MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI METODE MODELING SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 1 LUWUK TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan pada siswa kelas IV

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

PENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI METODE LEARNING TOGETHER

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 8 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dengan jumlah siswa 20 orang yang

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE MODELING. Asry Syam Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. sadar melalui pendidikan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan siswa untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Titidu Kabupaten

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas VII SMP N 2 Limboto yang berjumlah 20 orang. 12 orang putra dan 8 orang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan hasil penelitian tindakan yang telah dilaksanakan.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah

III. METODOLOGI PENELITAN. tertentu yang sesuai dengan persedur penelitian. Penelitan tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Teknik dasar passing atas dalam permainan Bola Voli

SEPAK BOLA III. Design R2 Bramistra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peserta didik dalam menempuh proses pembelajaran adanya perubahan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH DALAM PERMAIANAN BOLA VOLI MELALUI VARIASI PEMBELAJARAN DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA DASAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SKRIPSI PENERAPAN MEDIA BOLA KARET UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASING BAWAH BOLA VOLI SISWA KELAS V SD NEGERI 48 PAGAR ALAM

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MINI MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN BOLA KARET PADA SISWA KELAS VI SDN 20 SEKURA

SKRIPSI Oleh TRI AGUNG BAGUS K K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA OKTOBER 2015.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. sesungguhnya akandigunakan sebagai teknik pemberian atau penyajian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. awal. Dalam 1 siklus terdiri dari 3 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas/Semester : IX / 1 (Ganjil ) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SDN 5

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Negeri 1 Tri Tunggal Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA BASKET PADA MATERI CHEST PASS MELALUI METODE BERMAIN SISWA KELAS V SDN 10 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

Dedi Asmajaya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pembahasan yang telah disajikan dalam bab-bab sebelumnya, dapat dikemukakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. orang. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Setiap siklus tindakan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB 1V DESKRIPSI HASIL PENILAIAN. Peneliti melaksanakan proses penelitian di laksanakan di SMP Satap Negeri Bone Baru

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 11 TAHUN (13 Model Permainan)

Lampiran 1 NILAI AWAL. Jumlah No Nama L/P Awalan Mengguling Lanjutan. Jml N T/B

PENERAPAN MODEL PKTB DAN PKDLB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI. Indra Kasih Irvan Darmawan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Titidu Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

MENINGKATKAN KETEPATAN MENANGKAP BOLA DALAM PERMAINAN KASTI MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS V SDN 8 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

PERMAINAN MENUJU CABANG OLAHRAGA SOFTBALL

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam semboyan pendidikan dikatakan bahwa Hidup adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sebagai pendidikan atau dengan istilah pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan prestasi akademik yang tinggi.selain itu pendidikan jasmani yang

SKRIPSI. Oleh: ENDING AJISAKA NIM:

FORMAT RPP. 1.1 Melakukan teknik Menendang Bola. Siswa dapat Melakukan teknik Menendang Bola. a. Ringkasan materi : Menendang bola menuju target

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. permainan kasti dengan baik, maka harus menguasai teknik-teknik dasarnya.

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. media gerak siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dijenjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. konsentrasikan pada siswa kelas XI Analisis Kimia 2 dengan jumlah peserta didik

Jakualine Kamumu mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

III. METODE PENELITIAN. penelitian suatu subyek akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meningkatkan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli melalui

BAB I PENDAHULUAN. jasmani sebagai suatu sub sistim pendidikan memiliki peran yang berarti dalam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah :... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII / I

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif, sistematis dan intregativ untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di sekolah adalah

FORMAT RPP. Kompetensi Dasar : Melakukan teknik menyundul bola dengan baik. Siswa dapat Melakukan teknik menyundul bola dengan baik A.

SURAT KETERANGANPENELITIAN Nomor : 800.2/20/2012

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS PERTAMA

< 9 atau berada dalam kategori aktif. Tabel 1.1 Data Aktivitas Belajar passing bola voli pada Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x 2 x 40 Menit (dua kali pertemuan)

BAB I PENDAHULUAN. kemudian di susun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH MELALUI PENDEKATAN MEDIA BOLA KARET PADA SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH GUNAWAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kesempatan mengumpan bola (passing) diarena sendir, sebelum

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAK BOLA. I Dewa Gede Buda Wisnawa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehari-hari maupun didalam pendidikan jasmani. Menurut Yanuar Kiram

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB I PENDAHULUAN. kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar adalah suatu atau serangkaian

Asri Ikhwan Abduh. Pendidikan Olahraga FKIP Universitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Telp Pst Palu Sulawesi Tengah

IRA WATY MOHAMAD UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN 2013

Transkripsi:

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI METODE MODELING SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 1 LUWUK TIMUR Lajibir Pengawas Pendidikan Kabupaten Banggai Abstrak Masalah penelitian dalam karya ilmiah ini adalah masih rendahnya kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Luwuk Timur. Cara pemecahannya dilakukan dengan metode modeling. Implementasi dari tehnik metode modeling dilakukan dengan cara guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang sikap awal dalam permaianan bola voli, posisi lengan saat perkenaan dengan bola pada saat melakukan passing bawah dan koordinasi gerakan saat melakukan passing bawah. Kemudian siswa yang sudah memiliki keterampilan passing bawah dapat memberikan pemodelan kepada siswa yang belum dapat melakukan passing bawah sehingga dapat dengan mudah terjadi proses latihan dan belajar. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan siswa dan guru, serta evaluasi atas materi yang diajarkan pada setiap siklus. Kemudian data dianalisis baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Berdasarkan analisi data maka dapat diketahui terjadi peningkatan ratarata keterampilan passing bawah yakni : pada obserpasi awal ratarata kemampuan siswa 61,67 %. Setelah diadakan tindakan pada siklus satu terjadi peningkatan sebesar 15,47 % menjadi 61,86 %, pada tindakan siklus dua dicapai nilai sebesar 64,33 % atau terjadi peningkatan sebesar 16,08 %, dan pada tindakan pada siklus tiga dicapai nilai sebesar 70,56 % atau terjadi peningkatan sebesar 17,64 %. Dengan demikian ratarata peningkatan dari observasi awal sampai pada siklus tiga sebesar 16,38 %. Adanya peningkatan keterampilan passing bawah dalam setiap siklusnya ratarata sebesar 16,38 % dengan demikian hipotesis yang berbunyi Terjadi Peningkatan Keterampilan Passing Bawah dalam permainan Bola Voli Melalui Metode Modeling Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Luwuk Timur dapat dibuktikan. Kata kunci: tehnik metode modeling, menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang sikap awal dalam permaianan bola voli I. PENDAHULUAN Kenyataannya, melalui hasil pengamatan dan pengalaman mengajar kususnya kompetensi dasar passing bawah masih banyak siswasiswa yang mengalami kesulitan dan kegagalan dalam penilaian materi ini. Padahal tehnik dasar passing bawah adalah gerakan yang sangat esensial sehingga bola dapat dioperkan kepada kawan ataupun lawan. Kenyataan ini dibuktikan dengan hasil nilai yang diperoleh oleh siswa kelas IX SMP Negeri I Luwuk timur. Dari hasil nilai yang diperoleh didapatkan data sebagai berikut; dari 41 orang siswa yang dinilai, sebanyak 10 orang siswa atau 24.4 yang masuk kategori

Baik ( antara 74 84 % ), sebanyak 6 orang siswa atau 14.63 % yang masuk kategori Cukup ( antara 65 74 % ), sebanyak 18 orang siswa atau 43.9 yang masuk kategori kurang ( antara 45 64 % ), dan sebanyak 7 orang siswa atau 17.07 % yang masuk kategori Kurang Sekali ( antara 0 44 % ). Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa hanya 16 orang siswa atau 39.02 % yang sudah memiliki ketrampilan dalam passing bawah dan 25 orang siswa atau 60.97 % yang belum memiliki ketrampilan dasar Untuk itu seorang guru dituntut harus dapat mengambil langkah strategi untuk mengatasi masalah tersebut. Menurut asumsi kami salah satu langkah strategi yang harus dilakukan adalah memilih metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dalam kaitannya dengan permasalahan ini, metode modeling dianggap cocok untuk mengatasi masalah diatas. II. KAJIAN TEORITIS Permainan bola voli adalah suatu permainan yang dimainkan oleh dua regu dimana masingmasing regu terdiri dari 6 orang pemain. Tujuan permainan ini adalah setiap regu berusaha untuk memainkan bola (memvoli bola) atau memukul bola diderahnya sendiri, berusaha menjatuhkan / mematikan bola didaerah lawan dan mencegah pihak lawan mematikan bola didaerah sendiri sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Passing bawah adalah salah satu tehnik dasar yang digunakan dalam bermain bola voli. Yang dimaksud dengan passing bawah adalah gerakan mengoperkan bola dengan tangan bagian bawah dengan memperhatikan Sikap permulaan yaitu posisi kedua kaki yang ditekuk membentuk sudut 90 0 kedua lengan dijulurkan kedepan dengan dirangkapkan, Sikap saat memukul dimana kedua lengan yang diluruskan mengenai bola pada daerah bagian atas pergelangan tangan dan sendi siku, Sikap akhir kedua lengan yang diluruskan diayunkan kedepan melambungkan bola sehingga membentuk busur (parabola) kemudian dioperkan ketemannya dan kembali pada posisi sikap dalam bermain bola voli. Aip Syarifudin dan Muhadi (1993 : 189) mengatakan bahwa : Yang dimaksud dengan passing bawah, ialah mengambil bola yang berada dibawah badan atau bola dari bawah dan biasanya dilakukan dengan kedua lengan bagian bawah (dari sikut sampai pergelangan tangan yang dirapatkan), baik untuk dioperkan kepada kawan, maupun langsung kelapangan lawan melalui diatas jaring. Demikian pula yang dikemukakan oleh Tisnowati Tamat dan Moekarto Mirman (2002 : 459), bahwa : Latihan Passing bawah yang harus diperhatikan adalah sikap permulaan, mengambil posisi siap normal. Tangan dijulurkan kedepan dengan dirangkapkan. Pada saat perkenaan, segera tangan dan lengan diturunkan kebawah, siku tidak boleh ditekuk. Kedua lengan lurus merupakan papan pemukul (rata) yang selalu lurus keadaannya. Bola dikenai oleh bagian atas dari pergelangan tangan. Pada umumnya pantulan bola yang normal akan melambung cukup tinggi dengan membentuk sudut 90 0 dengan tangan. Pelajaran bola voli kususnya tehnik dasar passing bawah yang diajarkan disekolah pada umunya dapat diikuti oleh siswa, akan tetapi dalam proses pelaksanaannya masih banyak kekurangankekurangan yang harus dibenahi. Samsudin (2004 : 5) mengatakan bahwa : Passing bawah harus memperhatikan posisi kaki yang sedikit diserong, lutut ditekuk, badan condong kedepan, tangan lurus didepan (antara lutut dan bahu) perkenaan bola pada pergelangan tangan, koordinasi gerak lututbadanbahu. Berdasarkan hakikat passing bawah yang dikemukakan para ahli diatas, disimpulkan bahwa dalam permainan bola voli kususnya pelaksanaan passing bawah hal

hal yang harus diperhatikan adalah gerakan sikap awal, posisi lengan saat berkenaan dengan bola dan koordinasi gerakan Menurut Husain (2003 : 31) bahwa : Modeling adalah upaya menunjuk suatu model melalui demonstrasi yang dapat diamati dengan jelas oleh anggota. Lebih lanjut dikatakan dalam The Washington State Consortium Of Contextual Teaching and Learning (Konsorsium Persatuan Washington tentang pembelajaran dan pengajaran kontekstual) dalam Abdullah (2004 : 18) mengemukakan bahwa: Metode modeling adalah sebuah bentuk pembelajaran ketrampilan pengetahuan tertentu yang bisa ditiru dan diamati oleh siswa dalam bentuk demonstrasi yang dilakukan oleh guru atau sumber belajar yang ada. Sementara itu Yusuf (2003 : 11) mengemukakan bahwa : Modeling adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati temannya melakukan sesuatu tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga dengan demikian siswa tersebut dapat melakukannya. Pengertian senada, dikemukakan oleh Nurhadi, dkk (2004 : 49) bahwa : Sebuah pembelajaran ketrampilan atau pengetahuan tertentu harus ada model yang bisa ditiru. Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan. Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar. Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpul;kan bahwa metode modeling adalah suatu cara pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan cara demonstrasi ataupun pemberian contoh pada aktivitas belajar baik dilakukan oleh guru maupun oleh subjek belajar yang lain. Dengan cara ini diharapkan siswa dapat mengikuti dan memahami materi yang diajarkan. Pada garis besarnya ada tiga jenis tipe modeling yang dapat digunakan dalam perubahan tingkah laku : a. Model Hidup Suatu model hidup dapat mengajarkan siswa bertingkah laku yang sesuai, mempengaruhi sikap dan nilainilai dan mengajarkan ketrampilanketrampilan. Dalam Pembelajaran Penjas Orkes misalnya guru dapat memberikan contoh hidup mengenai ciri khas yang mereka harapkan sehingga siswa akan dapat menguasainya. Melalui tingkah laku sebenarnya yang mereka kerjakan selama sesi latihan berlangsung, guru sebagai model dapat mencontohkan gerakangerakan passing bawah yang benar serta membuka diri kepada siswa sehingga menghilangkan rasa segan untuk berbuat, takut salah, kurang percaya diri dan sebagainya. b. Model Simbolik Model simbolik dapat mengajarkan siswa untuk melakukan tingkah laku yang sesuai dengan pengaruh sikap dan nilainilai. Untuk mengajarkan ketrampilan passing bawah dalam permainan bola voli dapat dilakukan dengan menampilkan gerakangerakan yang sebenarnya melalui symbol atau gambar yang dipertunjukan kepada siswa melalui alat perekam seperti video, CD, dan sebagainya. Dengan melihat contoh melalui model simbolik diharapkan siswa dapat mengatasi permasalahan gerakan yang akan dilakukannya sehingga memudahkan ketercapaian suatu kompetensi yang diharapkan misalnya passing bawah dalam permainan bola voli.

c. Model Model Ganda Penggunaan modelmodel kelompok terutama yang relevan dengan kerja sama dalam suatu kelompok dapat mengubah sikap dalam belajar ketrampilan baru melalui pengamatan pada temantemannya yang berhasil dalam keompoknya. Suatu keuntungan modelmodel ganda ialah bahwa siswa dapat belajar berbagai cara alternatif untuk bertingkah laku terhadap gerakan ketrampilan yang dicontohkan dengan benar oleh teman dalam kelompoknya. Dalam penggunaan tiga tipe modeling tersebut, siswa harus benarbenar peka terhadap berbagai kesepakatan yang tepat untuk memberikan bantuan melalui modeling sesuai tujuan yang telah ditetapkan bersama dengan siswa. Contohnya dalam pembelajaran passing bawah faktor gerak dasar yang ditekankan adalah gerakan sikap awal, posisi tangan saat berkenaan dengan bola dan koordinasi gerakan passing bawah benarbenar diterapkan dalam kelompok sehingga pencapaian tujuan dapat tercapai. Pada dasarnya prosedur dalam penggunaan modeling melewati empat tahap yaitu: a. Asesmen Pada tahap ini guru berusaha menggali masalah siswa, kelebihan, kelemahan, aktivitas, perasaan, pikiran dan nilainilai yang diamati oleh siswa. b. Goal Setting Pada tahap ini guru melakukan kontrak dengan siswa untuk mencapai tujuan, mengurutkan tujuan kusus, merinci dan merupakan tujuan tingkah laku yang ingin dicapai bersama siswa. c. Implementasi Teknik Pada tahap ini guru menemukan dan memilih teknik kusus yang sesuai dengan maslah yang dialami. d. Evaluasi dan Terminasi Pada tahap ini guru berusaha memantau tingkah laku siswa. Dalam pelaksanaan metode ini hendaknya ditampilkan secara utuh dengan memperlihatkan baik kseluruhan maupun bagianbagiannya. Kelebihan dari modeling sebagai teknik dalam mengubah tingkah laku ialah dengan cepat dan mudah anak dapat mengamati suatu model tingkah laku yang diperlukan tampa ia harus belajar terlebih dahulu. Sehingga jelaslah bahwa modeling adalah cara yang dalam fungsinya merupakan cara mengajar yang efektif agar siswa mampu melakukan semua latihan yang diberikan serta dapat mendemonstrasikan pada permainan bola voli kususnya teknik III METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri I Luwuk Timur kelas IX A. Adapun alasan dipilihnya sekolah ini karena peneliti adalah guru penjas orkes pada sekolah tersebut dan mangamati secara langsung proses pembelajaran penjas orkes di SMP Negeri I Luwuk Timur. Berdasarkan hasil observasi awal melalui penilaian passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa kelas IX A dengan jumlah siswa 41 orang diperoleh subjek penelitian sebanyak 25 orang siswa atau 60.97 % yang belum memiliki ketrampilan

Data yang diperoleh dari observasi dan evaluasi dianalisis secara deskriptif dan diadakan telaah untuk mengetahui apakah kegiatan yang telah dilakukan telah dapat meningkatkan ketrampilan passing bawah atau belum. Disamping itu, hasil kegiatan tersebut dapat dijadikan umpan balik siswa sekaligus bagi guru untuk menjadi acuan bagi perencanaan siklus berikut. IV. PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas in bertujuan untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dengan metode modeling. Objek penelitian tindakan kelas ( PTK ) adalah siswa kelas IX A pada SMP Negeri 1 Luwuk Timur. Penelitian ini dilakukan dengan tiga siklus ( data terlampir ). Sebelum dilakukan siklus terlebih dahulu dilakukan obserfasi awal untuk mengetahui kemampuan siswa dalam melakukan passing. Dari hasil observasi awal tersebut dapat diketahui siswa yang sudah memiliki keterampilan dan yang belaum memiliki keterampilan dalam melakukan passing bawah pada permainan bola voli ( data terlampir ). Observasi Data Awal 1. Pelaksanaan Tindakan Proses pelaksanaan tindakan pada observasi data awal dapat digambarkan sebagai berikut : a. Pendahuluan Berbaris Berdoa Absensi Apersepsi Pemanasan b. Kegiatan Inti Guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang sikap awal dalam melakukan Guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang posisi tangan pada saat perkenaan dengan bola dalam melakukan Guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang koordinasi gerakan dalam melakukan c. Penutup Koreksi Penilaian ( evaluasi atas materi yang diajarkan ) Pendinginan

2. Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran a. Hasil Pengamatan Kegiatan siswa Dari hasil observasi awal tentang keterampilan passing bawah pada permainan bola voli terdiri dari tiga aspek yang meliputi ; (1) Posisi sikap awal dalam melakukan passing bawah, (2) Posisi tangan saat perkenaan dengan bola dalam melakukan passing bawah, (3) Koordinasi gerakan passing bawah dalam permainan bola voli, dapat diperoleh data awal sebagai berikut : dari 41 orang siswa yang diobservasi, sebanyak 10 orang siswa atau 24,4 yang masuk kategori baik ( 7584 % ) dalam melakukan passing bawah, sebanyak 6 orang siswa atau 14,63 % yang masuk kategori cukup ( 6574 % ) dalam melakukan passing bawah, sebanyak 18 orang siswa atau 43,9 yang masuk kategori kurang atau ( 4564 % ) dalam melakukan passing bawah, sebanyak 7 orang siswa atau 17,07 % yang masuk kategori kurang sekali ( 044 % ) dalam melakukan passing bawah ( data terlampir ). untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Data Hasil Penilaian Awal No 1. 2. 3. 4. 5. Klasifikasi Nilai Kriteria Aspek 85 100 Sangat Baik 75 84 Baik 65 74 Cukup 45 64 Kurang 0 44 Kurang sekali Jumlah 10 Orang 6 Orang 18 Orang 7 Orang Prosentase Keterangan 24,4 14,63 % 43,9 17,07 % Jumlah Total 41 Orang 10 Tidak perlu ditindaki Tidak perlu ditindaki Tidak perlu ditindaki Perlu ditindaki Perlu ditindaki Berdasrkan tabel 1 diatas, dapat diketahui bahwa hanya 16 orang atau 39.02 % yang tidak perlu diberi tindakan karena mereka dianggap telah memiliki ketrampilan passing bawah dalam permainan bola voli. Tetapi sebanyak 25 orang siswa atau 60.98 % yang perlu diberi tindakan karna belum memiliki keterampilan passing bawah. Adapun tindakan yang dilakukan adalah dengan menerapkan metode medeling. Penerapan metode medeling dilakukan dengan 3 siklus dengan harapan keterampilan siswa dalam melakukan passing bawah pada permainan bola voli dapat ditingkatkan. b. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Kegiatan guru dalam proses pembelajaran diamati oleh peneliti. Adapun aspek yang diamati dari kegiatan guru ini didasarkan pada sub variabel penelitian yang meliputi : 1. Sikap awal dalam melakukan passing bawah terdiri dari : Memberikan penjelasan posisi sikap awal dalam melakukan passing bawah Mendemonstrasikan cara melakukan posisi sikap awal dalam melakukan Memberikan tugas tentang cara melakukan sikap awal saat melakukan 2. Posisi tangan saat perkenaan dengan bola Memberikan penjelasan posis tangan saat perkenaan dengan bola

Mendemonstrasikan posisi tangan saat perkenaan dengan bola Memberikan tugas cara melakukan posisi tangan saat perkenaan dengan bola. 3. Koordinasi gerakan passing bawah Memberikan penjelasan koordinasi gerakan passing bawah Mendemonstrasikan koordinasi gerakan Memberikan tugas tentang cara melakukan koordinasi gerakan passing bawah. Dari sembilan aspek yang diamati pada guru tersebut dengan kriteria penilaian berupa YA jika dilaksanakan dan TIDAK jika tidak dilaksanakan, dapat diketahu bahwa semua aspek dapat dilaksanakan oleh guru ( data terlampir ). 3. Repleksi Hasil Observasi awal Dari hasil observasi awal diketahui jumlah 41 orang siswa, sebanyak 25 orang yang belum memilki keterampilan passing bawah pada permainan bola voli. Dengan demikian 25 orang ini akan diberikan tindakan dalam siklus satu dengan menggunakan metode modeling. Sementara itu, guru mitra telah melakukan semua aspek tindakan secara baik. Maka dengan itu peneliti bersama guru mitra berkesimpulan untuk melanjutkan tindakan dalam siklus satu. Siklus Satu 1. Pelaksanaan Tindakan a. Pendahuluan Berbaris Berdoa Absensi Apersepsi Pemanasan b. Kegiatan Inti Guru Menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang sikapawal dalam melakukan passing bawah Guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang posisi tangan pada saat perkenaan dengan bola dalam melakukan passing bawah Guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang koordinasi gerakan passing bawah c. Penutup Koreksi Penilaian ( evaluasi atas materi yang diajarkan ) Pendinginan 2. Hasil Kegiatan Siklus satu a. Hasil Kegiatan siswa Berdasrkan data pada observasi awal maka yang perlu ditindaki melalui metode modeling sebanyak 25 orang siswa. Pada tindakan yang telah dilakukan dalam siklus satu

telah diperoleh data dari 19 orang siswa, sebanyak 11 orang siswa atau 44 % mendapatkan klasifikasi nilai terendah 65 dan tertinggi 70 dengan kategori Cukup (65 74), sedangkan 14 orang siswa atau 56 % dengan nilai terendah 50 dan tertinggi 63,33 masuk dalam kategori kurang (45 64). ( data terlampir ), Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Nilai Ketrampilan Passing Bawah dalam Permainan Bola Voli (siklus satu) No 1. 2. 3. 4. 5. Klasifikasi Nilai 85 100 75 84 65 74 45 64 0 44 Kriteria aspek Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali Kriteria Nilai siswa pada siklus I 65 70 50 63.33 Jumlah Siswa 11 Orang 14 Orang % Ket 44 % 56 % Jumlah 1546.66 25 Orang 100% Ratarata 61.86 Perlu Tindak Lanjut Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat diketahui ratarata capaian siswa pada siklus satu sebesar 61.86 %. Namun demikian klasifikasi nilai ini belum memenuhi indikator kinerja yakni 65 %. Untuk itu perlu diadakan tindakan lanjutan untuk lebih meningkatkan ketrampilan passing bawah dalam permainan bola voli. b. Hasil Kegiatan Guru Kegiatan guru dalam proses pembelajaran diamati oleh peneliti. Adapun aspek yang diamati dari kegiatan guru berdasarkan pada sub variabel penelitian meliputi: 1. Sikap awal dalam melakukan passing bawah terdiri dari : Memberikan penjelasan posisi sikap awal dalam melakukan passing bawah Mendemonstrasikan cara melakukan posisi sikap awal dalam melakukan Memberikan tugas tentang cara melakukan sikap awal saat melakukan 2. Posisi tangan saat perkenaan dengan bola Memberikan penjelasan posis tangan saat perkenaan dengan bola Mendemonstrasikan posisi tangan saat perkenaan dengan bola Memberikan tugas cara melakukan posisi tangan saat perkenaan dengan bola. 3. Koordinasi gerakan passing bawah Memberikan penjelasan koordinasi gerakan passing bawah Mendemonstrasikan koordinasi gerakan passing baw Memberikan tugas tentang cara melakukan koordinasi gerakan passing bawah.

Dari sembilan aspek yang diamati pada guru tersebut dengan kriteria penilaian berupa YA jika dilaksanakan dan TIDAK jika tidak dilaksanakan, dapat diketahui bahwa semua aspek dapat dilaksanakan oleh guru ( data terlampir ). 3. Refleksi hasil tindakan siklus satu Berdasarkan pada hasil tindakan siklus satu, dapat diketahui bahwa guru mitra telah melakukan semua aspek tindakan dengan baik. Hasil yang dicapai dalam siklus satu ini ratarata 61.86 atau terjadi peningkatan 15.47 % dari ratarata nilai pada observasi awal. Namun klasifikasi nilai ini belum memenuhi indikator kinerja sebesar 65 %. Dengan demikian peneliti bersama guru mitra berkesimpulan bahwa perlu diadakan tindakan lanjutan pada siklus dua. Siklus Dua 1. Pelaksanaan Tindakan a. Pendahuluan Berbaris Berdoa Absensi Apersepsi Pemanasan b. Kegiatan Inti Guru Menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang sikap awal dalam melakukan passing bawah Guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang posisi tangan pada saat perkenaan dengan bola dalam melakukan passing bawah Guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang koordinasi gerakan passing bawah c. Penutup Koreksi Penilaian ( evaluasi atas materi yang diajarkan ) Pendinginan 2. Hasil Kegiatan Siklus Dua a. Hasil Kegiatan Siswa Berdasarkan data siklus satu yakni ratarata capaian siswa sebesar 61.86 %, namun data ini belum memenuhi indikator kinerja sebesar 65 %. Ini berarti perlu diadakan tindakan lanjutan. Untuk itu diadakan siklus dua, Pada tindakan siklus dua ini diperoleh data sebagai berikut; dari 25 orang siswa, sebanyak 2 orang siswa atau 8 % mendapatkan nilai terendah 75 dan tertinggih 76.66 dengan klasifikasi nilai kategori baik (75 84 %). Sebanyak 12 orang siswa atau 48 % mendapatkan nilai terendah 65 dan tertinggih 70 masuk pada kategori nilai Cukup (65 74 %). Selanjutnya 11 orang siswa atau 44 % mendapatkan nilai terendah 55 dan tertinggih 63.33 dengan klasifikasi nilai Kurang (45 64 %). (data terlampir), lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini: Tabel 3. Nilai Ketrampilan Passing Bawah Dalam Permainan Bola Voli (siklus dua)

No 1. 2. 3. 4. 5. Klasifikasi Nilai 85 100 75 84 65 74 45 64 0 44 Kriteria aspek Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali Kriteria Nilai siswa pada siklus II 75 76.66 65 70 50 63.33 Jumlah Siswa 2 12 Orang 11 Orang % Keterangan 8 % 48 % 44 % Jumlah 1608.33 25 Orang 100% Ratarata 64.33 Perlu Tindak Lanjut Berdasarkan tabel 3 diatas, dapat diketahui ratarata capaian siswa pada siklus dua sebesar 64.33 %. Dengan demikian belum memenuhi indikator kinerja yakni sebesar 65 %. Untuk perlu diadakan tindakan lanjutan untuk lebih meningkatkan ketrampilan passing bawah dalam permainan bola voli. b. Hasil Kegiatan Guru Kegiatan guru dalam proses pembelajaran diamati oleh peneliti. Adapun aspek yang diamati dari kegiatan guru berdasarkan pada sub variabel penelitian meliputi: 1. Sikap awal dalam melakukan passing bawah terdiri dari : Memberikan penjelasan posisi sikap awal dalam melakukan passing bawah Mendemonstrasikan cara melakukan posisi sikap awal dalam melakukan Memberikan tugas tentang cara melakukan sikap awal saat melakukan 2. Posisi tangan saat perkenaan dengan bola Memberikan penjelasan posis tangan saat perkenaan dengan bola Mendemonstrasikan posisi tangan saat perkenaan dengan bola Memberikan tugas cara melakukan posisi tangan saat perkenaan dengan bola. 3. Koordinasi gerakan passing bawah Memberikan penjelasan koordinasi gerakan passing bawah Mendemonstrasikan koordinasi gerakan Memberikan tugas tentang cara melakukan koordinasi gerakan passing bawah. Dari sembilan aspek yang diamati pada guru tersebut dengan kriteria penilaian berupa YA jika dilaksanakan dan TIDAK jika tidak dilaksanakan, dapat diketahui bahwa semua aspek dapat dilaksanakan oleh guru ( data terlampir ) 3. Refleksi hasil tindakan siklus dua Berdasarkan pada hasil tindakan siklus dua, dapat diketahui bahwa guru mitra telah melakukan semua aspek tindakan dengan baik. Hasil yang dicapai dalam siklus dua ini ratarata 64.33 atau terjadi peningkatan 16.08 % dari ratarata nilai pada siklus satu. Namun klasifikasi nilai ini belum memenuhi indikator kinerja sebesar 65 %. Dengan demikian peneliti bersama guru mitra berkesimpulan bahwa perlu diadakan tindakan lanjutan pada siklus tiga.

Siklus Tiga 1. Pelaksanaan Tindakan a. Pendahuluan Berbaris Berdoa Absensi Apersepsi Pemanasan b. Kegiatan Inti Guru Menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang sikap awal dalam melakukan passing bawah Guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang posisi tangan pada saat perkenaan dengan bola dalam melakukan passing bawah Guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang koordinasi gerakan passing bawah c. Penutup Koreksi Penilaian ( evaluasi atas materi yang diajarkan ) Pendinginan 2. Hasil Kegiatan Siklus Tiga a. Hasil Kegiatan Siswa Berdasarkan data siklus dua yakni ratarata capaian siswa sebesar 64.33 %, namun data ini belum memenuhi indikator kinerja sebesar 65 %. Ini berarti perlu diadakan tindakan lanjutan. Untuk itu diadakan siklus tiga, Pada tindakan siklus tiga ini diperoleh data sebagai berikut; dari 25 orang siswa, sebanyak 6 orang siswa atau 24 % mendapatkan nilai terendah 75 dan tertinggih 80 dengan klasifikasi nilai kategori baik (75 84 %). Sebanyak 19 orang siswa atau 76 % mendapatkan nilai terendah 65 dan tertinggih 73.33 masuk pada kategori nilai Cukup (65 74 %). (data terlampir), lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini. Tabel 4. Nilai Ketrampilan Passing Bawah Dalam Permainan Bola Voli(siklus Tiga) No 1. 2. 3. 4. 5. Klasifikasi Nilai 85 100 75 84 65 74 45 64 0 44 Kriteria aspek Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali Kriteria Nilai siswa pada siklus III 75 80 65 73.33 Jumlah Siswa 6 Orang 19 Orang % Keterangan 24 % 76 % Jumlah 1764.29 25 Orang 100% Ratarata 70.56 Tidak perlu tindakan lanjut

Berdasarkan tabel 4 diatas, dapat diketahui ratarata capaian siswa pada siklus tiga sebesar 70.56 %. Dengan demikian telah memenuhi indikator kinerja yakni sebesar 65 %. Untuk itu tidak perlu tindakan lanjutan dan penelitian ini dianggap selesai. b. Hasil Kegiatan Guru Kegiatan guru dalam proses pembelajaran diamati oleh peneliti. Adapun aspek yang diamati dari kegiatan guru berdasarkan pada sub variabel penelitian meliputi: 1. Sikap awal dalam melakukan passing bawah terdiri dari : Memberikan penjelasan posisi sikap awal dalam melakukan passing bawah Mendemonstrasikan cara melakukan posisi sikap awal dalam melakukan Memberikan tugas tentang cara melakukan sikap awal saat melakukan 2. Posisi tangan saat perkenaan dengan bola Memberikan penjelasan posis tangan saat perkenaan dengan bola Mendemonstrasikan posisi tangan saat perkenaan dengan bola Memberikan tugas cara melakukan posisi tangan saat perkenaan dengan bola. 3. Koordinasi gerakan passing bawah Memberikan penjelasan koordinasi gerakan passing bawah Mendemonstrasikan koordinasi gerakan Memberikan tugas tentang cara melakukan koordinasi gerakan passing bawah. Dari sembilan aspek yang diamati pada guru tersebut dengan kriteria penilaian berupa YA jika dilaksanakan dan TIDAK jika tidak dilaksanakan, dapat diketahui bahwa semua aspek dapat dilaksanakan oleh guru ( data terlampir ). 3. Refleksi hasil tindakan siklus Tiga Berdasarkan pada hasil tindakan siklus tiga, dapat diketahui bahwa guru mitra telah melakukan semua aspek tindakan dengan baik. Hasil yang dicapai dalam siklus tiga ini ratarata 70.56 atau terjadi peningkatan 17.64 % dari ratarata nilai pada siklus dua. Berdasarkan klasifikasi nilai pada indikator kinerja sebesar 65 % maka nilai siklus tiga telah memenuhi indikator kinerja. Dengan demikian peneliti bersama guru mitra berkesimpulan bahwa tidal perlu diadakan tindakan lanjutan dan penelitian dianggap berhasil. V. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Terjadi peningkatan ratarata ketrampilan passing bawah yakni; pada observasi awal rata rata kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah 61.67 %. Setelah diadakan tindakan siklus satu terjadi peningkatan sebesar 15.47 % menjadi 61.68. Pada tindakan siklus dua dicapai nilai sebesar 64.33 % atau terjadi peningkatan sebesar 16.08 %, dan pada siklus tiga diperoleh hasil capaian sebesar 70.56 % atau terjadi

peningkatan sebesar 17.64 %. Dengan demikian ratarata peningkatan dari observasi awal sampai pada siklus tiga sebesar 16.38 %. 2. Adanya peningkatan keterampilan passing bawah dalam setiap siklusnya yakni ratarata 16,38 % dengan demikian hipotesis yang berbunyi : terjadi peningkatan keterampilan passing bawah dalam permainan bola voli melalui pendekatan metode modeling pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Luwuk Timur dapat dibuktikan. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Arman, 2004. Materi pilihan terintegrasi. Jakarta : Depdikbud Husain, 2002. Makala teknik pengubahan perilaku : IKIP Negeri Gorontalo Kristono, Iwan, dkk, 1984, Penjas untuk SMA, Solo: Tiga Serangkai Nurhadi, dkk, 2004. Pembelajaran kontekstual ( Contextual Teaching And Learning ) Dan Penerapannya Dalam KBK. Malang : Universitas Negeri Malang Samsudin, 2004. Permainan Bola Voli Mini, Jakarta : Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri jakarta Sukintaka, 1982. Permainan Dan Metodik. Jakarata : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Syarifudin, Aip dan Muhadi, 1992. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Departemen endidikan dan Kebudayaan Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Penelitian Tenaga Kependidikan. Tamat, Tisnowati dan Moekarto Mirman, 2006. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Universitas Terbuka Yusuf, F.M. 2003. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Melalui Metode Resitasi ( Suatu Penelitian Pada Siswa SLTP Negeri 1 Gorontalo ). Jurnal Penelitian dan Pendidikan : Lembaga Penelitian IKIP Negeri Gorontalo.