Tantangan & Peluang Administrasi Perpajakan Indonesia dalam menyambut ASEAN Economic Community

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implementasi ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

Perpajakan internasional

I. PENDAHULUAN. lain untuk melangsungkan kehidupannya. Sebuah negara tidak bisa berdiri sendiri

PERPAJAKAN INTERNASIONAL BAB 1 : PENDAHULUAN

Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan)

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal langsung baik melalui penanaman modal asing maupun

Silabus CA Ikatan Akuntan Indonesia MANAJEMEN PERPAJAKAN. Jakarta, 23 June Christine Tjen, SE.Ak., M.Int.Tax,CA

BAB I PENDAHULUAN. transaksi dalam pasar ruang virtual ini sering disebut E-Commerce. Transaksi

Pembagian Hak Pemajakan Atas Suatu Jenis Penghasilan Tulisan Ilmiah Perpajakan Internasional Jurnal Perpajakan KUP

Ina Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melanggar hukum (Wheatcorft, 1955) dan seringkali dikaitkan sebagai

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan faktor-faktor produksi yaitu; modal, tenaga kerja dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. investor asing berkenaan dengan permasalahan utama bagi setiap investor untuk

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

BABl PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita makin dominan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya perjanjian kerjasama perdagangan antar dua negara atau yang

Perbandingan Daya Saing Indonesia Diantara Negara-Negara ASEAN 1

PERKEMBANGAN PROFESI AKUNTANSI & ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 PUSAT PEMBINAAN AKUNTAN DAN JASA PENILAI KEMENTERIAN KEUANGAN RI

BAB I PENDAHULUAN. Di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015, ASEAN akan

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Controlled Foreign..., Stenny Mariani Lumban Tobing, FISIP UI, 2008

TERM OF REFERENCE TAX ON SEMINAR CONFERENCE : Transfer Pricing : Practice and Theory in Transparency Era

ASEAN Open Sky 2015 Sebuah Kesempatan sekaligus Ancaman Bagi Industri Penerbangan Indonesia

SILABUS MATA AJAR PERPAJAKAN 3 SKS

BAB I PENDAHULUAN. Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN)

TAX JURISDICTION. Original Paper Created by : Eka Daswindar

BAB I PENDAHULUAN. keuangan seperti kredit, tabungan, jasa pembayaran dan melakukan. fungsi-fungsi keuangan lainnya secara profesional.

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN. penelitian ini menggunakan satu metode dalam mengumpulkan data yang. serta karakter dari masalah yang diteliti.

BAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

SEMINAR. Prof. Sri Adiningsih, Ph.D.

Feber Sormin, SE.,M.Ak.,Ak.,CA

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu mengelola usahanya dengan baik dan optimis agar

07 Juni 2014 Hotel Bidakara, Jakarta Read More...

BAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan status..., Benny Mangoting, FH UI, 2010

MAKALAH PAJAK INTERNASIONAL MODEL PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

Pengampunan Pajak, Perusahaan Cangkang, dan Kawasan Ekonomi Khusus Oleh Akhmad Solikin, pegawai Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI *)

SKOR INDONESIA DALAM WORLD GOVERNANCE INDICATORS 2012

Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Tgl. Berlaku : Mei 2012 Versi/Revisi : 01/00

Base Erosion and Profit Shifting (BEPS): Aktivitas Ekonomi Global dan

Daya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan

PERPAJAKAN INTERNASIONAL

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)

POKOK BAHASAN KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN BUKU REFERENSI BAB

Penguatan Sinergi Pemerintah, Masyarakat, dan Dunia Usaha Dalam Rangka Akselerasi Pencapaian Pembangunan Berkeadilan.

INSENTIF FISKAL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan

Metode penhindaran pajak berganda berdasarkan Perjanjian internasional dan ketentuan UU PPh. Feber Sormin, SE.,M.Ak.,Ak.,CA

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

EKONOMIKA KESEHATAN PENDAHULUAN. Disampaikan oleh Heni Wahyuni FEB UGM

EKONOMIKA KESEHATAN PENDAHULUAN. Disampaikan oleh Heni Wahyuni FEB UGM

BAB I PENDAHULUAN. membiayai belanja negara. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pajak,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015.

Bab 3 PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA (P3B)

Pendapatan Regional/ Regional Income

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

ANALISA PENGARUH PENERAPAN TAX TREATY INDONESIA - HONGKONG TERHADAP INVESTASI MODAL DI INDONESIA

PEDOMAN WAWANCARA. 1. Bagaimana perbedaan fixed base dengan Permanent Establishment dalam

KELOMPOK 3. Ani Rahmatika Dian Safitri Maria Meliana Yudha Adi Prasetyo TAX TREATY PROVISION

BAB I PENDAHULUAN. negara membuat arus transaksi perdagangan antarnegara juga semakin mudah dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

Departemen Internasional BANK INDONESIA 27 Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang

PESUIIT ANDI. Pajak 8erganda? Pedoman Mudah. dan. Praktis Memahami Tax Treaty. Djoko Muljono

BAB I PENDAHULUAN. dan komponen terbesar dalam negeri untuk menopang pembiayaan operasional

International Tax Law Principles. CHRISTINE, M.Int.Tax, CA

Meningkatkan Tax Ratio Indonesia

Tarif Pajak Nasional di Tengah Persaingan Bisnis Kawasan ASEAN

Executive Summary POTENSI DISINSENTIF FISKAL DALAM PROSES BISNIS HULU MIGAS

Tax Consultant Profession, Its Activities and Tax Planning

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

First, compute the Income Tax Art. 21 for total salaries without the bonus in the year of Note that Mr. Persie began his job at February 2015.

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

REFORMASI PAJAK DAN KETERBUKAAN INFORMASI PROF. DR. HJ. NUNUY NUR AFIAH, SE, M.SI, AK, CA DOSEN DEPARTEMEN AKUNTANSI UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

MODEL PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA [TAX TREATY]

MATRIKS PENYEMPURNAAN STATISTIK EKONOMI DAN KEUANGAN INDONESIA (SEKI) INDONESIAN FINANCIAL STATISTICS ENHANCEMENT MATRIX

: Institute Of Southeast Asian Studies

ANALISIS DAN STUDI KOMPARATIF PEMBERIAN FASILITAS TAX HOLIDAY DI NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASEAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. paling umum adalah meningkatkan laba yang maksimal. Perusahaan yang sedang

Pendapatan Regional/ Regional Income

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB 10. PENDAPATAN REGIONAL

Perekonomian Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community

PEMETAAN KEMBALI MODEL PENDIDIKAN DI INDONESIA RZ ABD AZIZ Bandar Lampung, 21 Februari 2011

Pertukaran Informasi (EOI) dengan Negara/Yurisdiksi Mitra

PROTOKOL 4 TENTANG KEBEBASAN HAK ANGKUT KELIMA YANG TIDAK TERBATAS ANTAR SUB-KAWASAN ASEAN

Transkripsi:

Tantangan & Peluang Administrasi Perpajakan Indonesia dalam menyambut ASEAN Economic Community Prof. Dr. P.M. John L. Hutagaol Disampaikan Pada Seminar Nasional Antisipasi Sektor Perdagangan dalam Menyambut AEC 2015 Direktorat Peraturan Perpajakan II Direktorat Jenderal Pajak

Agenda ASEAN Community Latar Belakang Geography & Demography Indikator EKonomi Profil Perpajakan ASEAN Keberagaman sistem perpajakan: kebijakan & administrasi Insentif fiskal gap kemapanan otoritas perpajakan Isu & Pembahasan Tantangan unifikasi sistem harmful tax competition double tax & double non-tax Peluang & Keunggulan certainty of (Indonesian) tax regulation optimalisasi instrumen kerjasama perpajakan internasional: Pertukaran Informasi & anti-beps posisi tawar pemerintah yang tinggi & kemapanan administrasi perpajakan Simpulan & Langkah ke Depan

Background 1. 2003 -- Para pimpinan negara ASEAN sepakat membentuk ASEAN Community pada tahun 2020. 2. 2007-- para pemimpin negara ASEAN membuat komitmen percepatan pembentukan komunitas tersebut pada tahun 2015. 3. ASEAN Community terdiri dari 3 pilar kerjasama, yaitu keamanan poitik, ekonomi dan sosial budaya. 4. 1 Januari 2010, ASEAN-6 (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore and Thailand) meniadakan 99.65% bea impor. 5. Per 31 Desember 2015 negara ASEAN lainnya (Cambodia, Lao PDR, Myanmar and Viet Nam ) akan mengikutir secara penuh peniadaan hambatan tarif. ASEAN Community ASEAN Political- Security Community ASEAN Economic Community ASEAN Socio- Cultural Community

Land Area and Population Thailand; 513.120 Singapore; 716 Viet Nam; 330.958 Total Land Area Brunei Darussalam; 5.769 Cambodia; 181.035 300.000,0 250.000,0 200.000,0 Total population 2012 Philippines; 300.000 Myanmar; 676.577 Indonesia; 1.860.360 150.000,0 100.000,0 50.000,0 0,0 Malaysia; 330.290 Lao PDR; 236.800 Total land area Total population Country km 2 thousand 2012 2012 Brunei Darussalam 5.769 399,8 Cambodia 181.035 14.741,4 Indonesia 1.860.360 244.775,8 Lao PDR 236.800 6.514,4 Malaysia 330.290 29.518,0 Myanmar 676.577 60.994,1 Philippines 300.000 97.690,9 Singapore 716 5.312,4 Thailand 513.120 67.912,0 Viet Nam 330.958 88.772,9 ASEAN 4.435.624 616.631,8 Source: ASEANStat 2013

GDP and Income Per Capital Gross Domestic Product 2012 at current prices US$ million Thailand 366.126,6 Singapore 276.609,5 Brunei Darussalam 16.969,7 Viet Nam 141.669,1 2012 Philippines 250.542,7 Myanmar 53.998,7 Country Malaysia 305.154,4 Cambodia 14.411,2 Indonesia 878.223,4 Lao PDR 9.083,1 60.000,0 50.000,0 40.000,0 30.000,0 20.000,0 10.000,0 0,0 42.445,5 Gross Domestic Product at current prices GDP Per Capita 2012 US$ 977,6 3.587,9 1.394,3 10.337,9 885,3 2.564,6 52.068,7 Gross Domestic Product per capita at current prices US$ 5.391,2 1.595,9 US$ million 2012 2012 Brunei Darussalam 16.969,7 42.445,5 Cambodia 14.411,2 977,6 Indonesia 878.223,4 3.587,9 Lao PDR 9.083,1 1.394,3 Malaysia 305.154,4 10.337,9 Myanmar 53.998,7 885,3 Philippines 250.542,7 2.564,6 Singapore 276.609,5 52.068,7 Thailand 366.126,6 5.391,2 Viet Nam 141.669,1 1.595,9 ASEAN Total 2.312.788,5 3.750,7 Source: ASEANStat 2013

Economic Growth and Tax Ratio 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Percent 0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 1,0 Brunei Darussalam 10 11,8 7,0 6,2 Economic Growth 2012 at constant prices 7,9 5,6 5,9 Cambodia Indonesia Lao PDR Malaysia Myanmar Philippines Singapore Thailand Viet Nam 13,7 No Available Data: Brunei, Myanmar, Vietnam) Tax Ratio 2011 (percent) 15,3 0 12,4 13,8 17,6 0 6,8 1,3 6,5 5,0 Tax revenue Collected by Country Central Government % of GDP 2005 2011 Brunei Darussalam.... Cambodia 7.9 10.0 Indonesia 12.5 11.8 Lao PDR 10.5 13.7 Malaysia 14.8 15.3 Myanmar 3.3.. Philippines 12.4 12.4 Singapore 11.8 13.8 Thailand 17.2 17.6 Vietnam.... Source: Worldbank 2012 (No Available Data: Brunei, Myanmar, Vietnam)

ASEAN Countries Tax Profile Country Tax System CIT Consumption Tax Investment Incentives DTA network Indonesia Singapore Malaysia Thailand Worldwide Income Source Income/ Territoriial Income Worldwide Income Worldwide Income Source: www.ibfd..org and www.kpmg.com 25% VAT at 10% on Supply of Goods/Services and Import 18% VAT at 7% on Supply of Goods/Services and Import 25% Sales and service tax at 5%, 20% or 25% 20% VAT at 7% on Supply of Goods/Services and Import Philipines Worldwide Income 30% VAT at 12% on Supply of Goods/Services and Import Vietnam 25% VAT at 5% and 10% on Supply of Goods/Services and Import Brunei Darussalam Cambodia Worldwide Income Worldwide Income a. Tax Holiday on certain sectors b. reduction of taxable income up to 30% c. accelerated depreciation d. extended loss carry-forward e. reduction WHT on dividends a. Tax Holiday b. Reduced tax rates c. Tax Deduction on R&D, IP etc. on Goods and Services a. Tax Holiday b. reduced tax rates c. accelerated depreciation d. special deductions a. Tax Exemption/holiday b. reduced tax rates c. tax-exempt dividends a. Tax Holiday b. Reduced tax rates a. Tax Holiday b. Reduced tax rates c. Preferential tax rates 20% no VAT a. Tax Exemption/holiday on pioneer industry b. Tax relief on capital expenditure c. WHT exemption on interest of certain loan d. Tax relief on R&D expenditure 20% VAT at 10% on Supply of Goods/Services and Import a. Tax Exemption b. Accelerated Depreciation Laos 24% VAT at 10% on Gods and Import a. Reduced tax rates b. extended loss carry-forward Myanmar Worldwide Income 25% comercial/sales tax at 5% on gross sales a. Tax Holiday/exemptions b. Reduction of income tax up to 50% c. Tax Deduction on R&D expenditure d. Accelerated Depreciation 64 countries 71 countries 73 countries 56 countries 37 countries 58 countries 13 countries no tax treaties 7 countries 8 countries

Issues of Discussion -Challenges- Upaya unifikasi sistem perpajakan perbedaan kebijakan ekonomi dan nature of business di masing-masing negara anggota, misal: fokus pada sektor jasa atau industri atau perdagangan penyeragaman tarif PPh corporate rate? withholding tax? bea dan cukai? dalam upaya menarik investasi, negara berlomba memberi insentif hampir semua negara ASEAN memiliki rejim tax holiday selain tax holiday, pengurangan tarif untuk sektor tertentu jamak dilakukan kecenderungan race to zero (tax) dapat menjadi peluang upaya profit shifting perlu standarisasi regional dalam pemberian insentif? Upaya mencegah double tax selain kepentingan ekonomi, perlu kemauan secara politik untuk membentuk tax treaty sebagai upaya efektif mencegah double tax faktanya, belum semua negara ASEAN memilki tax treaty satu sama lain Kamboja, bahkan belum memiliki kebijakan untuk membentuk tax treaty Untuk Indonesia, belum memiliki tax treaty dengan: Laos (proses ratifikasi), Myanmar (proses tanda tangan), dan Kamboja

Issues of Discussion -Challenges- (2) Upaya mencegah double non-tax Perbedaan sistem perpajakan, khususnya terkait tarif, transparansi informasi perpajakan, dan syarat menjadi subjek pajak, berpotensi dimanfaatkan untuk tujuan penghindaran pajak. Dengan dalih kepentingan ekonomi dan kedaulatan negara, perspektif pencegahan penghindaran pajak sangat mungkin berbeda antara satu negara dengan yang lain. Kualifikasi untuk disebut sebagai tindakan penghindaran pajak bisa berbeda satu sama lain berpotensi dimanfaatkan Wajib Pajak (agressive tax planning) Contoh common transaction yang dapat dijadikan sarana penghindaran pajak: (i) treaty shopping, (ii) no economic substance, (iii) transfer mis-pricing, etc

Transaksi Tanpa Substansi Ekonomi Mendirikan perusahaan antara (SPV), Investasi berupa Ekuitas Dividen, dikenakan tarif 10% sesuai P3B RI- Singapura Ekuitas Mr. Chen, residen dari negara yang tidak memiliki P3B dengan Indonesia Perusahaan Singapura Singapura Indonesia Apabila Mr. Chen langsung menanamkan modal, dividennya dikenakan PPh Pasal 26 dng tarif 20% karena tidak terdapat P3B. PT XYZ

Transaksi Lintas Batas Indonesia Country x RP1 Operator Arm s length? RP2 Distributor/ Trader 3rd Parties

Issues of Discussion -Advantages- Kesiapan & Kepastian Regulasi Perpajakan di Indonesia Partisipasi Aktif Indonesia dalam Forum Internasional Leadership Indonesia dalam ASEAN dan Peran Sebagai Role Model di Wilayah ASEAN

Issues of Discussion -Advantages- (2) Kesiapan dan Kepastian Regulasi terkait anti tax avoidance, dalam UU PPh-nya, Indonesia memiliki beberapa ketentuan anti avoidance yang bersifat spesifik, misal: perbandingan utang dan modal, contolled foreign company ( mencegah penyembunyian penghasilan di LN), anti treaty shopping, dan anti transfer mis-pricing. dalam pemanfaatan tax treaty, regulasi saat ini (PER-61/2009 & PER/2009 dan perubahannya) memberi persyaratan baik secara administratif maupun substansi untuk memastikan agar tax treaty tidak semata-mata dimanfaatkan untuk kepentingan pajak dengan memperhatikan konsep substance over form (Pasal 4(1)), maka UU PPh sudah menyiratkan ketentuan umum tentang anti tax avoidance terkait insentif pajak, secara umum Indonesia mempunyai 2 rejim yaitu: (i) tax holiday dan (ii) investment allowance; yang diberikan secara ketat untuk memastikan agar insentif dimaksud berdaya guna untuk pertumbuhan ekonomi

Issues of Discussion -Advantages- (3) Partisipasi Aktif dalam Forum Kerjasama Internasional jaringan tax treaty yang luas (64) terkait transparansi pertukaran informasi (exchange of information/ EoI), terlibat aktif dalam G20 dan Global Forum-OECD untuk memastikan pencegahan upaya penghindaran pajak negara ASEAN yang terlibat dalam Global Forum: Indonesia, Malaysia dan Singapura terkait Project BEPS (Base Erosion Profit Shifting), Indonesia menjadi satusatunya negara ASEAN yang menjadi associate; project BEPS bertujuan untuk memastikan pencegahan tax avoidance/evasion secara bersama-sama Role Model di ASEAN Direktorat Jenderal Pajak merupakan administrasi perpajakan yang paling besar di ASEAN dalam Forum ASEAN Tax Forum, Kementerian Keuangan memilik peran signifikan dalam menentukan pola kebijakan fiskal secara regional

Simpulan Sebagai konsekuensi dari ekonomi ASEAN yang terintegrasi, administrasi perpajakan Indonesia harus mewaspadai potensi penghindaran pajak (avoidance/evasion) Ketentuan tentang anti tax avoidance perlu terus dievaluasi dan diperkuat dari masa ke masa sebagai wacana, Indonesia perlu mengatur General Anti Avoidance Rules secara lebih tegas dalam UU PPh (Purpose & Substance of Transaction) Secara optimal, Indonesia harus memanfaatkan segala advantages yang dimilikinya, untuk mendapatkan manfaat ekonomi tanpa kehilangan potensi basis pemajakannya

Selesai dan Terima Kasih