BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi. Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital.

KERANGKA PEMIKIRAN III.

BAB II LANDASAN TEORI. Bank berasal dari bahasa itali yaitu banca yang berarti suatu bangku tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibandingkan anggota lembaga keuangan lainnya (Mangani, K.S:2009).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

BAB II KERANGKA TEORI. dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat Pengertian Lembaga Keuangan Non- Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT PADA UMUMNYA. A. Pengertian Bank, Kredit dan Perjanjian Kredit

PENGALOKASIAN DANA BANK

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Uundang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank. atau pinjaman uang untuk usaha kecil dan yang dijalankan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berdasarkan persejuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. IAPI (2011:319.2) pengertian pengendalian intern adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan hukum sistem perbankan di Indonesia salah satunya adalah Undang-

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehari-hari yang menuntut masyarakat untuk menggunakan jasa-jasa bank. Para

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Menurut UU No 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 mengatakan Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun internasional yang selalu bergerak cepat dan adanya tantangan tantangan yang semakin luas, harus diikuti secara tanggap oleh perbankan nasional dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya kepada masyarakat sesuai dengan azas demokrasi ekonomi dengan fungsi utama sebagai penyalur dana masyarakat dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak. 2.1.2 Pengertian Bank Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia (banca) yang berarti tempat penukaran uang. Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998, bank diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakatdalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya dalam meningkatkan taraf hidup orang banyak. 6

Menurut kasmir (2008 : 11) bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana. 2.1.3 Jenis-Jenis Bank Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998, menyatakan bank di Indonesia dikelompokan menjadi sebagai berikut : 1) Bank Umum Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2) Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatannya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memerlukan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2.1.4 Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth dan faith). Oleh karena itu dasar dari pemberian kredit kepada perseorangan atau badan usaha adalah berlandaskan kepercayaan. 7

Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang dimaksud dengan kredit adalah Penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank pihak lain dalam hal mana yang mewajibkan pihak peminjam untuk berkewajiban melunasi utang-utang setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. Menurut Kasmir (2008 : 96) kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit unuk pembelian rumah atau mobil. Jadi dapat disimpulkan kredit dari beberapa pengertian kredit di atas bahwa kredit merupakan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam dengan pengharapan memperoleh keuntungan yang mempunyai fungsi untuk meningkatkan daya guna uang. 2.1.5 Manfaat Perkreditan 1. Manfaat Perkreditan ditinjau dari Sudut Kepentingan Debitur a. Relatif mudah diperoleh kalau memang usahanya betul-betul fleksible. b. Telah ada lembaga yang kuat di masyarakat perbankan yang menawarkan jasanya di bidang penyediaan dana (kredit). c. Biaya untuk memperoleh kredit (bunga, administrasi expanse) dapat diperkirakan dengan tepat hingga memudahkan para pengusaha dalam menyusun rencana kerjanya untuk masa-masa yang akan datang. 8

d. Terdapat berbagi jenis kredit, berbagai bentuk penawaran modal (dana) hingga dapt dipilih dana yang paling cocok untuk kebutuhan modal perusahaan yang bersangkutan. e. Dengan memperoleh kredit dari bank, debitur sekaligus akan memperoleh berbagai manfaat yang lain yaitu : 1) Fasilitas perbankan yang lebih murah dalam transfer, clearing, bank garansi dan lain-lain. 2) Bank juga menyediakan fasilitas-fasilitas konsultasi pasar, manajemen, keuangan, teknis, yuridis, (dengan gratis) pula kepada debiturnya. f. Rahasia keuangan debitur akan lebih terlindung karena adanya ketentuan mengenai Rahasia Bank dalam Undang-Undang Pokok Perbankan. g. Dengan fasilitas kredit memungkinkan para debitur untuk memperluas dan mengembankan usahanya dengan lebih leluasa. h. Lembaga perkreditan yang dimiliki perbankan telah mempunyai ketentuan-ketentuan yuridis yang jelas sehingga memperkecil kemungkinan-kemungkinan suatu risiko sengketa dikemudian hari antara nasabah dengan bank sebagai penyedia dana. i. Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dana bagi perusahaan debitur, untuk kredit investasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan rencana pelunasan yang sesuai dengan kapasitas perusahaan yang bersangkutan, untuk kredit modal kerja dapatdiperpanjang berulang-ulang dan lain-lain. 9

2. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan perbankan a. Untuk menjaga solvabilitas usahanya. b. Untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. c. Dengan pemberian kredit akan memungkinkan perbankan untuk mendidik para stafnya untuk mengenal kegiatan-kegiatan industry yang lain secara mendetail. 3. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan pemerintah a. Perkreditan dapat digunakan sebagai alat untuk memacu pertumbuhan ekonomi baik secara umum maupun untuk pertumbuhan sektor-sektor ekonomi tertentu. Sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan moneter. b. Perkreditan sebagai alat untuk menciptakan lapangan usaha/ kegiatan. c. Pemberian kredit sebagai alat peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat. d. Perkreditan sebagai sumber pendapatan negara. e. Penciptaan pasar. 4. Manfaat perkreditan ditinjau dari kepentingan masyarakat luas a. Dengan adanya kelancaran dari proses perkreditan diharapkan akan diperoleh adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan membuka lapangan usaha kerja baru, sehingga akan menimbulkan tingkat pendapatan dan pemerataan pendapatan di masyarakat b. Untuk beberapa golongan profesional seperti konsultan, akuntan publik, notaris, assets appraisal dan lain-lain akan banyak 10

menikmati manfaat dalam proses pemberian kredit oleh bank kepada nasabahnya, karena mereka itu pula terlibat di dalamnya. c. Para pemilik dana yang disimpan di bank berharap agar dana yang dimilikinya dapat diterima kembali secara utuh beserta bunganya. d. Dari masyarakat pengusaha akan sangat berkepentingan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dengan cara/ prosedur yang mudah cepat serta dengan biaya yang relatif murah. e. Bagi para pengelola pasar modal maka kebijaksanaan perkreditan terutama kebijaksanaan tentang suku bunga kredit akan sangat bermanfaat dalam penyusunan perencanaan kegiatannya karena merupakan produk (=jasa) substitusi satu sama lainnya. f. Bagi para supplier bahan-bahan baku/ barang jadi untuk para relasi usahanya akan merasa lebih terjamin pembayarannya. g. Dengan semakin banyaknya proyek dan perusahaan yang dibuka karena memperoleh fasilitas kredit sudah tentu akan menyerap banyak tenaga kerja baru. Dengan dibukanya atau didirikannya perusahaan baru akan menimbulkan tumbuhnya usaha-usaha lain yang mempunyai kaitan erat dengan perusahaan tersebut antra lain para supplier, para distributor, rumah penginapan untuk para pekerja, warung-warung makan dan perusahaan jasa lainnya. 11

2.1.6 Fungsi Kredit Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian perdagangan antara lain sebagai berikut : a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang. b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. c. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang. d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi. e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha. f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan. g. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional. 2.1.7 Tujuan Kredit Keuntungan merupakan tujuan dari pemberian kredit yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima. Dengan demikian maka tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank, khususnya bank pemerintah yang akan mengembangkan tugas sebagai agen development adalah untuk a. Turut mensukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan. b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjelaskan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat/ memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan dapat memperluas usahanya. 12

2.1.8 Jenis-jenis Kredit Jenis-jenis kredit yang diberikan oleh perbankan kepada masyarakat dapat dilihat dari berbagai sudut, yaitu sebagai berikut : a. Kredit Dilihat dari Sudut Tujuannya Kredit ini terdiri atas : 1) Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses konsumtif. 2) Kredit Produktif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi 3) Kredit Perdagangan, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang-barang yang dijual lagi. b. Kredit Dilihat dari Sudut Jangka Waktunya Berdasarkan undangundang Nomor 14/1967 tentang pokok pokok perbankan, Jenis-jenis kredit dilihat dari sudut jangka waktunya terdiri atas : 1) Kredit Jangka Pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun. Di lihat dari segi perusahaan kredit jangka pendek tersebut dapat berbentuk : a) Kredit Rekening Koran, yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya dengan batas plafon tertentu perusahaan mengambilnya tidak sekaligus melainkan sebagian demi sebagian sesuai dengan kebutuhannya. b) Kredit Penjualan, yaitu kredit yang diberikan oleh penjual kepada pembeli, penjual menyerahkan barang-barangnya lebih dahulu baru kemudian menerima pembayaran dari pembeli. 13

c) Kredit Pembeli, yaitu kredit yang diberikan pembeli kepada penjual, pembeli menyerahkan uang terlebih dahulu baru kemudian menerima barang-barang yang dibelinya. d) Kredit Wesel, yaitu kredit yang terjadi apabila suatu perusahaan mengeluarkan surat pengakuan utang yang berisikan kesanggupan untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak tertentu dan pada saat tertentu, dan setelah di tandatangani surat wesel dapat di jual atau di uangkan kepada bank. e) Kredit Eksploitasi, yaitu kredit yang diberikan oleh bank untuk membiayai current operation suatu perusahaan. 2) Kredit Jangka Menengah, yakni kredit yang berjangka waktu 1sampai 3 tahun, kecuali kredit untuk tanaman musiman. 3) Kredit Jangka Panjang, yakni kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. Kredit jangka panjang ini umumnya adalah kredit investasi yang bertujuan menambah modal perusahaan dalam rangka untuk melakukan rehabilitasi, perluasan, dan pendirian proyek tertentu. c. Kredit Dilihat dari Sudut Jaminannya 1) Kredit Tanpa Jaminan Jaminan yang dimaksud disini adalah jaminan fisik. 2) Kredit dengan Agunan Jaminan kredit dapat berupa tanah, rumah, pabrik, dan barangbarang fisik lainnya. 14

Penggolongan kredit menurut penggunannya dapat di bagi sebagai berikut: 1) Kredit Eksploitasi, yaitu kredit yang berjangka waktu pendek yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan sehingga dapat berjalan dengan lancar. 2) Kredit Investasi, yaitu kredit jangka menengah atau jangka panjang yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk melakukan investasi atau penanaman modal. 2.1.9 Prinsip-Prinsip Perkreditan Sebelum kredit diberikan, bank harus yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benaar. Criteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah dilakukan dengan analisis 5C,7P dan 3R (Kasmir,2004: 104) Adapun penjelasan analisis 5C adalah sebagai berikut: a. Character, Sifat atau watak dari orang-orang yang akaan diberikan kredit benarbenar dapat dipercaya. b. Capacity Yang dimaksud capacity sini yaitu untuk melihat nasabah dalaam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkaan dengan 15

pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. c. Capital Yaitu untuk melihat pengguna modal apakah efektif, dilihat dari laporan keuangan dengan melakukan pengukuran. d. Collateral Yang dimaksud dengan collateral ini yaitu jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengamanan apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari usahanya yang normal. e. Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut: 1) Personality, menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari. 2) Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakter. 16

3) Perpose, yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. 4) Prospect, yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknyaa. 5) Payment, merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. 6) Profability, untuk menganalisa bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. 7) Protection, tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan Penilaian dengan Prinsip 3R yaitu sebagai berikut : a) Return Penilaian penghasilan apakah usaha yang akan dibiayai benarbenar suatu usaha yang memberikan hasil didasarkan pengalaman, kemampuan, pemasaran dan aspek lainnya. b) Repayment Capasity Penilaian kesanggupan membayar kembali kredit apakah nasabah benar-benar memiliki kemampuan untuk mengembalikan kredit bank. c) Risk Bearing Ability Penilaian kemampuan untuk menutup resiko yang mungkin timbul jika kredit menjadi macet. 17

2.1.10 Unsur-unsur kredit Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas kepercayaan, sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Ini berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan memberikan kredit jika betul-betul yakin bahwa penerima kredit akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua pihak. Tanpa keyakinan tersebut, suatu lembaga kredit tidak akan meneruskan simpanan masyarakat yang diterimanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa unsur yang terdapat dalam kredit (Kasmir 2008:87) adalah : a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. b. Jangka Waktu, yaitu suatu masa yang akan memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. c. Degree of risk, yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. d. Balas Jasa, atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat bentuk barang, atau jasa. 18

e. Kesepakatan Di samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsure kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam ssuatu perjanjian dimana masingmasing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing 2.1.11 Jaminan kredit Secara umum jaminan kredit di artikan sebagai penyerahan kekayaan atau penyertaan kesanggupan seseorang untuk menanggung pembayaran kembali suatu utang. Berdasarkan kenyataan bahwa pada prinsipnya setiap pemberian kredit harus dengan jaminan, maka jaminan kredit itu sendiri dapat berupa benda atau perorangan : a. Jaminan Berupa Benda Pemberian jaminan berupa benda berarti mengkhususkan suatu bagian dari kekayaan seseorang dan menyediakannya guna pemenuhan atau pembayaran kewajiban seorang debitur. 1) Bentuk jaminan benda yang tidak bergerak a) Hipotek, yaitu suatu hak kebendaaan atas benda-benda tidak bergerak untuk mengambil daripadanya bagi pelunasan suatu perikatan. b) Gadai, yaitu hak kreditur atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh debitur atau oleh orang lain atas namanya untuk mengambil pelunasan suatu utang. 19

2) Bentuk barang bergerak dapat juga berupa fiducia. Fiducia adalah penyerahan hak milik berdasarkan kepercayaan atas barang bergerak, dengan tetap menguasai barang-barang tersebut Barang yang dapat dijaminkan secara fiducia antara lain a) Mulai dari bahan baku yang diolah, barang setengah jadi sampai dengan hasil produksi b) Alat-alat inventaris c) Kendaraan bermotor b. Jaminan Perorangan Pasal jaminan perorangan adalah suatu perjanjian ketiga yang menyanggupi pihak berpiutang (kreditur) bahwa ia menanggung pembayaran suatu utang bila bila ia berutang tidak menepati kewajibannya. Jaminan jenis ini dapat diadakan tanpa sepengetahuan debitur. c. Credietverband Di lihat dari segi objek pengikatannya, Credietverband adalah semacam hipotek yang berlaku atas adat apabila dijadikan jaminan. Menurut ketentuan pasal 3 tahun 1908 Nomor 542, yang dapat dibebani credietverband adalah : 1) Hak pakai individual secara turun temurun atas tanah domein negara. 2) Hak pakai dari penduduk di atas tanah-tanah. 20

3) Bangunan-bangunan atau tanaman-tanaman yang ada atau yang masih akan di bangun/ ditanam di atas tanah yang dipunyai dengan hak indonesia. d. Perbedaan Credietverband dan Hipotek Pada credietverband berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1) Dilarang memindah tangankan barang yang telah dibebani credietverband kepada orang lain. 2) Pada credietverband hanya terjadi pembebanan satu kali dan tidak dapat untuk kedua serta ketiga kalinya. Sedang pada hipotek dapat terjadi beberapa kali. 3) Berdasarkan aturan lama, akta credietverband dibuat oleh kepala distrik yang juga berkewajiban mendaftar/ menyimpan akta tersebut. 2.1.12 Definisi Prosedur Menurut Mulyadi (2001:5) prosedur adalah suatu urutan klerikal biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. 2.1.13 Prosedur Pemberian Kredit Menurut Kasmir (2008 : 100) Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan 21

hukum kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah konsumtif atau produktif. Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut: 1) Pengajuan berkas-berkas Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam satu proposal. Kemudiaan dilampiri dengan berkasberkas lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit hendaknya yang berisi antara lain sebagai berikut: a) Riwayat hidup Latar belakang perusahaan seperti riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, nama pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan perusahaan serta relasinya dengan pihak-pihak pemerintah swasta. b) Maksud dan tujuan Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau untuk meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru (perluasan) serta tujuan lainnya. c) Besarnya kredit dan jangka waktu Dalam hal ini pemohon menentukan besarnya jumlah kredit yang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya. Penilaian kelayakan besarnya kredit dan jangka waktu kreditnya. 22

d) Cara pemohon mengembalikan kredit Dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan atau cara lainnya. e) Jaminan kredit Hal ini merupakan jaminan untuk menutupi segala resiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang ada unsur kesengajaan atau tidak. 2) Wawancara I Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah. 3) On the spot Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau pinjaman. Kemudian hasil on the spot ini dicocokkan dengan hasil wawancara I. 4) Wawancara II Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangankekurangan pada saat setelah dilkukan on the spot di lapangan. 5) Keputusan kredit Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima maka dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit yang mencakup: 23

(1) Jumlah uang yang diterima (2) Jangka waktu kredit (3) Biaya-biaya yang harus dibayar Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan team. Begitu pula bagi kredit dengan ditolak, maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing. 6) Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad krdit, mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan: (1) Antara bank dengan debitur secara langsung (2) Dengan melalui notaries 7) Realisasi kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank bersangkutan. 8) Penyaluran/penarikan dana Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit, yaitu: (1) Sekaligus (2) Secara bertahap 24