I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG GAPLEK DENGAN LEVEL YANG BERBEDA TERHADAP KADAR BAHAN KERING DAN KADAR BAHAN ORGANIK SILASE LIMBAH SAYURAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah mempunyai banyak dampak pada manusia dan lingkungan antara lain

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

I. PENDAHULUAN. Pemenuhan kebutuhan pakan hijauan untuk ternak ruminansia, selama ini telah

II. TINJAUAN PUSTAKA. penampilan barang dagangan berbentuk sayur mayur yang akan dipasarkan

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

BAB I PENDAHULUAN. Limbah telah menjadi masalah utama di kota-kota besar Indonesia. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan sayuran yang tinggi akan meningkatkan jumlah pasokan

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus

I. PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap peningkatan produksi ternak. Namun biaya pakan

TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan dan Pertambahan Bobot Ternak Domba. Definisi pertumbuhan yang paling sederhana adalah perubahan ukuran yang

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Apriadji (1990), limbah atau sampah merupakan zat-zat atau bahanbahan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi. Setiap ternak ruminansia membutuhkan makanan berupa hijauan karena

Pemanfaatan Limbah Pasar sebagai Pakan Ruminansia

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas,

BAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui,

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil Pengamatan Karakteristik Fisik Silase Ransum komplit

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Hijauan pakan ternak merupakan sumber pakan utama bagi ternak yang

MEMBUAT SILASE PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. menjadi permasalahan yang dihadapi oleh para peternak. Faktor penghambat. kemarau terjadi kekurangan hijauan pakan ternak.

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG GAPLEK DENGAN TINGKAT BERBEDA TERHADAP KANDUNGAN NUTRISI SILASE LIMBAH SAYURAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 03 Pebruari :23 - Update Terakhir Selasa, 17 Pebruari :58

PERUBAHAN MASSA PROTEN, LEMAK, SERAT DAN BETN SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup, berproduksi, dan berkembang biak. Tillman dkk., (1989) menyatakan

TINJAUAN PUSTAKA. areal sekitar luas 1,5 juta hektar (ha) dari luasan tersebut pada tahun 2005 dapat

BAB I PENDAHULUAN. Penampungan Sampah Sementara (TPS) untuk selanjutnya dibuang ke. yang muncul berkepanjangan antara pemerintah daerah dan masyarakat

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sangat berperan penting sebagai sumber asupan gizi yang dibutuhkan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki banyak ragam tumbuhan hijauan,

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternakan karena keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

KANDUNGAN NUTRISI SILASE JERAMI JAGUNG MELALUI FERMENTASI POLLARD DAN MOLASES

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

TINJAUAN PUSTAKA Potensi Tanaman Nenas dan Limbahnya Sebagai Bahan Pakan. Tanaman nenas ( Ananas comosus L. Merr) merupakan salah satu

KANDUNGAN NUTRIEN SILASE BUAH SEMU JAMBU METE SEBAGAI PAKAN PADA BERBAGAI LEVEL TEPUNG GAPLEK DAN LAMA PEMERAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beberapa tahun terakhir ini Indonesia mengalami penurunan

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

Okt ,30 75,00 257,00 Nop ,30 80,00 458,00 Des ,10 84,00 345,00 Jumlah 77,70 264, ,00 Rata-rata 25,85 88,30 353,34

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bintoro dkk (2010) sagu ( Metroxylon sp) merupakan tanaman

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 3(4): , November 2015

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

I. PENDAHULUAN. organik disamping pupuk anorganik (Rubiyo dkk., 2003). Pupuk organik tersebut

PEMANFAATAN SILASE KULIT BUAH KAKAO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KAMBING PADA SISTEM INTEGRASI KAKAO-KAMBING

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SILASE DAN GROWTH PROMOTOR

TINJAUAN PUSTAKA Daun Rami dan Pemanfaatannya

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

KUALITAS NUTRISI SILASE LIMBAH PISANG (BATANG DAN BONGGOL) DAN LEVEL MOLASES YANG BERBEDA SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERNAK RUMINANSIA

II.TINJAUAN PUSTAKA. produksi pisang selalu menempati posisi pertama (Badan Pusat Statistik, 200 3). Jenis pisang di

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang belum bisa ditangani dengan tuntas, terutama dikota-kota besar. Rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

PEMANFAATAN SILASE KULIT BUAH KAKAO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KAMBING PADA SISTEM INTEGRASI KAKAO-KAMBING

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

I. PENDAHULUAN. Peternakan ayam broiler merupakan salah satu usaha yang potensial untuk

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2017

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Unsur-unsur Nutrien dalam Singkong (dalam As Fed)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Fermentasi Silase Beberapa Jenis Rumput

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

BEBERAPA MODEL TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH SAYURAN PASAR SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF PADA TERNAK (KAMBING/DOMBA) DI PERKOTAAN

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 2, Juni 2014

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

BAB I PENDAHULUAN. pertanian seperti wortel, kentang, dan kubis yang merupakan sayur sisa panen

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bandar Lampung dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang, menghasilkan sampah dengan karakteristik yang bervariasi. Timbunan sampah yang tidak terurus akan menyebabkan terjadinya lingkungan yang kumuh dan menjadi tempat berkembangbiaknya sumber-sumber penyakit. Jumlah pasar tradisional yang ada di Kota Bandar Lampung yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung tersedianya sampah khususnya sampah organik. Sampah pasar yang banyak mengandung bahan organik adalah sampah-sampah hasil pertanian seperti sayuran, buah-buahan dan daun-daunan serta dari hasil perikanan dan peternakan. Limbah sayuran adalah bagian dari sayuran atau sayuran yang sudah tidak dapat digunakan atau dibuang. Limbah buah-buahan terdiri dari limbah buah semangka, melon, pepaya, jeruk, nenas dan lain-lain, sedangkan limbah sayuran terdiri dari limbah daun melinjo, daun wortel, sawi hijau, sawi putih, kol, buncis, klobot jagung, limbah kecambah kacang hijau, labu siam, daun kembang kol dan masih banyak lagi limbah-limbah sayuran lainnya. Sampah organik yang berpeluang digunakan sebagai bahan pengganti hijauan untuk pakan adalah limbah sayuran. Limbah sayuran memiliki beberapa

2 kelemahan sebagai pakan, antara lain mempunyai kadar air tinggi (91,56%) yang menyebabkan cepat busuk sehingga kualitasnya sebagai pakan cepat menurun, voluminous (bulky) dan ketersediaannya berfluktuasi. Oleh karena itu, diperlukan alternatif lain untuk membuat bahan menjadi tahan lama, mudah disimpan dan dapat diberikan untuk ternak. Salah satu alternatif pengolahan pakan yang dapat digunakan adalah dengan dijadikan silase limbah sayuran. Teknologi menggunakan fermentasi anaerob ini dapat memperpanjang masa simpan dan mempertahankan kualitas bahan. Dengan adanya pemanfaatan limbah sayuran ini diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan mengatasi kekurangan pakan. Silase adalah bahan pakan yang disimpan dalam bentuk segar setelah mengalami proses fermentasi. Prinsip utama pembuatan silase adalah mengubah karbohidrat menjadi asam laktat melalui proses fermentasi kedap udara dan menahan aktivitas enzim dan bakteri pembusuk. Pembuatan silase limbah sayuran bertujuan mengatasi kekurangan pakan di musim kemarau atau ketika penggembalaan ternak tidak mungkin dilakukan. Untuk memperoleh silase yang baik, dapat ditambahkan bahan aditif sumber karbohidrat terlarut yaitu tepung gaplek yang mampu meningkatkan kualitas nutrisi silase. Tepung gaplek memiliki kandungan nutrien (SK= 1,74%; PK = 3,31%; BETN = 93,29%) yang dapat memproduksi asam laktat sehingga dapat meningkatkan kualitas nutrisi silase.

B. Identifikasi Masalah 3 Permasalahan pemerintah di kota Bandar Lampung salah satunya adalah mengenai sampah. Pasar merupakan penyumbang sampah terbesar sampai terjadinya penumpukan. Sampah yang dihasilkan setiap harinya didominasi oleh sampah organik yaitu berupa limbah sayuran. Limbah sayuran yang diproduksi setiap hari umumnya akan terurai dengan sendirinya di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Selain itu, tidak jarang pula dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Walaupun pemanfaatan ini telah dilakukan, penumpukan limbah sayuran ini masih tetap terjadi. Alternatif lain yang dapat mengurangi jumlah limbah sayuran adalah dengan menjadikannya pakan. Kelemahan dari limbah sayuran adalah kandungan kadar air yang tinggi yang dapat menghambat penyimpanan dalam jangka waktu lama. Untuk itu, perlu dilakukan upaya pengawetan berupa silase. Perlu dilakukan pengolahan untuk memperpanjang masa simpan serta untuk menekan efek anti nutrisi yang umumnya berupa alkaloid pada limbah sayuran. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan kualitas nutrisi silase rendah. Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan kualitas silase yaitu dengan penambahan tepung gaplek yang berfungsi menyediakan sumber energi yang cepat tersedia pada bakteri (Sumarsih, dkk. 2009).

C. Tujuan Penelitian 4 Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui pengaruh penambahan tepung gaplek dengan level yang berbeda terhadap kadar bahan kering dan bahan organik silase limbah sayuran; (2) mengetahui penambahan tepung gaplek yang terbaik terhadap kadar bahan kering dan bahan organik silase limbah sayuran. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah mengurangi jumlah limbah pasar dan dapat memberikan informasi kepada peternak mengenai kualitas nutrisi silase limbah sayuran yang disuplementasi dengan tepung gaplek sehingga peternak dapat memiliki cadangan pakan saat kondisi sulit mendapatkan pakan hijauan. E. Kerangka Pemikiran Banyaknya limbah yang dihasilkan pasar setiap harinya merupakan salah satu faktor permasalahan pemerintah. Limbah organik berupa sayuran yang dihasilkan pasar dapat dimanfaatkan menjadi pakan, akan tetapi kelemahan dari limbah sayuran adalah kandungan kadar air yang cukup tinggi. Hal ini akan menyebabkan pakan tidak bertahan lama dan dapat menyebabkan kembung pada ternak bila dikonsumsi secara langsung. Limbah sayuran mengandung anti nutrisi berupa alkaloid dan rentan oleh pembusukan, sehingga perlu dilakukan pengolahan dalam bentuk lain agar dapat dimanfaatkan secara optimal dalam

susunan ransum ternak (Puslitbangnak, 2013). Limbah sayuran dapat diolah 5 dengan menggunakan teknologi pakan menjadi bahan pakan dalam bentuk seperti tepung dan silase yang dapat digunakan sebagai pakan. Silase adalah fermentasi hijauan oleh bakteri yang banyak menghasilkan asam laktat. Bakteri asam laktat memfermentasi karbohidrat tersedia menjadi asam laktat dan sebagian kecil menjadi asam asetat. Proses silase dapat meningkatkan kualitas nutrisi limbah sayuran. Selain itu, dapat disimpan dalam jangka waktu lama dan digunakan sebagai cadangan pakan saat kondisi sulit mendapatkan pakan hijauan. Untuk meningkatkan kualitas nutrisi silase limbah sayuran, maka solusi yang dapat dilakukan adalah menggunakan karbohidrat terlarut berupa tepung gaplek. Proses pembuatan silase limbah sayuran adalah dengan menjemur masing-masing limbah sayuran di bawah sinar matahari. Hal ini bertujuan mengurangi 91,56 % kadar air awal hingga kondisi kadar air hanya 65% sampai 70%, yang merupakan syarat pembuatan silase. Proses ini berfungsi meningkatkan bahan kering limbah sayur sehingga hasilnya bisa disimpan tanpa merusak nutrisi di dalamnya. Pembuatan silase limbah sayuran diperlukan akselerator yang berfungsi untuk menambahkan bahan kering sehingga diharapkan dapat mengurangi kadar air pada silase, membuat suasana asam pada silase, mempercepat proses ensilase, menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk dan jamur, merangsang produksi asam laktat dan untuk meningkatkan kandungan nutrien dari silase (Komar, 1984).

Ridwan, dkk. (2005) mengatakan bahwa penambahan dedak padi 1% -- 5% 6 terhadap nilai nutrisi silase rumput gajah menghasilkan bahan kering antara 20,04% -- 24,90%. Sedangkan bahan organik yang dihasilkan berkisar antara 76,83% -- 78,92%. Bahan organik yang terkandung dengan penambahan sumber karbohidrat seharusnya akan semakin meningkat, akan tetapi pada penelitian ini tidak terjadi. Hal ini diduga karena penambahan dedak padi 1% -- 5% masih belum terlalu berpengaruh pada bahan organik. Tepung gaplek dapat dijadikan akselerator karena menurut Lubis (1992) kandungan karbohidrat mudah larut dari tepung gaplek adalah 78,4% lebih tinggi dibandingkan dengan molasses 74,9% dan dedak padi 43,8%. Selain itu, bahan kering tepung gaplek (93,80%) lebih tinggi dibandingkan dengan dedak padi (88,47%) dan molasses (58,56%) (Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, 2014). Untuk memperoleh hasil silase dengan kualitas yang baik, maka perlu diupayakan agar asam terbentuk dalam waktu yang singkat. Salah satu cara adalah dengan merangsang pertumbuhan bakteri pembentuk asam sebanyak-banyaknya dengan menambahkan bahan-bahan yang kaya karbohidrat sebagai sumber energi bagi bakteri. Ketersediaan bahan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti tepung gaplek akan merangsang berlangsungnya proses fermentasi, dan pada akhirnya bakteri asam laktat dapat berkembang dengan cepat. Apabila tidak ditambahkan akselerator, maka tidak akan memacu fermentasi yang mengakibatkan penurunan ph sulit terjadi.

F. Hipotesis 7 Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : (1) terdapat pengaruh penambahan tepung gaplek dengan level yang berbeda pada silase limbah sayuran pasar terhadap kadar bahan kering dan bahan organik ; (2) terdapat level penambahan tepung gaplek terbaik pada silase limbah sayuran terhadap kadar bahan kering dan bahan organik.