BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Saat didirikan, pada umumnya perusahaan memiliki tujuan untuk

Farah Esa B

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lainnya. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan untuk terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut

Mengenal Balanced Scorecard

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad informasi saat ini, kita dihadapkan pada semakin ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif dalam setiap aspek kehidupan manusia, misalnya kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. ekstrim. Persaingan abad industri telah bergeser menjadi persaingan abad

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan hasil yang optimal serta mampu menjaga kelangsungan hidupnya.

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar (learning organization) yang mampu bertahan dan memenangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

SKRIPSI. ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Telkom Divisi Consumer Service Barat )

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini

ABSTRAK. : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. yang lainnya menjadi sangat pelik dan kompetitif, perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya

BAB III RERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat membantu individu maupun perusahaan agar arus informasi berjalan cepat, tepat

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis telah memasuki era persaingan bebas, di mana persaingan tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. dan CV Mavista Technic menyasar instansi dengan jumlah AC minimal 20 unit.

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditur, karyawan, pemerintah, dan pelanggan. Implikasinya,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

I. PENDAHULUAN. pangsa pasar dan memenangkan persaingan. lingkungan bisnis yang kompleks dalam rangka mewujudkan visi perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Perkembangan Teknologi Telekomunikasi Indonesia. (sumber :

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini

Balanced Scorecard : Konsep, Evolusi Perkembangan, dan Dampaknya Terhadap Desain SPPM dan Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak perencanaan semakin besar kemungkinan untuk menang.

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada sistem informasi yang mereka miliki. yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi (Rong, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

Analisis Strategi Bisnis dan Perancangan Strategis Sistem Informasi pada Perguruan Tinggi Swasta (Studi Kasus : Universitas Majalengka)

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu

BAB I PENDAHULUAN. berdampak negatif bagi perusahaan. memilih pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini mengalami perubahan lingkungan yang sangat cepat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN 1.1.! Gambaran Umum Objek Penelitian PT Akses Nusa Karya Infratek

DAFTAR ISI. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Waktu dan Lokasi Penelitian Konsep Dasar Balanced Scorecard...

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya teknologi telekomunikasi di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara telekomunikasi untuk terus melakukan perkembangan bisnisnya. Jasa telekomunikasi sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia baik itu berupa layanan suara, data, maupun video. Penyelenggara jaringan telekomunikasi mempunyai peran penting untuk perkembangan seperti memperlebar jaringannya. Namun hal ini tidak berjalan searah dengan harga atau biaya yang dikenakan, karena semakin pesat pertumbuhan bisnis telekomunikasi di Indonesia, semakin murah pula biaya telekomunikasi yang disediakan. Dari sisi konsumen operator selular, harga sudah bukan merupakan variabel untuk dijadikan perbandingan bagi konsumen akibat terjadinya perang harga, konsumen saat ini lebih menilai jangkauan jaringan, reliabilitas dan stabilitas kualitas jaringan yang disediakan oleh operator selular. Hal tersebut menjadikan para penyelenggara telekomunikasi yaitu NAP, ISP dan operator selular berkompetisi untuk meningkatkan kualitas pelayanannya terhadap pelanggan. Persaingan bisnis penyelenggara telekomunikasi di Indonesia saat ini memasuki era kompetisi yang ketat, strategi yang hanya mengandalkan persaingan harga tidak akan dapat menghasilkan peningkatan pendapatan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk dapat mempersiapkan kompetensinya 1

dengan strategi khusus agar dapat mencapai tujuan serta menjadi perusahaan yang dapat menjalankan bisnisnya secara berkelanjutan. Setiap perusahaan memiliki sistem manajemen dan strateginya masingmasing, namun agar strategi dapat dijalankan secara maksimal bagi seluruh stakeholders, maka diperlukan sebuah sistem kontrol manajemen. Sistem kontrol manajemen yang diterapkan secara benar akan mampu mengatasi perubahan dinamis pada organisasi dan mampu mempertahankan bisnis dalam jangka panjang. Sistem kontrol manajemen di dalam sebuah perusahaan berperan sangat penting bagi pertumbuhan perusahaan dalam persaingan. Sebuah sistem kontrol manajemen memerlukam suatu pengukuran terhadap parameter-parameter kinerja tertentu yang dapat menilai seluruh komponen kunci pada perusahaan. Berdasarkan informasi yang dihasilkan oleh sistem kontrol tersebut, pihak manajemen dapat mengambil langkah strategik lebih lanjut guna mengantisipasi perubahan dimasa kini dan perkembangan dimasa yang akan datang. Dalam penentuan parameter suatu keberhasilan perusahaan, kadang kala hanya mengandalkan performansi dari sisi keuangan saja. Paradigma ini masih berlaku bagi perusahaan konvensional yang hanya ingin mencapai tujuan jangka pendek. Namun bila perusahaan ingin melihat kedepan dengan tujuan jangka panjang, maka fokus konsentrasi tidak hanya pada sisi keuangan, melainkan juga pelanggan, pekerja, pemasok serta investasi jangka panjang lainnya (Kaplan & Norton, 1996). Pendekatan yang dilakukan balanced scorecard yaitu menghubungkan strategi yang ada dalam suatu organisasi atau perusahaan diawali dari visi, misi, 2

core value perusahaan, serta tujuan strategik perusahaan. Balanced scorecard membagi pendekatan dalam 4 perspektif dasar yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pengembangan. Mengapa suatu perusahaan atau bisnis memerlukan balanced scorecard? Menurut Kaplan dan Norton (1996), dalam sebuah organisasi sistem pengukuran sangat mempengaruhi perilaku individunya, baik dari luar maupun dari dalam organisasi. Menurutnya, bila sesuatu dapat kita ukur, maka sesuatu itu dapat kita kelola dengan baik. Dalam era informasi global ini jika perusahaan ingin bertahan di dalam dunia bisnisnya, maka mereka harus melakukan pengukuran dan menjalankan sistem manajemennya. Dalam penelitian ini, objek pengamatan dilakukan pada PT Mora Telematika Indonesia atau disingkat dengan Moratelindo. Moratelindo adalah salah satu penyelenggara telekomunikasi yang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Moratelindo berdiri sejak tahun 1999, dan telah melayani pelanggannya dengan menyediakan berbagai solusi telekomunikasi dalam infrastruktur untuk industri telekomunikasi dan pengguna telekomunikasi berkapasitas besar. Gambar 1.1 merupakan gambaran topologi layanan telekomunikasi yang disediakan oleh Moratelindo. Media Backbone : 1. Fiber Optic 2. Radio Microwave Coverage : 1. Jawa 2. Sumatra 3. Kalimantan 4. Batam 5. Singapore 6. Dumai 7. Malaka Gambar 1.1. Topologi Jaringan Telekomunikasi dan Internet Kompetitor : 1. Telkom 2. XL 3. Matrix 4. Icon+ 5. Indosat 3

Moratelindo telah berperan aktif dan memberikan perhatian khususnya untuk meningkatkan aset dalam penyediaan link backbone baik domestik maupun internasional. Dengan persaingan yang cukup ketat dengan harga yang cukup kompetitif, Moratelindo ikut berlomba dalam mememperluas pangsa pasarnya dengan memperluas jaringannya dan menawarkan kualitas layanan terbaiknya. Gambar 1.2 menunjukkan luas layanan jaringan Moratelindo. Gambar 1.2 Jaringan Moratelindo Persaingan yang ketat dalam industri telekomunikasi di Indonesia memaksa untuk dapat mengembangkan strategi yang tepat untuk dapat bertahan di pasar. Pengukuran kinerja secara kuantitatif dan detail sangatlah penting untuk dilakukan di fase pertumbuhan ini. Saat ini Moratelindo sedang melakukan perancangan pengukuran kinerja yang sesuai dengan visi, misi serta strategi yang telah ditetapkan untuk mendukung terlaksananya standarisasi mutu kerja sehingga visi, misi, dan tujuan strategik perusahaan dapat tercapai. Oleh sebab itu, penulis melakukan penelitian mengenai perancangan pengukuran kinerja strategik, dengan harapan bahwa hasil perancangan pengukuran kinerja diterapkan dengan benar dan membangun kinerja bagi perkembangan bisnis Moratelindo. Rancangan 4

pengukuran tersebut dilakukan dengan menggunakan pendekatan BSC (balanced scorecard). Saat ini pengukuran kinerja di Moratelindo menggunakan penilaian terhadap pencapaian target dari masing-masing divisi yang hanya fokus kepada perspektif keuangan. Pengukuran kinerja seperti ini sering disebut dengan pengukuran kinerja dengan cara tradisional. Penilaian individu tetap dilakukan namun hanya sebatas untuk mengukur appraisal dari setiap karwayan pada saat diperlukan evaluasi kerja, guna persiapan promosi. Setelah itu hasil evaluasi tidak di hubungkan kembali untuk mendukung tercapainya visi, misi, strategi, dan tujuan perusahaan. Kelemahan dari sistem yang sedang berjalan saat ini yaitu tidak terjadinya suatu siklus sebab-akibat yang berkesinambungan, sehingga goal congruent atau tujuan yang sama antara karyawan dan perusahaan sulit untuk dicapai. Dengan menggunakan sistem seperti yang telah berjalan tersebut tidak dapat dilakukan pemetaan strategi perusahaan dari hulu ke hilir, karena setiap evaluasi tidak dihungkan antara satu dan lainnya. Pada gambar 1.3, Kaplan dan Norton (1996) menjelaskan bahwa balanced scorecard dapat digunakan sebagai sistem manajemen strategik. Balanced scorecard menggunakan empat proses manajemen penting, yang dimulai dengan memperjelas dan menterjemahkan visi, misi, dan strategi perusahaan, lalu dilajutkan dengan mengkomunikasikan dan menghubungkan tujuan strategik. Setelah itu, dilakukan perencanaan dan penyesuaian target serta penyelarasan berbagai inisiatif strategi, selanjutnya proses manajemen masuk kepada tahap strategi umpan balik dan pembelajaran. Keempat proses manajemen tersebut 5

diatas penting untuk dilakukan, sehingga pelaksanaan kegiatan jangka pendek dan tujuan jangka panjang dapat terjalin dengan baik. Balanced scorecard lebih dari sekedar teknis atau sistem pengukuran operational, perusahaan menggunakannya sebagai sistem manajemen strategik, untuk mengelola strategi jangka panjang. Gambar 1.3 Balanced Scorecard sebagai Sistem Manajemen Strategik Sumber : The Balanced Scorecard : Translating Strategy into Action (Kaplan & Norton, 1996) Pengukuran balanced scorecard, menggunakan pendekatan yang dipakai untuk tingkat kemajuan berbagai aktivitas perbaikan yang berkesinambungan. Selain ukuran kinerja keuangan tradisional, BSC juga menggunakan ukuran kinerja yang berkaitan dengan waktu penyerahan layanan, mutu dan lama siklus project, serta efektifitas pengembangan produk baru. Dalam hal ini, termasuk juga nilai pemegang saham dan berbagai ukuran produktivitas serta mutu produk atau layanan. Pendekatan ini dianggap paling menjanjikan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan yang menggambarkan keseimbangan, yaitu keseimbangan jangka panjang antara ukuran financial dan non-financial, serta antara perspektif kinerja eksternal dan internal. 6

B. Rumusan Masalah Untuk mengembangkan bisnisnya secara berkelanjutan, saat ini Moratelindo mengembangkan alat perencana implementasi strategi perusahaan. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat menjalankan bisnisnya secara berkesinambungan sampai tujuan perusahaan dapat tercapai, yaitu sebagai penyedia infrastruktur telekomunikasi no.2 terbesar di Indonesia. Atas komitmen terhadap tujuan perusahaan diatas, peningkatan kinerja melalui perencanaan-perencanaan strategik mutlak untuk dilakukan. Pada awal tahun 2011, Moratelindo memulai action-nya dengan berkomitmen untuk memiliki sertifikat ISO untuk memperkuat kepercayaan pelanggannya dan meningkatkan sistem manajemen mutu. Beberapa pendekatan pengukuran kinerja dari literatur seperti KPI telah dilakukan oleh Moratelindo, namun implementasi KPI tersebut ditujukan pada divisi saja bukan per individu, dan pengumpulan faktor-faktor KPI per divisi pun hanya dilakukan sebagai formalitas saja. Pengukuran kinerja melalui KPI ini dirasa kurang memberikan dampak terhadap pencapaiannya, karena KPI tidak dapat mengaitkan strategi bisnis perusahaan. Seperti disampaikan oleh Kaplan dan Norton (1996), balanced scorecard dapat menterjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yaitu menyatakan adanya keseimbangan antara berbagai ukuran eksternal para pemegang saham dan pelanggan dengan berbagai ukuran proses bisnis internal, inovasi, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Keseimbangan juga dinyatakan antara semua ukuran hasil apa yang dicapai oleh perusahaan pada 7

waktu yang lalu dengan semua ukuran faktor pendorong kinerja masa depan perusahaan. Studi ini berfokus pada perancangan dan implementasi pengukuran kinerja strategik dalam proses manajemen strategik, terutama untuk mengeksekusi strategi pencapaian visi PT Moratelindo. C. Tujuan Penelitian Dengan mengacu pada identifikasi masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai melalui penulisan thesis ini adalah: 1. Mengembangkan sistem pengukuran kinerja strategik PT Moratelindo berbasis pendekatan balanced scorecard. 2. Menerapkan sistem pengukuran kinerja strategik terhadap PT Moratelindo. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat baik bagi perusahaan, karyawan, dan bagi penelitian selanjutnya. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan usulan mengenai alternatif penilaian kinerja perusahaan yang komprehensif dengan pendekatan balanced scorecard dan sebagai bahan masukan untuk perbaikan serta penyempurnaan pengukuran kinerja yang sudah ada. Bagi karyawan, agar dapat memberikan pemahaman lebih mengenai penerapan balanced scorecard pada sistem pengelolaan kinerja di PT Moratelindo. Sedangkan bagi penelitian selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi tambahan tentang pelaksanaan pengukuran kinerja perusahaan serta sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori dengan kondisi yang sebenarnya. 8

E. Ruang Lingkup atau Batasan Penelitian Batasan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Pengukuran kinerja secara strategik dengan menggunakan konsep BSC pada dasarnya mengukur 4 Perspektif menurut Kaplan dan Norton (1996), yaitu kinerja keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta kinerja pembelajaran dan pertumbuhan. 2. Dalam penilitian ini, penulis akan membatasi penggunaan data laporan keuangan pada tahun 2010 2011. F. Sistematika Penulisan Hasil analisis atas penerapan balanced scorecard ini disajikan dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Pada bagian ini dipaparkan latar belakang permasalahan yang dihadapi PT Moratelindo sebagai penyedia layanan jasa infrastruktur telekomunikasi, tujuan dari diadakannya penelitian ini dan metode penelitian yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data dan pengolahannya. Bab ini terdiri dari 5 sub-bab, yaitu latar belakang, masalah penelitian (identifikasi masalah, batasan penelitian, dan rumusan masalah), tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta susunan penelitian. BAB II. LANDASAN TEORI Pada bagian ini berisikan tinjauan pustaka yang memuat teori-teori seperti konsep strategic management, pendekatan balanced scorecard, dan sebagainya. Dalam bab ini pula terdapat uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian terdahulu untuk dijadikan acuan studi. 9

BAB III. METODE PENELITIAN Pada bagian ini berisi tentang metodelogi dari penelitian yang dilakukan, bagaimana bentuk desain dari penelitian, definisi istilah, metode pengumpulan data, dan metode analisis data agar memberikan informasi yang cukup bagi pembaca mengenai metode yang digunakan dalam pengumpulan data serta analisisnya. Pada bagian ini juga diterangkan mengenai gambaran umum perusahaan yang sedang diteliti dan sedikit latar belakang terjadinya isu. BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini selain akan memuat hasil penelitian dan pembahasan yang sifatnya terpadu, bab ini juga akan menjelaskan sekilas tentang kondisi gambaran umum dari perusahaan yang berhubungan dengan apa yang akan diteliti. BAB V. SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini disampaikan kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya dan sebagai hasil analisis berdasarkan kesimpulan tersebut diberikan saran-saran yang dapat bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan perusahaan, khususnya dalam pengembangan pengukuran kinerja strategik pada perusahaan telekomunikasi, serta perkembangan pengetahuan tentang manajemen kinerja perusahaan melalui BSC. 10