BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya gedung-gedung tinggi yang dibangun pada zaman. sekarang, menyebabkan transportasi vertikal di antara lantai gedung-gedung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL SEDERHANA SISTEM KONTROL ELEVATOR. Pada Bab III akan dijelaskan mengenai bagaimana sistem kontrol

PEMODELAN SEDERHANA SISTEM KONTROL ELEVATOR DENGAN FINITE STATE MACHINE

BAB I. PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini membuat suatu perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL DAN IMPLEMENTASI PROGRAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Pengumpulan Data. Tahap Analisa dan Perancangan Sistem. Tahap Implementasi Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi pengiriman pesan teks semakin berkembang,

BAB 1 PENDAHULUAN. Siswa yang berprestasi merupakan salah satu bukti bagi pihak sekolah yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hal yang sangat diharapkan di dalam setiap perusahaan. Kelancaran dalam

PROYEK AKHIR MATA KULIAH PEMODELAN BERORIENTASI OBJEK SEMESTER GANJIL PEMODELAN KERJA LIFT. Disusun oleh: Kelompok B Kelas F

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran teknologi dewasa ini dalam dunia industri telah berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SISTEM MANAJEMEN DATA PUSKESMAS DALAM MENUNJANG SISTEM INFORMASI DINAS KESEHATAN KOTA PEKALONGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Agar diperoleh hasil yang memuaskan, sebaiknya program aplikasi ini digunakan. 1. Processor Pentium III

BAB II MODEL KOMPUTASI FINITE STATE MACHINE. Pada Bab II akan dibahas teori dasar matematika yang digunakan

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SIMULATOR LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN SMART RELAY ZELIO SR2B201BD

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan gedung-gedung tinggi atau gedung pencakar langit (skyscraper)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dunia teknologi yang ada sekarang

BAB III METODOLOGI. tertentu yang biasa digunakan pada proses automasi. Smart relay memiliki ukuran

BAB V IMPLEMENTASI. A. Lingkungan Implementasi. Dalam hal kegiatan implementasi sistem ini adapun yang

FINITE STATE MACHINE / AUTOMATA

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat. Akibatnya akan terjadi keefisiensian waktu, biaya dan resource, serta

BAB I PENDAHULUAN. beresiko rusak, membutuhkan waktu yang lama dan hilang.

1.2. Perumusan Masalah 1.3. Batasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1-1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. gabah, dan yang sudah dibuang kulit luarnya disebut beras. Dalam praktek di

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Peringkat, diambil dari ~ jurutera/seminar/azmi.html tanggal 22 Januari 2003.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

PENERAPAN FUNGSI TRANDUCER DALAM MERANCANG SIMULASI VENDING MACHINE

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Keberhasilan manajemen dipengaruhi oleh ketersediaan informasi

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK SIMULASI SISTEM MONITORING KEPADATAN KENDARAAN PADA JALUR PINTU MASUK GERBANG TOL DENGAN PEMOGRAMAN BORLAND DELPHI 7.

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. bawah. Perubahan arah atas dan arah bawah tersebut diatur berdasarkan permintaan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Perancangan Sistem Kendali Miniatur Lift Tiga Lantai

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi tepat guna. Teknologi tepat guna yang mampu memenuhi

III. METODE PENELITIAN

Abstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan, diantara berbagai alternatif aksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Data merupakan elemen dasar yang harus ada dalam penggalian atau

Gambar 6.1 Tampilan Utama Website

Pengisian Kota Pertama ke dalam Tabu List Penyusunan Rute Kunjungan Setiap Semut ke Setiap Kota

TUGAS AKHIR. PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DISTRIBUSI (Studi kasus: PT. SOLOPOS RAYA)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai cabang ilmunya telah membantu manusia menyelesaikan pekerjaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dewasa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. sering hanya dibuang ataupun dibakar. Namun disisi lain, barang bekas

BAB 1 PENDAHULUAN. Hampir semua kegiatan memerlukan informasi untuk mencapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

APLIKASI PINTU CERDAS PADA LIFT BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

BAB 1 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Efek dinding..., Yohannes Arief Ninditta Siregar, FT UI, 2010.

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DAN BIAYA PRODUKSI SERTA PENGEMBANGAN KERANGKA SISTEM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

PROGRAM PERHITUNGAN TULANGAN GESER JOIN BETON BERTULANG MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan, antara lain input, proses, output, dan outcome (Depdiknas, 2007:5).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama bagi para pengguna sarana

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang disampaikan dapat lebih cepat dan efektif. Pada tempat observasi penelitian, penyampaian informasi melalui layanan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikarenakan hal itu keadaan rumah yang sering kosong ditinggal penghuni sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. jalan sebagai alat untuk mengatur kelancaran lalu lintas. Cara kerja dari lampu

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk merancang sistem ini adalah: Processor : Intel Pentium IV 2,13 GHz

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Implementasi Sistem Informasi Penjualan Untuk Minimarket

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1-1 Proses.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB III METODOLOGI. berpenampilan seperti program aplikasi lainnya yang berbasis windows.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB V IMPLEMENTASI. pemilihan bahasa pemograman yang sesuai, query yang digunakan, pemograman

4. Bahasa pemrograman dibawah ini yang masih berbentuk teks hasil outputnya adalah : a. Delphi b. Visual Basic b. Pascal d.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Komputer

APLIKASI VISUALISASI PADA SISTEM MODEL LIFT ABSTRACT

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. paling populer di dunia. Internet memiliki banyak fasilitas dan kemudahan

SIMULASI DAN VISUALISASI SISTEM PENGENDALIAN LIFT MENGGUNAKAN VISUAL DELPHI 7.0

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

APLIKASI PENGOLAHAN DATA PERSEDIAAN SUKU CADANG PADA PT. ASTRA MOTOR BATURAJA DENGAN MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008

BAB I PENDAHULUAN. Sistem alat angkat Elevator Barang sangat dibutuhkan pada industri

1.4. Batasan Masalah Batasan-batasan masalah dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

Kemajuan di bidang teknologi khususnya di dunia komputer dari hari ke. yang semakin kompleks. Dari berbagai macam aktivitas yang digeluti, sebuah

BAB II DISKRIPSI BUKA TUTUP PINTU YANG DIBANGUN. Fungsi lift merupakan alat transportasi pada gedung atau bangunan bertingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. poros yang cukup besar sehingga sangat banyak digunakan. Dalam mengatasi sesuatu

Pengenalan Konsep Bahasa dan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan kebutuhan manusia dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Aplikasi

MEDIA PEMBELAJARAN TEORI BAHASA AUTOMATA PADA MATERI PUSH DOWN AUTOMATA BERBASIS MULTIMEDIA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Banyaknya gedung-gedung tinggi yang dibangun pada zaman sekarang, menyebabkan transportasi vertikal di antara lantai gedung-gedung tersebut semakin dibutuhkan. Elevator merupakan salah satu dari alat transportasi vertikal yang banyak digunakan saat ini, hal ini disebabkan perjalanan antar lantai dengan menggunakan elevator di dalam gedung tersebut lebih menghemat waktu dan tenaga dibandingkan dengan menggunakan tangga. Pergerakan elevator dalam melayani permintaan pengguna di antara lantai-lantai gedung dikontrol oleh sistem komputer. Sistem di dalam komputer tersebut yang mengontrol pergerakan elevator disebut sistem kontrol elevator. Sistem kontrol elevator dibuat berdasarkan kebutuhan di suatu gedung, misalkan di gedung apartemen atau perkantoran, sistem kontrol dibuat sedemikian sehingga orang tidak harus menunggu elevator dalam waktu yang lama. Jika tidak terdapat sistem kontrol yang baik maka orangorang akan kehilangan waktunya hanya untuk menunggu elevator. Salah satu contoh sistem kontrol yang baik adalah sistem yang melihat banyaknya 1

2 permintaan dari penguna. Sebagai contoh di gedung apartemen, banyak permintaan dari lantai-lantai atas apartemen pada pagi hari, karena pada saat itu banyak orang yang ingin berangkat kerja sehingga sistem kontrol elevator meletakkan elevator pada lantai teratas. Sedangkan pada sore harinya, elevator diletakkan pada lantai terbawah karena banyak orang pulang kerja sehingga banyak permintaan dari lantai terbawah. Pada sistem kontrol untuk satu elevator umumnya memiliki cara kerja seperti berikut: mula-mula elevator diam di lantai yang ditentukan, jika ada permintaan untuk ke lantai atas, maka sistem memerintahkan elevator untuk naik ke lantai tersebut. Saat elevator berjalan naik, elevator tidak akan merubah arah selama masih ada orang di lantai atas yang ingin naik. Elevator tidak akan mengangkut orang di lantai atas yang ingin turun sampai tidak ada lagi orang di lantai atas yang ingin naik. Jika tidak ada lagi orang yang ingin ke lantai atas maka elevator akan diam di lantai terakhir yang dikunjungi. Elevator akan tetap pada posisi tersebut sampai ada permintaan lagi ke lantai atas atau ke lantai bawah. Jika ada permintaan ke bawah, maka elevator akan turun ke lantai tersebut, dan akan turun terus sampai tidak ada lagi orang yang ingin ke lantai bawah. Elevator tidak akan mengangkut orang di lantai bawah yang ingin naik sampai tidak ada lagi orang di lantai bawah yang ingin turun. Kemudian jika tidak ada lagi permintaan untuk turun, maka elevator akan diam pada lantai terakhir yang dikunjunginya.

3 Sistem kontrol untuk lebih dari satu elevator, sistem memilih elevator mana yang akan melayani permintaan di suatu lantai dengan mempertimbangkan faktor efisiensi. Pentingnya sistem kontrol elevator dibuat adalah untuk mengatur perjalanan elevator sehingga sesuai dengan situasi dan kondisi yang diinginkan, oleh karena itu terlihat pentingnya sistem kontrol elevator itu dibuat. Di setiap pengembangan sistem manapun termasuk sistem kontrol elevator, yang menjadi fokus utama dalam analisis dan perancangannya adalah pembentukan model. Model adalah sebuah bentuk penyederhanaan dari suatu masalah, menjelaskan karakteristik dan cara kerja sistem dari masalah yang dihadapi. Model bisa digunakan sebagai simulasi dari sistem kontrol untuk mempelajari lebih rinci dari sistem tersebut dan juga bisa dikembangkan untuk membentuk sistem yang lebih baik. Dalam membuat sistem kontrol elevator tersebut diperlukan sebuah model yang menjelaskan bagaimana cara kerja elevator. Model yang digunakan adalah model komputasi. Salah satu model komputasi yang digunakan untuk membuat sistem kontrol elevator adalah Finite State Machine (FSM). FSM merupakan sebuah model yang menggambarkan perilaku sistem dalam menerima input-input dan mengeluarkan output-output. Dalam masalah elevator ini, inputnya berupa permintaan-permintaan pada lantai sedangkan outputnya berupa perintah-perintah kepada elevator untuk melakukan sesuatu. Model sistem kontrol elevator akan menentukan apa

4 yang harus dikerjakan elevator untuk melayani permintaan-permintaan dari pengguna. Berdasarkan model tersebut, dapat disimulasikan sistem kontrol dari elevator. Jika model tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan maka dapat dibentuk model baru yang lebih baik dari model sebelumnya. Model yang baik adalah model yang memiliki sifat: Formal, yaitu model tidak ambigu (mengandung lebih dari satu arti). Lengkap, yaitu model dapat menjelaskan sistem secara keseluruhan. Comprehensible, yaitu model dapat dengan mudah dimengerti sehingga dapat dipergunakan oleh perancang model. Mudah untuk dimodifikasi, yaitu model dapat dengan mudah diubah jika terdapat kekurangan dalam model tersebut. Natural, yaitu model membantu perancang model untuk mengerti sistem yang dimodelkan. Apabila model yang terbentuk sudah baik, maka model tersebut dapat digunakan untuk membuat sistem kontrol elevator yang sebenarnya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan diformulasikan masalah, tujuan dan pembatasan masalah dari skripsi ini yang akan dijelaskan berikut ini.

5 1.2 PERMASALAHAN Bagaimana membentuk model komputasi dari sistem kontrol elevator tersebut dengan menggunakan FSM, kemudian mensimulasikannya di dalam komputer. 1.3 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari skripsi ini adalah: 1. Membuat model komputasi sederhana dari sistem kontrol elevator dengan menggunakan FSM. 2. Mensimulasikan model tersebut dengan menggunakan bahasa pemograman Borland Delphi 7. 1.4 PEMBATASAN MASALAH Pembatasan masalah dalam skripsi ini berupa: 1. Banyaknya elevator pada model hanya satu. 2. Tombol-tombol di dalam elevator hanya tombol-tombol lantai saja. 3. Di model ini hanya diberikan ketika elevator dalam keadaan normal, tidak diberikan pada keadaan lain, seperti jika terjadi kebakaran atau keadaan darurat lainnya.

6 4. Sistem kontrol elevator mengabaikan berat dari pengguna elevator. 1.5 METODOLOGI PENELITIAN Untuk mencapai tujuan dari skripsi tersebut maka diperlukan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Menganalisa masalah dari sistem kontrol elevator. 2. Memberikan asumsi-asumsi yang dibutuhkan untuk mempermudah pembuatan model komputasi. 3. Mendefinisikan variabel-variabel yang berkaitan dengan sistem kontrol elevator tersebut. 4. Membentuk model komputasi sistem kontrol elevator yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu: a. Membentuk model unit control dari elevator yang berfungsi mengatur pergerakan elevator dengan menggunakan FSM. b. Membentuk algoritma request resolver untuk menentukan target lantai berikutnya. c. Membentuk model tombol-tombol dari elevator dengan menggunakan FSM. 5. Mensimulasikan model tersebut dengan menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7.