D x k. Angka ini berarti bahwa pada periode tahun 1975, setiap 1000 penduduk 16,9 kematian.

dokumen-dokumen yang mirip
MORTALITAS & MORBIDITAS

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

b. Kematian (mortalitas) Faktor pendorong kematian al:

UKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR

Mortalitas (Kematian)

Standarisasi dan Life Tables. Kependudukan Semester

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

MORTALITAS (KEMATIAN)

UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI

5. FERTILITAS (KELAHIRAN)

Apa penyebab kematian? Bagaimana cara membuat tabel mortalitas?

MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia

fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester

ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan:

1. Masalah Jumlah Penduduk

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M

CARA PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN

ESTIMASI TINGKAT KEMATIAN BAYI DAN HARAPAN HIDUP BAYI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2005 DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRUSSEL

MASALAH PENDUDUK DIPENGARUHI PERKEMBANGAN PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK DAMPAK KEPENDUDUKAN TERHADAP PEMBANGUNAN

Universitas Gadjah Mada

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng

MORTALITAS. 1. Pengantar

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran tentang sejarah kehidupan suatu kohor yang berangsur-angsur berkurang jumlahnya karena kematian.

PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT

STANDARISASI UKURAN DEMOGRAFI. Standarisasi Ukuran RATE 11/30/2013. Rate sering digunakan utk mgbrkan kejadian (dlm demografi; epidemiologi)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan dan penghidupan masyarakat baik materil maupun spiritual yang

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR

BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Tujuan Umum: Mengetahui pola penyakit penyebab kematian dan besaran permasalahan kematian di masyarakat Indonesia

2. Proporsi Perbandingan 2 nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Contoh: Proporsi 12/(12+20)= 0,375

Pertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau ABSTRAK

untuk penduduk Sumatera Utara pada tahun 2000.

UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk

Ahmad Iqbal Baqi 1) Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas, Padang, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK

Deskripsi Singkat Topik :

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

SOSIOSFIR. Sosiosfir. Sosiosfir dan Kesehatan. Lingkungan yang tercipta akibat interaksi antar manusia secara menalar.

PENDUDUK. mencatat peristiwa peristiwa penting yang berhubungandengan kehidupan maka

Sumber: Kompas, 2 Februari 2008 Gambar 2.1 Penduduk merupakan komponen penting dalam suatu negara yang bersifat dinamis.

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

UKURAN FERTILITAS. Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair

Visi Indonesia 2030: Tinjauan Upaya Pencapaian dari Aspek Dinamika Kependudukan

DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI &

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

MORTALITAS DAN MORBIDITAS

Pertumbuhan Populasi. Aritmetik (Arithmetic growth) Geometrik (Geometric growth) Eksponensial (Exponential Growth)

Pengukuran dalam Demografi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di Jurusan

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN

(S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan penduduk merupakan suatu tujuan penting yang ingin dicapai setiap

Analisis Sensitivitas pada Pertumbuhan Penduduk Nanggroe Aceh Darussalam dengan Metode Life Table

ASPEK-ASPEK KEPENDUDUKAN

PERTEMUAN 6 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1

K A T A P E N G A N T A R

URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK I. URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK

PEDOMAN PENGHITUNGAN PROYEKSI PENDUDUK DAN ANGKATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk

DEMOGRAFI. Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

BAB I PENDAHULUAN. Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam. pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran

PERTEMUAN 12 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

BAB I PENDAHULUAN. risiko finansial yang disebabkan oleh peristiwa aktuaria (actuarial events).

APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN

ESTIMASI KEBUTUHAN LAHAN PEMAKAMAN DI KOTA BANDA ACEH

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. : Mortalitas, estimasi, dan model Lee-Carter.

PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG

Tabel 3.1. Jumlah Penduduk indonesia Menurut Pulau Tahun 1930, 1961, 1971, 1980, dan 1990 (juta)

Perbandingan Metode Brass dengan Metode Trussell dalam Menghasilkan Angka Harapan Hidup

Tabel Mortalita Indonesia (TMI) I Tabel CSO 1980

APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan

HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

Di Unduh dari : Bukupaket.com Sumber buku : bse kemdikbud

ESTIMASI ANGKA HARAPAN HIDUP TINGKAT DISTRIK (KECAMATAN) PASCA SENSUS DI KABUPATEN WAROPEN Oleh: Muhammad Fajar, SST (Alumnus STIS)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari

Analisis Parameter Kependudukan menurut Kabupaten/Kota Oleh : Risma Mulia

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

6. MORTALITAS (KEMATIAN). 6.1 Parameter Mortalitas Mortalitas atau Kematian ada!ah salah satu dan tiga komponen proses yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Dua komponen proses demografi Iainnya adalah kelahiran, dan mobilitas penduduk. Ada beberapa cara mengukur data kematian penduduk, diantaranya ada tiga yang akan dibicarakan disini, yaitu tingkat kematian kasar (Crude Death RateCDR), tingkat kematian menurut umur (Age Specific Death Rate=ASDR) dan tingkat (Infant Mortahty Rate=IMR). 6.1.1. Tingkat Kematian Kasar Tingkat Kematian Kasar (CDR) didefinisikan sebagai banyaknya pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun, rumus sebagai berikut: Tingkat Kematian Kasar (CDR) = D x k P m Dimana : D = Jumlah kematian pada tahun tertentu P m = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun k = Konstanta = 1000 contoh : Diketahui jumlah penduduk indonesia pada pertengahan tahun 1975 sebesar 136.000.000 jiwa..jumlah kernatian sepanjang tahun sebesar 2.298.400 jiwa. Tingkat Kematian Kasar (CDR) = 2.298.400 136.000.000 x 1000 = 16,9 Angka ini berarti bahwa pada periode tahun 1975, setiap 1000 penduduk 16,9 kematian. 6.1.2. Tingkat Kematian Menurut Umur dan Jenis Kelamin Ukuran kematian yang banyak dipergunakan oleh ahli demografi ialah Tingkat Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate ASDR) Dengan rumus ASDR ditulis sebagai berikut: Tingkat Kematian Menurut Umur (ASDR) = Di P mi x k Universitas Gadjah Mada

Dimana: D i = Jumlah kematian pada kelompok umur P mi = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun pada kelompok umur k = konstanta = 1000 6.1.3. Tingkat Kematian Bayi ( Infant Mortality Rate IMR) Tingkat kematian bayi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Tingkat Kematian Menurut Umur (ASDR) = B D 0 x k Dimana: D 0 = Jumlah kematian bayi pada tahun tertentu B = Jumlah anak lahir hidup pada tahun tertentu k = konstanta = 1000 Contoh suatu daerah pada tahun 1970 jumlah kematian bayi sebesar 263.000 orang dan jumlah kelahiran pada tahun tersebut sebesar 1.594000. Maka besarnya tingkat kernatian bayi (IMR) dapat dihitung sebagai berikut: Tingkat Kematian Bayi (IMR) = 263.000 1.594.000 x 1000 = 164,99 Ini berarti bahwa pada tahun 1970 di daerah yang bersangkutan terdapat 164,99 bayi meninggal setiap 1000 kelahiran. Tingkat kematian bayi (IMR) di Indonesia setelah tahun 1980-an dan 145 pada tahun 1971 menjadi 109 pada tahun 1980, tetapi menunjukkan angka yang tinggi dibandingkan negara ASEAN yang lain padatahun 1978 besarnya IMR kurang dan 100, 6.2. Tabel Kematian (Life Table) Tabel Kematian memberikan gambaran tentang sejarah kehidupan suatu kohor hipotetis yang berangsur-angsur kerkurang jumlahnya karena kematian. Tabel kematian ml mempunyal bentuk yang sederhana disusun berdasarkan tingkat kematian menurut umur. Dan tabel kematian dapat diukur jumlah kematian anggota kohor. Dalam menghitung tabel kematian perlu dibuat beberapa asumsi: Universitas Gadjah Mada

1. Kohor hanya berkurang secara berangsur-angsur karena kematian, dan tidak ada migrasi masuk dan keluar. 2. Kematian anggota kohor menurut pola tertentu pada berbagai tingkat umur. 3. Kohor berasal dan radiks tertentu. 4. Pada tingkat umur rata-rata orang meninggal rnencapai pertengahan antara d dua tingkat berturut-turut. Ada dua bentuk Tabel Kematian: 1. Tabel Kematian Lengkap, adalah tabel kematian dibuat secaraa lengkap, terpérinci menurut umur satu tahunan. 2. Tabel Kematian Singkat, adalah tabel kematian meliputi seluruh umur, tetapi tidak diperinci menurut satu tahunan, tetapi dengan jenjang tertentu,misalnya 5 tahunan atau 10 tahunan. 6.2.1. Tabel Kematian Lengkap Tabel kematian terdiri dan tujuh kolom. Ketujuh kolom tersebut adalah sebagai berikut: x = Umur tepat x atau x + 1 dalam tahun q x d x L x T x e 0 x = Kemungkinan mati antara umur x dan x + 1 = Jumlah kematian antara umur x dan x+1 = Tahun kehidupan antara umur x dan x+1 = Tahun total kehidupan seteh umur tepat x = Rata-rata harapan hidup setelah umur tepat x Tabeb 6.1 Tabel Kematian Untuk Perempuan di Amerika Serikat Tahun 1969 1969

Tabel kematian untuk laki-taki berbeda tabel kematian untuk perempuan hal ini disebabkan angka harapan hidup laki-laki Iebih rendah dibandingkan dengan perempuan. Tabel kamatian mengalami perubahan denqan perubahan sesuai perkembangann tinkgat kematian penduduk. Beberapa penjelasan dan kolom-kolom tabel 6.1 adalah sebagai berikut: tanggal I Januari 1960 terdapat kelahiran bayi sebanyak 100.000(b), tanggal 1 Januari 1961 jumbah bayi yang berumur 1 tahun sebesar 97.714 orang (l 1 ). Jumbah bayi yang meninggal sebelum merayakan ulang tahun yang yang pertama 2.256 orang(d o ). Jadi kemungkinan bayl itu meninggal sebelum merayakan ulang tahun pertama (q o ) adalah: q 0 = d 0 = 1 l 0 2.256 = 0.02256 100.000 begitu seterusnya sehingga anggota kohor meninggab pada tabel 6.1 (dapat rumus sebagai berikut: L x yang dinyatakan tahun kehidupan setelah umur tepat x. Perkiraan besarnya tahun kehidupan dapat ditulis dengan rumus: Untuk tahun kehidupan pertama tidak dapat digunakan rata-rata l x dan I x+1 sebagai pendekatan besarnya L x. Angka kematian tinggi dan tidak tersebar merata terjadi pada tahun pertama kehidupan, sehingga besarnya L 0 dan L 1 k tidak dapat didekati dengan rumus diatas. Untuk memperkirakan besarnya L0 dan L1 dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah total tahun kehidupan setelah umur tepat x ditulis dengan notasi Angka T pada umur 0 tahun misalnya adalah penjumlahan semua L yang angka T umur tepat 1 tahun adalah penjumlahan dan L 1 + L 2 + L 3 + L 4 +. L n. Begitu seterusnya umur T x tahun berikutnya, sehingga akhirnya besar T dapat ditulis dengan rumus : Rata-rata lamanya seseorang akan hidup setelah umur tepat x, yaitu dengan membagi angka dalam kolom T dengan angka kolom I. Jadii dengan is dapat ditulis: 6.3. Tabel Kematian Ringkas Tabel kematian ringkas merupakan bentuk tabel kematian yang Iebih pendek tetapi ketepatannya hampir sama dengan tabel kematian lengkap. Tabel kematian mi pada umumnya dihitung atas dasar kelompok umur tahunan. Didalam suatu populasi yang kurang baik distribusi umurnya, perhitungan dengan tabel kematian ringkas lebih tepat. Beberapa notasi dalam kolom kematian ringks ditulis dengan simbol yang berikut: