila dan Konstitusi pada Kegiatan Sosialisasi Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara bagi Aktivis Institut Leimena Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi Tahun 2016

Laporan Evaluasi Pemahaman Materi Pendidikan Pancasila dan Konstitusi pada Kegiatan Sosialisasi Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara bagi Aktivis Institut Leimena A. Latar Belakang Pusdik Pancasila dan Konstitusi telah menjadi bagian dari fungsi Mahkamah Konstitusi dalam mengawal konstitusi (peran sebagai the guardian of constitution). Beriringan dengan fungsi tersebut, Mahkamah juga berfungsi dalam melindungi hak asasi manusia (the protector of the human rights) dan pelindung hak konstitusional warga negara (the protector of the constitutional citizen s rights) sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Sebagai konsekuensi dari wewenang dan fungsinya tersebut di atas, MK memiliki tanggungjawab dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang nilai-nilai konstitusi dan hak-hak konstitusional warga negara. Nilai-nilai konstitusi bersumber dari nilai dasar (core value) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. Pemahaman tentang nilai dasar yang dijabarkan sebagai nilai konstitusional akan membuka pemahaman masyarakat untuk melihat secara jelas keberadaan Pancasila sebagai pandangan hidup, dasar negara dan ideologi nasional. Masyarakat akan semakin menyadari bahwa Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita kemerdekaannya. Pancasila merupakan ideologi terbuka yang harus senantiasa dijaga agar tetap menjadi open and living ideology. Sebagai ideologi terbuka Pancasila memiliki nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis. Oleh karena itu diperlukan upaya strategis guna menjaga dan melestarikan nilai dasar Pancasila dan perwujudannya dalam nilai instrumental dan nilai praksis seiring dengan perkembangan dan dinamika masyarakat bangsa Indonesia. Sejalan dengan tujuan Mahkamah Konstitusi tersebut, adapun Institut Leimena sebagai lembaga non-profit yang mengkaji berbagai kebijakan dan permasalahan publik yang berkembang untuk ikut mendorong kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik, serta memfasilitasi implementasi program-program strategis yang relevan di tengah masyarakat. Lembaga tersebut turut membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia bersama seluruh rakyat Indonesia, melalui sumbangan pemikiran, kajian, dan program-program lainnya yang sesuai dengan semangat dan nilai-nilai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD 1945 untuk mencapai cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sumbangan pemikiran dan program-program tersebut terutama ditujukan untuk pejabat pemerintahan terkait (legislatif, eksekutif, yudikatif) baik pusat maupun daerah, media, akademisi, gereja dan lembaga keagamaan lainnya, serta berbagai kalangan yang ikut mempengaruhi permasalahan publik yang dihadapi. Sehingga dibentuklah sebuah kerjasama dalam melaksanakan Sosialisasi Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara bagi Institut Leimena. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan tersebut, Pusdik Pancasila dan Konstitusi bermaksud untuk melaksanakan evaluasi tentang program pendidikan yang telah dijalankan selama ini. Lebih spesifik lagi, kegiatan ini dilaksanakan untuk mengukur tingkat pemahaman hak konstitusional warga negara pada peserta pendidikan yang telah memperoleh pendidikan di Pusdik Pancasila dan Konstitusi. 2

Hipotesis awal dalam pengukuran pemahaman mengenai materi Pendidikan Pancasila dan Konstitusi adalah bahwa materi Pendidikan Pancasila dan Konstitusi dapat meningkatkan pemahaman peserta akan Pancasila dan Konstitusi. B. Karakteristik Peserta Peserta Sosialisasi merupakan Akademisi yang dihimpun oleh Institut Leimena. Jumlah keseluruhan peserta sebanyak 135 peserta. Peserta berlatar belakang Sarjana mendominasi dengan pesentase sebanyak 53 % peserta. Peserta berlatar belakang Magister menempati urutan kedua sebanyak 32 %. Peserta berlatar belakang Doktoral sebanyak 6 %, sisanya merupakan peserta dengan latar belakang SMA dan Diploma III. Peserta dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada peserta berjenis kelamin perempuan. Adapun jumlah laki-laki dalam Sosialisasi ini sebanyak 73 % dan jumlah peserta dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 37 %. Dari keseluruhan peserta yang mengikuti kegiatan sosialisasi, sebanyak 130 peserta yang mengerjakan soal pretest. Lima peserta tidak bisa diidentifikasi keabsahannya, hal ini disebabkan karena peserta tidak mengisi identitas dengan semestinya. Sedangkan peserta yang mengerjakan soal posttest sebanyak 114 peserta. Tersisa 8 lembar jawaban dengan identitas kosong dan 6 peserta lainnya tidak mengumpulkan lembar jawaban posttest. C. Materi Pendidikan Sosialisasi Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara bagi Aktivis Institut Leimena diselenggarakan selam 3 (tiga) hari dengan penyampaian materi sebanyak 6 (enam) materi diklat sebagai berikut : 1. Mahkamah Konstitusi dalam Sistem Ketatanegaraan RI 2. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia 3. Negara Hukum dan Demokrasi 4. Pancasila dan Perlindungan Hak Konstitusional Warga Negara 5. Mahkamah Konstitusi dan Hukum Acara Pengujian Undang-Undang 6. Hak Asasi Manusia dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia D. Pengumpulan Data Pengukuran pemahaman materi Pendidikan Pancasila dan Konstitusi pada peserta Aktivis Institut Leimena menggunakan metode Pretest dan Posttest. Soal Pretest dan Posttest disusun berdasarkan materi utama Pendidikan Pancasila dan Konstitusi, yang terdiri dari 5 (lima) pokok materi diklat sebagai berikut : 1. Pancasila 2. Konstitusi dan Konstitusionalisme 3. Negara Hukum dan Konstitusi 4. Sistem Pemerintahan Negara 3

5. Mahkamah Konstitusi Adapun konsep instrument (soal Pretest dan Posttest) yang disusun berdasarkan materi tersebut terdiri dari beberapa komposisi yang digambarkan dalam Tabel 1. Komposisi Instrumen Pretest dan Posttest.(Lampiran 1) E. Analisis Data Penghitungan skor pretest dan posttest menggunakan analisa T Hitung dengan signifikansi 0,05 yang berarti bahwa tingkat kepercayaan untuk memperoleh kebenaran dalam pengukuran adalah 95 %. Untuk mengetahui signifikansi hasil analisa menggunakan perbandingan antara hasil T Hitung dengan T Tabel. Jumlah responden yang bisa dianalisa sejumlah 114 (N), sehingga df (N-1) adalah 113. T Tabel untuk df (113) menunjukkan nilai 1,658. Hasil analisa T Hitung untuk df (113) diperoleh nilai 13,214. Apabila dibandingkan, terlihat bahwa nilai T Hitung (13,214) jauh melebihi T Tabel (1,658). Hal itu berarti bahwa ada peningkatan pemahaman peserta terhadap materi Pendidikan Pancasila dan Konstitusi dari sebelum Pendidikan dengan sesudah Pendidikan. Dari hasil tersebut tampak bahwa sesuai hasil analisa T Hitung, menunjukkan bahwa Hipotesis Awal (H 0) diterima. Hasil Pretest dan Posttest menunjukkan beberapa temuan terhadap nilai masing-masing indikator materi diklat. Berikut analisa hasil Pretest dan Posttest berdasarkan indikator materi diklat. 1. Materi Pancasila Materi Pancasila terdiri dari 3 (tiga) indikator, diantaranya adalah Sejarah dan Hakekat Pancasila; Konsep, Prinsip, dan Nilai Pancasila; dan Implementasi dan Aktualisasi Pancasila. Diantara ketiga indikator tersebut, terdapat 1 soal untuk indikator pertama, sedangkan untuk indikator kedua dan ketiga terdapat 2 soal sehingga jumlah soal untuk materi diklat sebanyak 5 item. Dari total peserta yang mengerjakan soal pretest, yaitu sebanyak 130 orang, sebanyak 42,77% yang menjawab benar dengan rincian, 51,54 % peserta menjawab benar pada indikator 1; 30 % peserta pada indikator 2; 50 % peserta pada indikator 3; 59,23 % peserta pada indikator 4; dan 23,08 % peserta pada indikator 5. Hal ini menunjukkan fakta yang menarik bahwa tidak ada 50% dari jumlah peserta yang memiliki pemahaman terhadap materi Pancasila. Hasil posttest yang dikerjakan oleh 114 peserta menunjukkan hasil sebanyak 57,89 % menjawab dengan benar. Adapun rincian untuk masing-masing indikator adalah 68,42 % peserta menjawab benar pada indikator 1; 45,51% peserta pada indikator 2; 56,14 % peserta pada indikator 3; 73,68% pada indikator 4; dan 45,61 % pada indikator 5. Terlihat bahwa lebih dari 50% peserta memiliki pemahaman terhadap Pancasila dari hasil mengerjakan soal posttest. 2. Materi Konstitusi dan Konstitusionalisme 4

Materi Konstitusi dan Konstitusionalisme terdiri dari 5 (lima) indikator, diantaranya adalah Pengertian Konstitusi dan Konstitusionalisme; Sejarah Konstitusi Indonesia; Perkembangan Konstitusi; Supremasi Konstitusi; dan UUD 1945. Masing-masing indikator terdapat 1 item pertanyaan, sehingga jumlah soal untuk materi Konstitusi dan Konstitusionalisme sebanyak 5 item. Dari total peserta yang mengerjakan soal pretest, yaitu sebanyak 130 orang, sebanyak 44,62 % yang menjawab benar pada materi diklat Konstitusi dan Konstitusionalisme. Sangat sedikit sekali peserta yang menjawab dengan benar pada indikator Pengertian Konstitusi dan Konstitusionalisme, yaitu hanya 2,31 % peserta. Sedangkan pada indikator Sejarah Konstitusi Indonesia sebanyak 33,08 % peserta. Terlihat hasil yang cukup besar pada indikator Perkembangan Konstitusi, yaitu sebanyak 75,38 % peserta menjawab benar. Diikuti pada indikator Supremasi Konstitusi sebanyak 59,23 % peserta. Dan 23,08 % peserta menjawab benar pada indikator UUD 1945. Hasil posttest yang dikerjakan oleh 114 peserta menunjukkan hasil yang meningkat dari pretest, yaitu sebanyak 60,18 % menjawab dengan benar. Adapun rincian untuk masingmasing indikator adalah 12,28 % dari sebelumnya hanya 2,31 % peserta menjawab benar pada indikator Pengertian Konstitusi dan Konstitusionalisme; 69,30 % peserta menjawab benar pada indikator Sejarah Konstitusi Indonesia; 76,32 % peserta pada indikator Perkembangan Konstitusi; 47,37 % pada indikator Supremasi Konstitusi; dan 95,61 % pada indikator UUD 1945. 3. Materi Negara Hukum dan Demokrasi Materi Negara Hukum dan Demokrasi terdiri dari 5 (lima) indikator, diantaranya adalah Perkembangan konsep negara hukum dan demokrasi; Rule of Law, Rechtstaat, dan Negara Hukum Pancasila; Unsur-unsur negara hukum dan negara demokrasi; Pengaturan negara hukum dan demokrasi dalam UUD 1945; dan Praktik negara hukum dan demokrasi di Indonesia. Masing-masing indikator terdiri dari 1 item pertanyaan, sehingga jumlah soal untuk materi diklat Negara Hukum dan Demokrasi sebanyak 5 item. Dari total peserta yang mengerjakan soal pretest, yaitu sebanyak 130 orang, hanya sebanyak 25,23 % yang menjawab benar dengan rincian, 32,31 % peserta menjawab benar pada indikator Perkembangan konsep negara hukum dan demokrasi; 3,85 % peserta pada indikator Rule of Law, Rechtstaat, dan Negara Hukum Pancasila; 53,85 % peserta pada indikator Unsur-unsur negara hukum dan negara demokrasi; 31,54 % peserta pada indikator Pengaturan negara hukum dan demokrasi dalam UUD 1945; dan 4,62 % peserta pada indikator Praktik negara hukum dan demokrasi di Indonesia. Terdapat hasil yang menarik pada saat pretest, rata-rata peserta yang menjawab benar jauh di bawah 50 %. Terdapat peningkatan terhadap hasil posttest yang dikerjakan oleh 114 peserta menunjukkan hasil rata-rata sebanyak 30,18 % menjawab dengan benar. Adapun rincian untuk masing-masing indikator adalah 47,37 % peserta menjawab benar pada indikator Perkembangan konsep negara hukum dan demokrasi; 7,02 % peserta pada indikator Rule of Law, Rechtstaat, dan Negara Hukum Pancasila; 57,89 % peserta pada indikator Unsur- 5

unsur negara hukum dan negara demokrasi; 36,84 % pada indikator Pengaturan negara hukum dan demokrasi dalam UUD 1945; dan 1,75 % pada indikator Praktik negara hukum dan demokrasi di Indonesia. Meskipun ada peningkatan pada rata-rata jumlah peserta yang menjawab benar pada materi diklat Negara Hukum dan Demokrasi, tetapi terdapat 1 indikator yang menunjukkan penurunan, yaitu praktik negara hukum dan demokrasi di Indonesia. 4. Materi Sistem Pemerintahan Negara Materi Sistem Pemerintahan Negara terdiri dari 4 (empat) indikator, diantaranya adalah Pengertian sistem pemerintahan; Pembagian sistem pemerintahan; Pengertian sistem pemerintahan dalam konstitusi di Indonesia; dan Praktek sistem pemerintahan di Indonesia. Diantara empat indikator tersebut, terdapat 1 soal untuk indikator Pengertian sistem pemerintahan; Pembagian sistem pemerintahan; Pengertian sistem pemerintahan dalam konstitusi di Indonesia, sedangkan untuk indikator Praktek sistem pemerintahan di Indonesia terdapat 2 item pertanyaan. Jumlah soal untuk materi diklat Sistem Pemerintahan Negara sebanyak 5 item. Dari total peserta yang mengerjakan soal pretest, yaitu sebanyak 130 orang, sebanyak 26,92 % yang menjawab benar dengan rincian, 21,54 % peserta menjawab benar pada indikator Pengertian sistem pemerintahan; 60 % peserta pada indikator Pembagian sistem pemerintahan; 6,92 % peserta pada indikator Pengertian sistem pemerintahan dalam konstitusi di Indonesia; 40,77 % peserta pada indikator Praktek sistem pemerintahan di Indonesia item pertama; dan 5,38 % peserta pada indikator Praktek sistem pemerintahan di Indonesia item kedua. Hal ini menunjukkan fakta yang menarik bahwa jauh kurang dari 50% dari jumlah peserta yang memiliki pemahaman terhadap materi Sistem Pemerintahan Negara. Hasil posttest yang dikerjakan oleh 114 peserta menunjukkan hasil sebanyak 40,18 % menjawab dengan benar. Adapun rincian untuk masing-masing indikator adalah 35,09 % peserta menjawab benar pada indikator 1; 64,04 % peserta pada indikator 2; 13,16 % peserta pada indikator 3; 42,11 % pada indikator 4; dan 46,49 % pada indikator 5. Terdapat peningkatan rata-rata jumlah peserta yang menjawab dengan benar pada materi diklat Sistem Pemerintahan Negara, terlebih pada indikato Praktek sistem pemerintahan di Indonesia item kedua. 5. Materi Mahkamah Konstitusi Materi Mahkamah Konstitusi terdiri dari 3 (tiga) indikator, diantaranya adalah Sejarah Konstitusi; Wewenang Mahkamah Konstitusi; dan Putusan Mahkamah Konstitusi. Diantara ketiga indikator tersebut, terdapat masing-masing 2 soal untuk indikator Sejarah Konstitusi dan Wewenang Mahkamah Konstitusi, sedangkan untuk indikator Putusan Mahkamah Konstitusi terdapat 1 soal sehingga jumlah soal untuk materi diklat Mahkamah Konstitusi sebanyak 5 item. 6

Dari total peserta yang mengerjakan soal pretest, yaitu sebanyak 130 orang, sebanyak 38,46 % yang menjawab benar dengan rincian, 25,38 % peserta menjawab benar pada indikator Sejarah Konstitusi item pertama; 56,15 % peserta pada indikator Sejarah Konstitusi item kedua; 7,69 % peserta pada indikator Wewenang Mahkamah Konstitusi item pertama; 79,23 % peserta pada indikator Wewenang Mahkamah Konstitusi item kedua; dan 23,85 % peserta pada indikator Putusan Mahkamah Konstitusi. Berdasarkan hasil tersebut tampak bahwa jumlah rata-rata peserta yang menjawab pertanyaan dengan benar pada materi diklat Mahkamah Konstitusi di bawah 50 %. Hasil posttest yang dikerjakan oleh 114 peserta menunjukkan hasil sebanyak 68,25 % menjawab dengan benar. Adapun rincian untuk masing-masing indikator adalah 23,68 % peserta menjawab benar pada indikator Sejarah Konstitusi item pertama; 85,96 % peserta pada indikator Sejarah Konstitusi item kedua; 85,96 % peserta pada indikator Wewenang Mahkamah Konstitusi item pertama; 89,47 % pada indikator Wewenang Mahkamah Konstitusi item kedua; dan 56,14 % pada indikator Putusan Mahkamah Konstitusi. Berdasarkan hasil posttest, tampak bahwa terdapat peningkatan yang besar pada indikator Wewenang Mahkamah Konstitusi item pertama. F. Kesimpulan Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara bagi Institut Leimena telah terbukti memberikan konstribusi dalam upaya meningkatkan pemahaman hak konstitusional warga negara. Kontribusi tersebut terlihat dalam pengukuran pretest dan posttest terhadap materi pendidikan yang diberikan kepada peserta selama sosialisasi dilaksanakan. Cisarua, April 2016 Mengetahui, Kepala Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi Kepala Sub Bidang Program dan Evaluasi Noor Sidharta 19640905 199002 1 004 Ardiansyah Salim 19790702 200604 1 003 7