Gempa Bumi Bandung 22 Juli 2011

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode geofisika yang digunakan adalah metode seimik. Metode ini

INTERPRETASI EPISENTER DAN HIPOSENTER SESAR LEMBANG. Stasiun Geofisika klas I BMKG Bandung, INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

Peran Patahan Aktif Dalam Pengelolaan Sumber Daya Geologi, Studi Kasus: Sumber Daya Lahan Di Wilayah Jatinangor

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari katalog gempa BMKG Bandung, tetapi dikarenakan data gempa yang

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Sistematika Penulisan...

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai Pada bulan November 2012 hingga April 2013 dan bertempat

Keywords: circle method, intensity scale, P wave velocity

ANALISIS AKTIVITAS SEISMIK GUNUNG GUNTUR GARUT JAWA BARAT BERDASARKAN SPEKTRUM FREKUENSI DAN SEBARAN HIPOSENTER BULAN JANUARI MARET 2013

SIMULASI PERHITUNGAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG DENGAN METODA EIKONAL : SUATU CONTOH APLIKASI DALAM ESTIMASI KETELITIAN HIPOSENTER GEMPA

Analisis Percepatan Tanah Maksimum Wilayah Sumatera Barat (Studi Kasus Gempa Bumi 8 Maret 1977 dan 11 September 2014)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008

Estimasi Nilai Percepatan Tanah Maksimum Provinsi Aceh Berdasarkan Data Gempa Segmen Tripa Tahun Dengan Menggunakan Rumusan Mcguire

EVALUASI KEJADIAN GEMPABUMI TEKTONIK DI INDONSESIA TRIWULAN IV TAHUN 2008 (OKTOBER-DESEMBER 2008)

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS. Bayu Baskara

Analisis Kejadian Rangkaian Gempa Bumi Morotai November 2017

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan secara umum dapat dilihat pada alur penelitian sebagai berikut : Mulai

TINJAUAN KEGEMPAAN DI SULAWESI TENGGARA PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN STASIUN GEOFISIKA KENDARI

RELOKASI HIPOSENTER GEMPA BUMI DI SULAWESI TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEIGER DAN COUPLED VELOCITY-HYPOCENTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN RUMUSAN ESTEVA DAN DONOVAN (Studi Kasus Pada Semenanjung Utara Pulau Sulawesi)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16

Analisis Mekanisme Sumber Gempa Vulkanik Gunung Merapi di Yogyakarta September 2010

RELOKASI DAN KLASIFIKASI GEMPABUMI UNTUK DATABASE STRONG GROUND MOTION DI WILAYAH JAWA TIMUR

BENCANA GEMPABUMI DI INDONESIA TAHUN 2008

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

MODEL KECEPATAN 1-D GELOMBANG P DAN RELOKASI HIPOSENTER GEMPA BUMI DI BENGKULU MENGGUNAKAN METODE COUPLED VELOCITY HIPOCENTER

ANALISIS TERHADAP INTENSITAS DAN PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM GEMPA SUMBAR

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun Alur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Rekaman Seismik gunung Sinabung

PICKING DATA MIKROSEISMIK

ANALISIS DATA SEISMIK DI PEDUKUHAN NYAMPLU AKIBAT KERETA LEWAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia termasuk dalam daerah rawan bencana gempabumi

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

Analisis Energi Gempa Letusan Gunung Semeru 09 Oktober 2009

tektonik utama yaitu Lempeng Eurasia di sebelah Utara, Lempeng Pasifik di

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA TENGGARA DENPASAR BALI 22 MARET 2017

ANALISIS NILAI PEAK GROUND ACCELERATION DAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN DATA MIKROSEISMIK PADA DAERAH RAWAN GEMPABUMI DI KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

ANALISIS RELOKASI HIPOSENTER GEMPABUMI MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE DIFFERENCE WILAYAH SULAWESI TENGAH (Periode Januari-April 2018)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode Single Event Determination(SED), alur kedua

Analisa Shakemap dan Jenis Sesar Studi Kasus: Gempa bumi Terasa di Purworejo Jawa Tengah

ANALISIS HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE FEBRUARI 2018 (GEMPABUMI PIDIE 08 FEBRUARI 2018) Oleh ZULHAM SUGITO 1

Analisis Dinamik Struktur dan Teknik Gempa

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

VARIASI SPASIAL GETARAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI (STUDI KASUS: RANGKAIAN GEMPABUMI SUMATERA UTARA 9-13 FEBRUARI 2017)

III. TEORI DASAR. dan mampu dicatat oleh seismograf (Hendrajaya dan Bijaksana, 1990).

Deformasi Gunung Guntur berdasarkan data GPS

MIKROZONASI PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM MENGGUNAKAN METODE KANAI (1966) DAN INTENSITAS GEMPABUMI DI KAWASAN JALUR SESAR OPAK

LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI UPDATE TANGGAL 28 SEPTEMBER 2017

Analisis Mekanisme Gempabumi Sorong 25 September 2015 (WIT) (Preliminary Scientific Report)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI WILAYAH SULAWESI TENGGARA BERDASARKAN B-VALUE METODE LEAST SQUARE OLEH :

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Karakteristik Prakiraan Berakhirnya Gempa Susulan pada Segmen Aceh dan Segmen Sianok (Studi Kasus Gempa 2 Juli 2013 dan 11 September 2014)

BAB II STUDI PUSTAKA

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

Analisis Tingkat Resiko Gempa Bumi Tektonik

Berkala Fisika ISSN : Vol. 18, No. 1, Januari 2015, hal 25-42

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA DELISERDANG SUMATRA UTARA

Karakteristik mikrotremor dan analisis seismisitas pada jalur sesar Opak, kabupaten Bantul, Yogyakarta

BENCANA GERAKAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI JAWA BARAT, 2 SEPTEMBER 2009 DI DESA CIKANGKARENG, KECAMATAN CIBINONG, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT

Gempabumi Sumba 12 Februari 2016, Konsekuensi Subduksi Lempeng Indo-Australia di Bawah Busur Sunda Ataukah Busur Banda?

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

( Abstrak. A adalah amplitudo maksimum (nm) pada gelombang S, dan R adalah jarak hiposenter (km).

IDENTIFIKASI SEBARAN EPISENTER DAN HIPOSENTER GEMPA VULKANIK GUNUNG API KELUT, JAWA TIMUR, BULAN JANUARI MEI 2013

LAPORAN GEMPABUMI Mentawai, 25 Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI

Analisis Fisis Aktivitas Gunung Talang Sumatera Barat Berdasarkan Karakteristik Spektral dan Estimasi Hiposenter Gempa Vulkanik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ground Motion Modeling Wilayah Sumatera Selatan Berdasarkan Analisis Bahaya Gempa Probabilistik

Deputi Bidang Koordinasi Insfratruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

Jurnal Fisika Unand Vol. 4, No. 4, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

Kaitan Antara Teori Gelombang dan Jalur Rekahan Gempa Bumi Melalui Array Response Function

KAJIAN TREND GEMPABUMI DIRASAKAN WILAYAH PROVINSI ACEH BERDASARKAN ZONA SEISMOTEKTONIK PERIODE 01 JANUARI DESEMBER 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, lingkungan dan metode yang dapat digunakan untuk mengurangi

Analisa Resiko Gempa Kasus : Proyek Pengeboran Minyak Di Tiaka Field. Helmy Darjanto, Ir, MT

ANALISA TINGKAT RISIKO BENCANA GEMPABUMI DI WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT SKRIPSI MELKI ADI KURNIAWAN NIM

Bab IV Kegempaan dan Cakupan Sinar Gelombang di Kompleks Gunung Guntur

PENTINGNYA IDENTIFIKASI PATAHAN AKTIF DALAM UPAYA MITIGASI BENCANA DI KAWASAN PENDIDIKAN JATINANGOR, JAWA BARAT

Sebaran Jenis Patahan Di Sekitar Gunungapi Merapi Berdasarkan Data Gempabumi Tektonik Tahun

LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI

PENGUKURAN GEMPA? Erwin Rommel JTS-FT UMM

Karakteristik Gangguan Medan Magnet Bumi Akibat Ledakan Bom Hidrogen di Korea Utara

Analisis Indeks Kerentanan Tanah di Wilayah Kota Padang (Studi Kasus Kecamatan Padang Barat dan Kuranji)

Studi Analisis Parameter Gempa Bengkulu Berdasarkan Data Single-Station dan Multi-Station serta Pola Sebarannya

KARAKTERISTIK MIKROTREMOR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRUM, ANALISIS TFA (TIME FREQUENCY ANALYSIS) DAN ANALISIS SEISMISITAS PADA KAWASAN JALUR SESAR OPAK

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SEISMISITAS

BAB III METODE PENELITIAN. Konsep dasar fenomena amplifikasi gelombang seismik oleh adanya

Transkripsi:

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 2 o. 3 Desember 2011: 185-190 Gempa Bumi Bandung 22 Juli 2011 Cecep Sulaeman dan Sri Hidayati Badan Geologi Jln. Diponegoro 57 Bandung 40122 SARI Pada tanggal 22 Juli 2011 pukul 05.46 terjadi gempa bumi di kawasan kota Bandung. Getaran gempa bumi tersebut terasa di Bojongkoneng, Ujungberung, dan Pasir Impun, Kota Bandung dengan intensitas II III MMI. Berdasarkan data dari enam stasiun seismik yang ada di Bandung dan sekitarnya telah ditentukan pusat gempa bumi terletak pada koordinat 107,72 BT dan 6,84 LS dengan kedalaman 6 km, berada pada jarak 12,5 km timur Lembang dan 16 km timurlaut Bandung. Lokasi sumber gempa bumi tersebut berada pada jalur Sesar Lembang. Magnitudo gempa bumi tersebut 3,4 Richter dan memiliki mekanisme fokal dengan pergerakan sesar normal. Kata kunci: gempa bumi Bandung, sesar Lembang, 3,4 Richter ABSTRACT A felt earthquake occurred on July 22, 2011 at 05:46 am. It was felt in Bojongkoneng, Ujungberung, and Pasirimpun, Bandung City with intensity II III MMI. Hypocenter of earthquake was obtained from six seismometers installed around Bandung. The earthquake was originated at 107.72 and 6.84 S with 6 km deep, 12.5 km east of Lembang and 16 km northeast of Bandung. The earthquake source is located at Lembang fault lines. It has a magnitude of 3.4 Richter and normal fault solution. Keywords: Bandung earthquake, Lembang fault, 3.4 Richter PDAHULUA Masyarakat yang bermukim di Bojongkoneng, Ujungberung, dan Pasir Impun, Kota Ban dung, Jawa Barat dikejutkan dengan getar an gempa bumi yang terjadi pada 22 Juli 2011 pukul 05.46 WIB. Berdasarkan penyelidikan lapangan gempa bumi lebih terasa di kecamat an Cilengkrang, sebelah utara Ujung Berung. Kejadian gempa bumi tersebut tidak tercantum di Situs Badan Meteo rologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). BMKG hanya mempublikasikan gempa bumi dengan magnitudo di atas 5 Richter. Berdasarkan Peta geologi Lembar Bandung (Silitonga, 1973) di wilayah Bandung dan sekitarnya terdapat struktur geologi berupa sesar dan gawir sesar di dekat Lembang dan Ciater dengan arah askah diterima 15 Agustus 2011, selesai direvisi 2 Desember 2011 Korespondensi, email: cecep@vsi.esdm.go.id 185

186 Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 2 o. 3 Desember 2011: 185-190 sesar barat timur. Di daerah Pangalengan sampai dengan Garut terdapat banyak sesar yang berarah timurlaut - baratdaya dan baratlaut tenggara. Tulisan ini akan membahas mengenai lokasi sumber gempa bumi dan memperkirakan penyebabnya. Di samping itu mekanisme fokal dan magnitudonya akan didiskusikan. MTODOLOGI Penentuan hiposenter gempa bumi dilakukan melalui analisis data seismik. Data seismik yang dianalisis berasal dari hasil rekaman enam stasiun seismik, yaitu Stasiun LM di Lembang, CTR di Ciater, SUM di Tanjumgsari, SOR di Soreang, CIP di Ciparay, dan WA di Pangalengan. Stasiun seismik tersebut me rupakan sebagian dari jaringan seismik Cekungan Bandung yang dibangun oleh Badan Geologi bekerja sama dengan Kyoto University Jepang, kecuali Stasiun CTR. Seismometer yang dipakai adalah model KVS-300 dengan perekam digital model DR-X7000, kecuali di Stasiun CTR memakai seismometer L4-C dengan perekam LS-7000. Seismometer KVS-300 memiliki frekuensi natural 2 Hz dan sensitivitas 80 mvolt/mm, sedangkan seismometer L4-C memiliki frekuensi natural 1 Hz dan sensitivitas 275 mvolt/mm. Perekam DR-X7000 memiliki sampling rate 250 Hz, dan count = 644x10-7 mvolt sedangkan perekam LS-7000 memiliki sampling rate 100 Hz, dan count = 2,44x10-6 mvolt. Penentuan hiposenter menggunakan metoda Geiger program GAD (ishi, 2005). Input data yang diberikan adalah waktu tiba gelombang P dan S dari masing-masing stasiun. Model kecepatan rambat gelombang yang dipakai adalah tiga lapis. Sedangkan penentuan mekanisme fokal memakai metoda proyeksi stereografi dengan input data gerak awal gelombang P pada komponen vertikal (Lay dan Wallace, 1995). Perkiraan nilai magnitudo M L memakai rumusan Richter (Richter, 1968), yaitu: M L = log A log A 0 (1) A A 0 -log A 0 = amplitudo terkoreksi de ngan perbesaran seismograf Wood-Anderson yang nilainya 2800 kali (mm). = amplitudo referensi (mm). = 1,5 untuk jarak episenter 5 hingga 10 km LOKASI SUMBR GMPA BUMI, MAGITUDO, DA MKAISM FOKAL Sinyal gempa bumi pertama kali tercatat di Stasiun LM, kemudian berturut-turut tercatat di CTR, SUM, CIP, SOR, dan terakhir tercatat di Stasiun WA (Tabel 1). Gerak awal up tercatat di Stasiun LM, Stasiun CTR, dan Stasiun WA, sedangkan di stasiun lainnya tercatat gerak awalnya down. Rekaman gempa bumi tersebut di Stasiun LM diperlihatkan pada Gambar 1. Tabel 2 memperlihatkan model kecepatan rambat gelombang tiga lapis yang memberikan hasil perhitungan hiposenter terbaik. De ngan model ini, episenter gempa bumi tersebut dapat diketahui yaitu berada pada koordinat 107,72 BT dan 6,84 LS dengan kedalaman 6 km, berada pada jarak 12,5 km

Gempa Bumi Bandung 22 Juli 2011 - Cecep Sulaeman dan Sri Hidayati 187 Tabel 1. Data Waktu Tiba Gelombang Gempa Bumi Bandung ama Stasiun Seismik Waktu tiba gelombang P Waktu tiba gelombang S Amplitudo (count) Durasi (detik) LM 05.46.48,736 05.46.51,620 31489 39,264 CTR 05.46.48,780 05.46.51,010 945366 57,828 SUM 05.46.49,044 05.46.52,268 1561 39,916 CIP 05.46.50,008 05.46.53,700 7033 49,776 SOR 05.46.52,204 tidak terbaca 4117 52,991 WA 05.46.54,144 tidak terbaca 973 50,916 L M C T V R S U M C I P S O R W A Gambar 1. Seismogram gempa bumi Bandung.

188 Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 2 o. 3 Desember 2011: 185-190 Tabel 2. ilai Kecepatan Gelombang yang Dipakai dalam Perhitungan Lapis 1 Lapis 2 Lapis 3 Ketebalan (km) Kecepatan gelombang P (km/det) 3.000 6.000 ~ 3,5 5,2 6,8 Kecepatan gelombang S (km/det) 1,7 2,4 3,55 timur Lembang dan 16 km timurlaut Bandung (Gambar 2). Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bandung (Silitonga, 1973) di lokasi episenter tersebut terdapat sesar berarah barat timur yang dikenal sebagai Sesar Lembang. Berdasarkan data amplitudo maksimum yang terekam di Stasiun LM, gempa bumi tersebut memiliki magnitudo 3,4 Richter. Mekanisme fokal gempa bumi tersebut memberikan solusi sesar normal dengan nilai strike 100 dan dip 10 seperti diperlihatkan pada Gambar 2. DISKUSI Hasil analisis menunjukkan hiposenter yang berada di jalur Sesar Lembang, maka diperkirakan penyebab gempa bumi tersebut berkaitan dengan aktivitas Sesar Lembang. Meskipun gempa bumi tersebut magnitudonya kecil (3,4 Richter) dan intensitasnya diperkirakan II III MMI serta dampaknya hanya terasa di beberapa kecamat an di timur dan timurlaut kota Ban dung, namun kejadian gempa bumi ini me nunjukkan bahwa wilayah Gambar 2. Peta pusat gempa bumi Bandung 22 Juli 2011.

Gempa Bumi Bandung 22 Juli 2011 - Cecep Sulaeman dan Sri Hidayati 189 Bandung mempunyai potensi terkena bencana gempa bumi akibat aktivitas Sesar Lembang. Berdasarkan Katalog gempa bumi Merusak di Indonesia (Supartoyo dan Surono, 2008) gempa bumi akibat aktivitas Sesar Lembang tercatat pada 11 Juli 2003 yang menyebabkan kerusakan bangunan di Desa Cihideung, Lembang dan getarannya terasa di timurlaut kota Ban dung. Berdasarkan penelitian deposit sagpond yang dilakukan Yulianto (2011) disimpulkan bahwa sesar lembang adalah aktif. Dalam kurun waktu 2000 tahun terakhir tercatat 4 kejadian gempa bumi akibat akibat sesar ini dengan magnitudo terbesar tercatat 6,77 Mw terjadi pada 2000 tahun yang lalu. Hasil analisis mekanisme fokal, gempa bumi ini memberikan solusi sesar normal, sesuai dengan data geologi yang menyatakan bahwa Sesar Lembang merupakan sesar normal de ngan bagian utara turun relatif terhadap bagian selatannya (Silitonga, 1973). Perbedaannya adalah menurut mekanisme fokal, bidang yang turun berada di sebelah timur relatif terhadap sebelah barat. Hal ini mungkin di sebabkan oleh jaringan stasiun seismik yang lebih banyak berlokasi di selatan sesar sedang kan di utara sesar hanya ada 1 stasiun. KSIMPULA Lokasi sumber gempa bumi yang terjadi pada 22 Juli 2011, pk. 05.46 WIB berada pada koordinat 107,72 BT dan 6,84 LS pada kedalaman 6 km dengan magnitudo 3,4 Richter. Lokasi tersebut berada pada jalur sesar Lembang. Mekanisme fokal gempa bumi memiliki solusi sesar normal. Penyebab gempa bumi diperkirakan berkaitan dengan aktivitas Sesar Lembang. Hal ini mendukung pendapat para peneliti yang meyakini bahwa Sesar Lembang merupakan sesar aktif. Ucapan Terima kasih Ucapan terima kasih disampaikan kepada Gede Suantika, Muhamad Hendrasto, dan Sumaryono yang telah memberi dukungan dalam penyelidikan ini. Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada Hetty Triastuty, Agoes Loeqman, Ahmad Basuki, dan Yasa Suparman, atas bantuannya dalam pengambilan data di lapangan. ACUA Lay, T. dan Wallace T.C., 1995, Modern Global Seimology, hal.317-319, 346-355, 379-380. ishi, K., 2005, Hypocenter Calculation Software GAD (Geiger s method with Adaptive Damping), Manual. JICA. Richter, F.C., 1968, lementary Seismology, urasian Publishing House Ltd ew Delhi. Silitonga, P.H., 1973, Peta Geologi Lembar Bandung skala 1:100.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Supartoyo dan Surono, 2008, Katalog gempa bumi Merusak di Indonesia, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Yulianto,., 2011, Understanding the arthquake Threat to Bandung from the Lembang Fault. Abstrak pada arthquake Hazard Workshop, Surabaya.