JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) B-110

dokumen-dokumen yang mirip
FakultasTeknologi Industri Institut Teknologi Nepuluh Nopember. Oleh M. A ad Mushoddaq NRP : Dosen Pembimbing Dr. Ir.

Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Grup airfoil yang sejajar satu sama lain dan cukup dekat sehingga aliran sekitar masing-masing airfoil dipengaruhi oleh airfoil didekatnya.

STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT

Studi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melintasi Airfoil NASA LS-0417 yang Dimodifikasi dengan Vortex Generator

MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 8, NO. 2, AGUSTUS 2004: 44-54

Kontur tekanan dinamis pada permukaan atur sisi keluaran kaskade kompresor aksial blade tipis simetris dengan sudut serang bervariasi

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

M. MIRSAL LUBIS Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik

SIMULASI NUMERIK PENGARUH MULTI-ELEMENT AIRFOIL TERHADAP LIFT DAN DRAG FORCE PADA SPOILER BELAKANG MOBIL FORMULA SAE DENGAN VARIASI ANGLE OF ATTACK

tudi kasus pengaruh perbandingan rusuk b/a = 12/12, 5/12, 4/12, 3/12, 2/12, 1/12, 0/12 dengan Re = 3 x 10 4.

BAB II DASAR TEORI Aliran tak-termampatkan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

STUDI EKSPERIMEN DAN NUMERIK TENTANG ALIRAN BOUNDARY LAYER YANG MELINTASI BUMP DENGAN RADIUS KELENGKUNGAN YANG KECIL

BAB II DASAR TEORI . (2.1)

KONTUR TEKANAN STATIS PADA DINDING SEPANJANG LALUAN FLUIDA SUATU KASKADE KOMPRESOR AKSIAL BLADE

ANALISA AERODINAMIKA AIRFOIL NACA 0021 DENGAN ANSYS FLUENT ABSTRAK

Tulisan pada bab ini menyajikan simpulan atas berbagai analisa atas hasil-hasil yang telah dibahas secara detail dan terstruktur pada bab-bab

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-158

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

Diterima 13 Juni 2006; diterima terkoreksi 2 Agustus 2006; disetujui 15 Agustus 2006

ANALISA AERODINAMIKA AIRFOIL NACA 0012 DENGAN ANSYS FLUENT

Pemodelan Turbulensi Dalam Simulasi Aliran Sekunder Pada Kaskade Kompresor Aksial Dengan Stagger Lemah dan Variasi Tip-Clearance

Studi Eksperimen Dan Numerik Pengaruh Slat Clearance Serta Slat Angle Untuk Mengeliminasi Stall Pada Airfoil Studi kasus airfoil NACA 2412

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA

Studi Eksperimen dan Numerik Pengaruh Penambahan Vortex Generator pada Airfoil NASA LS-0417

Separasi Aliran 3-D Dekat Rotor Hub Dan Dekat Stator Casing Axial Compressor

STUDI AERODINAMIKA PROFIL BOEING COMMERCIAL ENERGY EFFICIENT DENGAN KOMPUTASI BERBASIS FINITE ELEMENT

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: F-92

Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Sukolilo, Surabaya, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri

Investigasi Eksperimental Pengaruh Posisi Relatif Antar Airfoil pada Airfoil Multi Komponen Pada Kondisi Aliran Masuk dengan Bilangan Reynolds Rendah

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL EKSPERIMEN

Separasi Aliran Tiga Dimensi pada Kaskade Kompressor Aksial dengan Sudu Berbeda Kelengkungan

Heru Mirmanto 1, Sutrisno 2, Herman Sasongko3 1,2,3Jurusan Teknik Mesin FTI, ITS, Surabaya 2Jurusan Teknik Mesin FTI, UK.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua fenomena aerodinamis yang terjadi pada. kendaraan mobil disebabkan adanya gerakan relative dari udara

Peningkatan Koefisien Gaya Angkat Aerofoil Kennedy-Marsden dengan Zap Flap

Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin

STUDI NUMERIK VARIASI TURBULENSI MODEL PADA ALIRAN FLUIDA MELEWATI SILINDER TUNGGAL YANG DIPANASKAN (HEATED CYLINDER)

NASKAH PUBLIKASI STUDI CFD ALIRAN UDARA DISEKELILING WING NACA0015 YANG DILENGKAPI SPLIT FLAP

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B36

BAB I PENDAHULUAN. aerodinamika pesawat terbang adalah mengenai airfoil sayap. pesawat. Fenomena pada airfoil yaitu adanya gerakan fluida yang

ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH GEOMETRI CELAH TERHADAP CONFLUENT BOUNDARY LAYER PADA SUSUNAN AIRFOIL DAN PLAT DATAR SECARA LONGITUDINAL

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

ABSTRAK 1. PENDAHULUAN

Studi Eksperimen Aliran Melalui Square Duct dan Square Elbow 90º dengan Double Guide Vane pada Variasi Sudut Bukaan Damper

Jur usan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

Reduksi Gaya Drag Silinder Sirkular dengan Penambahan Square Disturbance Body Melalui Simulasi Numerik 2D Unsteady-RANS pada Reynold Number 34800

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK ALIRAN PADA AIRFOIL NACA 0015

Studi Numerik Karakteristik Separasi dan Reattachment Aliran Di Belakang Gundukan (BUMP) Setengah Lingkaran. Setyo Hariyadi S.P. 1

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH GAYA GELOMBANG LAUT TERHADAP PEMBANGKITAN GAYA THRUST HYDROFOIL SERI NACA 0012 DAN NACA 0018

4.2 Laminer dan Turbulent Boundary Layer pada Pelat Datar. pada aliran di leading edge karena perubahan kecepatan aliran yang tadinya uniform

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Disusun Oleh: SLAMET SUTRISNO JURUSAN TEKNIK PENERBANGAN

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH STUDI WINGLET NACA 2409 MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD)

Studi Aerodinamika Profil NACA Dengan Menggunakan Solidwork

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang kecil sampai bagian yang besar sebelum semua. bagian tersebut dirangkai menjadi sebuah pesawat.

STUDI NUMERIK PENGARUH GEOMETRI DAN DESAIN DIFFUSER UNTUK PENINGKATAN KINERJA DAWT (DIFFUSER AUGMENTED WIND TURBINE)

Kata Kunci: Aliran sekunder, energi, losses, turbulen, momentum, aliran separasi 3D.

STUDI ALIRAN SEKUNDER PADA KASKADE KOMPRESOR LINEAR, STAGGER LEMAH DAN TANPA TIP CLEARANCE MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS

Studi Numerik dan Eksperimental Aliran 3-D pada Kombinasi Airfoil/Pelat Datar dengan Variasi Permukaan Bawah dan Pengaruh Celah

BAB IV PROSES SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. Desain yang baik dari sebuah airfoil sangatlah perlu dilakukan, dengan tujuan untuk meningkatkan unjuk kerja airfoil

Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5

UPAYA PENINGKATAN GAYA ANGKAT PADA MODEL AIRFOIL DENGAN MENGGUNAKAN VORTEX GENERATOR

PENGARUH MODIFIKASI DIFFUSOR TERHADAP GAYA AERODINAMIKA MOBIL LISTRIK PANCASONA

PERMASALAHAN DAN SOLUSI KONSTRUKSI BALIHO DI BANJARMASIN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

STUDI NUMERIK RADIUS VOLUTE TONGUE RUMAH KEONG PADA BLOWER SENTRIFUGAL

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

I. PENDAHULUAN liran eksternal viscous yang melintasi silinder akan menghasilkan gaya hambat (drag force) dan gaya angkat

ANALISA AERODINAMIKA FLAP DAN SLAT PADA AIRFOIL NACA 2410 TERHADAP KOEFISIEN LIFT DAN KOEFISIEN DRAG DENGAN METODE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC

BAB V BACKWARD - FACING STEP. Hasil validasi software memberikan informasi tentang karakteristik

Proceeding Seminar Nasional Thermofluid VI Yogyakarta, 29 April 2014

Bab IV Analisis dan Pengujian

STUDI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN ALIRAN MELINTASI DUA SILINDER SIRKULAR DAN SILINDER ELIPS TERSUSUN TANDEM DAN INTERAKSINYA TERHADAP DINDING DATAR

BAB I PENDAHULUAN. pikiran terlintas mengenai ilmu mekanika fluida, dimana disitu terdapat

ANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122

oleh : Ahmad Nurdian Syah NRP Dosen Pembimbing : Vivien Suphandani Djanali, S.T., ME., Ph.D

STUDI EKSPERIMEN dan NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KARAKTERISTIK BOUNDARY LAYER MELINTASI BUMP (Re = 21000)

PENGARUH LOKASI KETEBALAN MAKSIMUM AIRFOIL SIMETRIS TERHADAP KOEFISIEN ANGKAT AERODINAMISNYA

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-198

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

ecofirm SIMULASI MEKANISME PASSIVE PITCH DENGAN FLAPPING WING PADA TURBIN VERTIKAL AKSIS ARUS SUNGAI TIPE DARRIEUS STRAIGHT-BLADED BERBASIS CFD

SIMULASI NUMERIK PENGARUH MULTI-ELEMENT AIRFOIL TERHADAP LIFT DAN DRAG FORCE PADA SPOILER BELAKANG MOBIL FORMULA SAE DENGAN VARIASI ANGLE OF ATTACK

Analisis Perbandingan Velocity Dan Shear Stress Perkembangan Boundary Layer Flat Plate Menggunakan Turbulent Model k ε (Standard, Realizable, RNG)

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR

Analisis Desain Layar 3D Menggunakan Pengujian Pada Wind Tunnel

IV. PEMBAHASAN A. Distribusi Suhu dan Pola Aliran Udara Hasil Simulasi CFD

Studi Gaya Drag dan Lift pada Blade Profile NACA 0018 Turbin Arus Laut Sumbu Vertikal

ANALISIS TEKANAN STATIK ALIRAN DI PERMUKAAN PITOT STATIK TEROWONGAN ANGIN TRANSONIK LAPAN

Study Eksperimental Jarak Terhadap Koefisien Tekanan Silinder Ganda Diposisikan Alined

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-110 Studi Karakteristik Aliran Tiga Dimensi Dan Perpindahan Panas Pada Cascade Airfoil Dengan Pengaruh Clearance Yusuf Wibisono, Gunawan Nugroho, Ridho Hantoro Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 e-mail:gunawanf31@gmail.com Abstrak Dalam dunia teknik khususunya mekanika fluida, aliran tiga dimensi merupakan hal yang sangat penting guna untuk mengetahui fenomena aliran dan perpindahan panas yang terjadi pada bluffbody cascade airfoil. Error atau loses yang terjadi pada cascade airfoil disebabkan oleh adanya aliran sekunder. Error atau loses tersebut menurut penilitian yang terlah dilakukan dapat dikurang dengan aspek clearance. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk menganalisa karaktersistik aliran tiga dimensi serta perpindahan panas akibat adanya perubahan jarak antara leading edge antara cascade dan sudut serang serta bentuk geometri. hasil dari simulasi divisualisasikan dalam bentuk velocity dan pressure coefficient. Pada cascade airfoil dengan sudut serang 20 terjadi fenomena pada dinding clearance yaitu tip clearance flow di mana ketika aliran udara melewati dinding akan mengalami up stream yang mengakibatkan arah aliran menuju ke atas, sedangkan pada dinding airfoil ditemukan aliran sekunder berupa curl flow yang akhirnya membentuk spiral point pada trailing edge. Perubahan sudut serang menjadi -20 membuat perbedaan tekanan antara lower side dan upper side semakin lemah, begitu juga tip clearance flow yang terjadi pada wall clearance mengalami perubahan arah menjadi down stream yang mengakibatkan arah aliran menjuu kebawah. Perubahan sudut juga berpengaruh terhadap pressure coeficient pada boundary layer airfoil dan mengakibatkan blockage effect serta terjadinya vortex yang berbeda. Kata Kunci-sudut serang, adverse pressure gradient, cascade airfoil, tip clearance flow, boundary layer, blockage effect, vortex. I. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, mendorong manusia untuk menciptakan berbagai hal yang bertujuan untuk memudahkan dan memberi keuntungan lebih bagi manusia. Dalam bidang mekanika fluida misalnya, dimana dalam mendesain suatu konstruksi seperti pesawat terbang, cerobong asap, sistem perpipaan agar menghasilkan suatu nilai yang optimal dibutuhkan suatu cara yang berguna untuk mengetahui perilaku fluida[5]. Dalam dunia teknik khususnya bidang mekanika fluida, perhitungan mengenai suatu aliran yang melalui sebuah saluran sering dilakukan, misalkan saja memprediksi karakteristik aliran dan perpindahan panas yang terjadi pada aliran yang melintasi suatu saluran[5]. Dalam beberapa aplikasi dunia teknik, bluff body ditempatkan dalam saluran dengan berbagai pengaturan, misalkan saja penempatan sebuah silinder dengan diameter kecil sebagai pengontrol aliran sebelum melewati bluff body utama, hal tersebut biasanya dilakukan untuk mengurangi/mereduksi gaya yang diakibatkan fluida pada bluff body utama[7]. Bluff body pada Tugas Akhir ini adalah cascade (dua buah airfoil yang sejajar). Telah ada standard-standard dalam memilih desain airfoil yaitu standard NACA di mana setiap desain memiliki ketebalan dan chord yang berbeda. Pada Tugas Akhir ini penulis memilih desain airfoil NACA 6510 dan NACA 6520 sebagai kascade. Penulis menggunakan airfoil standard NACA 6510 dan NACA 6520 dikarenakan pada aerofoil ini memiliki karakteristik error yang paling sedikit dari desain aerofoil yang lain dan memiliki sifat viscous yang mudah dilewati oleh fluida dan kemudahan pembuatan serta memiliki gaya drag yang sangat minim dan gaya lift yang tinggi. Pada aliran viscous yang melintasi airfoil, dapat dijelaskan bahwa kecepatan aliran pada permukaan depan (upstream) airfoil mengalami akselerasi dari ujung depan (gradien tekanan menurun) disebut juga favourable pressure gradient. Kemudian kecepatan aliran semakin menurun (deselari) menuju belakang (downstream) airfoil, akibat gesekan dengan permukaan airfoil[2]. Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis pengaruh variasi geometri airfoil, sudut serang, jarak antara leading edge dan perpindahan panas (Energy equation) pada kascade airfoil terhadap karakteristik aerodinamika yang meliputi aliran sekunder pada leading edge dan trailing edge berdasarkan CFD dan data-data eksperimen II. DASAR TEORI A. Airfoil Airfoil adalah bentuk dari suatu sayap pesawat yang dapat menghasilkan gaya angkat (lift) atau efek aerodinamika ketika melewati suatu aliran udara. Airfoil merupakan bentuk dari potongan melintang sayap yang dihasilkan oleh perpotongan tegak lurus sayap terhadap pesawat, dengan kata lain airfoil merupakan bentuk sayap secara dua demensi[4]. Gambar. 1. Terminologi airfoil

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-111 Dari gambar terminologi suatu airfoil diatas, dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut: 1. Leading edge, merupakan bagian permukaan paling depan dari airfoil 2. Trailing edge, merupakan bagian permukaan paling belakang dari airfoil 3. Mean chamber line, merupakan garis pertangahan yang mebagi antara permukaan bagian atas dan permukaan bagian bawah dari airfoil. 4. Chord line, merupakan garis lurus yang menghubungkan leading edge dan trailing edge. 5. Chord, merupakan perpanjangan dari chord line mulai dari leading edge hingga trailing edge. Dengan kata lain, chord adalah karakteristik dimensi longitudinal dari suatu airfoil. 6. Maximum chamber, merupakan jarak antara mean chamber line dengan chord line. Maximum chamber membantu mendifinisikan bentuk dari mean chamber line. 7. Maximum thickness, merupakan ketebalan maksimum dari suatu airfoil, dan menunjukkan persentase dari chord. Maximum thickness membantu mendifinisikan bentuk dari airfoil dan juga performa dari airfoil tersebut. Beberapa terminologi sudut yang penting : Incidence (i) adalah perbedaan antara air inlet angle (sudut masuk aliran ( ) dengan chamber line inlet angle ( ') atau dapat ditulis, i = - ' Deviation (δ) adalah perbedaan antara air outlet angle (sudut keluar aliran) ( ) dengan camber line outlet angle ( ') atau dapat ditulis, δ = - Deflection (ε) adalah perbedaan antara iar inlet angle dengan air outlet angle atau dpat ditulis dengan ε = - Bila diambil referensi terhadap chord line, maka didapat pengertian yang penting dari sudut aliran masuk serta hubungannya dengan stagger angle seperti ditampilkan dalam gambar 2.2 Sudut serang (angle of attack)yang dimaksud adalah sudut yang dibentuk oleh tali busur pada sebuah airfoil (chord line) dengan arah aliran udara yang melewatinya (relatif wind). Untuk rotor cascade yang bergerak dengan blade speed, U, maka harus dimengerti bahwa: aliran fluida yang mengalir melalui permuakaan airfoil dengan profil kecepatan free stream pada awalnya adalah uniform. Pada saat menumbuk airfoil, aliran akan terhenti pada titik stagnansi karena mengalami tekanan saat melewati airfoil. Kecepatan airan akan mengalami percepatan saat melewati bagian airfoil leading edge hingga mencapai kecepatan maksimum pada titik tertentu. Kemudian aliran akan diperlambat saat melewati permukaan yang melengkung. Pada kondisi ini tekanan aliran akan semakin besar sehingga aliran tersebut akan mengalami adverse pressure gradient[1]. Gambar. 2. Hubungan antara angle of attack dengan stagger angle B. Aliran Boundary Layer Untuk memperkenalkan atau menjabarkan konsep dari Boundary layer, kita dapat mebayangkan aliran yang mengalir di atas telapak tangan kita. Ketika partikel fluida melakukan kontak dengan permukaan, permukaan tangan kita tidak menganggap adanya kecepatan pada permukaan tangan kita atau dengan kata lain kecepatan partikel fluida tersebut ada nol. Partikel tersebut kemudian bertindak untuk memperlambat gerakan partikel di lapisan aliran yang berdekatan, dan begitu seterusnya sampai, pada jarak y = permukaan δ dan kemudian efeknya menjadi terabaikan. ketika fluida bergerak menuju trailing edge, gerak fluida akan dikaitkan dengan bergesernya t dalam bidang yang sejajar dengan kecepatan fluida (Gambar). Dengan meningkatnya jarak y dari permukaan, kemudian meningkatnya kecepatan x, kecepatan u, maka nilai tersebut harus meningkat sampai mendekati nilai free stream. Subskrip digunakan untuk menunjuk kondisi aliran bebas di luar lapisan batas[6]. Gambar. 3. Boundary layer pada pelat datar (Dewitt, Lavine) C. Thermal Boundary Layer Seperti kecepatan fluida yang mengenai boundary layer yang berakibat bertambahnya kecepatan ketika ada aliran fluida di atas permukaan berbeda. menganggap aliran melalui pelat datar isotermal (Gambar). Terdapat profil temperatur yang sama. Dengan T(y) = T, Namun, Partikel fluida yang bersentuhan dengan pelat mencapai kesetimbangan termal pada suhu permukaan pelat itu. pada gilirannya, pertukaran partikel antar energi ini akan terjadi dengan mereka yang berada di lapisan fluida terdekatnya, dan gradien suhu akan mengalami kenaikan dalam aliran fluida yang mengalir. Wilayah fluida di mana temperatur gradien adalah lapisan batas termal, dan ketebalannya δ, biasanya didefinisikan sebagai nilai y rasio. Dengan meningkatnya jarak dari leading

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-112 edge, efek perpindahan panas menembus lebih jauh ke dalam aliran bebas dan lapisan batas termal[8]. Gambar. 4. Thermal Boundary Layer pada isotermal pelat datar ( Lavine et al) D. Aliran Laminar dan Turbulen pada Boundary Layer Terbentuknya Boundary Layer pada pelat datar dapat diilustrasikan pada (gambar 2.5) dalam banyak kasus, aliran laminer dan kondisi aliran turbulen akan terjadi, dengan bagian laminar sebelum bagian bergolak. untuk kondisi baik, gerakan fluida ditandai dengan faktor kecepatan dalam arah x dan y. Gerakan fluida yang terjadi pada permukaan jauh akan menunjukkan karakteristik cairan di dekat dinding sebagai lapisan batas dalam arah x-. Angka menunjukkan bahwa ada perbedaan taham antara laminar dan kondisi aliran turbulen, sepertu yang akan dijelaskan dalam paragraf berikut Di lapisan aliran laminar, aliran fluida yang sangat teratur terjadi dan sangat mungkin untuk mengetahui arus sepanjang pergerakan partikel fluida tersebut. Dari bagian aliran laimar tersebut akan diketahui bahwa ketebalan lapisan dan gradien kecepatan pada y = 0, penurunan kecepatan dalam arah (peningkatan x). Dari fenomena tersebut, kita melihat bahwa tegangan permukaan dan pergeseran partikel fluida juga menurun dengan bersaam akan terjadi peningkatan kecepatan pada x. Perilaku yang sangat teratur terus sampai pada zona transisi tercapai, di mana konversi dari laminar ke turbulen terjadi. kondisi di dalam perubahan zona transisi akan berjalan lurus dengan faktor waktu, dnegan arus kadang-kadang menunjukkan perilaku laminar dan kadang-kadang menunjukkan karakteristik aliran turbulen. Aliran dalam boundary layer secara penuh mengalami aliran turbulen adalah, pada umumnya sangat tidak teratur dan ditandai oleh gerak acak, aliran tiga dimensi yang relatif besar dalam skala partikel fluda. Pencampuran dalam lapisan batas membawa kecepatan tinggu fuida ke permukaan padat dan mentransfer pergerakan partikel fluida jauh ke dalam free stream. Banyak pencampuran aliran yang akan terjadi oleh aliran streamwise yang di sebut garis yang dihasilkan secara steady di dekat pelat datar, di mana mereka dengan cepat tumbuh. Studi analisits dan eksperimental terbaru menujukkan bahwa struktur koheren ini dan lainnya dlaam aliran turbulen dapat melakukan perjalanan dalam gelombang dengan kecepatan yang bisa melebihi, berinteraksi, dengan kondisi unsteady yang menjadi ciri aliran turbulen[3]. al) Gambar. 5. Fenomena alira Boundary Layer pada Pelat datar (Lavine et III. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI A. Geometri airfoil Penelitian ini menggunakan airfoil standar NACA (National Advisory Comittee for Aeronautics). Tipe airfoil yang digunakan adalah 6510 dan 6520. Airfoil NACA 6510 dan NACA 6520 memiliki perbedaan pada ketebalan airfoil dimana ketebalan NACA 6510 10% dari ketebalan airfoil dan NACA 6520 20% dari ketebalan airfoil. Variasi ketebalan airfoil bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketebalan airfoil terhadap karakteristik aliran. Ketebalan airfoil yang semakin besar diduga menyebabkan waktu terjadinya separasi aliran yang semakin cepat dan separation line yang terbentuk semakin jelas. Hal ini karena ketebalan airfoil yang besar menyebabkan efek source yang besar pada aliran. Sehingga streamline pada aliran datang lebih membuka dan menyebabkan adverse pressure gradient juga besar. (a) (c) Gambar. 6. (a) Chord airfoil 6510 (b) Chord airfoil 6520 (c) airfoil tampak atas Desain airfoil yang digunakan Gambar 6 memiliki ukuran panjang chord 10 cm dengan span 40 cm. Ketebalan dari Airfoil NACA 6510 adalah 1,5 cm sedangkan NACA 6520 memiliki ketebalan 2 cm. Pada penelitian ini airfoil akan disusun secara kaskade, dimana terdiri dari dua buah airfoil. Konfigurasi dari airfoil kaskade dapat dilihat pada Gambar 7 di bawah ini. (b)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-113 Gambar. 7. Konfigurasi airfoil kaskade Gambar. 9. Clearance pada kaskade airfoil Jarak antar airfoil (s) yang diberikan adalah 10 cm atau senilai satu chord. Diharapkan dengan jarak yang tidak terlalu besar akan terjadi interaksi antar airfoil. β 1 adalah sudut masukan sedangkan β 2 merupakan sudu keluaran. Sudut stagger ϒ adalah 30. Gambar. 8. Dimensi ruang uji airfoil Geometri dari ruang uji dijelaskan pada Gambar 8 di atas. Ukuran ruang uji pada pemodelan ini adalah panjang (x) sebesar 70 cm, lebar (y) sebesar 41 cm, dan tinggi (z) bagian depan 70 cm. Bentuk geometri dari ruang uji ini serupa dengan ruang uji pada wind tunnel. Posisi airfoil yang akan disimulasikan ditempatkan tepat di tengah ruang uji. Pada simulasi ini nantinya menggunakan clearance, yakni pemberian jarak antar dinding dengan tip airfoil. Ukuran clearance yang digunakan adalah 1 cm. Pemberian clearance untuk mengetahui fenomena tip clearance flow berdasarkan perbandingan ukuran clearance dengan ketebalan maksimum airfoil. Pada Gambar 9 ditunjukkan posisi clearance secara dua dimensi. Gambar.10. Flowchart alur penilitian Alur penelitian ini dimulai dari pemodelan kascade dengan bentuk tiga dimensi (3D) sesuai dengan spesifikasi desain NACA 6510 dan NACA 6520. jumlah pemodelan kascade disesuaikan dengan variasi thicknes yaitu sebanyak dua buah model. Langkah selanjutnya yaitu pengukuran panjang span dan lebar thicknes di dalam suatu aliran. Hasil pengukuran digunakan sebagai variabel fisis pada simulasi computional fluid dynamics (CFD) dengan tipe mesh Hex/wedge-Cooper, model persamaan turbulensi k-epsilon standard dengan standard wall functions dan residual monitor sebesar. IV. PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA A. Pengujian Software Simulasi numerik airfoil kaskade NACA 6520 dengan sudut serang -20 dan jarak antara leading edge 15 cm, Pada gambar di bawah ini ditampilkan visualisasi vektor kecepatan pada daerah endwall dari pemodelan cascade tersebut.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-114 Bertambahnya sudut serang yang diberikan menyebabkan tip clearance flow terbentuk lebih dini. Terlihat pada Gambar 13, dapat diamati terjadinya tip clearance flow semakin maju menuju daerah leading edge. Pada kasus ini, terjadi tumbukan antara aliran dari cabang forward saddle point dengan tip clearance vortex yang menyebabkan melemahnya kecepatan aliran pada daerah diantara trailing edge kedua airfoil. Gambar. 11. Perpindahan panas pada endwall α=-20, jarak antara leading edge 15cm Pada daerah trailing edge terlihat jarak backward saddle point semakin menjauhi trailing edge. Kejadian ini diikuti dengan intensitas percabangan garis separasi tiga dimensi yang mengarah ke depan (uppersurface) semakin kuat. Sehingga kondisi ini akan mendorong Spiral point semakin maju dan semaking mengembang serta backward saddle point semakin menjauhi leading edge dan lebih ke atas. Luas daerah penyumbatan (corner wake) dipermukaan upper side terlihat sama / serasi antara sudu atas dan sudu bawah dibandingkan yang terjadi pada sudut serang -20 dengan jarak antara leading edge 7 cm. Pada sudut serang 20 dengan jarak antara leading edge 7 cm, corner wake terjadi pada sudu atas menguasai hampir 50 % upper side dibandingkan corner wake yang terjadi pada sudu bawah. Aliran pada daerah tersebut dipaksa berhenti dan berpusar membentuk vortex dan sebagian didefleksikan menuju midspan. (a) Hasil simulasi kontur koefisien tekanan dengan sudut serang -20 dengan jarak antara leadin g edge 15cm. Gambar. 14. Kontur tekanan daerah endwall α=-20 (b) Gambar. 12. Vektor kecepatan pada upper side α=20 Sudu atas Gambar. 13. Perpindahan panas pada endwall α=-20, jarak antara leading edge 7 cm (a) Sudu bawah (b) Semakin besar sudut serang yang diberikan membuat nilai range tekanan semakin besar. selain itu juga menyebabkan posisi daerah tekanan maksimum bergeser mendekati pressure side. Nilai tekanan maksimum pada daerah tersebut sebesar 596.715 Pa. Sedangkan daerah tekanan minimum pada suction side bergeser mendekati leading edge yang ditandai dengan lingkaran warna biru di atas leading edge. Nilai tekanan minimum pada daerah tersebut sebesar -1607.072. Besarnya daerah tekanan minimum juga berkurang jika dibandingkan dengan airfoil kaskade dengan sudut serang -20.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-115 Gambar. 15. Kontur tekanan daerah clearance α=-20 Pada Gambar 15 ditunjukkan kontur tekanan pada daerah clearance. Perbedaan tekanan antara lower dan upper side pada daerah clearance lebih besar ji ka dibandingkan dengan kasus sudut serang 12. Pa da daerah tip clearance aliran mengalami kehilangan tekanan yang besar saat memasuki daerah clearance, terlihat dari kontrasnya kontur tekanan yang awalnya berwarna oranye pada pressure side dan berubah menjadi hijau saat aliran terhisap melalui clearance. [3] Bintoro. 2000. Pengaruh Blade Loading Terhadap Aliran Sekunder Pada Sudu Kaskade Stator Kompresor Profil British 9C7/32,5C50 Bertip-Clearance. Proposal Tesis Jurusan Teknik Mesin FTI ITS [4] Imaduddid, Fitrian. 2006. Perbandingan Model Turbulen pada Aliran Fluida Tiga Dimensi Melalui Airfoil/pelat datar. Tugas Akhir Mahasiswa Teknik Fisika. ITS. Surabaya.Nugroho, [5] Nugroho, Gunawan. 2005. Studi Numerik dan Eksperimental Aliran 3-D pada Kombinasi Airfoil/Pelat Datar dengan Variasi Permukaan Bawah dan Pengaruh Celah. Jurnal Teknik Mesin Vol.7, No.2, Oktober 2005:43-56 [6] Nugroho, Gunawan. 2005. Studi Numerik dan Eksperimental pada Aliran 3-D Dimensi Melalui Kombinasi Around Airfoil/Pelat Datar dengan pengaruh clerance dan angle of attack", GIGA jurnal. Vol.8, No.22, 2005:27-39 [7] Legendre, R. 1956. Separation de l'ecoulemenen laminaire tridimensionnel. Rech. Aerosp. 105: 3-9. [8] Lighthill, M.J. 1963. Attachment and separation in threedimensional flow. In laminat boundary layers, ed. L.Rosenhead II, 2.6 :72-82, oxford univ. press V. KESIMPULAN Dari hasil simulasi Cascade Airfoil dengan variasi angle of attack, jarak antara leading edge dan geometri airfoil dapat diambil kesimpulan antara lain:: 1. Semakin Dekat jarak leading edge semakin besar pula error atau losses yang terjadi pada mid span 2. Angle of attack pada airfloil mempengaruhi stream line yang terjadi pada endwall dan wall clearance 3. Geometri Airfoil mempengaruhi terjadi vortex pada trailing edge. DAFTAR PUSTAKA [1] AA Adhi Suryawan. 2008. "Kontur Tekanan Dinamis Pada Permukaan Atur Sisi Keluaran Kaskade Kompresor Aksial Blade Tipis Simetris Dengan Sudut Serang Bervariasi" Teknik mesin Universitas Udayana [2] Anderson Jr.John D. 1984. "Fundamentals of Aerodynamics". McGraw-Hill