BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan salah satu TK yang berada di Kabupaten Gorontalo, di mana proses pembelajarannya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. TK ini berada di tengah-tengah Kota Gorontalo dan telah banyak menamatkan anak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas, dan yang menjadi mitra kerja adalah guru kelas kelompok A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa usia-usia awal merupakan tahapan penting karena di masa inilah banyak aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini di PAUD Delima Kecamatan Bongomeme Kabupaten

BAB III. Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Boalemo yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 12

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE PALU UTARA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

Artikel Penelitian. Disusun oleh MAHMUDAH NPM:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. teknik modeling pada anak Kelompok B TK Aster berlangsung dalam tiga siklus pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MELIPAT KERTAS PADA ANAK KLAS B TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

ARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini SIWI ENDAH TISNOWATI A53B090202

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masih jauh jarak layanan TK ini terhadap masyarakat mengingat TK ini berada di dusun IV yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari dunia karakteristik orang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI PERMAINAN MONTASE DI RA DARUL ULUM PGAI PADANG

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

ARTIKEL PENELITIAN. Disusun Oleh : INA SALAMAH NPM :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENIRU GARIS PADA ANAK KELAS A TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kemampuan menggambar bentuk geometri masih kurang diminati anak Kelompok B

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini. Oleh: ENDANG SUMILIH A53B090250

MENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI PADA KELOMPOK A

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT MAKU KEC. DOLO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 18 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

A. RUBRIK PENILAIAN JURNAL

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERBICARA ANAK MELALUI SAJAK SEDERHANA DI KELOMPOK A TK HARAPAN BANGSA KABUPATEN BENGKULU SELATAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENCOCOK GAMBAR KELOMPOK B DI TK JASA IBU SALASA PADANG TAROK KEC.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (action research)

BAB III METODE PENELITIAN. Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING PADA ANAK KB

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA BUBUR KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BEKU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan dan pemberdayaan.(david, Hopkins.2011)

BAB III METODE PENELITIAN. Karakter penelitian ini adalah anak kelompok B dengan jumlah anak 16 orang,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BAGI ANAK KELOMPOK A DI BA AISYIYAH IV TEGAL SEPUR KLATEN TENGAH KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LINGKARAN ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK QATRINNADA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Disusun Oleh LASINI A53B111022

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar berfikir logis, sistematis, kritis dan kreatif, serta hasil belajar

PENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN BOLA RING DI TK NURUL WATHAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Bahan Sisa Kardus Bekas Taman Kanak- Kanak Padang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

KEGIATAN MENEMPEL BULU AYAM PADA KELOMPOK BERMAIN BUNGA MULIA SLUMBUNG DESA SLUMBUNG KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU KELOMPOK B DI TK PERTIWI CEPORAN I GANTIWARNO KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pra tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. TK Pertiwi II

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN. eksperimen guru hanya menjelaskan dengan metode tanya jawab. Dengan. sehingga dia hanya terbengong-bengong di dalam kelas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilanjutkan dengan tindakan siklus I dan siklus II. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Taman Kanak-kanak Sakura Bulota Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo, merupakan salah satu TK yang berada di Kabupaten Gorontalo, di mana proses pembelajarannya mengacu pada Permen Diknas RI No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak usia Dini, dilengkapi dengan perkembangan kurikulum pendidikan anak usia taman kanak-kanak. TK Sakura Bulota terdiri dari ruang kelas A, ruang kelas B, ruang guru, UKS serta dilengkapi dengan alat permainan edukatif, seperti balok-balok, dekak-dekak, ayunan, papan titian, terowongan, ban mobil dan lain-lain yang sangat mendukung proses pembelajaran. 4.1.2 Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pelaksanaan setiap siklus mengacu pada rencana kegiatan harian (RKH) serta skenario pembelajaran, lembar pengamatan anak dan guru. Sebelum mengadakan kegiatan siklus I dan siklus II, peneliti melakukan observasi awal terhadap subjek penelitian untuk mendapatkan gambaran awal tentang kondisi penelitian. 1) Observasi Awal

Observasi awal dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 30 November tahun 2013. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, menunjukkan terdapat 9 orang anak (56%) yang belum memiliki keterampilan motorik halus. Hasil observasi awal dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Hasil Pengamatan Observasi Awal Aspek Yang Diamati Observasi Awal menggunting menempel sesuai mencocokkan sesuai M KM TM M KM TM M KM TM Jumlah anak 7 4 5 7 4 5 7 4 5 Persentase 44% 25% 31% 44% 25% 31% 44% 25% 31% Keterangan: M = Mampu KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu

Hasil pengamatan observasi awal menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan motorik halus anak belum mencapai standar yang diharapkan. Beberapa fenomena yang menunjukkan masih rendahnya keterampilan motorik halus anak, meliputi: a) Sebagian besar anak mengalami kesulitan dalam menggunting, menempel maupun mencocokkan. b) Sebagian besar anak tidak dapat menyelesaikan tugas dalam hal menggunting, menempel maupun mencocokkan. Berdasarkan temuan dalam kegiatan observasi awal, menunjukkan bahwa keterampilan metode halus belum berkembang secara maksimal, sehingga hal ini menjadi dasar dalam pelaksanaan siklus I. 2) Siklus I Pertemuan 1 Pelaksanaan kegiatan siklus I dilakukan dengan mengacu pada RKH (Rencana Kegiatan Harian) dengan skenario pembelajaran. Kegiatan siklus I pertemuan 1dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 5 Desember tahun 2013. Kegiatan siklus I pertemuan 1 dilakukan dengan menindak-lanjuti temuan-temuan pada observasi awal. Langkah awal yang dipersiapkan, antara lain: a) Menciptakan kelas yang kondusif, dengan mengajak anak menyanyi bersama. b) Menyiapkan media yang akan digunakan dalam kegiatan motorik halus. c) Memberi contoh cara menggunting, menempel dan mencocokkan sesuai, secara bertahap. d) Membimbing secara individual dan kelompok cara menggunting, menempel dan mencocokkan.

Berdasarkan hasil kegiatan pada siklus I pertemuan 1, terjadi pembahasan pada keterampilan motorik halus anak. Peningkatan hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengamatan Siklus I Pertemuan 1 Aspek Yang Diamati Observasi Awal menggunting menempel sesuai mencocokkan sesuai M KM TM M KM TM M KM TM Jumlah anak 8 3 5 8 3 5 8 3 5 Persentase 50% 19% 31% 50% 19% 31% 50% 19% 31% Keterangan: M = Mampu KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu Dari tabel 2 diperoleh hasil rata-rata keterampilan halus anak pada kriteria maupun berjumlah 8 orang (50%), kriteria kurang mampu 3 orang (19%), dan 5 orang pada kriteria tidak mampu berjumlah 5 orang (31%).

Hasil analisis dan refleksi bersama antara peneliti dan guru mitra, diperoleh hal-hal sebagai berikut: a) Teknik modeling merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan, untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak. b) Pemberian catatan secara brtahap oleh guru, dapat menambah perhatian anak dalam menggunting, menempel serta mencocokkan sesuai. c) Kerjasama antara peneliti dan guru mitra dalam membimbing anak secara individual dan kelompok. Untuk memperoleh hasil sesuai yang diharapkan pelaksanaan siklus dilanjutkan pada siklus I pertemuan 2. 3) Siklus I Pertemuan 2 Pelaksanaan siklus I pertemuan 2 dilakukan untuk lebih mengoptimalkan keterampilan motorik halus anak. Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 10 Desember tahun 2013. Pelaksanaan siklus sama dengan siklus berikutnya. Langkah-langkah yang digunakan yakni langkah-langkah teknik modeling, hanya saja pada siklus I pertemuan 2 anak diberi kesempatan menggunting, menempel maupun mencocokkan secara mandiri, maupun kelompok. Walaupun pada kenyataannya masih terdapat anak yang kurang terampil, terutama pada aspek menempel dan mencocokkan sesuai. 3. Berdasarkan kegiatan siklus I pertemuan 2 diperoleh hasil sebagaimana tertera pada tabel Tabel 3. Hasil Pengamatan Siklus I Pertemuan 2

Aspek Yang Diamati Observasi Awal menggunting menempel sesuai mencocokkan sesuai M KM TM M KM TM M KM TM Jumlah anak 10 2 4 10 2 4 10 2 4 Persentase 63% 12% 25% 63% 12% 25% 63% 12% 25% Keterangan: M = Mampu KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu Berdasarkan tabel 3 dapat diamati rata-rata keerampilan motorik halus anak, pada kriteria mampu berjumlah 10 orang (63%), kriteria kurang mampu 2 orang (12%), dan kriteria tidak mampu 4 orang (25%). Berdasar hasil analisis dan refleksi bersama, diperoleh: a) Terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada siklus I pertemuan 2, yakni rata-rata keterampilan motorik halus anak pada kriteria mampu 10 orang (63%).

b) Pemberian contoh pada setiap aspek yang dinilai, seperti cara memegang gunting yang tepat, menempel sesuai yang disiapkan, dan mencocokkan sesuai, membuat anak lebih antusias dan termotivasi pada keterampilan motorik halus. c) Adanya media yang disiapkan guru, sangat menarik minat anak dalam kegiatan motorik halus. Untuk memperoleh hasil yang lebih optimal, disepakati bersama antara peneliti dan guru mitra untk melanjutkan pelaksanaan siklus ke siklus II. 4) Siklus II Pertemuan 1 Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 16 Desember tahun 2013. Dengan subjek penelitian yang sama, dan aspek penilaian yang meliputi kemampuan dalam menggunting, kemampuan dalam menempel sesuai, kemampuan dalam mencocokkan sesuai, pelaksanaan siklus II dilaksanakan. Temuan yang diperoleh pada siklus I, umumnya anak khususnya pada keterampilan motorik halus memerlukan pemberian secara bertahap, Maksudnya untuk dapat mencocokkan sesuai, kegiatan menggunting dan menempel perlu dimatangkan dulu. Untuk itu bimbingan secara individual dan kelompok dari guru sangat diperlukan. Berdasarkan kegiatan siklus II pertemuan 1 diperoleh hasil, seperti yang dapat diamati pada tabel 4. Tabel 4. Hasil Pengamatan Siklus II Pertemuan 1 Aspek Yang Diamati Observasi Awal menggunting menempel sesuai mencocokkan sesuai

M KM TM M KM TM M KM TM Jumlah anak 11 2 3 11 2 3 11 2 3 Persentase 69% 12% 19% 69% 12% 19% 69% 12% 19% Keterangan: M = Mampu KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu Dari tabel 5 diperoleh hasil, rata-rata keterampilan motorik halus anak yang berada pada kriteria mampu 11 orang (69%), kurang mampu 2 orang (12%), kriteria tidak mampu 3 orang (19%). Dari hasil analisis dan refleksi bersama: a) Sebagian besar anak menunjukkan ketekunannya dalam kegiatan motorik halus. b) Sebagian besar anak sudah memiliki kemampuan dalam kegiatan motorik halus. c) Anak sangat aktif dalam kegiatan menggunting, menempel dan mencocokkan sesuai. d) Terdapat 5 orang anak yang belum menunjukkan kemandirian dalam kegiatan motorik halus. Untuk mencapai hasil sesuai indikator kinerja, pelaksanaan siklus dilanjutkan pada siklus II pertemuan 2. 5) Siklus II Pertemuan 2

Siklus II pertemuan 2 dilakukan pada hari Rabu, tanggal 18 Desember tahun 2013. Mencermati pelaksanaan siklus sebelumnya, pada siklus II perhatian peneliti dan guru mitra lebih banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk mandiri pada kegiatan motorik halus. Kegiatan motorik halus perlu ditumbuh-kembangkan pada anak, disebabkan akan berpengaruh pada bidang lainnya, seperti pada pengembangan kognitif, maupun estetika. Pada siklus II pertemuan 2 diperoleh peningkatan secara signifikan. Untuk jelasnya hasil pelaksanaan siklus dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Hasil Pengamatan Siklus II Pertemuan 2 Aspek Yang Diamati Observasi Awal menggunting menempel sesuai mencocokkan sesuai M KM TM M KM TM M KM TM Jumlah anak 13 3 0 13 3 0 13 3 0 Persentase 81% 19% 0% 81% 19% 0% 81% 19% 0% Keterangan: M = Mampu KM = Kurang Mampu

TM = Tidak Mampu Dari tabel 5 diperoleh rata-rata keterampilan motorik halus anak pada kriteria mampu berjumlah 13 orang (81%) dan kriteria kurang mampu 3 orang (19%), kriteria kurang mampu 0%. Dari hasil analisis dan refleksi bersama diperoleh: a) Sebagian besar anak 13 orang (81%) telah memiliki keterampilan motorik halus. b) Anak pada umumnya memiliki keterampilan sesuai dengan aspek yang diamati, yakni menggunting dengan tepat, menempel dengan tepat, serta mencocokkan sesuai dengan tepat. c) Teknik modeling yang digunakan dalam proses pembelajaran membuat anak aktif dan bersemangat, pada kegiatan menggunting, menempel dan mencocokkan. d) Pemberian penguatan pada setiap anak yang dapat melakukan keterampilan motorik halus, membuat mereka terlibat aktif dan termotivasi untuk menyelesaikan tugas. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh pada pelaksanaan siklus II pertemuan 2, dimana telah mencapai indikator kinerja, maka penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus III. 4.2 Pembahasan Soetjiningsih (2012:185) menyatakan anak-anak usia 2-6 tahun mengalami kemajuan yang pesat dalam keterampilan motorik, baik keterampilan motorik kasar yang melibatkan totot

besar, seperti berlari, melompat, dan keterampilan motorik halus sebagai hasil koordinasi otototot kecil dengan mata dan tangan seperti menggambar, menggunting dan menempelkan kertas. Pada dasarnya keterampilan motorik halus merupakan kemampuan yang perlu diberikan sejak anak usia TK. Hal ini mengingat dengan keterampilan motorik halus, akan berpengaruh pada kegiatan menulis, melukis atau pun kegiatan lainnya yang memerlukan koordinasi antara tangan dan mata. Adapun hasil penelitian yang dilaksanakan melalui tindakan kelas mengalami peningkatan. Dari observasi awal diperoleh data, anak yang memiliki keterampilan motorik halus berjumlah 7 orang (44%) dari jumlah anak 44%. Selanjutnya pada siklus I pertemuan 1 diperoleh 8 orang anak (50%) pada kriteria mampu, 3 orang (19%) kriteria tidak mampu, 5 orang (31%) kriteria tidak mampu, dari tiga aspek yang diamati yakni: a) kemampuan dalam menggunting; b) kemampuan dalam menempel sesuai ; c) kemampuan dalam mencocokan sesuai. Pada siklus II pertemuan 2 dengan tema pembelajaran seperti siklus sebelumnya, diperoleh hasil anak yang memiliki kriteria mampu menjadi 10 orang (63%), kriteria kurang mampu 2 orang (12%), dan kriteria tidak mampu 4 orang (25%). Untuk memperoleh hasil yang lebih optimal dilaksanakan siklus II pertemuan 1 dengan hasil anak yang berada pada kriteria mampu berjumlah 11 orang (69%), kriteria kurang mampu 2 orang (12%) dan kriteria tidak mampu 3 orang (19%). Pada siklus II pertemuan 2 diperoleh hasil rata-rata keterampilan motorik halus anak yang berada pada kriteria mampu 13 orang (81%), kriteria kurang mampu 3 orang (19%) dan kriteria tidak mampu )%. Kelemahan yang ditemui pada pelaksanaan siklus meliputi:

a) Sebagian anak kurang perhatian pada pembelajaran keterampilan motorik halus. b) Dari tiga aspek yang diamati, mereka hanya melakukan satu aspek misalnya: menggunting tanpa menempel, menempel tanpa mencocokkan sesuai. c) Pada saat guru memberi contoh, sebagian anak kurang perhatian. d) Sebagian anak kurang mandiri dalam melaksanakan kegiatan motorik halus. Berdasarkan kelemahan yang ditemui tersebut, peneliti dan guru mitra berupaya melakukan hal-hal sebagai berikut: a) Membuat suasana kelas yang kondusif, menyanyikan lagu, membaca syair, dengan tujuan agar anak fokus pada proses pembelajaran. b) Memberi contoh cara menggunting, menempel dan mencocokkan sesuai. c) Membimbing anak dalam menggunting yang tepat, menempel yang tepat dan mencocokkan sesuai dengan tepat. d) Memotivasi anak agar mandiri dalam melakukan keterampilan motorik halus. e) Memberi penguatan kepada anak agar dapat melakukan kegiatan menggunting, menempel dan mencocokkan secara terpadu. Berdasarkan upaya-upaya yang dilaksanakan, maka hasil pada setiap siklus mengalami peningkatan sesuai yang diharapkan. Melalui penelitian tindakan kelas ini pula diperoleh data bahwa pada dasarnya anak memiliki potensi, tetapi keterlibatan orang tua untuk memfasilitasi, membimbing serta memberi contoh masihs angat minim. Untuk jelasnya hasil pelaksanaan siklus dapat diamati pada tabel 6. Tabel 6. Hasil Pelaksanaan Siklus Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Melalui Teknik Modeling pada Anak Kelompok B di TK Sakura Bulota Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo

Aspek Yang Diamati Tahap Penelitian menggunting menempel sesuai mencocokkan sesuai M KM TM M KM TM M KM TM Observasi awal 44% 25% 31% 44% 25% 31% 44% 25% 31% Siklus I 63% 12% 25% 63% 12% 25% 63% 12% 25% Siklus II 81% 19% 0% 81% 19% 0% 81% 19% 0% Keterangan: M = Mampu KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu.