I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya ikan laut Indonesia pada tahun 2006 sebesar 4,8 juta ton dan

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

KAJI EKSPERIMENTAL SISTEM PENGERING HIBRID ENERGI SURYA-BIOMASSA UNTUK PENGERING IKAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.

I. PENDAHULUAN. Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan

Unjuk kerja Pengering Surya Tipe Rak Pada Pengeringan Kerupuk Kulit Mentah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. dunia yang melibatkan beberapa negara konsumen dan banyak negara produsen

KARAKTERISTIK PENGERINGAN BIJI KOPI BERDASARKAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA SOLAR DRYER

dengan optimal. Selama ini mereka hanya menjalankan proses pembudidayaan bawang merah pada musim kemarau saja. Jika musim tidak menentu maka hasil

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

Nama : Muhamad Nurroh NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi

Pertanyaan dan Hasil Wawancara dengan Pihak Internal. UD. Berkah Sedulur di Rembang

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen

Gambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I.

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman sukun tumbuh tersebar merata di seluruh daerah di Indonesia,

TEKNIK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN ( SMTR VII)

ALAT PENGERING HASIL - HASIL PERTANIAN UNTUK DAERAH PEDESAAN DI SUMATERA BARAT

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dibandingkan sesaat setelah panen. Salah satu tahapan proses pascapanen

PEMANFAATAN ENERGI SURYA DENGAN EFEK RUMAH KACA DALAM PERANCANGAN SISTEM PENGERING KERUPUK DAN IKAN DI DAERAH KENJERAN

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP

HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING PISANG TENAGA SURYA DAN BIOMASSA (Bagian Pemanas)

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengolahan simplisia di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar I-1

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas

BAB I PENDAHULUAN. Kerupuk adalah salah satu jenis makanan yang sudah lama dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagaian besar bekerja sebagai petani, Oleh karena itu, banyak usaha kecil menengah yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang dilalui garis khatulistiwa, negara kita Indonesia

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO

PENGOLAHAN PRODUK PASCA PANEN HASIL PERIKANAN DI ACEH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar dan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu mereka yang bertempat tinggal

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang

BAB I PENDAHULUAN. Sorgum manis (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman asli

UJI KINERJA ALAT PENGERING LORONG BERBANTUAN POMPA KALOR UNTUK MENGERINGKAN BIJI KAKAO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melimpah. Dalam sektor pertanian, Indonesia menghasilkan berbagai produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Mekanisme Pembuatan Pisang Sale di Desa Bandar Tinggi

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

BAB I PENDAHULUAN. pengeringan hingga kadar airnya menurun dan tahan terhadap. mikroba dan jamur, sehingga bisa disimpan dalam waktu cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING IKAN TERI MENGGUNAKAN HEATER TENAGA SURYA LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Kunyit adalah salah satu tanaman rempah yang sering kita jumpai hampir

BAB I PENDAHULUAN. terutama beras sebagai bahan pangan pokok dan umbi-umbian cukup tinggi.

PENGUJIAN THERMAL ALAT PENGERING PADI DENGAN KONSEP NATURAL CONVECTION

BAB I PENDAHULUAN. kolesterol sehingga dapat mencegah penyakit darah tinggi (hipertensi) dan aman

JENIS-JENIS PENGERINGAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

Permasalahan bila padi tidak segera dikeringkan ialah : 1. Secara teknis apabila gabah tidak segera dikeringkan akan terjadi kerusakan pada butir

PASCA PANEN BAWANG MERAH

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air pada tubuh ikan sebanyak mungkin. Tubuh ikan mengandung 56-80% air, jika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

RANCANGAN DAN UJI PERFORMANSI PROTOTIPE ALAT PEMANAS UDARA PENGERING CENGKEH

RANCANGAN DAN UJI PERFORMANSI PROTOTIPE ALAT PEMANAS UDARA PENGERING CENGKEH

PENGENTASAN KEMISKINAN KELOMPOK NELAYAN PANTAI CAROCOK KECAMATAN IV JURAI, PAINAN MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PENGERINGAN DAN USAHA TEPUNG IKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tanah merupakan komoditas pertanian yang penting karena banyak

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING

KARAKTERISTIK PENGERINGAN COKLAT DENGAN MESIN PENGERING ENERGI SURYA METODE PENGERINGAN THIN LAYER

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan serat sabut kelapa menjadi keset kaki dan cocofiber press/ cocopress.

TINJAUAN PUSTAKA. pemanenan, perontokan, pengeringan dan penggilingan. Tiap-tiap tahapan ini

ANALISA KADAR ASAM OKSALAT DALAM ASAM SUNTI. Suryani *) ABSTRAK

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan untuk dikembangkan

Uji Pembedaan Ikan Teri Kering pada Lama Pengeringan Berbeda dengan Ikan Teri Komersial dari Desa Tolotio Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah yang banyak dihadapi oleh negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Realisasi Pengering Ikan Menggunakan Energi Biomass dan Panel Surya

BAB II DATA DAN ANALISA

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING UBI KAYU TIPE RAK DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI SURYA

TEKNIK PENGERINGAN UNTUK MENINGKATKAN MUTU BAWANG MERAH (Allium cepa L) DI PROVINSI ACEH. Eka Fitria

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tidak ada sama sekali. Saat produksi ikan melimpah, belum seluruhnya

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan hasil lautnya. Potensi sumber daya ikan laut Indonesia pada tahun 2006 sebesar 4,8 juta ton dan meningkat menjadi 5,7 juta ton pada tahun 2011 dengan indek kenaikan rata-rata per tahun sebesar 3,2 %. Salah satu potensi sumber daya ikan laut tersebut adalah ikan pelagis kecil yaitu ikan teri (Samosir, 2006). Di daerah Lampung ikan teri merupakan produk makanan laut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Harga ikan teri kering mencapai Rp 60.000/kg di pasaran. Produk ikan teri biasanya dijadikan lauk, keripik, pendukung sayuran, bahan baku lauk ataupun kue kering, sambal kering dan penyedap masakan (terasi). Banyak cara untuk mengolah ikan teri baik bentuk dan rasa. Untuk bentuk, ikan teri umumnya dapat diolah mejadi produk makanan kering (seperti bentuk aslinya) dan dilembutkan (powder). Sedangkan untuk rasa, ikan teri dapat diolah dengan aroma rasa manis, pedas, gurih dan asin (Bambang, 2008). Sebelum diolah menjadi produk jadi seperti keripik, bahan baku lauk, kue kering dan lain-lain, ikan teri harus dikeringkan dahulu. Ada dua macam pengeringan ikan teri yaitu pengeringan ikan teri jenis tawar dan asin (rebus). Perbedaan antara keduanya terletak pada proses pengolahan, dimana ikan teri

2 tawar tidak dilakukan perebusan sebelum dikeringkan, sedangkan ikan teri asin (rebus) dilakukan perebusan dengan menggunakan air garam kemudian dikeringkan. Para nelayan khususnya di daerah Lampung mayoritas masih melakukan pengeringan ikan secara tradisional yaitu pengeringan dengann bantuan sinar matahari langsung, dimana tempat pengeringan ikan dilakukan di tempat terbuka seperti pada Gambar 1. Pada kondisi tersebut memungkinkan terkena debu dan dihinggapi lalat yang dapat mencemari ikan teri saat pengeringan berlangsung dan pada musim penghujan proses pengeringan ikan teri menjadi kurang maksimal dan akan berdampak pada kualitas ikan teri. Gambar 1. Proses penjemuran ikan teri di pulau pasaran. Ikan teri yang dikeringkan dengan alat pengering menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, karena terlindung dari udara luar yang membawa mikroorganisme ataupun serangga pembawa penyakit seperti alat, kecoak dan

3 lain-lain. Penelitian tentang hasil pengeringan menunjukan bahwa analisis mikrobiologi pada sampel di laboratorium menunjukkan ikan teri hasil pengeringan dengan alat pengering tidak mengandung jamur kapang dan bakteri Echerichia Coli (Putri, 2006). Alat pengering yang digunakan pada penelitian ini adalah alat pengering hibrida dengan menggunakan dua sumber panas yaitu kolektor surya dan radiator. Sumber panas kolektor surya digunakan apabila cuaca cerah dan sumber panas radiator digunakan ketika cuaca mendung ataupun hujan. Bahkan dengan menggunakan radiator pengeringan dapat berlangsung ketika malam hari. Dengan alat pengering ini ikan teri dapat dikeringkan tanpa terjadi kendala oleh cuaca dan waktu. Alat pengering hibrida pada penelitian ini sudah digunakan dalam proses pengeringan, namun belum dilakukan analisis termal dan unjuk kerjanya. Karena itu, agar lebih optimal dalam penggunaan alat pengering tersebut, dilakukan pengujian untuk mengetahui karakteristik dan performansi pada ruang pengering. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui unjuk kerja ruang pengering hibrida untuk pengeringan ikan teri meliputi: a. Waktu pengeringan b. Efisiensi ruang pengering.

4 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah : a. Penelitian tugas akhir ini menggunakan alat pengering yang sudah ada yaitu alat pengering hibrida. b. Ruang lingkup hanya pada proses pengujian dari unjuk kerja ruang pengering dan perhitungan hanya mencakup pada sistem pengeringan. c. Proses yang terjadi pada ruang pengering diasumsikan berlangsung secara adiabatik. d. Pengujian dilakukan dengan menggunakan udara panas dari radiator. e. Ikan yang digunakan sebagai bahan uji adalah ikan teri yang telah dilakukan proses perebusan dan hanya ditinjau kadar air awal dan kadar air setelah pengeringan serta dimensi ikan teri dianggap seragam. 1.4. Sistematika Penulisan Isi dari Laporan Tugas Akhir ini terdiri atas beberapa bab dengan substansi yang berbeda-beda sebagai berikut : 1.4.1. Bab I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan latar belakang dilakukannya penelitian yang menjelaskan kurangnya kualitas teri Indonesia khususnya daaerah Lampung yang mayoritas pengeringan dilakukan dengan tradisional sehingga menghasilkan

5 kualitas ikan teri yang kurang baik. Serta menjelaskan keunggulan pengeringan menggunakan alat pengering hibrida dan menerangkan tujuan umum dari penelitian ini. Untuk lebih memfokuskan dalam melakukan penelitian dan pembahasan pada penelitian, penelitian ini dibatasi dalam beberapa hal yang terdapat pada batasan masalah. 1.4.2. Bab II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini berisikan referensi yang menunjang dalam melakukan penelitian ini, dimana subbab pertama pada bab ini menerangkan tentang pengeringan. Pada subbab selanjutnya menjelaskan tentang ikan teri. Subbab berikutnya menjelaskan tentang teori perpindahan panas. Pada subbab selanjutnya menerangkan tentang kolektor surya yang menjadi salah satu sumber panas dari alat pengering pada penelitian ini. dan subbab selanjutnya menerangkan tentang suber panas kedua yaitu radiator. Bab selanjutnya menerangkan bagan psikometrik dan pada subbab selanjutnya terdapat rumus-rumus yang digunakan pada perhitungan. 1.4.3. Bab III : METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini menerangkan tentang tempat dan waktu dalam melakukan penelitian. Kemudian terdapat penjelasan rinci mengenai metode penelitian seperti, subbab yang menerangkan tentang metode pengambilan data akan dilakukan dalam penelitian ini.

6 1.4.4. Bab IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menerangkan tentang hasil penelitian berupa data yang dilakukan dalam penelitian ini seperti distribusi temperatur pada rak dan sudut ruang pengering, laju penguapan kandungan air dari simulasi pengeringan ikan teri menggunakan kain lap, serta laju penguapan air dari pengeringan ikan teri itu sendiri. 1.4.5. Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini diuraikan intisari terhadap semua analisa data percobaan, termasuk saran yang berisi uraian informasi.