BAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN

BAB 6. KEUANGAN DAERAH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

Kajian Ekonomi Regional Banten

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2006

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

Kata pengantar. Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

KAJIAN. Triwulan II Kantor Bank Indonesia

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

ii Triwulan I 2012

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

Kata Pengantar. Makassar, Februasi 2008 BANK INDONESIA MAKASSAR. Ttd. Rizal A. Djaafara Pemimpin

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

ANALISIS INFLASI MARET 2016

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

BERITA RESMI STATISTIK


KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,41 PERSEN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

Transkripsi:

BAB 1. PERKEMBANGAN 7

BAB 1. PERKEMBANGAN KAJIAN EKONOMI PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I 2008 KANTOR 8

BAB 1. PERKEMBANGAN Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi Bank Indonesia Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara Indonesia yang berkesinambungan Tugas Bank Indonesia 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Mengatur dan mengawasi bank Kritik, saran, masukan dan komentar dapat disampaikan kepada : Redaksi : Kelompok Kajian, Statistik dan Survei Kantor Bank Indonesia Palu Jl. Dr. Sam Ratulangi No.23 Palu Telp : 0451-421181 Fax : 0451-421180 Email : aprayitno@bi.go.id; mursidi@bi.go.id Homepage : www.bi.go.id 9

BAB 1. PERKEMBANGAN KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan dikeluarkannya UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No.3 Tahun 2004, tugas pokok Bank Indonesia adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran serta mengatur dan mengawasi bank dalam rangka mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Adapun dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut Kantor Bank Indonesia di daerah mempunyai peranan yang cukup besar. Sebagai jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia di daerah, Kantor Bank Indonesia Palu berperan memberikan informasi dan masukan kepada stakeholders khususnya pemerintah daerah antara lain dengan menyusun Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Sulawesi Tengah yang diterbitkan secara triwulanan. Kajian ini dimaksudkan untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan kebijakan moneter Bank Indonesia dan sekaligus diharapkan dapat menjadi salah satu bahan informasi bagi stakeholders di daerah. Adapun materi kajian ini meliputi perkembangan makroekonomi regional, perkembangan inflasi, perkembangan perbankan, perkembangan sistem pembayaran, perkembangan ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat, keuangan daerah serta perkiraan ekonomi dan inflasi yang disajikan dengan data terkini (up to date). Dalam rangka penyempurnaan dan peningkatan kualitas kajian di waktu yang akan datang, saran dan masukan dari berbagai pihak sangat kami harapkan. Oleh sebab itu kepada pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan laporan ini diucapkan terima kasih. Palu, Mei 2008 TTD Suparmo Pemimpin 10 i

BAB 1. PERKEMBANGAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Ringkasan Eksekutif... 1 BAB 1. PERKEMBANGAN... 8 1. Permintaan Daerah... 9 2. Penawaran Daerah... 13 BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI...17 BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN... 22 1. Perkembangan Moneter... 23 2. Perkembangan Perbankan... 24 2.1. Aset dan Jaringan Kantor... 24 2.2. Penghimpunan Dana... 25 2.3. Penyaluran Kredit... 27 2.4. Kolektibilitas Kredit... 29 Boks : Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) BAB 4. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN... 32 1. Perkembangan Uang Kartal... 32 2. Perkembangan Uang Palsu Yang Ditemukan... 34 3. Perkembangan Kliring Lokal... 34 4. Perkembangan BI-RTGS... 36 11 ii

BAB 1. PERKEMBANGAN DAFTAR ISI BAB 5. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT... 37 1. Perkembangan Ketenagakerjaan... 38 2. Kemiskinan... 40 BAB 6. KEUANGAN DAERAH... 42 BAB 7. PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI... 45 1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi... 45 2. Prospek Inflasi... 46 3. Prospek Perbankan... 46 DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN 12 iii

BAB 1. PERKEMBANGAN DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 1.1. PDRB Menurut Penggunaan ADH Konstan 2000... 9 Tabel 1.2. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan ADH Konstan 2000... 10 Tabel 1.3. Perkembangan Produksi Padi dan Jagung di Sulawesi Tengah... 14 Tabel 1.4. PDRB Menurut Lapangan Usaha ADH Konstan 2000... 14 Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha ADH Konstan 2000... 15 Tabel 2. Inflasi Kota Palu Menurut Kelompok Barang dan Jasa... 19 Tabel 3.1. Perkembangan Komponen Uang Beredar Regional (Miliar Rp)... 24 Tabel 3.2. Perkembangan Total Aset Perbankan (Miliar Rp)... 24 Tabel 3.3. Perkembangan Dana Perbankan Berdasarkan Golongan Pemilik... 26 Tabel 3.4. Penghimpunan Dana Perbankan (Miliar Rp)...26 Tabel 3.5. Perkembangan Kredit Perbankan (Miliar Rp)... 27 Tabel 3.6. Perkembangan Kredit UMKM Perbankan Sulawesi Tengah (Miliar Rp)... 29 Tabel 3.7. Kolektibilitas Kredit Bank Umum (Miliar Rp)... 30 Tabel 3.8. Perkembangan NPLs Gross Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi... 30 Tabel 3.9. Kolektibilitas Kredit BPR (Juta Rp)... 31 Tabel 4.1. Jumlah Uang Palsu Yang Ditemukan (Lembar)... 34 Tabel 4.2. Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong... 35 Tabel 5.1. Perkembangan Gini Ratio Sulawesi Tengah... 37 Tabel 5.2. Perkembangan Ketenagakerjaan... 39 Tabel 5.3. Perkembangan Indikator-Indikator Kemiskinan di Provinsi Sulawesi Tengah... 40 13 iv

BAB 1. PERKEMBANGAN DAFTAR GRAFIK DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB Sulawesi Tengah...... 8 Grafik 1.2. Realisasi Pengadaan Semen di Sulawesi Tengah Tahun 2007-2008... 11 Grafik 1.3. Perkembangan Ekspor Antar Negara Sulawesi Tengah... 12 Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y)... 17 Grafik 2.2. Inflasi dan Sumbangan Inflasi Per-Kelompok Triwulan I-2008 (q-t-q)... 18 Grafik 2.3. Disagregasi Inflasi Kota Palu (y-o-y)... 18 Grafik 3.1. Perkembangan Suku Bunga... 22 Grafik 3.2. Distribusi Kantor Bank di Sulawesi Tengah Triwulan I-2008... 25 Grafik 4.1. Perkembangan Inflow-Outflow... 33 Grafik 4.2. Perkembangan PTTB... 33 Grafik 4.3. Perkembangan Transaksi BI-RTGS di Kota Palu... 36 Grafik 5.1. Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)... 38 Grafik 5.2. Perkembangan Angkatan Kerja yang Bekerja Berdasarkan Sektor Ekonomi... 39 Grafik 5.3. Perkembangan UMP di Sulawesi Tengah... 40 Grafik 6.1. Perkembangan DAU di Sulawesi Tengah... 43 Grafik 6.2. Perkembangan DAK di Sulawesi Tengah... 44 14 v

BAB 1. PERKEMBANGAN RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I 2008 Perekonomian Sulawesi Tengah diperkirakan tumbuh 5,99% (y-o-y) Perekonomian Sulawesi Tengah pada triwulan I-2008 ini diperkirakan tumbuh sebesar 5,99% (y-o-y), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,93% (y-o-y). Peningkatan pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan kinerja pada sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa-jasa, sektor bangunan serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor. Sektor pertanian mengalami peningkatan pertumbuhan terutama pada subsektor tanaman bahan makanan, subsektor peternakan dan subsektor kehutanan. Hal ini dapat dikonfirmasi dari angka ramalan (ARAM) I-2008 produksi beberapa komoditas pangan di Sulawesi Tengah. Produksi dan produktifitas lahan tanaman padi, ubi kayu, jagung, ubi jalar dan kacang hijau di Sulawesi Tengah tahun 2008 diperkirakan lebih tinggi daripada tahun 2007. Peningkatan pertumbuhan sektor jasa-jasa terjadi pada jasa-jasa pemerintahan umum maupun swasta dan salah satunya didukung dengan masih berlanjutnya program bantuan kesehatan dari Pemerintah, sedangkan peningkatan pertumbuhan sektor bangunan dapat dikonfirmasi dari kenaikan realisasi pengadaan semen di Sulawesi Tengah periode Januari-Maret 2008. Sementara itu, peningkatan pertumbuhan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dapat dikonfirmasi dari membaiknya penyaluran kredit perbankan pada triwulan laporan. 15 1

BAB 1. PERKEMBANGAN RINGKASAN EKSEKUTIF Konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan pertumbuhan... Laju inflasi IHK tahunan Kota Palu tercatat sebesar 9,08% (y-o-y)... Penurunan suku bunga deposito 1 bulan masih berlanjut Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor. Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh 5,98% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2007 sebesar 5,90% (y-o-y). Konsumsi rumah tangga merupakan kontributor utama pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah dengan sumbangan sebesar 3,61%. Peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga terutama didorong oleh konsumsi rumah tangga makanan, sedangkan konsumsi rumah tangga non makanan mengalami perlambatan pertumbuhan seiring dengan kecenderungan turunnya daya beli masyarakat. Kenaikan harga minyak mentah dan komoditas pangan dunia secara langsung ataupun tidak langsung menyebabkan kenaikan harga berbagai bahan makanan sehingga alokasi pendapatan masyarakat untuk konsumsi non makanan relatif berkurang. Laju inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) tahunan Kota Palu pada triwulan I-2008 tercatat sebesar 9,08% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 8,13% (y-o-y) maupun laju inflasi nasional sebesar 8,17% (y-o-y). Peningkatan inflasi tersebut secara umum disebabkan oleh beberapa faktor antara lain terbatasnya pasokan, berlanjutnya peningkatan harga komoditas internasional (seperti emas, beras, kedelai, crude palm oil dan gandum), kenaikan biaya produksi dan transportasi, kebijakan pemerintah menaikkan harga barang administered prices (rokok) serta relatif meningkatnya ekspektasi inflasi masyarakat. Sementara itu secara triwulanan, laju inflasi Kota Palu tercatat sebesar 1,49% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2007 sebesar 3,84% (q-t-q). Penurunan suku bunga deposito 1 bulan masih berlanjut di Sulawesi Tengah selama triwulan I-2008, kendati BI Rate stabil, sejalan dengan berlanjutnya penurunan suku bunga penjaminan 162

BAB 1. PERKEMBANGAN RINGKASAN EKSEKUTIF DPK perbankan tumbuh sebesar 14,66% (y-o-y) Kredit perbankan pada triwulan I-2008 tumbuh 30,74% (y-o-y) deposito rupiah dari triwulan sebelumnya. Suku bunga penjaminan yang ditetapkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada bulan Maret 2007 tercatat sebesar 8,00%, lebih rendah dibandingkan akhir tahun 2007 sebesar 8,25%. Stabilnya BI Rate juga tidak menghalangi berlanjutnya penurunan suku bunga kredit perbankan untuk semua jenis penggunaan di Sulawesi Tengah. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada triwulan I-2008 tercatat sebesar 14,26% atau turun 15 bps dibandingkan bulan Desember 2007 sebesar 14,41%. Dari sisi penghimpunan dana, stabilnya BI Rate dan kecenderungan turunnya suku bunga deposito dan Dana Pihak Ketiga (DPK) lainnya relatif tidak mempengaruhi penghimpunan dana masyarakat oleh perbankan. Sampai dengan bulan Maret 2008, DPK perbankan Sulawesi Tengah mengalami pertumbuhan sebesar 14,66% (y-o-y). Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh peningkatan simpanan jenis tabungan. Hal ini sekaligus mencerminkan kepercayaan masyarakat yang masih tinggi terhadap perbankan di tengah tren penurunan suku bunga simpanan. Berdasarkan jenis simpanan masyarakat, DPK perbankan Sulawesi Tengah masih didominasi jenis tabungan. Dari sisi penyaluran kredit, pertumbuhan kredit masih terus berakselerasi dan secara tahunan tercatat tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2007. Kredit perbankan pada triwulan I-2008 tumbuh 30,74% (y-o-y), lebih tinggi daripada triwulan I-2007 sebesar 17,39% (y-o-y). Outstanding kredit sempat menurun pada bulan Januari dan Februari 2008 terkait pelunasan kredit, khususnya untuk jenis kredit modal kerja, dan kembali meningkat pada bulan Maret 2008. Total penyaluran kredit perbankan Sulawesi Tengah sampai dengan triwulan laporan mencapai Rp4.893,36 miliar. Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit perbankan masih didominasi kredit konsumsi (50,96%) dan kredit modal kerja (42,95%), sedangkan kredit investasi masih terbatas dengan pangsa 173

BAB 1. PERKEMBANGAN RINGKASAN EKSEKUTIF Jumlah inflow dan outflow turun dibandingkan triwulan sebelumnya 6,09%. Pertumbuhan kredit perbankan selama triwulan laporan mencerminkan semakin membaiknya fungsi intermediasi perbankan dan meningkatnya pembiayaan ke sektor riil. Pertumbuhan kredit yang cukup menggembirakan pada triwulan I-2008 ikut mempengaruhi adanya peningkatan kualitas kredit. Kualitas kredit bank umum pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari turunnya rasio Non Performing Loans (NPLs) gross bank umum pada triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 6,30% menjadi 5,57%. Sementara itu secara net, NPLs bank umum tercatat sebesar 2,86%. Sementara itu, kualitas kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sedikit memburuk, tercermin dari peningkatan NPLs gross yaitu dari 1,70% pada triwulan IV-2007 menjadi sebesar 1,76% pada triwulan laporan. Apabila dihitung secara netto, NPLs BPR berada pada angka 0,80% atau masih di bawah batas indikatif 5%. Perkembangan uang kartal masuk (inflow) dan uang kartal keluar (outflow) di Bank Indonesia Palu pada triwulan I-2008 mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Jumlah inflow di Bank Indonesia Palu pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp327,85 miliar atau turun -16,78% dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp393,97 miliar. Sementara itu, jumlah outflow tercatat sebesar Rp180,32 miliar atau turun -82,70% dibandingkan triwulan IV-2007 sebesar Rp1.042,44 miliar. Penurunan inflow dan outflow tersebut terkait dengan kebijakan Bank Indonesia (khususnya di Kota Palu) yang hanya menerima setoran dari bank-bank untuk uang kartal yang tidak layak edar, sedangkan untuk uang kartal yang layak edar dikelola oleh masing-masing bank dan dilakukan kerjasama antar bank dalam pengelolaan uang kartal melalui Focus Group Discussion (FGD). 18 4

BAB 1. PERKEMBANGAN RINGKASAN EKSEKUTIF Aliran dana keluar melalui BI-RTGS turun -23,73% dibandingkan triwulan sebelumnya Angka Gini Ratio Sulawesi Tengah memburuk Realisasi belanja daerah selama triwulan I-2008 diperkirakan masih relatif rendah... Selama triwulan I-2008, jumlah warkat kliring naik 4,29% yaitu dari 29.436 lembar pada triwulan sebelumnya menjadi 30.698 lembar. Sementara itu, nominal perputaran kliring tercatat turun -17,59% dibandingkan triwulan IV-2007 sehingga menjadi Rp1.352,93 miliar. Kenaikan jumlah warkat kliring mengindikasikan semakin meningkatnya aktivitas perekonomian daerah. Aliran dana keluar (outflow) dari Kota Palu melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) pada triwulan I-2008 tercatat sebesar Rp4.010,85 miliar atau turun -23,73% dibandingkan triwulan IV-2007 sebesar Rp5.258,92 miliar dengan volume transaksi sebanyak 4.425 transaksi. Sementara itu, aliran dana masuk (inflow) juga turun -26,72% dibandingkan triwulan sebelumnya sehingga menjadi Rp3.230,90 miliar dengan volume transaksi sebanyak 2.984 transaksi. Nominal dan volume transaksi melalui BI-RTGS diperkirakan akan semakin meningkat pada triwulan mendatang seiring dengan semakin meningkatnya kegiatan perekonomian di Sulawesi Tengah. Perkembangan Gini Ratio di Sulawesi Tengah menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah belum sepenuhnya mampu memperbaiki ketimpangan pendapatan di Sulawesi Tengah. Hal ini tercermin dari memburuknya angka Gini Ratio Sulawesi Tengah tahun 2007 dibandingkan tahun 2005 yaitu dari 0,30 menjadi 0,32. Pada tahun 2007, 40% masyarakat Sulawesi Tengah dengan pendapatan terendah menikmati kue ekonomi di atas 17% (20,88%) sehingga ketimpangan tahun 2007 masih relatif rendah. Kinerja operasi keuangan Pemerintah Daerah di Sulawesi Tengah (dari sisi belanja daerah) selama triwulan I-2008 diperkirakan masih relatif rendah, terutama untuk realisasi belanja barang dan modal. Hal ini merupakan siklus tahunan yang polanya hampir sama dengan triwulan I tahun sebelumnya. Pada awal tahun diperkirakan setiap Pemerintah Daerah masih melakukan persiapan tender untuk pengadaan barang dan belanja modal. Hal lain yang menyebabkan 19 5

RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1. PERKEMBANGAN Dana perimbangan masih merupakan sumber utama pendapatan daerah... masih relatif rendahnya realisasi belanja daerah adalah keterlambatan pengesahan Perda APBD di beberapa daerah di Sulawesi Tengah dan masih terbatasnya pejabat pembuat komitmen yang bersertifikasi. Sementara itu, realisasi belanja pegawai diperkirakan sesuai dengan rencana karena bersifat rutin. Dari sisi pendapatan daerah, dana perimbangan masih merupakan sumber utama pendapatan daerah di Sulawesi Tengah dengan kontribusi sangat besar. Sebagai informasi, pada tahun 2006 kontribusi dana perimbangan terhadap pendapatan daerah seluruh Pemerintah Daerah di Sulawesi Tengah mencapai 92,45%, sedangkan pada tahun 2007 kontribusinya sedikit menurun menjadi 90,73%. Dana perimbangan terdiri dari dana bagi hasil pajak, dana bagi hasil sumber daya alam, dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK). Perekonomian Sulawesi Tengah pada triwulan II-2008 diperkirakan tumbuh positif dan sedikit mengalami penurunan dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2007. Di sisi sektoral, penurunan pertumbuhan akan terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor angkutan dan komunikasi, sedangkan sektor pertanian, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasajasa diperkirakan mengalami peningkatan pertumbuhan. Dari sisi permintaan, kegiatan yang diperkirakan mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu konsumsi Pemerintah, investasi dan ekspor, sedangkan konsumsi rumah tangga diperkirakan akan mengalami tekanan yang cukup berat terkait dengan rencana Pemerintah menaikkan harga BBM subsidi. Namun demikian, konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap tumbuh positif karena Pemerintah berupaya mempertahankan daya beli masyarakat dengan program bantuan kepada masyarakat. 20 6

RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1. PERKEMBANGAN Inflasi IHK tahunan Kota Palu pada triwulan mendatang diperkirakan akan mengalami kenaikan... Berdasarkan data dan perkembangan terkini, inflasi IHK tahunan (y-o-y) Kota Palu pada triwulan II-2008 diperkirakan akan mengalami kenaikan. Inflasi terutama terjadi pada kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan akibat pengaruh kenaikan BBM industri (non subsidi) dan rencana kenaikan BBM subsidi, gangguan pasokan serta masih tingginya harga beberapa komoditas dunia. Berdasarkan perkembangan berbagai indikator perbankan sampai dengan akhir triwulan laporan, perbankan Sulawesi Tengah pada tahun 2008 diperkirakan masih tetap stabil dengan beberapa pencapaian antara lain pertumbuhan kredit di atas 20% dan NPLs netto di bawah 5%. Namun demikian, terdapat beberapa hal yang perlu dicermati karena berpotensi memberikan tekanan pada pertumbuhan kredit dan kualitas kredit yaitu kenaikan suku bunga dan kenaikan harga BBM subsidi. 21 7

BAB 1. PERKEMBANGAN TABEL INDIKATOR EKONOMI TABEL INDIKATOR EKONOMI PROPINSI SULAWESI TENGAH a. Inflasi dan PDRB Indikator 2006 2007 2008 Triwulan III Triwulan IV Triwulan I MAKRO Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Palu 152,86 159,17 165,29 167,75 Laju Inflasi Tahunan (%) Kota Palu 8,69 5,94 8,13 9,08 PDRB harga konstan (miliar Rp) 12.671,55 3.547,85 3.848,98 3.130,72 - Pertanian 5.579,78 1.487,79 1.692,47 1.323,15 - Pertambangan dan Penggalian 328,29 112,84 116,89 128,24 - Industri Pengolahan 819,32 222,89 229,23 236,15 - Listrik dan Air Bersih 97,73 26,27 29,93 24,25 - Bangunan 819,59 243,50 270,75 195,65 - Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.640,65 473,88 508,63 412,67 - Pengangkutan dan Komunikasi 889,46 248,07 247,29 246,98 - Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 570,89 161,36 180,57 139,20 - Jasa-Jasa 1.925,84 571,25 573,22 424,43 Pertumbuhan PDRB tahunan (%) 7,82 9,08 7,65 5,99 Nilai Ekspor Non-Migas (USD Juta) 202,16 89,85 50,07 38,86 *) Volume Ekspor Non-Migas (Ton) 177.743,68 65.359,52 32.903,27 25.953,31 *) Nilai Impor Non-Migas (USD Juta) 6,29 0,04 0,08 0,01 *) Volume Impor Non-Migas (Ton) 2.681,99 53,94 0,13 11,11 *) Ket. : *) Posisi Januari-Februari 2008 22

BAB 1. PERKEMBANGAN TABEL INDIKATOR EKONOMI b. Perbankan Indikator Tahun 2006 2007 2008 Triwulan III Triwulan IV Triwulan I PERBANKAN Bank Umum : Total Aset (Miliar Rp) 5.940,16 6.621,16 6.713,79 6.668,16 DPK (Miliar Rp) 4.476,61 4.984,40 5.171,15 5.137,35 - Tabungan (Miliar Rp) 2.108,10 2.252,23 2.933,15 2.653,52 - Giro (Miliar Rp) 1.407,93 1.780,41 1.285,46 1.539,85 - Deposito (Miliar Rp) 931,58 951,76 952,54 943,98 Kredit (Miliar Rp) - Berdasarkan Lokasi Proyek 3.837,49 4.694,44 5.070,84 5.019,34 *) - Modal Kerja 1.684,80 1.987,43 2.141,90 2.025,51 *) - Konsumsi 1.859,99 2.313,68 2.495,57 2.553,76 *) - Investasi 292,70 393,33 433,37 440,07 *) - LDR (%) 85,72 94,18 98,06 99,34 *) Kredit (Miliar Rp) Berdasarkan Bank Pelapor 3.587,51 4.298,29 4.600,06 4.759,70 - Modal Kerja 1.666,32 1.933,60 2.050,24 2.081,21 - Konsumsi 1.704,35 2.122,79 2.264,42 2.382,98 - Investasi 216,84 241,90 285,40 295,51 - LDR (%) 80,14 86,24 88,96 92,65 Kredit UMKM (Miliar Rp) 3.257,53 3.864,71 4.115,89 4.194,79 Kredit Mikro 1.670,68 1.941,99 2.013,62 2.099,13 Kredit Kecil 822,35 1.072,88 1.125,23 1.194,28 Kredit Menengah 764,50 849,84 977,04 901,38 NPLs gross (%) 6,74 6,88 6,30 5,57 NPLs netto (%) 2,85 3,73 3,61 2,86 BPR : Total Aset (Miliar Rp) 104,80 170,87 193,07 224,17 DPK (Miliar Rp) 40,07 56,40 54,50 72,56 - Tabungan (Miliar Rp) 7,89 11,46 11,58 13,43 - Deposito (Miliar Rp) 32,18 44,94 42,92 59,13 Kredit (Miliar Rp) 75,43 118,72 113,07 133,66 - Modal Kerja 12,08 16,30 17,35 20,21 - Konsumsi 60,98 100,05 93,28 110,91 - Investasi 2,37 2,37 2,44 2,54 Kredit UMKM 75,43 118,72 113,07 133,66 Rasio NPLs gross (%) 4,44 1,88 1,70 1,76 Rasio NPL Netto (%) 3,57 1,09 0,79 0,80 LDR (%) 188,26 210,51 207,48 184,21 Ket. : *) Posisi Februari 2008 23

BAB 1. PERKEMBANGAN TABEL INDIKATOR EKONOMI c. Sistem Pembayaran Indikator 2006 2007 2008 Triwulan III Triwulan IV Triwulan I SISTEM PEMBAYARAN Posisi Kas Gabungan (Miliar Rp) 183,00 585,70 216,72 421,23 Inflow (Miliar Rp) 2.317,25 274,16 393,97 327,85 Outflow (Miliar Rp) 3.310,35 540,84 1.042,44 180,32 Pemusnahan Uang (Miliar Rp) 492,90 99,96 91,94 85,90 Transaksi RTGS - Inflow (Miliar Rp) 13.145,98 4.498,76 4.408,78 3.230,90 - Outflow (Miliar Rp) 17.566,98 4.787,68 5.258,92 4.010,85 Nominal Kliring (Miliar Rp) 3.435,83 1.381,52 1.641,77 1.352,93 Volume Kliring (Lembar) 137.602 34.730 29.436 30.698 Rata-Rata Harian Nominal Kliring (Miliar Rp) 13,96 21,89 27,86 22,72 Rata-Rata Harian Volume Kliring (Lembar) 558 543 504 523 Rata-Rata Harian Nominal Cek/BG Kosong (%) 0,50 0,33 0,37 0,21 Rata-Rata Harian Volume Cek/BG Kosong (%) 0,78 0,61 0,84 0,53 24

BAB BAB 1. 1. PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN BAB 1 PERKEMBANGAN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah pada triwulan I-2008 ini diperkirakan sebesar 5,99% (y-o-y), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,93% (y-o-y). Peningkatan pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan kinerja pada sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa-jasa, sektor bangunan serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor. Sektor pertanian mengalami peningkatan pertumbuhan terutama pada subsektor tanaman bahan makanan, subsektor peternakan dan subsektor kehutanan. Hal ini dapat dikonfirmasi dari angka ramalan (ARAM) I-2008 produksi beberapa komoditas pangan di Sulawesi Tengah. Produksi dan produktifitas lahan tanaman padi, ubi kayu, jagung, ubi jalar dan kacang hijau di Sulawesi Tengah tahun 2008 diperkirakan lebih tinggi daripada tahun 2007 1. Peningkatan pertumbuhan sektor jasa-jasa terjadi pada jasa-jasa pemerintahan umum maupun swasta dan salah satunya didukung dengan masih berlanjutnya program bantuan kesehatan dari Pemerintah, sedangkan peningkatan pertumbuhan sektor bangunan dapat dikonfirmasi dari kenaikan realisasi pengadaan semen di Sulawesi Tengah periode Januari-Maret 2008. Sementara itu, peningkatan pertumbuhan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dapat dikonfirmasi dari membaiknya penyaluran kredit perbankan pada triwulan laporan. 15,00 10,00 q-t-q y-o-y 5,00 Persen (%) 0,00-5,00 Tr III-05 Tr IV-05 Tr I-06 Tr II-06 Tr III-06 Tr IV-06 Tr I-07 Tr II-07 Tr III-07 Tr IV-07 Tr I-08-10,00-15,00-20,00-25,00 Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB Sulawesi Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 1 Sumber data : BPS Sulteng 25 8

BAB BAB 1. 1. PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN 1. PERMINTAAN DAERAH Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor. Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh 5,98% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2007 sebesar 5,90% (y-o-y). Konsumsi rumah tangga merupakan kontributor utama pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah dengan sumbangan sebesar 3,61%. Peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga terutama didorong oleh konsumsi rumah tangga makanan, sedangkan konsumsi rumah tangga non makanan mengalami perlambatan pertumbuhan seiring dengan kecenderungan turunnya daya beli masyarakat. Kenaikan harga minyak mentah dan komoditas pangan dunia secara langsung ataupun tidak langsung menyebabkan kenaikan harga berbagai bahan makanan sehingga alokasi pendapatan masyarakat untuk konsumsi non makanan relatif berkurang. 1.Konsumsi RT - Makanan - Non Makanan Rincian Tabel 1.1. PDRB Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Miliar Rupiah) 2007 *) 2008 **) Tr I Tr II Tr III Tr IV Tr I 1.781,42 1.895,93 2.049,47 2.235,31 1.887,92 1.114,20 1.200,06 1.245,56 1.342,62 1.162,01 667,22 695,87 803,91 892,69 725,91 2.Konsumsi Lembaga Nirlaba 32,10 39,49 47,58 48,16 33,62 3.Konsumsi Pemerintah 355,98 410,64 517,39 658,72 373,25 4.PMTB 481,56 644,96 692,14 793,06 514,72 5.Ekspor - Antar Propinsi - Antar Negara 6.Impor - Antar Propinsi - Antar Negara 521,49 282,66 238,83 218,85 218,84 0,01 564,91 122,57 442,34 222,57 222,45 0,12 569,95 130,64 439,31 328,68 328,54 0,14 573,74 234,11 339,63 460,01 460,00 0,01 547,71 319,76 227,95 226,64 226,63 0,01 PDRB 2.953,70 3.333,36 3.547,85 3.848,98 3.130,58 Sumber : BPS Sulteng, diolah Ket : *) Data sementara **) Data sangat sementara Program stabilisasi harga yang dikeluarkan oleh Pemerintah pada awal Februari 2008 untuk beberapa komoditas pangan pokok (beras, minyak goreng, kedelai dan tepung terigu) terlihat belum cukup efektif untuk meredam dampak kenaikan harga komoditas pangan dunia, termasuk di Sulawesi Tengah. Dampak kenaikan harga pangan dunia masih cukup besar, dan implementasi kebijakan Pemerintah tersebut memerlukan waktu dan tidak mudah. Untuk itu diperlukan koordinasi berbagai pemangku kepentingan untuk merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan 26 9

BAB BAB 1. 1. PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN pangan yang lebih terencana untuk mewujudkan ketahanan pangan, misalnya melalui penetapan lahan pertanian yang tidak dapat dikonversi untuk penggunaan lain dan perlindungan kesejahteraan petani. Kebijakan tersebut diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan daya beli masyarakat, dan akhirnya akan mendorong peningkatan pertumbuhan berbagai kegiatan ekonomi, termasuk konsumsi rumah tangga. Perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga non makanan dikonfirmasi oleh beberapa prompt indicator antara lain penurunan volume penjualan motor dan mobil. Pada triwulan laporan, volume penjualan motor tumbuh 15,93% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan triwulan I-2007 sebesar 24,74% (y-o-y). Sementara itu, volume penjualan mobil tumbuh 23,90% (y-o-y) atau melambat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 51,96% (y-o-y). 1.Konsumsi RT - Makanan - Non Makanan Tabel 1.2. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%) Rincian 2007 *) 2008 **) Tr I Tr II Tr III Tr IV Tr I 5,90 8,32 7,88 5,64 5,98 4,06 7,41 7,40 5,12 4,29 9,14 2.Konsumsi Lembaga Nirlaba 3,79 6,16 2,79 3,25 4,73 3.Konsumsi Pemerintah 5,97 7,43 6,41 5,26 4,85 4.PMTB 6,78 9,22 7,81 7,97 6,89 5.Ekspor - Antar Propinsi - Antar Negara 6.Impor - Antar Propinsi - Antar Negara 4,92 196,62-40,55 4,84 4,86-83,67 9,92 11,93 49,77 4,60 6,06 17,64-99,44 8,63 12,82-53,78 97,39 0,56 1,52-95,69 6,44 13,47 24,13 7,13 1,56 6,76-99,95 8,80 5,03 13,13-4,55 3,56 3,56 6,98 PDRB 5,93 9,11 9,08 7,65 5,99 Sumber : BPS Sulteng, diolah Ket : *) Data sementara (y-o-y) **) Data sangat sementara (y-o-y) Pada triwulan I-2008 konsumsi pemerintah diperkirakan tumbuh sebesar 4,85% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan triwulan I-2007 sebesar 5,97% (y-o-y). Perlambatan pertumbuhan konsumsi pemerintah diperkirakan akibat adanya aturan baru dari Pemerintah Pusat tentang mekanisme penyaluran dana perimbangan dan pertumbuhan dana perimbangan tahun 2008 (terutama DAK) yang lebih rendah dibandingkan tahun 2007. Sebagaimana diketahui, sebagian besar pendapatan daerah bersumber dari dana perimbangan. 10 27

BAB BAB 1. 1. PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN Investasi pemerintah dan swasta pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh 6,89%(y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2007 sebesar 6,78% (y-o-y). Kegiatan investasi sebagaimana tercermin dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada triwulan ini memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi (share of growth) sebesar 1,13%. Peningkatan pertumbuhan investasi dikonfirmasi oleh peningkatan penjualan truk, peningkatan realisasi pengadaan semen dan pertumbuhan kredit investasi. 120.000 100.000 80.000 72.373 79.074 80.892 101.413 91.136 Ton 60.000 40.000 20.000 - Tr.1 Tr.II Tr.III Tr.IV Tr.I 2007 2008 Grafik 1.2. Realisasi Pengadaan Semen di Sulawesi Tengah Tahun 2007-2008 Penjualan truk di Sulawesi Tengah pada triwulan I-2008 tercatat sebanyak 69 unit atau naik 130,00% dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebanyak 30 unit. Realisasi pengadaan semen di Sulawesi Tengah periode Januari- Maret 2008 tercatat sebanyak 91.136 ton, meningkat 25,93% dibandingkan periode Januari-Maret 2007 sebanyak 72.373 ton. Sementara itu, penyaluran kredit investasi pada triwulan I-2008 mencapai Rp298,04 miliar atau tumbuh 29,82% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2007 sebesar 10,09% (y-o-y). Hal ini menunjukkan semakin membaiknya fungsi intermediasi perbankan, terutama dalam pembiayaan yang bersifat produktif. Untuk terus meningkatkan pertumbuhan investasi di Sulawesi Tengah, dibutuhkan berbagai stimulus dari Pemerintah Daerah misalnya penyediaan infrastruktur yang memadai (terutama listrik, pelabuhan dan jalan), kemudahan berinvestasi, jaminan keamanan untuk berusaha dan menghilangkan high cost economy. Dengan berbagai stimulus tersebut, investasi di Sulawesi Tengah diharapkan tetap tumbuh positif dan menjadi salah satu motor penggerak perekonomian daerah sehingga mampu menyediakan lapangan kerja dan mendorong perkembangan sektor lain. 28 11

BAB BAB 1. 1. PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN Pertumbuhan ekspor 2 di Sulawesi Tengah pada triwulan I-2008 diperkirakan sebesar 5,03% (y-o-y), meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,92% (y-o-y). Peningkatan tersebut didorong oleh membaiknya kinerja ekspor antar negara pada triwulan laporan, walaupun masih tumbuh negatif. Pada triwulan I-2008 ekspor antar negara tumbuh -4,55% (y-o-y), membaik dibandingkan triwulan I-2007 sebesar -40,55% (y-o-y). Di sisi lain, ekspor antar propinsi tumbuh sebesar 13,13% (y-o-y) sehingga secara neto ekspor memberikan sumbangan positif terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,88%. Berdasarkan data Ditjen Bea dan Cukai, nilai ekspor antar negara Sulawesi Tengah periode Januari- Februari 2008 tumbuh 44,77%, membaik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh -49,77%. Ekspor antar negara Sulawesi Tengah periode Januari-Februari 2008 masih didominasi komoditas kakao yaitu sekitar 76,96%. 60,00 53,44 Nilai Ekspor Non Migas Nilai Ekspor Kakao 50,00 48,82 40,00 38,86 Juta USD 30,00 26,84 24,09 29,91 20,00 10,00 - Jan-Feb.2006 Jan-Feb.2007 Jan-Feb.2008 Grafik 1.3. Perkembangan Ekspor Antar Negara Sulawesi Tengah Untuk meningkatkan nilai ekspor non-migas Sulawesi Tengah, khususnya komoditas kakao, dalam jangka menengah Pemerintah Daerah dan stakeholders lainnya perlu berupaya melakukan peremajaan tanaman kakao untuk meningkatkan produksi sekaligus mengupayakan adanya industri pengolahan kakao. Industri tersebut nantinya tidak hanya berpotensi memperbaiki kinerja ekspor non-migas, namun juga akan menambah lapangan kerja baru dan berperan penting mengurangi angka kemiskinan. Pembiayaan industri pengolahan kakao dapat melibatkan Pemerintah Daerah sentra produksi kakao, investor dan perbankan. 2 Pengertian ekspor dan impor dalam konteks PDRB mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar propinsi. 12 29

BAB BAB 1. 1. PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN Kegiatan impor Sulawesi Tengah pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh 3,56% (y-o-y) atau turun dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,84% (y-o-y). Hal tersebut didorong oleh turunnya pertumbuhan impor antar propinsi yaitu dari 4,86% (y-o-y) pada triwulan I-2007 menjadi 3,56% (y-o-y). Sementara itu, impor antar negara tumbuh sebesar 6,98% (y-o-y), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I-2007 yang tumbuh sebesar -83,67% (y-o-y). Komoditas impor antar negara Sulawesi Tengah pada triwulan ini didominasi oleh buah-buahan dan ikan olahan. 2. PENAWARAN DAERAH Perekonomian Sulawesi Tengah dari sisi penawaran pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 5,99% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,93% (y-o-y). Sektor ekonomi yang mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu sektor pertanian, sektor bangunan, sektor pedagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Namun demikian, sektor pertanian masih memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan (share of growth) terbesar yaitu 2,03%, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran (1,00%) dan sektor jasa-jasa (0,69%). Sektor pertanian pada triwulan I-2008 tumbuh sebesar 4,80% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2007 sebesar 4,68% (y-o-y). Sektor pertanian mengalami peningkatan pertumbuhan terutama pada subsektor tanaman bahan makanan, subsektor peternakan dan subsektor kehutanan. Hal ini dapat dikonfirmasi dari angka ramalan (ARAM) I-2008 produksi beberapa komoditas pangan di Sulawesi Tengah. Produksi dan produktifitas lahan tanaman padi, ubi kayu, jagung, ubi jalar dan kacang hijau di Sulawesi Tengah tahun 2008 diperkirakan lebih tinggi daripada tahun 2007. 13 30

BAB BAB 1. 1. PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN Tabel 1.3. Perkembangan Produksi Padi dan Jagung di Sulawesi Tengah Padi (sawah dan ladang) Keterangan ASEM 2007 ARAM I 2008 Luas Panen (ha) 200.273 200.233 Produktivitas (ton/ha) 41,94 42,45 Produksi (ton) 839.945 849.907 Jagung Luas Panen (ha) 37.813 40.473 Produktivitas (ton/ha) 27,27 29,97 Produksi (ton) 103.117 121.287 Sumber : BPS Sulteng Sektor jasa-jasa pada triwulan I-2008 tercatat tumbuh 5,08% (y-o-y), meningkat dibandingkan triwulan I-2007 sebesar 3,48% (y-o-y). Dalam struktur PDRB Sulawesi Tengah, sektor ini memiliki pangsa 13,56% atau terbesar kedua setelah sektor pertanian. Peningkatan pertumbuhan sektor jasa-jasa terjadi pada jasa-jasa pemerintahan umum maupun swasta dan salah satunya didukung dengan masih berlanjutnya program bantuan kesehatan dari Pemerintah. Tabel 1.4. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Miliar Rupiah) 2007 *) 2008 **) Rincian Tr I Tr II Tr III Tr IV Tr I 1.Pertanian 1.262,58 1.419,71 1.487,79 1.692,48 1.323,13 2.Pertambangan&Penggalian 106,96 103,91 112,84 116,89 128,22 3.Industri Pengolahan 223,62 211,02 222,89 229,23 236,13 4.Listrik&Air Bersih 23,18 23,92 26,27 29,93 24,23 5.Bangunan 181,74 206,42 243,50 270,75 195,63 6.Perdag, Hotel&Restoran 383,44 429,57 473,88 508,62 412,65 7.Angkutan&Komunikasi 237,67 243,44 248,07 247,29 246,96 8.Keu, Sewa&Js.Perusahaan 130,74 144,59 161,36 180,57 139,20 9.Jasa-Jasa 403,77 550,78 571,25 573,22 424,43 PDRB 2.953,70 3.333,36 3.547,85 3.848,98 3.130,58 Sumber : BPS Sulteng, diolah Ket : *) Data sementara **) Data sangat sementara Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh 7,62% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,55% (y-o-y). Peningkatan pertumbuhan tersebut didorong oleh meningkatnya pertumbuhan pada seluruh subsektor, terutama subsektor perdagangan besar dan eceran. Hal ini dapat dikonfirmasi oleh kenaikan volume bongkar muat barang, baik melalui angkutan laut (pelabuhan laut Pantoloan, Donggala dan Tolitoli) maupun angkutan udara (bandara Mutiara dan Bubung). 14 31

BAB BAB 1. 1. PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN Volume muat barang dengan angkutan laut dan udara tercatat naik 15,27% (y-o-y), sedangkan volume bongkar barang naik 6,92% (y-o-y). Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%) 2007 *) 2008 **) Rincian Tr I Tr II Tr III Tr IV Tr I 1.Pertanian 4,68 7,16 7,67 1,53 4,80 2.Pertambangan&Penggalian 32,52 36,11 37,46 31,13 19,90 3.Industri Pengolahan 5,99 8,09 8,31 10,56 5,60 4.Listrik&Air Bersih 12,80 6,08 5,91 0,33 4,62 5.Bangunan 7,60 10,06 14,38 8,19 7,66 6.Perdag, Hotel&Restoran 6,55 8,53 8,23 13,76 7,62 7.Angkutan&Komunikasi 4,20 17,13 6,44 12,16 3,92 8.Keu, Sewa&Js.Perusahaan 6,43 8,79 8,80 8,24 6,47 9.Jasa-Jasa 3,48 7,58 8,61 15,18 5,08 PDRB 5,93 9,11 9,08 7,65 5,99 Sumber : BPS Sulteng, diolah Ket : *) Data sementara (y-o-y) **) Data sangat sementara (y-o-y) Sektor angkutan dan komunikasi pada triwulan I-2008 mengalami perlambatan pertumbuhan. Pada triwulan laporan sektor ini tumbuh 3,92% (y-o-y), lebih rendah daripada triwulan I-2007 sebesar 4,20% (y-o-y). Perlambatan tersebut akibat melambatnya pertumbuhan subsektor komunikasi. Sementara itu, subsektor angkutan mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu dari 2,50% (y-o-y) pada triwulan I-2007 menjadi 2,65% (y-o-y). Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh 19,90% (y-o-y), melambat dibandingkan triwulan I-2007 sebesar 35,52% (y-o-y). Perlambatan tersebut terjadi pada subsektor pertambangan dan subsektor penggalian. Subsektor pertambangan tumbuh 36,72% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 77,51% (y-o-y) seiring dengan semakin terbatasnya ruang untuk meningkatkan produksi minyak bumi di Lapangan Tiaka di Kabupaten Morowali. Subsektor penggalian pada triwulan ini tumbuh 5,66% (y-o-y) atau lebih rendah dibandingkan triwulan I-2007 sebesar 9,11% (y-o-y). Sektor industri pengolahan pada triwulan laporan diperkirakan tumbuh 5,60% (y-o-y), melambat dibandingkan triwulan I-2007 sebesar 5,99% (y-o-y). Perlambatan tersebut didorong oleh melambatnya pertumbuhan subsektor kayu dan hasil hutan lainnya, subsektor kertas dan barang cetakan, subsektor pupuk, kimia dan barang 15 32

BAB BAB 1. 1. PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN dari karet serta subsektor barang lainnya. Subsektor kayu dan hasil hutan lainnya mengalami perlambatan pertumbuhan seiring dengan sulitnya bahan baku. Sementara itu, subsektor kertas dan barang cetakan dan subsektor pupuk, kimia dan barang lainnya diperkirakan akan mengalami peningkatan pertumbuhan pada triwulan mendatang terkait dengan penyelenggaraan ujian sekolah dan perguruan tinggi serta masa tanam padi. Pertumbuhan sektor listrik dan air bersih pada triwulan I-2008 diperkirakan sebesar 4,62% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 12,80% (y-o-y). Perlambatan tersebut didorong oleh subsektor listrik terkait dengan adanya gangguan pasokan energi listrik selama triwulan laporan. Sektor listrik dan air bersih pada triwulan I-2008 memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah sebesar 0,04%. Sektor bangunan pada triwulan laporan diperkirakan tumbuh 7,66% (y-o-y), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I-2007 sebesar 7,60% (y-o-y). Peningkatan pertumbuhan tersebut dikonfirmasi oleh kenaikan realisasi pengadaan semen di Sulawesi Tengah pada triwulan laporan. Dari sisi pembiayaan, kredit perbankan untuk sektor konstruksi pada triwulan I-2007 tumbuh 79,52% (y-o-y), lebih tinggi daripada triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,22% (y-o-y). Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh 6,47% (y-o-y), meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,43% (y-o-y). Peningkatan pertumbuhan sektor ini didorong oleh subsektor bank dan subsektor sewa bangunan. Subsektor bank pada triwulan ini tumbuh 9,12% (y-o-y) atau lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2007 sebesar 9,05% (y-o-y), sedangkan subsektor sewa bangunan tumbuh 4,23% (y-o-y) atau lebih tinggi daripada triwulan I-2007 sebesar 4,00% (y-o-y). Pertumbuhan subsektor bank dapat dikonfirmasi dari membaiknya penyaluran kredit perbankan pada triwulan laporan. Pada triwulan laporan kredit perbankan bertumbuh 30,74% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2007 yang tumbuh 17,39% (y-o-y). 16 33

BAB 1. PERKEMBANGAN BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI Laju inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) tahunan Kota Palu pada triwulan I-2008 tercatat sebesar 9,08% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 8,13% (y-o-y) maupun laju inflasi nasional sebesar 8,17% (y-o-y). Peningkatan inflasi tersebut secara umum disebabkan oleh beberapa faktor antara lain terbatasnya pasokan, berlanjutnya peningkatan harga komoditas internasional (seperti emas, beras, kedelai, crude palm oil dan gandum), kenaikan biaya produksi dan transportasi, kebijakan pemerintah menaikkan harga barang administered prices (rokok) serta relatif meningkatnya ekspektasi inflasi masyarakat. Sementara itu secara triwulanan, laju inflasi Kota Palu tercatat sebesar 1,49% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2007 sebesar 3,84% (q-t-q). Persen (%) 2 0 1 8 1 6 1 4 1 2 1 0 8 6 K o ta P a lu N a s io n a l 4 2 0 T r I-0 5 T r II-0 5 Tr III-0 5 Tr IV -0 5 T r I-0 6 T r II-0 6 T r III-0 6 T r IV -0 6 T r I-0 7 T r II-0 7 T r III-0 7 T r IV -0 7 Tr I-0 8 G ra fik 2.1. P e rk e m b a n g a n In fla s i T a h u n a n (y -o -y ) Berdasarkan kelompoknya, kontributor utama inflasi pada triwulan laporan adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,46%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,36% serta kelompok bahan makanan sebesar 0,32%. Inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bakar tercatat sebesar 2,02% (q-t-q), terutama didorong oleh peningkatan harga sebagian besar bahan bangunan dan gas elpiji. Inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau tercatat sebesar 2,29% (q-t-q), terutama didorong oleh peningkatan harga semua jenis rokok terkait dengan penyesuaian tarif spesifik 17 34

BAB 1. PERKEMBANGAN BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI rokok per-1 Januari 2008, sedangkan inflasi pada kelompok bahan makanan tercatat sebesar 0,95% (q-t-q), terutama didorong oleh kenaikan harga beras, mie kering instan, daging ayam ras, susu, tahu mentah, tempe, cabe rawit dan minyak goreng. Transpor 0,06 0,51 Inflasi (q-t-q) Pendidikan 0,04 0,82 Sumbangan Kesehatan 0,10 2,45 Sandang 0,15 2,14 Perumahan 0,46 2,02 Makanan Jadi 0,36 2,29 Bahan Makanan 0,32 0,95-0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 Grafik 2.2. Inflasi dan Sumbangan Inflasi Per-Kelompok Triwulan I-2008 (q-t-q ) Persen (%) Pada kelompok administered prices laju inflasi tahunan pada triwulan laporan mencapai 6,94% (y-o-y), meningkat bila dibandingkan dengan triwulan IV-2007 sebesar 6,58% (y-o-y). Demikian juga secara triwulanan, inflasi kelompok harga yang dikendalikan pemerintah (administered prices) meningkat yaitu dari 0,30% (q-t-q) menjadi 2,09% (q-t-q). Peningkatan inflasi administered prices pada triwulan I-2008 disebabkan kenaikan harga rokok terkait penyesuaian tarif spesifik rokok per-1 Januari 2008 dan kenaikan harga gas elpiji seiring dengan naiknya biaya transportasi. Dari sisi distribusi, gangguan pasokan minyak tanah yang terjadi pada triwulan sebelumnya sudah dapat teratasi seiring dengan membaiknya pasokan sebagaimana tercermin dari relatif stabilnya harga komoditas tersebut. 50,00 IHK 40,00 administered prices volatile foods 30,00 core Persen (%) 20,00 10,00-1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2003 2004 2005 2006 2007 2008 (10,00) Grafik 2.3. Disagregasi Inflasi Kota Palu (y-o-y) 18 35

BAB 1. PERKEMBANGAN BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI Secara tahunan, laju inflasi volatile food meningkat bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Inflasi volatile food meningkat dari 11,15% (y-o-y) pada triwulan IV-2007 menjadi 13,97% (y-o-y). Sementara itu secara triwulanan, kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar -1,94% (q-t-q), berbeda dengan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 10,63% (q-t-q). Deflasi tersebut disebabkan menurunnya harga berbagai komoditas ikan segar dan buah-buahan, bawang putih, bawang merah, gula merah serta cabe merah seiring dengan meningkatnya pasokan. Dari sisi fundamental, laju inflasi inti (core inflation) secara tahunan meningkat bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan I-2008, inflasi inti mencapai 7,95% (y-o-y) dari 7,41% (y-o-y) pada triwulan IV-2007. Dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, inflasi inti disebabkan oleh tekanan dari inflasi impor dan meningkatnya ekspektasi inflasi seiring dengan peningkatan harga komoditas internasional. Nilai tukar rupiah yang cenderung menguat pada akhir triwulan laporan membantu mengurangi tekanan dari faktor eksternal. Pada bulan Maret 2008 rata- rata kurs tengah rupiah tercatat Rp9.185/USD, menguat dibandingkan bulan Desember 2007 sebesar Rp9.334/USD. Tabel 2. Inflasi Kota Palu Menurut Kelompok Barang dan Jasa Kelompok 2007 2008 Tr III Tr IV Tr I q-t-q y-o-y q-t-q y-o-y q-t-q y-o-y Umum 1,60 5,94 3,84 8,13 1,49 9,08 Bahan Makanan 0,96 4,74 8,41 10,54 0,95 12,91 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,70 4,66 0,11 3,90 2,29 6,02 2,92 10,40 2,16 10,70 2,02 9,52 Sandang 1,63 6,64 5,78 10,16 2,14 11,02 Kesehatan 0,22 8,06 3,60 9,56 2,45 8,22 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan Sumber : BPS Sulteng, diolah 6,14 7,76 1,33 9,19 0,82 9,81 0,92 1,46 0,08 1,23 0,51 1,71 19 36

BAB 1. PERKEMBANGAN BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI Berdasarkan kelompok barang dan jasa, inflasi triwulanan tertinggi terjadi pada kelompok kesehatan yaitu sebesar 2,45% (q-t-q) dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 2,29% (q-t-q). Dari sisi kontribusinya, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan sumbangan inflasi terbesar yaitu sebesar 0,46%, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,36% dan kelompok bahan makanan sebesar 0,32%. Kelompok bahan makanan pada triwulan I-2008 mengalami inflasi sebesar 0,95% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 8,41% (q-t-q). Inflasi tersebut didorong oleh kenaikan harga pada subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya (3,53%), subkelompok daging dan hasil-hasilnya (3,61%), subkelompok ikan diawetkan (23,16%), subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya (2,14%), subkelompok kacang-kacangan (57,49%) serta subkelompok lemak dan minyak (15,88%). Sementara itu, subkelompok ikan segar, subkelompok sayursayuran, subkelompok buah-buahan, subkelompok bumbu-bumbuan dan subkelompok bahan makanan lainnya mengalami penurunan harga (deflasi). Inflasi pada kelompok bahan makanan terutama didorong oleh kenaikan harga beras, mie kering instan, daging ayam ras, susu, tahu mentah, tempe, cabe rawit dan minyak goreng. Beberapa faktor yang mempengaruhi inflasi pada kelompok bahan makanan antara lain kenaikan harga pangan internasional, terbatasnya pasokan dan meningkatnya harga bahan baku. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 2,29% (q-t-q) atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,11% (q-t-q). Meningkatnya tekanan inflasi pada kelompok ini terutama didorong oleh peningkatan harga semua jenis rokok terkait dengan penyesuaian tarif spesifik rokok per-1 Januari 2008. Laju inflasi triwulanan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan I-2008 tercatat sebesar 2,02% (q-t-q), sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,16% (q-t-q). Inflasi kelompok ini didorong oleh kenaikan harga pada subkelompok biaya tempat tinggal sebesar 3,22% (q-t-q), dan subkelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 1,27% (q-t-q). Adapun komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yaitu 20 37

BAB 1. PERKEMBANGAN BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI sebagian besar bahan bangunan, kontrak rumah, sewa rumah dan gas elpiji. Faktorfaktor yang mempengaruhi kenaikan harga komoditas tersebut yaitu meningkatnya harga bahan baku dan biaya produksi, kenaikan biaya transportasi dan penyesuaian harga terhadap kenaikan harga komoditas lainnya (kontrak rumah dan sewa rumah). Kelompok sandang pada triwulan I-2008 mengalami inflasi sebesar 2,14% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2007 sebesar 5,78% (q-t-q). Inflasi pada kelompok sandang didorong oleh kenaikan pada subkelompok sandang wanita sebesar 1,12% (q-t-q) dan subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 8,36% (q-t-q). Adapun komoditas yang mengalami inflasi pada triwulan laporan yaitu baju kaos, pembalut wanita dan emas perhiasan. Kenaikan harga emas terkait dengan kenaikan harga komoditas internasional. Sementara itu, kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 2,45% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 3,60% (q-t-q). Inflasi pada kelompok ini disebabkan kenaikan harga pada subkelompok obat-obatan (4,30%) dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika (3,45%). Adapun komoditas yang memberikan sumbangan inflasi yaitu jamu, pasta gigi, sabun mandi dan shampo. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada triwulan I-2008 mengalami inflasi sebesar 0,82% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2007 sebesar 1,33% (q-t-q). Inflasi kelompok ini disebabkan oleh kenaikan harga pada subkelompok jasa pendidikan (1,00%), subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan (1,77%) dan subkelompok rekreasi (0,07%). Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga yaitu biaya sekolah dasar, biaya SLTP, biaya SLTA, buku tulis bergaris, pulpen dan majalah berkala. Inflasi kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada triwulan laporan sebesar 0,51% (q-t-q), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2007 sebesar 0,08% (q-t-q). Kelompok ini mengalami inflasi paling rendah dibandingkan kelompok lainnya. Inflasi terjadi pada subkelompok sarana dan penunjang transpor serta subkelompok jasa keuangan, sedangkan subkelompok lainnya relatif tidak mengalami perubahan harga. Komoditas yang mengalami kenaikan harga (inflasi) yaitu ban luar motor, perbaikan ringan kendaraan, kartu ATM dan kartu kredit. 38 21