49 Analisis Pengaruh Suku Bunga terhadap Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Provinsi Jambi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

PENENTUAN TINGKAT KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT DI PASAR VALUTA ASING INDONESIA (PERIODE )

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA RIIL DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAYLOR RULE

Wahyuningsih Dondo, Suku Bunga Kredit

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH KREDIT KONSUMTIF PADA BANK UMUM DI BALI TAHUN

*) Dosen STIE Dharmaputra Semarang 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia. kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional

FLUKTUASI TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP TABUNGAN DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. dari tiga motif. Motif pertama adalah motif transaksi. Ada dua hal yang

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN BANK UMUM DI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.

V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara parsial variabel

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

PENGARUH KREDIT BANK TERHADAP PENDAPATAN PELAKU- PELAKU UMKM (KHUSUSNYA MEUBEL) DI DESA LEILEM, KEC. SONDER, KAB. MINAHASA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya negara berkembang di dunia mengalami keadaan

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI Oleh : Mahdi, Hasdi Aimon, Efrizal Syofyan ABSTRACT

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter Bank Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi

BAB V PEMBAHASAN. ketahui hasil nya adalah sebagai berikut: Indonesia pada Periode Tahun

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH KREDIT PERBANKAN DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

Economics Development Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. forum, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Ramainya

BAB I PENDAHULUAN. setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami goncangan akibat krisis ekonomi

BAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP PENYALURAN KREDIT MODAL KERJA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP KINERJA PERBANKAN INDONESIA TAHUN 2001.

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.3 Agustus 2017:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit atau jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang (UU

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

Kadek Ari Sulistya Made Gede Wirakusuma

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

Perekonomian Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Jambi

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH JUMLAH KREDIT, TABUNGAN, DEPOSITO DAN PENGALAMAN BADAN PENGAWAS PADA PROFITABILITAS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: DIKA WAHYUNINGTYAS B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN BANK UMUM PEMERINTAH DI INDONESIA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dampak krisis keuangan yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

Economics Development Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN WONOGIRI

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

BAB I PENDAHULUAN. negara lain, khususnya anggota ASEAN 5, yaitu Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time series. Kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai pengaruh selisih M2, selisih GDP,

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi - ISSN No. 34 / Th. XX / April 201

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA TERHADAP KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD) DI PROVINSI JAMBI Isnain Effendi 1 STIE MUHAMMADIYAH JAMBI Monetary policy is one of wisdom that can affect a country s economy, banking is a medium that limits between sector moneter with sectorial. Development of SME loans in regional development bank s, the highest growth in 2008 at 41 % le diangka Rp. 5,197.687 M and the lowest in 2011 with growth of 31 % dianggka Rp. 4.489.554 M with an average growth of Smes given BPD Jambi Province amounted to 17,22 %, from the regression resultsw are negative and significant impact on the interest rate credit. Keyword : the influence of interest rates, UMKM, the development of the area of jambi province PENDAHULUAN Kebijakan moneter adalah salah satu kebijakan yang dapat mempengaruhi kegiatan perekonomian suatu negara. Selain kebijakan moneter masih terdapat kebijakan lain yang berperan di dalamnya, diantaranya adalah kebijakan-kebijakan yang berasal dari non ekonomi. Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dapat dikontrol oleh pemerintah. Kebijakan ini dapat digunakan untuk mencapai sasaran pembangunan ekonomi. Dengan demikian, secara tidak langsung kebijakan moneter akan berpengaruh terhadap kegiatan dan kondisi perekonomian. Kondisi dan kegiatan perekonomian dapat tercermin antara lain dari tingkat GNP, Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Suku bunga SBI, Nilai tukar Rupiah, Pengangguran, Neraca Pembayaran, dan masih terdapat indikator lainnya. (Nopirin, 2007) Perbankan adalah media yang menjembatani antara sektor moneter dengan sektor riil. Perbankan merupakan intermediator dalam menampung dana yang berlebih dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada pihak yang membutuhkan dana dalam bentuk kredit. Peran perbankan dalam hal ini sangat dibutuhkan untuk membantu pengalokasian agar alokasi dana dapat efisien. Selain itu, perbankan juga memiliki kemampuan untuk mengetahui masalah informasi asimetris yang terjadi di pasar kredit. Sebagai penghubung antara investor dan pengusaha, perbankan mampu memberikan informasi yang seimbang antara kedua belah pihak. Hal ini dapat dilihat dari fungsi bank sebagai perantara (intermediary), sehingga kepercayaan masyarakat luas sebagai nasabah kian bertambah. (Wardani Sukma, 2011) Perilaku perbankan sangat berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya kebijakan moneter dan sebaliknya. (Wardani Sukma, 2011) berpendapat bahwa perilaku perbankan dalam menyikapi penawaran dan permintaan kredit dalam perekonomian sangat penting dalam paradigma moneter yang baru. Perilaku ini dapat dilihat dari kuantitas kredit yang disalurkan dan dari harga (Tingkat bunga kredit yang ditetapkan). Perilaku perbankan dan ke sektor riil. Apabila perbankan semakin enggan dalam menyalurkan kredit, maka pertumbuhan ekonomi yang bertumpu pada usaha dalam negeri akan mengalami keterlambatan. Salah satu kegiatan utama lembaga keuangan termasuk bank adalah menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Sumber penerimaan utama bank yang diharapkan pun juga berasal dari penyaluran kredit. Mengingat penyaluran kredit tergolong aktiva aktif atau penerimaannya tinggi, maka sebagai konsekuensinya penyaluran kredit juga mengandung resiko yang lebih tinggi. Besarnya bunga yang ditawarkan untuk simpanan akan sangat berpengaruh terhadap bunga pinjaman. Dalam industri perbankan yang sangat kompetitif ini, penentuan tingkat bunga kredit menjadi suatu alat persaingan yang sangat strategis. Bank-bank yang mampu mengendalikan komponenkomponen pokok dalam penentuan tingkat bunga kredit (lending rate) akan mampu menentukan tingkat bunga kredit yang lebih rendah dibandingkan dengan bank-bank lain yang tidak mampu untuk mengendalikan komponen-komponen pokok dalam penentuan tingkat bunga kredit (lending rate). Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan, Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. 1 Dosen STIE Muhammadiyah Jambi 49

Sesuai dengan UU No.20 tahun 2008 tentang UMKM, pengertian usaha Mikro, Kecil dan menengah (MKM) mengacu kepada kriteria usaha, yaitu : 1. Usaha Mikro : a. Usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro. b. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000,00- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.300.000.000,00- (tiga ratus juta rupiah). 2. Usaha Kecil : a. Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung atau maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil. b. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,00- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000,00- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,00- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,00- (dua miliar lima ratus juta rupiah). 3. Usaha Menengah : a. Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung atau maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar. b. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.500.00.000,00- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000.000,00- (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,00- (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.50.000.000.000,00- (lima puluh miliar rupiah). Di Provinsi Jambi perbankan memainkan peranan yang penting dalam penyaluran kredit usaha, hal itu terlihat pada perkembangan yang diberikan pihak perbankan terhadap kegiatan usaha produktif. Untuk perkembangan tersebut dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.1. Pertumbuhan Suku Bunga dan Kredit Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) Pada Bank Pembangunan Daerah di Provinsi Jambi 2003-2014 Tahun Jumlah Kredit Pertumbuhan Suku Bunga Pertumbuhan (Juta Rupiah) (%) (%) (%) 2003 1.259.487-16.76-2004 1.712.902 36.00 15.3-8.71 2005 2.158.257 26.00 15.92 4.05 2006 2.633.073 22.00 15.07-5.34 2007 3.686.303 40.00 13-13.74 2008 5.197.687 41.00 15.22 17.08 2009 6.029.317 16.00 13.69-10.05 2010 6.511.662 8.00 12.83-6.28 2011 4.489.554-31.05 12.4-3.33 2012 5.067.342 12.87 11.8-4.87 2013 5.633.749 11.18 11.66-1.20 2014 6.054.347 7.47 12.61 8.13 Rata-Rata 17.22 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pertumbuhan kredit UMKM di Provinsi Jambi tertinggi pada tahun 2008 yaitu tumbuh sebesar 41 persen, yaitu di angka Rp.5.197,687 miliar rupiah dan terendah pada tahun 2011, yaitu menurun pertumbuhannya sebesar 31 persen di angka Rp.4.489,554 miliar rupiah dibandingkan dengan suku bunga pertumbuhan tertinggi pada tahun 2008, yaitu mencapai 17.08 persen dan terendah di angka 13.74 persen yaitu pada tahun 2007. Besarnya jumlah penyaluran kredit yang disalurkan pihak perbankan tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang ditetapkan berdasarkan uraian diatas maka 50

menarik apabila dilakukan kajian lebih lanjut mengenai pengaruh tingkat suku bunga terhadap penyaluran kredit usaha, maka dari itu penulis mengambil judul penelitian yaitu ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA TERHADAP KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD) DI PROVINSI JAMBI Perumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini, yaitu : 1) Bagaimanakah perkembangan kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada BPD di Provinsi Jambi? 2) Bagaimanakah pengaruh tingkat suku bunga kredit terhadap kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada BPD di Provinsi Jambi? Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah sebagai berikut : 1) Untuk menganalisis perkembangan kredit pada BPD di Provinsi Jambi? 2) Untuk menganalisis pengaruh tingkat suku bunga kredit terhadap kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada BPD di Provinsi Jambi? Kerangka Pemikiran Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang ditempuh oleh Bank Indonesia selaku pemegang otoritas moneter untuk mempengaruhi berbagai aktifitas ekonomi dan keuangan. Termasuk menentukan tingkat suku bunga yang digunakan dalam penyaluran kredit usaha masyarakat. Hubungan suku bunga terhadap kredit karena terdapat interaksi antara permintaan dan penawaran dana pinjaman yang akhirnya akan mempengaruhi jumlah pinjaman dan tingkat bunga. Tingkat bunga adalah harga yang harus dibayar atas penggunaan loanable funds. loanable funds adalah dana yang tersedia untuk dipinjamkan, atau disebut juga dana investasi. Penawaran dana investasi ini dibentuk oleh jumlah simpanan atau tabungan masyarakat yang kelebihan dana. Di lain pihak, permintaan dana investasi dibentuk oleh jumlah kebutuhan akan dana masa sekarang dari orang yang membutuhkan dana dalam hal ini kredit UMKM. Kedua kelompok tersebut bertemu di pasar dana investasi dan menyepakati tingkat bunga keseimbangan. Dasar pemikiran dari timbulnya penawaran akan loanable funds adalah berasal dari masyarakat yang menyisihkan sebagian dari pendapatannya untuk ditabung. Dapat dijelaskan disini bahwa jika pada suatu periode tertentu ada anggota masyarakat yang menerima pendapatan melebihi dari apa yang mereka perlukan untuk kebutuhan konsumsinya selama periode tersebut, maka mereka ini adalah kelompok penabung. Bersama-sama atau seluruh jumlah tabungan mereka membentuk penawaran akan loanable funds. Kurva permintaan pinjaman mempunyai kemiringan negatif, bergerak turun dari kiri atas ke kanan bawah. Bila tingkat bunga rendah, permintaan pinjaman (kredit) akan bertambah karena akan semakin banyak investasi, modal kerja maupun konsumsi dengan asumsi cateris paribus, dan begitu pula sebaliknya. Permintaan dana pinjaman berasal dari bisnis domestik, konsumen dan pemerintah serta pinjaman yang dilakukan oleh orang asing di pasar domestik. (Boediono, 2010) Skema Kerangka Pemikiran BPD Provinsi Jambi Tingkat Suku Bunga Hipotesis Berdasarkan teori pemikiran terhadap rumusan masalah, maka terdapat hipotesis yang perlu ditegaskan adalah bahwa Tingkat suku bunga kredit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit usaha mikro kecil Penyaluran Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan menengah (UMKM) Pada BPD di Provinsi Jambi periode 2003-2014. METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk runtut waktu (time series) tahun 51

2003-2014. Definisi lain dari data sekunder menurut Kuncoro (2010) adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Lembaga pengumpul data dalam penelitian ini adalah Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi yang digunakan antara lain : 1. Data tingkat suku bunga kredit modal kerja rata-rata tertimbang pada akhir periode pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) Provinsi Jambi 2003-2014, yang dinyatakan dalam persen. 2. Data kredit UMKM yang disalurkan Bank Pembangunan Daerah (BPD) periode tahun 2003-2014 yang dinyatakan dalam satuan juta rupiah. Alat Analisis Data Untuk menjawab penelitian pertama, yaitu untuk menganalisis perkembangan kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Provinsi Jambi maka digunakan analisis deskriptif, yaitu berupa tabel dan data-data mengambil formulasi sebagai berikut : Dimana : UMKM = Perkembangan kredit usaha mikro kecil dan menengah UMKM) di Provinsi Jambi. KU t = Perkembangan kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Provinsi Jambi tahun tertentu. KU t-1 = Perkembangan kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Provinsi Jambi tahun sebelumnya. Untuk menjawab penelitian kedua, yaitu untuk menganalisis pengaruh tingkat suku bunga terhadap penyaluran kredit di Provinsi Jambi, maka digunakan metode analisis regresi sederhana dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Penaksiran OLS merupakan penaksiran tak bias linear yang terbaik (best linear unbiased estimor/blue). Jadi, tiap koefisien regresi yang ditaksir dengan menggunakan metode OLS bersifat linear dan tak bias secara ratarata, penaksiran OLS memiliki varians yang mungkin paling kecil sedemikian rupa sehingga parameter yang sebenarnya dapat ditaksir secara lebih akurat dibanding dengan penaksiran tak bias lainnya. Singkatnya penaksiran OLS bersifat efisien (Gujarati, 2006). Berdasarkan teori yang ada sebelumnya suku bunga kredit merupakan fungsi dari suku bunga kredit persamaan, yakni : Y = a + b X + e Dimana : Y = Kredit Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) a = Konstanta b = Koefisien Regresi X = Suku Bunga E = Error Uji Hipotesis Untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap dependen secara individu dapat dilihat dari nilai probabilitas t-statistik dari hasil regresi. Apabila nilai probabilitas t-statistik lebih kecil dari alfa yang ditentukan (α=10%) maka variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Begitupun sebaliknya, bila nilai t-statistik lebih besar dari α=10% maka variabel independen tidak signifikan terhadap variabel dependen. PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Perkembangan Kredit Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan, Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjampinjaman antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. Pada Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa perkembangan Kredit usaha kecil dan menengah (UMKM) pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Provinsi Jambi bersifat fluktuatif, pertumbuhan tertinggi ialah tahun 2008 yaitu tumbuh sebesar 41 persen, yaitu di angka Rp.5.197,687 miliar rupiah dan terendah pada tahun 2011, yaitu menurun pertumbuhannya sebesar 31 persen di angka Rp.4.489,554 miliar rupiah. Pada awal tahun penelitian kredit UMKM tumbuh sebesar 36 persen yaitu di angka Rp.1.712,902 miliar rupiah dan pada akhir periode penelitian tumbuh sebesar 7.47 persen di angka Rp.6.054,347 miliar rupiah. Secara rata-rata pertumbuhan pemberian kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang diberikan Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Provinsi Jambi yaitu sebesar 17.22 persen tiap tahunnya. Pertumbuhan kredit usaha UMKM yang di berikan Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang bersifat fluktuatif dapat di 52

sebabkan oleh tingkat suku bunga yang fluktuatif. Menurut Boediono (2010) Bila tingkat bunga rendah, permintaan pinjaman (kredit) akan bertambah karena akan semakin banyak investasi, modal kerja maupun konsumsi dengan asumsi cateris paribus, dan begitu pula sebaliknya. Permintaan dana pinjaman berasal dari bisnis domestik, konsumen dan pemerintah serta pinjaman yang dilakukan oleh orang asing di pasar domestik akan berkurang. Dalam hal pertumbuhan kredit usaha UMKM yang diberikan Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang bersifat fluktuatif dapat di sebabkan oleh fluktuasi yang terjadi pada suku bunga kredit yang diberikan, apabila tingkat bunga rendah maka masyarakat berminat untuk mengambil kredit usaha karena pembayaran angsuran kredit juga ikut rendah, namun sebaliknya apabila bunga kredit tinggi masyarakat akan memilih untuk tidak mengambil kredit usaha. Pengujian Statistik Analisis Regresi Pada pengolahan regresi diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.1. Hasil Estimasi Regresi Dependent Variabel : (LOG) UMKM Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 10.59724 1.001271 10.58379 0.0000 (LOG) SB -3.536099 0.878537-4.024984 0.0024 Dari tabel hasil pengolahan regresi, yaitu Y = 10.59724-3.536099 X. Dapat diambil hasil bahwa pada pengujian koefisien regresi secara individual (uji t) dilihat dari signifikan t-statistik. Uji t bertujuan untuk melihat signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Dari Tabel 3.1. dapat disimpulkan bahwa pada alpha 10% (α=10%) t-hitung lebih besar dari t-tabel (4.024984>1.372). Dalam t statistik hasil t hitung negatif dilakukan pengujian di sisi kiri. Dan dengan nilai probabilitas sebesar 0.0024 di bawah alpha 5% menunjukan bahwa perubahan tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang signifikan secara statistik pada tingkat kepercayaan 6.183 persen terhadap perubahan kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Interprestasi Hasil dan Pembahasan Dari Tabel 3.1. di atas maka disusun persamaan regresi untuk penelitian ini sebagai berikut : LOG (UMKM) = 10.59724 3.536099 LOG (SB) Berdasarkan hasil regresi diatas dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel independen yaitu tingkat suku bunga terhadap variabel dependen yaitu kredit adalah : Tingkat suku bunga kredit berpengaruh negatif terhadap kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal ini ditunjukan oleh koefisien regresi tingkat suku bunga kredit yaitu sebesar -3.536099. Artinya setiap kenaikan tingkat suku bunga kredit sebesar 1 persen, maka permintaan kredit akan turun sebesar 35.36 persen. Hasil ini sejalan dengan teori ekonomi klasik yaitu kredit merupakan fungsi dari tingkat suku bunga kredit. Makin tinggi tingkat suku bunga kredit, maka keinginan untuk melakukan atau mengambil kredit usaha kecil semakin kecil. Boediono (2010) mengemukakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara tingkat suku bunga terhadap pemberian kredit, teori ekonomi klasik menyebutkan Kurva permintaan pinjaman mempunyai kemiringan negatif, bergerak turun dari kiri ke atas ke kanan bawah. Bila tingkat bunga rendah, permintaan pinjaman (kredit) akan bertambah karena akan semakin banyak investasi, modal kerja maupun konsums dengan asumsi cateris paribus, dan begitu juga sebaliknya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis pengaruh suku bunga terhadap kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada bank umum di Provinsi Jambi, yaitu sebagai berikut : 1. Perkembangan Kredit usaha kecil dan menengah (UMKM) pada Bank Perkembangan Daerah (BPD) bersifat flukluatif, pertumbuhan tertinggi ialah tahun 2008 yaitu tumbuh sebesar 41 persen, yaitu di angka Rp.5.197,687 miliar rupiah dan terendah pada tahun 2011, yaitu menurun pertumbuhannya sebesar 31 persen di angka Rp.4.489,554 miliar rupiah. Pada awal tahun penelitian kredit UMKM tumbuh sebesar 36 persen yaitu di angka Rp.1.712,902 miliar rupiah dan pada akhir periode penelitian tumbuh sebesar 7.47 persen di angka Rp.6.054,347 miliar rupiah. Secara ratarata pertumbuhan pemberian kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang diberikan Bank 53

Pembangunan Daerah (BPD) di Provinsi Jambi yaitu sebesar 17.22 persen tiap tahunnya. 2. Dari hasil regresi bahwa pengaruh suku bunga kredit terhadap kredit UMKM yang diberikan Bank Pembangunan Daerah (BPD) terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan, bahwa pada (α=10%) t-hitung lebih besar dari t-tabel (4.024984>1.372). Dengan nilai probabilitas sebesar 0.0024 di bawah (α=10%) menunjukan bahwa perubahan tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang signifikan secara statistik pada tingkat kepercayaan 99 persen terhadap perubahan kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Tingkat suku bunga kredit berpengaruh negatif terhadap kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal ini ditunjukan oleh koefisien regresi tingkat suku bunga kredit, yaitu sebesar -3.536099. Artinya setiap kenaikan tingkat suku bunga kredit sebesar 1 persen, maka permintaan kredit akan turun sebesar 35.36 persen. Saran Berkaitan dengan implikasi pada penelitian ini, maka penulis menyarankan sebagai berikut : 1. Bagi pemerintah agar melakukan kebijakan moneter yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan kredit UMKM, seperti menurunkan tingkat bunga agar masyarakat lebih banyak mengambil kredit usaha guna perbaikan ekonomi Indonesia khususnya Provinsi Jambi. 2. Bagi masyarakat agar penelitian ini menjadikan sebagai bahan acuan dalam mengambil kredit usaha dan menambah wawasan dalam berekonomi. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, Kajian ekonomi regional Provinsi Jambi, berbagai tahun terbitan. Boediono, 2010. Pengantar Ilmu Ekonomi No.5 : Ekonomi Moneter. Bumi Aksara. Yogyakarta Bank Indonesia, 2009. Hasil Kajian Kredit Konsumsi Mikro, Kecil dan Menengah Untuk Kegiatan Produktif. Di akses di http://www.bi.go.id/id/umkm/peneliti an/nasional/kajian/documents/896af0 4c02a44a5a65b2f6c12f37155BukuKa jiankreditkonsumsimikrokecildanm enengahuntuk.pdf Gujarati Damodar, 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika Buku I edisi 5. Salemba Empat. Jakarta. Lolong, Ribka Lingkan. Suku Bunga Kredit Pengaruhnya Terhadap Kredit Usaha Kecil Pada Bank Umum Di Propinsi Sulawesi Utara. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sam Ratulangi. Manado. Di akses di http://download.portalgaruda.org/arti cle.php?article=108971&val=1025 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Undang-Undang No. 14 Tahun 1967. Wardhani Sukma, 2011. Analisis Pengaruh Spread Tingkat Suku Bunga Bank, Car, dan Npl Terhadap Penyaluran Kredit UMKM Oleh Perbankan Di Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. 54