PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM MIKROKONTROLER (AVR) MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PROTEUS PROFESSIONAL v7.5 SP3

dokumen-dokumen yang mirip
PRAKTIKUM III Robot Line Follower Sederhana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Rangkaian Catu daya (Power Supply Adaptor) ini terdiri dari satu keluaran, yaitu 5

OHMMETER DIGITAL BERBASIS MICROCONTROLLER

PEMBUATAN RANGKAIAN LAMPU OTOMATIS DENGAN KONTROL JAM MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

A. MIKROKONTROLLER Sebenarnya apakah yang disebut dengan mikrokontroler? Sebuah kontroler digunakan untuk mengontrol suatu proses atau aspek-aspek

Tabel Data Pengujian 5x Perubahan Posisi. Kanan (V) Kiri (V)

Sistem Alarm dan Informasi Suara pada Indikator Volume Bahan Bakar Sepeda Motor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. trafo step down untuk menyuplay rangkaian. Timer dan suhu ditentukan

LAMPIRAN A RANGKAIAN LENGKAP dan FOTO PENGUAT KELAS D

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dari pembuatan alat yang meliputi perancangan hardware dan perancangan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan PENGKODEAN NRZ-L DAN MANCHESTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535. SKRIPSI (Resume)

Standar Operasional Prosedur Alat

Listing Program. // Declare your global variables here

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN SIMULASI PENGENDALIAN SUHU RUANG PENETAS TELUR

BAB III RANCANG BANGUN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PELATIHAN: Pemrograman Mikrokontroler Tipe AVR bagi Guru-guru SMK

RANCANG BANGUN MODUL ALAT UKUR MEDICAL CHECK-UP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

ABSTRAK. Kata kunci: Sensor LM35,ATmega 8535

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. down untuk memberikan tegangan ke seluruh rangkaian. Timer ditentukan dengan

Kajian Pustaka. Spesifikasi - Krisbow KW Fitur - Krisbow KW06-290

JEMBATAN TIMBANG UNTUK PENGGUNA KURSI RODA

BAB III METODE PENELITIAN

PERANCANGAN ALAT PEMBERI MAKAN IKAN OTOMATIS DAN PEMANTAU KEADAAN AKUARIUM BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

I. Pendahuluan. II. Tujuan. III. Gambaran Disain. MODUL 7 Monitoring Suhu dan Cahaya ke PC

BAB III DESAIN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

LAMPIRAN. Lay Out Minimum Sistem dengan ATMega8

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PEMBUATAN ALAT. 1. Alat yang dibuat berupa pengedali motor DC berupa miniatur konveyor.

MODUL V: Timer dan Counter

LAMPIRAN A. Gambar A. Layout alat tongkat tunanetra. Ubiversitas Sumatera Utara

RANCANG BANGUN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

LAMPIRAN. #include <mega16.h> //menambahkan library atmega16 #include <delay.h> //menambahkan library delay #define ADC_VREF_TYPE 0x40

LAMPIRAN A PROGRAM CODE VISION AVR

Rancang Bangun Alat Ukur dan Indikator Kadar Air Gabah Siap Giling Berbasis Mikrokontroler dengan Sensor Fotodioda

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

MIKROKONTROLER ATMEGA BERBASIS CODEVISION AVR (ADC DAN APLIKASI TERMOMETER) dins D E P O K I N S T R U M E N T S

Sistem Pengaman Brankas Dengan Password Menggunakan Touch Sensor Berbasis ATMEGA 32

LAMPIRAN. A. Pembuatan Minimun system dan Penanaman Program 1. Rangkaian Minimum System yang telah dilarutkan, di bor dan dipasang komponen

MODUL PELATIHAN MIKROKONTROLLER UNTUK PEMULA DI SMK N I BANTUL OLEH: TIM PENGABDIAN MASYARAKAT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

I. Pendahuluan. II. Tujuan. III. Gambaran Disain. MODUL 6 Meter Cahaya Digital

SISTEM MONITORING DATA KINCIR ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLER MONITORING WINDMILL DATA SYSTEM BASED ON MICROCONTROLER ATMEGA32 AT

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI WAKTU OPERASIONAL MENGEMUDI GUNA MENUNJANG KESELAMATAN BERKENDARA DAN MENGURANGI KECELAKAAN DALAM BERLALU LINTAS

MIKROKONTROLER ATMEGA BERBASIS CODEVISION AVR (I2C DAN APLIKASI RTC) dins D E P O K I N S T R U M E N T S

Gambar 3.1 Blok Diagram Timbangan Bayi

CLAMP-METER PENGUKUR ARUS AC BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR

BAB III PERANCANGAN SISTEM

JEMURAN PAKAIAN OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN. SENSOR CAHAYA (LDR) dan SENSOR HUJAN. Naskah Publikasi

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN METERAN AIR BERSIH PRABAYAR PADA RUMAH TANGGA BERBASIS MIKROKONTROLER.

ISSN ALAT SOLAR TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER 8 BIT ATMega8535. Oleh. (I Wayan Sutaya)

Tata letak konektor DT-AVR ATMEGA168 BMS adalah sebagai berikut: Persiapan hardware DT-AVR ATMEGA168 BMS adalah sebagai berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Langkah-langkah pemrograman: 1. Pilih File >> New:

BAB III METODE PENELITIAN

mendinginkan ruangan, dan kipas dc 2 berfungsi untuk membuang udara dari dalam ruangan penyimpanan. Untuk mengetahui perubahan suhu yang ada dalam rua

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Modifikasi Perimetri dengan 2 Kontrol (Personal Komputer)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

PENGENALAN KOMPONEN WARNA MENGGUNAKAN SENSOR WARNA DT-SENSE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

POLITEKNIK CALTEX RIAU

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. perangkat keras maupun perangkat lunak yang meliputi:

DAFTAR PUSTAKA. Bejo, Agus C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C Dalam Mikrokontroler ATMega 8535.Yogyakarta:Graha Ilmu.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Sensor Cahaya (LDR) LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM

REFS0-1 (Reference Selection Bits) REFS0-1 adalah bit-bit pengatur mode tegangan referensi ADC.

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Perangkat Keras. Informasi waktu yang akan ditunjukkan oleh jarum dan motor power

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT. Perancangan perangkat keras otomasi alat pengering kerupuk berbasis

Project : Version : Date : 15/05/2013 Author : F4CG Company : F4CG Comments:

Pulsa = Frekuensi * 60/20 ; atau Pulsa = frekuensi*30;

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Automatic Processing Film (APF) berbasis mikrokontroller ATMEGA 8535 (Kontrol Suhu)

SENSOR DETEKSI GAS AMONIA PADA KANDANG AYAM PEDAGING DENGAN ATEMEGA32 MENGGUNAKAN MQ-135

LAMPIRAN A FOTO REALISASI ALAT

Rancang Bangun Alat Penghitung Jumlah Burung Walet yang Keluar Masuk Sarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGATURAN KECEPATAN MOTOR MENGGUNAKAN METODE FUZZY PADA ROLL BANNER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaturan Kecepatan Motor Menggunakan Metode Fuzzy Pada Roll Banner

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut alat dan bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan pada pembuatan dan penelitian ini adalah:

Pengenalan CodeVisionAVR

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM MIKROKONTROLER (AVR) MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PROTEUS PROFESSIONAL v7.5 SP3 Kadarisman Tejo Yuwono & Suprapto Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika F.T. UNY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan produk modul mikrokontroler yang sesuai dengan kompetensi mata kuliah mikrokontroler, dan (2) mengetahui kelayakan modul mikrokontroler menggunakan Proteus Professional v7.5 SP3. Penelitian ini merupakan penelitian rancang bangun melalui tahap analisis kebutuhan, desain, implementasi dan pengujian. Pengujian unjuk kerja modul menggunakan alpha testing dan pengujian kelayakan modul menggunakan beta testing sesuai kaidah rekayasa perangkat lunak. Teknik analisis data dengan analisis deskriptif, pemakaian skala likert untuk uji instrumen yang kemudian dideskripsikan dalam pengertian secara kualitatif. Hasil unjuk kerja modul ini sangat memadai sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai di jurusan elektronika terutama dalam mata kuliah praktikum mikrokontroler. Pengujian secara simulasi hardware cukup memadai. Sedangkan untuk pengujian secara software sangat memuaskan karena program-program dasar sebagai penunjang kompetensi mata kuliah mikrokontroler berjalan dengan baik. Uji kelayakan/kemanfaatan untuk semua item (12 item) pada kategori cukup layak, dengan catatan item kelancaran teknis saat digunakan dan item tingkat fleksibilitas untuk dimodifikasi pada kategori layak prosentasenya tidak terlalu tinggi. Kata Kunci: modul mikrokontroler, proteus professional

Pengembangan Modul Praktikum Mikrokontroler (AVR) Menggunakan Perangkat Lunak Proteus Professional V7.5 SP3 (Kadarisman Tejo Yuwono & Suprapto) Pendahuluan Piranti elektronika diaplikasikan secara luas hampir di segala bidang kehidupan terutama dunia industri. Pemanfaatan piranti elektronika terutama penggunaan mikrokontroler sebagai prosesor sistem merupakan piranti yang terus berkembang secara pesat. Mata kuliah mikrokontroler telah dikembangkan dalam kurikulum Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika. Mata kuliah ini diaplikasikan secara luas dalam sistem elektronika. Hal ini disebabkan dengan pemakaian mikrokontroler dalam sistem elektronika menjadikan sistem tersebut dapat diprogram ulang (programmable) software-nya sehingga pengembangannya menjadi lebih mudah tidak perlu desain ulang secara keseluruhan terutama hardware, dan cukup bagian tertentu yang diperlukan saja. Mata kuliah ini membutuhkan banyak pengalaman aplikasi. Mahasiswa tidak cukup hanya dengan belajar konsep-konsep dasarnya saja, seperti yang selama ini dilakukan di Program Studi Teknik Elektronika. Pengalaman dalam Ujian Proyek Akhir yang mengaplikasikan mikrokontroler tersebut dalam berbagai bidang, nampak kalau mahasiswa kurang memahami bahwa pemakaian mikrokontroler tersebut dapat diaplikasikan secara lebih luas lagi. Bahkan hampir rata-rata tidak memahami aplikasi sistem mikrokontroler secara mendalam. Kenyataan ini juga didukung oleh dosen penguji lain yang merasakan hal yang sama, padahal apabila 22

JPTK, Vol. 20, No.1, Mei 2011 ditinjau dari silabus yang dikembangkan secara konseptual kurikulumnya sangatlah memadai. Mengingat pentingnya mata kuliah ini maka dilakukan upaya meningkatkan pemahaman aplikasi mikrokontroler dengan menggunakan perangkat lunak Proteus Professional v7.5 SP3. Perangkat lunak ini menyediakan banyak fasilitas untuk desain dan simulasi mikrokontroler sehingga diharapkan mahasiswa mudah berlatih mengaplikasikan mikrokontroler dalam berbagai pemecahan masalah. Pengembangan modul ini juga diharapkan dapat menambah pemahaman dan keterampilan secara luas aplikasi mikrokontroler dalam banyak bidang. Untuk itu perlu dibuat modul yang diharapkan akan memperluas pengetahuan dan keterampilan, sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: Pengembangan Modul Praktikum Mikrokontroler (AVR) Menggunakan Perangkat Lunak Proteus Professional V7.5 Sp3. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan modul mikrokontroler menggunakan perangkat lunak Proteus Professional v7.5 SP3 yang sesuai dengan kompetensi mata kuliah praktikum mikrokontroler. Selain itu juga dapat mengetahui kelayakan modul mikrokontroler menggunakan perangkat lunak Proteus Professional v7.5 SP3 sebagai modul praktikum mikrokontroler. Pembelajaran berfungsi membawa peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Untuk itu maka tugas seorang pengajar harus 23

Pengembangan Modul Praktikum Mikrokontroler (AVR) Menggunakan Perangkat Lunak Proteus Professional V7.5 SP3 (Kadarisman Tejo Yuwono & Suprapto) melakukan beberapa hal seperti mengkondisikan lingkungan belajar sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan, membawa peserta didik aktif mengikuti pembelajaran, memanfaatkan komponenkomponen pembelajaran dengan baik, mendesain strategi, metode mengajar sehingga sesuai dengan karakteristik peserta didik, serta menggunakan media yang tepat. Modul pembelajaran dengan perangkat lunak komputer merupakan salah satu pilihan media pembelajaran dalam praktikum. Menurut Tan Seng Che (2003) hubungan antara teori belajar dan computer-mediated tools seperti pada berikut: General Orientations Stimulus and response Student remember and respond Teachers present and provide for practice and feedback Information transmission and processing Students remember strategies, rules and patterns Teachers plan for cognitive learning strategies Personal discovery of knowledge Students discover relationships between concepts Teachers provide instructional context and guide students to discover Learning is a social construction, mediated by different perspectives Through authentic projects, students discuss, negotiate and discover meaning Teachers provide for facilitation and scaffolds among the students CMT Individual instructive tools (computer-based learning) Informative tools, computer-based tutorial (tutorial and information databases) Individuals constructive tools (simulations organizational tools) Social communicative / constructive tools (e-mails; bulletin boards) 24

JPTK, Vol. 20, No.1, Mei 2011 Dari ringkasan di atas pembelajaran berbasis komputer dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Untuk mengembangkan modul praktikum ini dibutuhkan Computer-Based Instruction (CBI) yang bersifat tutorial, simulation, problem solving, dan instructional tools. Mata kuliah mikrokontroler mempunyai bobot 4 SKS yang terdiri dari 2 SKS teori dan 2 SKS praktik. Dengan demikian pelaksanaan riil tatap muka adalah 2 x 50 menit teori dan 4 x 50 menit praktikum. Jam tatap muka seperti di atas sesungguhnya tidak begitu leluasa untuk mencapai kompetens / subkompetensi mata kuliah mikrokontroler. Mata kuliah mikrokontroler terdiri dari pemahaman hardware dan pemahaman software. Pemahaman hardware berupa arsitektur mikroprosesor dan segala register maupun memori yang dipakai, bagaimana transfer data antar register maupun memori yang ada. Pemahaman software yang merupakan inti dari programmable system berupa program komputer dengan bahasa tertentu yang digunakan untuk mengembangkan sistem dengan kebutuhan tertentu. Pemanfaatan perangkat lunak pengembangan sistem mikrokontroler ini merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran mikrokontroler. Modul mikrokontroler dapat memperdalam pemahaman mahasiswa dalam menggunakan perangkat lunak dengan mengembangkan 25

Pengembangan Modul Praktikum Mikrokontroler (AVR) Menggunakan Perangkat Lunak Proteus Professional V7.5 SP3 (Kadarisman Tejo Yuwono & Suprapto) sistem tertentu sesuai dengan rancangan yang diharapkan memanfaatkan fitur simulasi perangkat lunak ini, sehingga dengan strategi tersebut maka kompetensi dan sub kompetensi yang ditetapkan dapat dicapai. Modul mikrokontroler ini menggunakan perangkat Proteus Professional v7.5 SP3. Perangkat lunak ini dapat digunakan untuk berbagai aplikasi sehingga dapat membentuk suatu sistem tertentu sesuai dengan yang dikehendaki. Modul ini dilengkapi dengan: Unit sistim minimum mikrokontroler, unit keypad, unit tampilan LCD, unit LED, unit tampilan sevent segment display, unit motor DC, dan unit masukan ADC. Unit-unit ini dipilih untuk mewakili materi pokok dalam rangka mencapai kompetensi / sub kompetensi yang telah ditetapkan. Modul ini disertai labsheet untuk masing-masing percobaan. Setiap topik akan disertakan proyek untuk memperdalam pengetahuan yang telah dipraktikkan. Proteus Professional v7.5 SP3 adalah suatu perangkat lunak yang digunakan untuk Pemodelan Sistem Virtual (Virtual System Modelling) dan program Aplikasi Simulasi Rangkaian (Circuit Simulation Application). Perangkat ini mengkombinasikan mode pencampuran simulasi rangkaian SPICE, animasi komponen, dan model-model mikroprosesor sebagai kelengkapan fasilitas desaindesain rangkaian berbasis mikroprosesor. Proteus juga mampu 26

JPTK, Vol. 20, No.1, Mei 2011 melakukan simulasi interaksi antara perangkat lunak yang berjalan di mikrokontroler dan rangkaian analog maupun digital yang terhubung dengan mikrokontroler itu. Selain itu bisa juga digunakan untuk simulasi input/output port, interrupts, timers, USARTs dan semua peripheral yang terhubung ke prosesor. Penggunaan simulasi untuk mikroprosesor dan mikrokontroler tidak terbatas pada satu jenis saja tapi dapat diganti-ganti sesuai yang dikehendaki. Kemampuan lain yang sangat menarik bahwa dalam simulasi ini mikrokontroler bisa diprogram langsung seperti pada saat memprogram mikro yang sesungguhnya, sehingga proses ini merupakan edukasi mengenai prosedur pemrograman mikrokontroler. Apalagi bahasa yang dipergunakan untuk memprogram mikrokontroler dapat menggunakan bahasa tingkat tinggi seperti bahasa C, bahasa BASIC dan yang lainnya, sehingga bisa meningkatkan produktifitas pembuatan aplikasi rangkaian elektronika yang berbasi mikrokontroler. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian rancang bangun yang bertujuan untuk mendapatkan rancangan atau produk modul mikrokontroler serta mengetahui tingkat kelayakan modul mikrokontroler ini jika digunakan untuk modul praktikum mikrokontroler di Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika UNY. Modul 27

Pengembangan Modul Praktikum Mikrokontroler (AVR) Menggunakan Perangkat Lunak Proteus Professional V7.5 SP3 (Kadarisman Tejo Yuwono & Suprapto) mikrokontroler ini dikembangkan melalui tahapan: analisis kebutuhan, desain, implementasi dan pengujian. Tinjauan Kompetensi Mahasiswa Kurikulum dan SAP Mikro kontroler Identifikasi Kebutuhan Disain & Pembuatan Modul Uji kelayakan dengan Mhs Elektronika dan Dosen Revisi Produk Uji Validasi dengan expert Produk Modul Mikrokontroler dan Labsheet Gambar 1. Desain Pembuatan Modul Mikrokontroler Desain pembuatan modul mikrokontroler pertama ditinjau kompetensi mahasiswa dan dilanjutkan telaah kurikulum dan SAP mata kuliah Mikrokontroler. Hasilnya akan didapatkan identifikasi kebutuhan yang meliputi ragam praktikum beserta kebutuhan unitunit yang akan dikembangkan. Dari kebutuhan yang telah diidentifikasi kemudian dibuatlah rancangan modul dan proses pembuatannya. Selanjutnya dilakukan uji validitas isi dan konstruksi oleh tim ahli yang merupakan rekan sejawat dalam mengampu mata kuliah mikrokontroler. Hasil uji validitas digunakan untuk revisi produk. Produk yang sudah direvisi diuji cobakan kepada sasaran program yaitu mahasiswa yang mengambil mata kuliah 28

JPTK, Vol. 20, No.1, Mei 2011 mikrokontroler untuk dilihat sejauh mana modul tersebut dapat digunakan. Hasil akhir berupa produk dengan spesifikasi yang jelas dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah modul mikrokontroler menggunakan perangkat lunak Proteus Professional v7.5 SP3 yang dilengkapi dengan labsheet sebagai modul praktikum mata kuliah praktik mikrokontroler. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melalui dua tahapan yaitu: a. Pengujian dan Pengamatan Pengujian dalam hal ini terdiri dari dua macam alpha testing dan beta testing. Alpha testing digunakan untuk pengamatan terhadap unjuk kerja modul itu sendiri. Beta testing digunakan untuk pengujian kelayakan yang dilakukan dengan memberikan angket penelitian kepada dosen sesama pengampu mata kuliah praktik mikrokontroler serta kepada mahasiswa elektronika pemakai modul ini. Pengujian dan pengamatan ini dimaksudkan untuk memperoleh hasil unjuk kerja dari modul mikrokontrol sebagai modul praktikum mikrokontroler. b. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau 29

Pengembangan Modul Praktikum Mikrokontroler (AVR) Menggunakan Perangkat Lunak Proteus Professional V7.5 SP3 (Kadarisman Tejo Yuwono & Suprapto) pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2006: 199). Dalam penelitian ini angket digunakan untuk menilai kelayakan yang digunakan untuk pembelajaran pada mata kuliah praktik mikrokontroler. Responden yang dilibatkan dalam pengambilan data adalah ahli dalam materi pembelajaran dan mahasiswa yang mengambil mata kuliah mikrokontroler. Hasil penelitian kemudian diuji dan dianalisis. Untuk memperoleh data tentang pengujian dan pengamatan maka hasil simulasi perangkat lunak tersebut sebagai indikator unjuk kerja modul. Sedangkan untuk mengetahui kelayakan modul praktikum mikrokontroler digunakan instrumen berupa angket. Analisis data unjuk kerja modul praktikum mikrokontroler dilaporkan apa adanya untuk dijadikan spesifikasi dari modul praktikum. Data uji kelayakan dianalisis secara deskriptif. Penentukan kategori kelayakan modul praktikum mikrokontroler menggunakan skala pengukuran 1,2,3,4,5. Dengan skala likert, data yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam deskripsi kualitatif. Hasil dan Pembahasan Pengujian unjuk kerja dilakukan dengan mencoba program tersebut untuk simulasi beberapa rangkaian mikrokontroler sesuai dengan kompetensi dalam mata kuliah mikrokontroler. 30

JPTK, Vol. 20, No.1, Mei 2011 1. Pengujian output dan input mikrokontroler dengan menghubungkan LED (Light Emiting Dioda) pada port C dan tombol pada port B. Port C untuk mikrokontroler tertentu seperti ATmega16, Atmega32 dan beberapa lagi mempunyai spesifikasi khusus. Operasional port C hanya akan berfungsi normal apabila fuse bit JTAGEN dalam mikrokontroler diaktifkan. Oleh karena alasan inilah maka percobaan output dilakukan pada port C. Sedangkan input dimasukkan melalui port B dengan pertimbangan port A biasa dipakai untuk keperluan khusus yaitu ADC (Analog to Digital Converter) atau komparator, karena hanya port A yang dapat dipakai untuk hal ini port lain tidak bisa. + 5V R1 10k T1 RESET C4 4.7uF C1 30pF C2 30pF XTAL1 11.0592MHz IC1 9 RESET 13 XTAL1 12 XTAL2 40 PA0/ADC0 39 PA1/ADC1 38 PA2/ADC2 37 PA3/ADC3 36 PA4/ADC4 35 PA5/ADC5 34 PA6/ADC6 33 PA7/ADC7 1 PB0/T0/XCK 2 PB1/T1 3 PB2/AIN0/INT2 4 PB3/AIN1/OC0 5 PB4/SS 6 PB5/MOSI 7 PB6/MISO 8 PB7/SCK PC0/SCL PC1/SDA PC2/TCK PC3/TMS PC4/TDO PC5/TDI PC6/TOSC1 PC7/TOSC2 PD0/RXD PD1/TXD PD2/INT0 PD3/INT1 PD4/OC1B PD5/OC1A PD6/ICP1 PD7/OC2 AREF AVCC 22 23 24 25 26 27 28 29 14 15 16 17 18 19 20 21 32 30 ATMEGA16 Gambar 2. Rangkaian Input-Output 31

Pengembangan Modul Praktikum Mikrokontroler (AVR) Menggunakan Perangkat Lunak Proteus Professional V7.5 SP3 (Kadarisman Tejo Yuwono & Suprapto) Program yang dipakai untuk menguji rangkaian ini seperti berikut: #include <mega16.h> void main(void) { unsigned char data; // Port B initialization PORTB=0x00; DDRB=0x00; } // Port C initialization PORTC=0x00; DDRC=0xFF; while (1) { // Place your code here data = PINB; PORTC = data; }; Hasil pengujian seperti diharapkan yaitu setiap bit pada port B apabila ditekan akan menghidupkan bit pada posisi yang sama pada port C. Dengan demikian maka port-por terkait dapat digunakan untuk proses input maupun output. 2. Pengujian menggunakan LCD dilakukan dengan LCD 16x2 dan menggunakan port C. LCD jenis ini merupakan LCD yang paling sering digunakan karena selain harga yang murah juga kebutuhan layar portabel untuk monitor tidak terlalu besar. 32

7 8 9 JPTK, Vol. 20, No.1, Mei 2011 Sedangkan dipilihnya port C sebagai koneksi LCD karena ada software dengan bahasa pemrograman tertentu mengharuskan menggunakan port tersebut sebagai contoh CodeVision C Compiler, tidak dapat menggunakan port lain kecuali membuat method sendiri. Selain itu hubungan antar bit port ke LCD tersebut juga harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan tidak boleh sembarang. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi desain rangkaian mikrokontroler pada saat akan diaplikasikan untuk sistem tertentu. Contoh ini bisa menjadi perhatian pada saat merancang sistem yang menggunakan LCD sehingga berfungsi dengan benar. Rangkaian lengkap seperti berikut: + 5V R1 10k T1 RESET C4 4.7uF VSS VDD VEE RS RW E 1 2 3 4 5 6 LCD1 LM016L D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 C1 XTAL1 11.0592MHz 30pF C2 30pF IC1 9 RESET 13 XTAL1 12 XTAL2 40 PA0/ADC0 39 PA1/ADC1 38 PA2/ADC2 37 PA3/ADC3 36 PA4/ADC4 35 PA5/ADC5 34 PA6/ADC6 33 PA7/ADC7 1 PB0/T0/XCK 2 PB1/T1 3 PB2/AIN0/INT2 4 PB3/AIN1/OC0 5 PB4/SS 6 PB5/MOSI 7 PB6/MISO 8 PB7/SCK PC0/SCL PC1/SDA PC2/TCK PC3/TMS PC4/TDO PC5/TDI PC6/TOSC1 PC7/TOSC2 PD0/RXD PD1/TXD PD2/INT0 PD3/INT1 PD4/OC1B PD5/OC1A PD6/ICP1 PD7/OC2 AREF AVCC 22 23 24 25 26 27 28 29 14 15 16 17 18 19 20 21 32 30 10 11 12 13 14 ATMEGA16 Gambar 3. LCD 16x2 Rangkaian ini diuji dengan program seperti berikut ini: 33

Pengembangan Modul Praktikum Mikrokontroler (AVR) Menggunakan Perangkat Lunak Proteus Professional V7.5 SP3 (Kadarisman Tejo Yuwono & Suprapto) #include <mega16.h> // Alphanumeric LCD Module functions #asm.equ lcd_port=0x15 ;PORTC #endasm #include <lcd.h> void main(void) { PORTC=0x00; DDRC=0x00; // LCD module initialization lcd_init(16); lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf("halo "); lcd_gotoxy(0,1); lcd_putsf("nama Saya Aris"); while (1) { // Place your code here }; } Pengujian ini merupakan pengujian standar untuk LCD, hanya pada huruf yang akan ditampilkan dimodifikasi. Output program ini akan terlihat dimonitor LCD baris 1 tulisan Halo... dan pada baris 2 akan muncul tulisan Nama Saya Aris 3. Pengujian ketiga yaitu ADC (Analog to Digital Converter) piranti ini sangat penting karena piranti inilah yang akan mengubah sinyal analog menjadi digital. Hampir semua alat elektronika menggunakan sistem digital sedangkan sinyal diluar (dunia 34

7 8 9 JPTK, Vol. 20, No.1, Mei 2011 nyata) banyak yang analog, piranti ini merupakan interface antara dunia nyata dan sistem komputer. Contoh di bawah ini menggunakan input piranti sensor suhu. Suhu merupakan sinyal analog untuk itu supaya dapat dibaca dalam sistem mikrokontroler yang merupakan sistem digital harus melalui ADC. Pernah dinyatakan bahwa input ADC harus melalui port A dengan konfigurasi tertentu, dan dalam hal ini input ADC ada 8 kanal sesuai jumlah bit yang ada dalam por tersebut. + 5V R1 10k T1 RESET C4 4.7uF VSS VDD VEE RS RW E 1 2 3 4 5 6 LCD1 LM016L D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 C1 XTAL1 11.0592MHz 30pF C2 30pF Vcc 1 U2 25.0 2 VOUT 3 LM35 9 13 12 40 39 38 37 36 35 34 33 1 2 3 4 5 6 7 8 IC1 RESET XTAL1 XTAL2 PA0/ADC0 PA1/ADC1 PA2/ADC2 PA3/ADC3 PA4/ADC4 PA5/ADC5 PA6/ADC6 PA7/ADC7 PB0/T0/XCK PB1/T1 PB2/AIN0/INT2 PB3/AIN1/OC0 PB4/SS PB5/MOSI PB6/MISO PB7/SCK PC0/SCL PC1/SDA PC2/TCK PC3/TMS PC4/TDO PC5/TDI PC6/TOSC1 PC7/TOSC2 PD0/RXD PD1/TXD PD2/INT0 PD3/INT1 PD4/OC1B PD5/OC1A PD6/ICP1 PD7/OC2 AREF AVCC 22 23 24 25 26 27 28 29 14 15 16 17 18 19 20 21 32 30 10 11 12 13 14 ATMEGA16 Gambar 4. Sensor suhu LM35 dan LCD Program untuk menguji sistem ini sebagai berikut: #include <mega16.h> #include <stdio.h> // Alphanumeric LCD Module functions #asm 35

Pengembangan Modul Praktikum Mikrokontroler (AVR) Menggunakan Perangkat Lunak Proteus Professional V7.5 SP3 (Kadarisman Tejo Yuwono & Suprapto) 36.equ lcd_port=0x15 ;PORTC #endasm #include <lcd.h> #define ADC_VREF_TYPE 0x60 // Read the 8 most significant bits // of the AD conversion result unsigned char read_adc(unsigned char adc_input) { ADMUX=adc_input ADC_VREF_TYPE; // Start the AD conversion ADCSRA =0x40; // Wait for the AD conversion to complete while ((ADCSRA & 0x10)==0); ADCSRA =0x10; return ADCH; } // Declare your global variables here char buf[33]; LCD void main(void) { // Declare your local variables here unsigned char dtadc; PORTA=0x00; DDRA=0x00; PORTC=0x00; DDRC=0x00; // ADC initialization // ADC Clock frequency: 691.188 khz // ADC Voltage Reference: AVCC pin // ADC High Speed Mode: Off // ADC Auto Trigger Source: None

JPTK, Vol. 20, No.1, Mei 2011 // Only the 8 most significant bits of // the AD conversion result are used ADMUX=ADC_VREF_TYPE; ADCSRA=0x84; SFIOR&=0xEF; // LCD module initialization lcd_init(16); lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf("data ADC ch.0:"); } while (1) { // Place your code here dtadc=read_adc(0); lcd_gotoxy(0,1); sprintf(buf,"%x h %i d",dtadc,dtadc); lcd_puts(buf); }; Hasil dari pengujian ADC, suhu dari sensor LM35 yang masuk melalui ADC kanal 0 ditampilkan di LCD. Pengaturan pengukuran suhu bisa diatur di piranti LM35. LCD menampilkan data baik secara heksa maupun secara desimal, namun ini bukan hasil kalibrasi jadi bilangan murni dari sensor suhu. Sedangkan uji yang kedua yaitu kemanfaatan melalui uji kelayakan dengan angket ke mahasiswa yang mengambil mata kuliah mikrokontroler. Butir-butir indikator uji kelayakan seperti berikut: 37

Pengembangan Modul Praktikum Mikrokontroler (AVR) Menggunakan Perangkat Lunak Proteus Professional V7.5 SP3 (Kadarisman Tejo Yuwono & Suprapto) No Butir Penilaian 1. Relevansi dengan kurikulum yang dipakai 2. Kualitas grafik, teks, tata letak, warna, serta animasi program 3. Kesesuaian dengan kenyataan yang ada (mikrokontroler langsung) 4. Kelancaran teknis pada saat digunakan (jarang hang, crash dll.) 5. Kemudahan dipelajari 6. Kemudahan digunakan 7. Tingkat fleksibilitas untuk dimodifikasi 8. Kemudahan menjalankan simulasi 9. Kebebasan melakukan interaksi dengan program 10. Ketepatan umpan balik Mendorong pengembangan 11. pengambilan keputusan / proses berpikir 12. Mendorong peningkatan motivasi belajar Skala Penilaian 5 4 3 2 1 Hasil angket di atas berupa angka yang menunjukkan skala pada masing-masing indikator. Angka tersebut diskor dengan skala Likert sebagai berikut: Jawaban Skor Prosentase (%) 5 Sangat layak 81% - 100% 4 Layak 61%-80% 3 Cukup layak 41%-60% 2 Kurang layak 21%-40% 1 Sangat tidak layak < 20% 38

JPTK, Vol. 20, No.1, Mei 2011 Hasil selengkapnya angket uji kelayakan modul praktikum mikrokontroler yang diberikan kepada 40 responden setelah dikelompokkan berdasarkan skor dapat dilihat pada tabel berikut ini: No. Indikator Skor1 Skor2 Skor3 Skor4 Skor5 Total 1. 0 0 15 21 4 40 2. 0 1 20 17 2 40 3. 0 4 14 20 2 40 4. 1 8 20 10 1 40 5. 0 5 23 11 1 40 6. 0 1 24 13 2 40 7. 0 3 26 10 1 40 8. 0 2 20 17 1 40 9. 0 3 16 20 1 40 10. 0 4 22 14 0 40 11. 0 0 20 19 1 40 12. 0 0 20 17 3 40 Data hasil uji kelayakan modul praktikum mikrokontroler dianalisis dengan prosentase untuk masing-masing indikator. Kemudian dilihat berapa prosentase yang didapat untuk kategori cukup layak atau skor 3 pada masing-masing butir indikator. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel prosentasi uji kelayakan/kemanfaatan berikut: No. Indikator ΣSkor1 (%) ΣSkor2 (%) ΣSkor3 (%) ΣSkor4 (%) ΣSkor5 (%) 1 0 0 37.5 52.5 10 100 2 0 2.5 50 42.5 5 97.5 3 0 10 35 50 5 90 4 2.5 20 50 25 2.5 77.5 Kategori cukup layak(%) 39

Pengembangan Modul Praktikum Mikrokontroler (AVR) Menggunakan Perangkat Lunak Proteus Professional V7.5 SP3 (Kadarisman Tejo Yuwono & Suprapto) 5 0 12.5 57.5 27.5 2.5 87.5 6 0 2.5 60 32.5 5 97.5 7 0 7.5 65 25 2.5 92.5 8 0 5 50 42.5 2.5 95 9 0 7.5 40 50 2.5 92.5 10 0 10 55 35 0 90 11 0 0 50 47.5 2.5 100 12 0 0 50 42.5 7.5 100 Hasil tabulasi prosentase terlihat secara umum modul cukup layak untuk digunakan. Walaupun tidak sangat layak namun modul ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran praktikum mirokontroler. Analisis beberapa indikator perlu diberi catatan atau perhatian khusus untuk kategori layak sebagai contoh indikator kelancaran teknis saat digunakan (indikator 4), dan indikator tingkat fleksibilitas untuk dimodifikasi (indikator 7), prosentase dua kategori ini sangat rendah. Jika melihat uraiannya mungkin hal ini dikarenakan responden baru pertama kali menggunakan perangkat lunak Proteus, sehingga dalam menggunakan modul perangkat lunak ini berpikir dua kali yaitu cara menggunakan dan materi mikrokontroler itu sendiri. Untuk selanjutnya akan lebih baik kalau dilatih cara menggunakan perangkat lunak itu dulu baru kemudian menggunakan modul ini untuk praktikum mikrokontroler. 40

JPTK, Vol. 20, No.1, Mei 2011 Simpulan 1. Modul Praktikum Mikrokontroler menggunakan perangkat lunak Proteus Professional v7.5 SP3 dapat digunakan sebagai media belajar alternatif dalam praktik mikrokontroler. Hasil pengujian dengan pakar menunjukkan bahwa perangkat lunak ini memenuhi syarat unjuk kerja mikrokontroler secara sempurna. Meskipun begitu untuk versi ini masih ada kekurangan yaitu tombol reset tidak dapat difungsikan, akan tetapi versi yang baru sudah dapat digunakan sebagaimana mestinya. 2. Pengujian dengan pengguna dalam hal ini mahasiswa yang mengambil mata kuliah mikrokontroler menunjukkan hasil baru cukup layak, namun modul ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran praktik mikrokontroler karena dengan perangkat lunak lebih mudah untuk dimodifikasi baik dalam desain sistem maupun pengembangan algoritmanya. Selain itu dengan menggunakan perangkat lunak akan lebih murah, karena tidak setiap saat membeli komponen elektronika. Harapan selanjutnya dengan modul ini mahasiswa elektronika dapat mencapai kompetensi mikrokontroler yang diharapkan karena materi ini merupakan pembangun pokok bidang elektronika. 41

Pengembangan Modul Praktikum Mikrokontroler (AVR) Menggunakan Perangkat Lunak Proteus Professional V7.5 SP3 (Kadarisman Tejo Yuwono & Suprapto) Daftar Pustaka... (2009). Kurikulum Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika. Yogyakarta: FT UNY.. (2009). Proteus Professional v7.5 SP3. Labcenter Electronic, Ltd. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Tan Seng Che, Wong Angela F.L. (2003). Teaching and Learning with Technology: an Asia-Pasific Perspective. Singapore: Prentice Hall 42