isikes JURNAL KESEHATAN

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG TAHUN 2013

isikes JURNAL KESEHATAN

isikes JURNAL KESEHATAN

isikes JURNAL KESEHATAN

isikes JURNAL KESEHATAN

isikes JURNAL KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

isikes JURNAL KESEHATAN

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

Mengetahui Hipertensi secara Umum

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI DEWASA AWAL (18-40 TAHUN) DI WILAYAH PUSKESMAS BROMO MEDAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

I. PENDAHULUAN. tahun. Peningkatan penduduk usia lanjut di Indonesia akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN.

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

Karakteristik Umum Responden

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. 1

ABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman serba modern saat ini, manusia bekerja menjadi lebih hemat

PREVALENSI PENYAKIT HIPERTENSI PENDUDUK DIINDONESIA DAN FAKTOR YANG BERISIKO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

Transkripsi:

ISSN 1412-3746 isikes JURNAL KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Politeknik Kesehatan Bandung Neneng Yetty Hanurawaty Evaluasi Kinerja Klinik Berhenti Merokok di Kota Semarang Tahun 2014 Helena Elvy Lamapaha, Nurjanah Faktor Risiko Pada Lansia di Posyandu Senja Ceria Semarang Bagus Hari Wibowo, Zaenal Sugiyanto, Lily Kresnowati Hubungan Antara Asupan Gizi Dan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja pada Karyawan Perusahaan Tahu Baxo Bu Pudji di Ungaran Tahun 2014 Diana Puspita Langgar, Vilda Ana Veria Setyawati Keluhan Muskuloskeletal pada Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Kecamatan Semarang Selatan 2014 Firman Ardiono, MG. Catur Yuantari Kesiapan Pekerja Sektor Informal (Sopir Truk Container) dalam Membayar Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kota Semarang Ajeng Silvira Hermanto, Eti Rimawati, Dyah Ernawati Pengaruh Sikap Individu dan Perilaku Teman Sebaya terhadap Praktik Safety Riding pada Remaja (Studi Kasus Siswa SMA Negeri 1 Semarang) Andi Sumiyanto, Eni Mahawati, Eko Hartini Pengembangan Desain Map Rekam Medis (Folder) dengan Kode Warna di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali Khoirun Nisaa, Tri Lestari, Sri Mulyono Hubungan Antara Gaya Hidup dengan Kejadian Stroke Usia Dewasa Muda (18-40 Tahun) di Kota Semarang Indah Putrianti, Widya Hary Cahyati VisiKes Vol. 13 No. 2 Halaman 103-177 Semarang September 2014 ISSN 1412-3746

ISSN 1412-3746 Jurnal Kesehatan Volume 13, Nomor 2, September 2014 Ketua Penyunting M.G. Catur Yuantari, SKM, MKes Penyunting Pelaksana Eti Rimawati, SKM, MKes Supriyono Asfawi, SE, MKes Penelaah dr. Onny Setiani, PhD (Universitas Diponegoro) dr. Massudi Suwandi, MKes (Udinus) Pelaksana TU Retno Astuti S, SS, MM Alamat Penyunting dan Tata Usaha : Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro (FKes UDINUS) Jl. Nakula I No. 5 Gedung C Lt. 5 Semarang Telp./Fax. (024) 3549948 E-mail : visikes@fkm.dinus.ac.id VisiKes diterbitkan mulai Maret 2002 oleh FKes UDINUS

ISSN 1412-3746 Jurnal Kesehatan Volume 13, Nomor 2, September 2014 DAFTAR ISI 1. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Politeknik Kesehatan Bandung Neneng Yetty Hanurawaty... 103-110 2. Evaluasi Kinerja Klinik Berhenti Merokok di Kota Semarang Tahun 2014 Helena Elvy Lamapaha, Nurjanah... 111-118 3. Faktor Risiko Pada Lansia di Posyandu Senja Ceria Semarang Bagus Hari Wibowo, Zaenal Sugiyanto, Lily Kresnowati... 119-126 4. Hubungan Antara Asupan Gizi Dan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja pada Karyawan Perusahaan Tahu Baxo Bu Pudji di Ungaran Tahun 2014 Diana Puspita Langgar, Vilda Ana Veria Setyawati... 127-135 5. Keluhan Muskuloskeletal pada Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Kecamatan Semarang Selatan 2014 Firman Ardiono, MG. Catur Yuantari... 136-142 6. Kesiapan Pekerja Sektor Informal (Sopir Truk Container) dalam Membayar Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kota Semarang Ajeng Silvira Hermanto, Eti Rimawati, Dyah Ernawati... 143-149 7. Pengaruh Sikap Individu dan Perilaku Teman Sebaya terhadap Praktik Safety Riding pada Remaja (Studi Kasus Siswa SMA Negeri 1 Semarang) Andi Sumiyanto, Eni Mahawati, Eko Hartini... 150-156 8. Pengembangan Desain Map Rekam Medis (Folder) dengan Kode Warna di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali Khoirun Nisaa, Tri Lestar1, Sri Mulyono... 157-168 9. Hubungan Antara Gaya Hidup dengan Kejadian Stroke Usia Dewasa Muda (18-40 Tahun) di Kota Semarang Indah Putrianti, Widya Hary Cahyati... 169-177

Faktor Risiko... - Bagus HW, Zaenal S, Lily K FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG Bagus Hari Wibowo, Zaenal Sugiyanto, Lily Kresnowati Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro semarang e-mail : fkundip84@gmail.com ABSTRACT Hypertension is blood vessel problem because oxygen and nutrition supply by blood to all organs. Hypertension prevention is very important to reduce hypertension prevalence in future. The objective of this research is to know risk factors (genetic, smoking, IMT, exercise, and coffee consumption) related to hypertension on elderly in Posyandu Senja Ceria Semarang year 2013. This observational research with case control design. Research location isposyandusenja Ceria Semarang. Independent variables were genetic, smoking, IMT, exercise, and habit of coffee consumption. Samples were 15 elderly who had hypertension as case and 15 elderly who did not have hypertension as control. Chi Square test was used for analyzing data with confidence interval 95% and level of significance 0.05. Result shows factors related to hypertension were genetic (p-value 0.05,OR 21.000), exercise (p-value, 0.014, OR 16.000). Factors were not related to hypertension were smoking (pvalue 1.000), IMT (p-value 1,000), and habitof coffee consumption (p-value p 0,427). Researcher suggests that elderly, particularly who has genetic factor, has to do exercise regularly, 3-4 times a week during 30-40 minutes, maintain normal body weight, healthy diet, and check blood pressure regularly, Keywords : Factor Risk, Hypertension, Old People ABSTRAK Hipertensi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan gangguan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah sampai ke jaringan tubuh.mengingat besar kasus dan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi maka perlu dilakukan pencegahan, sehingga di masa mendatang prevalensi hipertensi dapat diturunkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor risiko (faktor keturunan, merokok, IMT, olahraga, dan konsumsi kopi) yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Senja Ceria Semarang 2013. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan case control.lokasi penelitian ini di Posyandu Lansia Senja Ceria Semarang.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah factor keturunan, merokok, IMT, olahraga, dan konsumsi kopi. Sampling penelitian ini adalah kasus penderita hipertensi sebanyak 15 orang dan kontrol yang tidak menderita hipertensi sebanyak15 orang. Analisis dilakukan dengan ujichi square menggunakan program SPSS 16.0 for windows dengan nilai kepercayaan 95% dan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini adalah bahwa ada hubungan antara keturunan dengan kejadian hipertensi (p value 0,05) dengan OR 21,000, ada hubungan antara kebiasaan olahraga dengan kejadian 119

JURNAL VISIKES - Vol. 13 / No. 2 / September 2014 hipertensi (p value 0,014) dengan OR 16,000,tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi (p value 1,000), tidak ada hubungan antara IMT dengan kejadian hipertensi (p value 1,000), tidak ada hubungan antara kebiasaan minum kopi dengan kejadian hipertensi (p value 0,427). Berdasarkan hasil penelitian agar responden melakukan olahraga secara teratur minimal 3-4 kali per minggu selama 30-40 menit, mengendalikan berat badan normal dengan makan makanan yang sehat dan pentingnya melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur khususnya apabila mempunyai riwayat keturunan hipertensi. Kata Kunci : Faktor Risiko, Hipertensi, LanjutUsia PENDAHULUAN Penyakit pada golongan lansia (aging population) mempunyai spesifikasi sendiri yang disebut penyakit degeneratif. Penyakit yang sering dijumpai pada masa kini diantaranya perkapuran pembuluh arteri (artheriosklerosis), tekanan darah tinggi (hipertensi), kegemukan (obesity), radang sendi (rheumatik), jantung, diabetes mellitus, stroke dan kanker. 1 Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri, adalah kondisi mediskronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100 140 mmhg dan diastolik (bacaan bawah) 60 90 mmhg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmhg atau lebih. Di Indonesia, banyaknya penderita hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta orang tetapi hanya 4% yang controlled hypertension. Yang dimaksud dengan hipertensi terkendali adalah mereka yang menderita hipertensi dan tahu bahwa mereka menderita hipertensi dan sedang berobat untuk itu. 2 Penyebab terjadinya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu Hipertensi Esensial / Primer yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ada kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik dan Hipertensi Sekunder yaitu hipertensi merupakan akibat dari adanya penyakit lain seperti kelainan pembuluhdarah, ginjal dan gangguan kelenjar tiroid. Faktor ini biasanya juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang baik. 3 Usia lanjut mempunyai keterbatasan fisik dan kerentanan terhadap penyakit. Secara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan degenerative dengan manifestasi beberapa penyakit seperti penyakit hipertensi, kelainan jantung, diabetes mellitus, kanker rahim, prostat, dll. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. 4 Faktor faktor yang merupakan factor risiko hipertensi adalah umur semakin tua, riwayat keluarga dengan hipertensi, kebiasaan mengkonsumsi makanan asin, tidak biasa olah raga, obesitas, jenis kelamin, kebiasaan merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol dan stress kejiwaan. 1 Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia termasuk lima besar Negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni mencapai 18,1 juta jiwa pada 2010 atau 9,6 persen dari 120

Faktor Risiko... - Bagus HW, Zaenal S, Lily K jumlah penduduk. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan pola penyakit pada lansia yang terbanyak adalah gangguan sendi kemudian diikuti oleh hipertensi, katarak, stroke, gangguan mental emosional, penyakit jantung dan diabetes mellitus. Riskesdas 2007 juga menunjukkan penyebab kematian pada umur 65 tahun keatas pada laki-laki khusus hipertensi sebanyak 7,7persen. Sementara pada perempuan penyebab kematian khusus penyakit hipertensi sebanyak 11,2persen. 5 Pada Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2010 penyakit hipertensi sebanyak 56980 kasus, sedangkan pada tahun 2011 penyakit hipertensi sebanyak 71280. Pada tahun 2010 kasus hipertensi di puskesmas Poncol sebanyak 2453 dan pada tahun 2011 naik menjadi 4764 kasus. Di Posyandu Senja Ceria yang masuk wilayah kerja Puskesmas Poncol terdapat 40 lansia dan hipertensi masuk dalam 3 besar penyakit terbanyak. Selain itu, di Posyandu Lansia Senja Ceria belum pernah dilakukan Survey Lanjut Usia dengan hipertensi. Maka dengan alasan tersebut peneliti ingin meneliti tentang faktorfaktor risiko apa saja (factor keturunan, IMT (Indeks MasaTubuh), merokok, olah raga, dan mengkonsumsi kopi). METODE Jenis penelitian yang akan digunakan adalah Eksplanatori Research dengan pendekatan studi case control, di mana variabel bebas yakni jenis kelamin, indeks masa tubuh (IMT), kebiasaan merokok, konsumsi kopi, dan keturunan/genetik dan variabel terikat yakni kejadian hipertensi pada obyek penelitian diobservasi dan diukur dalam waktu yang bersamaan. Hasil penelitian ini dianalisis secara analitik dengan analisis uji statistik. HASIL Karakteristik responden 1. Umur Berdasarkan data Tabel 1, didapatkan hasil responden paling banyak berumur 77-82 tahun sebesar 9 orang (30%). Tabel 1. Umur Umur Frekuensi % 65-70 8 26,7 71-76 8 26,7 77-82 9 30 83-88 5 16,7 Total 30 100 Tabel 2. Jenis kelamin Jenis kelamin Kategori responden Kasus % Kontrol % Laki-laki 4 26,7 3 20 Perempuan 11 73,3 12 80 Total 15 100 15 100 Tabel 3. Pendidikan Pendidikan Frekuensi % Tamat SD 2 6,7 Tamat SLTP 5 16,7 Tamat SLTA 15 50 Diploma 2 6,7 Sarjana 6 20 Total 30 100 121

JURNAL VISIKES - Vol. 13 / No. 2 / September 2014 2. Jenis kelamin Berdasarkan tabel 2, didapatkan hasil bahwa responden terbanyak berjenis kelamin perempuan sebesar 23 orang (76,7%) dengan kategori kasus 11 orang (73,3%) dan kategori kontrol 12 orang (80%). Sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 7 orang (23,3%) dengan kategori kasus 4 orang (26,7%) dan kategori kontrol 3 orang (20%). 3. Pendidikan Berdasarkan data Tabel 3, didapatkan hasil bahwa responden terbanyak berpendidikan tamat SLTA sebanyak 15 orang (50%). Analisis univariat 1. Keturunan Berdasarkan tabel 4, didapatkan hasil bahwa responden yang memiliki riwayat keluarga hipertensi pada kasus (9 orang) lebih besar dibandingkan kontrol (1 orang). 2. Merokok Berdasarkan tabel 5, didapatkan hasil bahwa responden yang memiliki kebiasaan merokok pada kasus (2 orang) lebih besar dibandingkan kontrol (1 orang). 3. IMT (Indeks Masa Tubuh) Berdasarkan tabel 6, didapatkan hasil bahwa responden yang memiliki IMT diatas normal pada kasus (6 orang) sama banyak dibandingkan kontrol (6 orang). 4. Olahraga Berdasarkan tabel 7, didapatkan hasil bahwa responden yang tidak teratur berolahraga pada kasus (8 orang) lebih besar dibandingkan kontrol (1 orang). 5. Konsumsi kopi Berdasarkan tabel 8 didapatkan hasil bahwa responden yang mengkonsumsi kopi pada kasus (6 orang) lebih besar dibandingkan kontrol (3 orang). Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Keturunan Riwayat keluarga hipertensi Kategori responden Kasus Kontrol Total Ada 9 1 10 Tidak 6 14 20 Total 15 15 30 Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Merokok Kategori Merokok Kategori Responden Kasus Kontrol Total Perokok 2 1 3 Bukan Perokok 13 14 27 Total 15 15 30 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Menurut IMT (Indeks Masa Tubuh) IMT Kategori Responden Kasus Kontrol Total Diatas Normal 6 6 12 Normal 9 9 18 Total 15 15 30 Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kebiasaan Olahraga Olahraga Kategori Responden Total Kasus Kontrol Tidak Teratur 8 1 9 Teratur 7 14 21 Total 15 15 30 122

Faktor Risiko... - Bagus HW, Zaenal S, Lily K Analisis bivariat 1. Hubungan Antara Keturunan Dengan Hipertensi Dari hasil uji chi square antara variabel keturunan dengan kejadian hipertensi didapatkan p value = 0,05 (p < 0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal itu menunjukkan bahwa ada hubungan antara keturunan dengan kejadian hipertensi. Dari perhitungan Odds Ratio diperoleh nilai OR sebesar 21,000 atau OR > 1, hal ini menunjukkan bahwa faktor keturunan merupakan faktor risiko terjadinya kejadian hipertensi. 2. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dengan Dari hasil uji chi square antara variabel kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi didapatkan p value = 1,000 (p > 0,05) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hal itu menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara mengkonsumsi kopi dengan kejadian hipertensi. 3. Hubungan Antara IMT (Indeks Masa Tubuh) Dengan Dari hasil uji chi square antara variabel IMT (Indeks Masa Tubuh) dengan kejadian hipertensi didapatkan p value = 1,000 (p > 0,05) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hal itu menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara IMT (Indeks Masa Tubuh) dengan kejadian hipertensi. 4. Hubungan Antara Kebiasaan Olahraga Dengan Dari hasil uji chi square antara variabel olahraga dengan kejadian hipertensi Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kebiasaan Konsumsi Kopi Konsumsi Kopi Kategori Responden Total Kasus Kontrol Peminum 6 3 9 Tidak Peminum 9 12 21 Total 15 15 30 Tabel 9. Hubungan Antara Keturunan Dengan Keturunan Bukan Hipertensi Hipertensi % % Tidak ada 14 93,3 6 40% Ada 1 6,7 9 60 Jumlah 15 100 15 100 Tabel 10. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dengan Merokok Bukan Hipertensi Hipertensi % % Perokok 1 6,7 2 13,3 Bukan Perokok 14 93,3 13 86,7 Jumlah 15 100 15 100 Tabel 11. Hubungan Antara IMT (Indeks Masa Tubuh) IMT Bukan Hipertensi Hipertensi % % Diatas Normal 6 40 6 40 Normal 9 60 9 60 Jumlah 15 100 15 100 123

JURNAL VISIKES - Vol. 13 / No. 2 / September 2014 didapatkan p value = 0,014 (p < 0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal itu menunjukkan bahwa ada hubungan antara olahraga dengan kejadian hipertensi. Dari perhitungan Odds Ratio diperoleh nilai OR sebesar 16,000 atau OR > 1, hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan olahraga merupakan faktor risiko terjadinya kejadian hipertensi. 5. Hubungan Antara Konsumsi Kopi Dengan Dari hasil uji chi square antara variabel mengkonsumsi kopi dengan kejadian hipertensi didapatkan p value = 0,427 (p > 0,05) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hal itu menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara mengkonsumsi kopi dengan kejadian hipertensi. 6. Hasil Uji Chi Square Terlihat pada Tabel 14. PEMBAHASAN 1. Hubungan Antara Keturunan dengan Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan ujichi square didapatkan p value = 0,05 (p d 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara keturunan dengan kejadian hipertensi. Keturunan merupakan salah satu faktor yang berarti hipertensi dapat terjadi dalam keluarga meskipun terdapat anggapan bahwa hal tersebut terjad karena sesame keluarga cenderung berbagi gaya hidup dan pola makan yang sama. Penelitian yang dilakukan orang kembar yang dibesarkan secara terpisah atau bersama dan juga antara anakanak adopsi disbanding dengan anak-anak yang bukan adopsi telah dapat mengungkapkan seberapa besar kesamaan tekanan darah dalam keluarga yang merupakan faktor keturunan dengan yang merupakan akibat kesamaan dalam gaya hidup. Secara kasar sekitar separuh penderita tekanan darahdiantara orang-orang tersebut merupakan akibat dari factor genetic dan separuhnya lagi merupakan akibat dari pola makan sejak masa awal kanak-kanak. 6 Tabel 12. Hubungan Antara Kebiasaan Olahraga Dengan Tabel 13. Hubungan Antara Konsumsi Kopi Dengan Konsumsi Kopi Bukan Hipertensi Hipertensi % % Peminum 3 20 6 40 Tidak Peminum 12 80 9 60 Jumlah 15 100 15 100 Tabel 14. Ringkasan Hasil Uji Chi Square Antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat 124 Olahraga Bukan Hipertensi Hipertensi % % Tidak Teratur 1 6,7 8 53,3 Teratur 14 93,3 7 46,7 Jumlah 15 100 15 100 Variabel Bebas Variabel Terikat P value Keterangan Keturunan Hipertensi 0,05 Ada hubungan Merokok Hipertensi 1,000 Tidak ada hubungan IMT Hipertensi 1,000 Tidak ada hubungan Olahraga Hipertensi 0,014 Ada hubungan Konsumsi Kopi Hipertensi 0,427 Tidak ada hubungan

Faktor Risiko... - Bagus HW, Zaenal S, Lily K 2. Hubungan Antara Merokok dengan Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan p value = 1,000 (p > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara merokok dengan kejadian hipertensi. Merokok dapat menyebabkan hipertensi, namun merokok adalah salah satu faktor risiko utama dari penyakit kardiovaskular. Merokok juga menghalangi efek obat anti hipertensi. Orang yang menderita hipertensi sebaikya berhenti dan tidak merokok sama sekali, meskipun perlu diperhatikan kenaikan berat badan akibat berhenti merokok. 7 3. Hubungan Antara IMT dengan Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan p value = 1,000 (p > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara IMT dengan kejadian hipertensi. Berat badan yang berlebihan akan membuat seseorang susah bergerak dengan bebas, jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa menggerakkan beban berlebihan dari tubuh tersebut. Karena itu obesitas tersebut salah satu faktor yang meningkatkan risiko hipertensi. 7 4. Hubungan Antara Olahraga dengan Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan p value 0,014 (p d 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara olahraga dengan kejadian hipertensi. Dengan melakukan gerakan olahraga yang tepat selama 30-40 menit atau lebih sebanyak 3-4 hari perminggu dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 10 mmhg pad bacaan sistolik dan diastolik. 8 Bukti langsung dari keuntungan olahraga bagi mereka yang telah menderita hipertensi sangat penting, sebab ini menunjukkan bahwa olahraga bukan hanya menghindarkan tekanan darah tinggi, juga menurunkan tekanan darah dari mereka yang telah menderita hipertensi. 9 5. Hubungan Antara Konsumsi Kopi dengan Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan p value = 0,427 (p > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan konsumsi kopi dengan kejadian hipertensi. Orang yang rutin minum kopi secara relatif tidak terpengaruh efek kardiovaskular kafein dan semua bahan lain dalam secangkir kopi. Jika seseorang bukan peminum kopi yang teratur, maka akan mengalami sedikit rasa terburu-buru karena konsumsi minuman kopi, lengkap dengan rasa gugup dan gemetar 20 sampai 30 menit setelah minum sedikit kopi. Seseorang yang tidak terbiasa mengknsumsi kafein lebih sering mengalami peningkatan denyut jantung dan kenaikan tekanan darah saat mengkonsumsi kafein. Seseorang yang mengkonsumsi kafein setiap hari,cenderung tidak mengalami perubahan semacam itu. 10 SIMPULAN 1. Responden penelitian mayoritas berusia > 69 tahun (100%), sebagian besar berjenis kelamin wanita (83,3%), sebagian mempunyai riwayat hipertensi (50%), sebagian kecil mempunyai keturunan hipertensi (33,3%), mayoritas bukan perokok (90%), sebagian besar mempunyai IMT normal (60%), dan berolahraga teratur (70%), dan hanya sebagian kecil mempunyai kebiasaan minum kopi (30%). 2. Ada hubungan antara faktor keturunan dengan kejadian hipertensi (p value 0,05), dengan OR 21,000. 3. Tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi (p value 1,000). 125

JURNAL VISIKES - Vol. 13 / No. 2 / September 2014 4. Tidak ada hubungan antara IMT dengan kejadian hipertensi (p value 1,000). 5. Ada hubungan antara kebiasaan olahraga dengan kejadian hipertensi (p value 0,014), dengan OR 16,000. 6. Tidak ada hubungan antara kebiasaan minum kopi dengan kejadian hipertensi (p value 0,427). SARAN 1. Diharapkan untuk penderita hipertensi untuk melakukan olahraga secara teratur minimal 3-4 kali per minggu selama 30-40 menit, sehingga dapat mengurangi tekanan darah. 2. Pentingnya melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur pada lansia, khususnya apabila mempunyai riwayat keturunan hipertensi. 3. Bagi lansia, untuk tetap mengendalikan berat badan, sehingga berat badan tetap ideal dengan makan makanan yang sehat. 4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar hal-hal yang sudah ada dalam penelitian ini bisa menjadi acuan dan dapat dikembangkan terutama pada variabelvariabel yang belum diteliti. DAFTAR PUSTAKA 1. Bustan. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta. Jakarta. 2000 2. Bustan. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular (Cetakan Kedua). RinekaCipta. Jakarta. 2007 3. Beveers. Seri Kesehatan Bimbingan Dokter Pada Tekanan Darah. Dian Rakyat. Jakarta. 2002 4. Sapto Santoso. Hubungan Beberapa Faktor Pada Lansia Dengan Kejadian Hipertensi di Puskesmas Warureja Kabupaten Tegal Studi Pada Bulan April- Mei Tahun 2007. Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP. Semarang. 2007 5. Tim Redaksi Vitahealth. Hipertensi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2005 6. Lanny, Alam, Hadibroto. Hipertensi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2001 7. Nugroho. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2001 8. The sixth report of the joint national committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of high pressure, www.google.com 9. The Tntons My Document Terpaksa Merokok. 2005 10. Raymond R. Townend. 100 Tanya Jawab Mengenai Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Indeks. Jakarta. 2010 126

Jurnal Kesehatan Visikes terbit dua kali setahun, memuat artikel-artikel yang diangkat dari hasil-hasil penelitian dan atau kajian analisis-kritis di bidang kesehatan dari para penulis dan peneliti dari perguruan tinggi seluruh Indonesia. Sub-sub bidang yang tercakup dalam bidang kesehatan meliputi.: - Epidemiologi dan penyakit tropik - Biostatistik dan kependudukan - Manajemen Informasi Kesehatan - Gizi kesehatan masyarakat - Administrasi dan kebijakan kesehatan - Kesehatan dan keselamatan kerja - Kesehatan lingkungan - Promosi kesehatan - Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku. - Keperawatan. Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain, dengan mengikuti format yang tercantum dalam persyaratan naskah. PERSYARATAN NASKAH 1. Naskah dalam bahasa Indonesia 10 15 halaman HVS kuarto 1,5 spasi, dilengkapi dengan; abstrak (bhs. Inggris) maksimal 150 kata, biodata singkat penulis. 2. Naskah hasil penelitian memuat: judul, pendahuluan (meliputi latar belakang, sedikit tinjauan pustaka, masalah penelitian), metode, hasil, pembahasan, kesimpulan dan saran, serta daftar rujukan. 3. Naskah kajian analitis-kritis memuat; judul, pendahuluan, sub-sub judul (sesuai dengan kebutuhan), Penutup (termasuk kesimpulan dan saran), serta daftar rujukan. 4. Naskah rangkap 3 dan disketnya (format MS Word, huruf Arial 11) dikirimkan ke alamat Tata Usaha VisiKes. 5. Kepastian pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis. Naskah yang tidak dimuat tidak dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis.