PENGEMBANGAN TRADING HOUSE DALAM RANGKA PENINGKATAN EKSPOR NON MIGAS. Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

LAMPIRAN I.2 : KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN U K M. JUMLAH ( Rp. ) ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Memperkuat Ekspor Pakaian Jadi Indonesia melalui Pelatihan (bagi) UKM tentang Cara Sukses Mengekspor ke Kanada

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan industri tekstil di Indonesia terus menunjukan

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts

PENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. UKM ini justru dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Sebagaimana Smesco Indonesia Company ini dapat dinyatakan House of

VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KILANG MINYAK DI DALAM NEGERI

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

PEGUKURAN KINERJA KEGIATAN

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

G_Indonesiawow

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

13 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

Memperkuat Ekspor (Sektor) Alas Kaki Indonesia melalui Pelatihan bagi UKM dengan Topik Cara Sukses Mengekspor ke Kanada

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.011/2008 TENTANG

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

K L I P I N G. Kamis, 10 Oktober Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011


Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada

BAB III DISKRIPSI LEMBAGA. A. Gambaran Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar

Rantai Pasokan Global (Global Supply Chains)

Sistem Resi Gudang Bagi Petani

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

KEBIJAKAN PENDANAAN BI MEMBERDAYAKAN SEKTOR UMKM DI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH IKM MELALUI SISTEM PEMBINAAN YANG TEPAT DAN KOORDINASI YANG EFEKTIF (RENCANA KERJA

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

KEWIRAUSAHAAN MELALUI INTEGRASI E-COMMERCE DAN MEDIA SOSIAL

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

APBNP 2015 belum ProRakyat. Fadel Muhammad Ketua Komisi XI DPR RI

Gelar Sepatu, Kulit dan Fesyen Merek Indonesia Mendunia Hadirin sekalian yang saya hormati,

BAB I PENDAHULUAN. satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Monica (2013), menyatakan bahwa dalam rangka

KAWASAN INDUSTRI DI KOTA BANDA ACEH

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

I. PENDAHULUAN. oleh kualitas SDM yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut. (Indriati, A. 2015)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Skala Usaha UK UM UB Jumlah (Unit/%) /99, /0, /0,01 Kesempatan kerja (%) 88,92 10,54 0,54 Nilai tambah

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. pengembangan ekonomi masyarakat. Usaha mikro selama ini terbukti dapat

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN PAMERAN INDUSTRI KOSMETIK DAN JAMU JAKARTA, 1 SEPTEMBER 2015

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat

BAB I PENDAHULUAN. rotan yang terdapat di Dunia, yang terdiri dari 9 genus. Negara berkembang lainnya, Indonesia hanya mampu mengekspor bahan mentah

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PENGEMBANGAN TRADING HOUSE DALAM RANGKA PENINGKATAN EKSPOR NON MIGAS Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Solo, 26 Januari 2017

OUTLINE Latar Belakang Benchmarking Trading House di Luar Negeri Kondisi Eksisting Trading House di Indonesia Model Kelembagaan Trading House Peran Utama Trading House bagi UKM: Model Operasional Trading House Penutup 2

Latar Belakang 3

Peran UMKM dalam Peningkatan Ekspor Peningkatan ekspor UMKM Pangsa ekspor sektor UMKM sekitar 15,7% dari total ekspor non migas nasional pada tahun 2014. Tahun 2014, nilai ekspor UMKM mencapai Rp 186 triliun, naik 2,1% dari tahun sebelumnya. Sumber: Hasil Olahan Kuisioner Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM (2016), diolah The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia Jumlah unit usaha Mikro dan Kecil meningkat rata-rata 6,42% dan 2,13% per tahun selama periode 2010-2015 (BPS, 2016). 4

Benchmarking Trading House di Luar Negeri 5

IDENTIFIKASI FAKTOR UTAMA KEBERHASILAN TRADING HOUSE DI NEGARA BENCHMARKING Negara Faktor Utama Informasi pendukung Korsel (Korean Global Trading Company/ KGTC) Insentif pemerintah bagi Trading House antara lain; insentif pajak, prioritas pinjaman, kemudahan impor bahan baku. Awal mula KGTC di Korsel: Perusahaan ditunjuk sebagai GTC melalui Keputusan Presiden. Sekitar 70 persen produk ekspor dari sektor UKM. KGTC minimal memiliki modal 1 miliar Won dengan minimal 7 jenis produk ekspor dan 10 negara tujuan. Jepang (Shogo shosha) Akses modal dan asuransi yang besar dari Jepang maupun internasional. Integrasi dengan anak perusahaan bertaraf internasional. Info permintaan produk pasar dari shosha man di luar negeri. High volume, low margin, produk bervariasi (Satu sogo shosha menangani 30.000 produk). Diversifikasi pasar baik. Sumber: Korindo (2015), Ryan (2013) The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia 6

Kondisi Eksisting Trading House di Indonesia 7

Latar Peran Belakang Trading House saat ini yang dirasakan UKM 1. Lembaga sejenis Trading House hanya melaksanakan sebagian kecil fungsi Trading House 2. UKM hanya memanfaatkan sebagian kecil fungsi Trading House, khususnya pemasaran. 3. Banyak fungsi Trading House yang belum tersedia, seperti memastikan pembayaran, membantu impor bahan baku dan asuransi ekspor. Sumber: Hasil Olahan Kuisioner 8

Kondisi Eksisting Lembaga Trading House Indonesia SMESCO Status: BLU Keragaman produk: rendah Lembaga pendukung: Kementerian Koperasi dan UKM Peran: promosi produk melalui UKM Gallery, memberi pelatihan bagi pelaku UKM PT. SARINAH Status: BUMN Keragaman produk: rendah Lembaga pendukung: BUMN lain Peran: membantu pemasaran produk UKM, memberi pinjaman khusus untuk mitra binaan ASEPHI SOLO Status: Asosiasi Keragaman produk: sedang Lembaga pendukung: Ekspedisi, Bank Peran: networking dan distribusi informasi APIKRI JOGJA Status: Asosiasi Keragaman produk: sedang Lembaga pendukung: World Fair Trade Organization (WFTO) Peran: membantu produksi UKM dan memasarkannya 9

Model Kelembagaan Trading House 10

ALTERNATIF BENTUKTRADING HOUSE BENTUK BADAN HUKUM BADAN LAYANAN BUMN/BUMD BADAN USAHA URAIAN UMUM (BLU) SWASTA NASIONAL Tujuan lembaga Dukungan pemerintah Pelayanan bukan orientasi Laba Orientasi Laba & Pelayanan Orientasi Laba & Pertumbuhan KOPERASI Kesejahteraan anggota a. Sumber dana Dapat APBN APBN terbatas Sulit mendapatkan Simpanan anggota dana APBN b. Fasilitasi Mudah mendapatkan fasilitas pemerintah (gedung, peralatan) Terbatas Sulit Mudah, karena soko guru perekonomian c. Kepentingan pemerintah Program dan kepentingan pemerintah mudah terakomodasi Program dan kepentingan pemerintah dapat diwujudkan secara terbatas Program dan kepentingan pemerintah sulit diakomodasikan Program dan kepentingan pemerintah mudah terakomodasi Jumlah lembaga Terbatas Terbatas Tidak terbatas Tidak terbatas Kerjasama dengan Lembaga Pemerintah Koordinasi dengan lembaga pemerintah pusat dan daerah mudah Koordinasi dengan lembaga pemerintah pusat dan daerah cukup mudah Koordinasi dengan lembaga pemerintah pusat dan daerah lebih sulit Koordinasi dengan lembaga pemerintah pusat dan daerah cukup mudah Pengelolaan dana dan pengambilan keputusan Tidak luwes dan lambat Sedikit lebih luwes dan lebih cepat Luwes & cepat Tidak luwes karena harus melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT) USULAN: Status BUMN (Jangka pendek-menengah) Swasta (Jangka panjang) 11

12

Peran Utama Trading House bagi UKM: Model Operasional Trading House 13

PERAN UTAMA TRADING HOUSE BAGI UKM 1. Fasilitasi pemberdayaan UKM 2. Perancangan & Pengembangan Produk 3. Koordinasi Produksi 4. Networking & Distribusi Informasi 5. Pemasaran secara integral, termasuk promosi dan riset 14

PERAN TRADING HOUSE 1: FASILITASI PEMBERDAYAAN UKM Mengkomunikasikan kepada Instansi & Mitra terkait tentang aspek-aspek tuntutan keterampilan dan Fasilitas Produksi untuk memenuhi tuntutan konsumen dan kompetisi Pelatihan dan Pendampingan Bimbingan dan pemecahan masalah Akses Bantuan fasilitas Produksi Akses informasi pasar Akses modal kerja & investasi Bantuan pengurusan sertifikasi & HKI Penanganan Klaim dan Gagal kirim / bayar Manajemen umpan balik 15

PERAN TRADING HOUSE 2: PERANCANGAN & PENGEMBANGAN PRODUK INSTANSI PEMERINTAH RISET & ANALISIS PASAR BUYER BUYER & MITRA USAHA MITRA USAHA PERANCANGAN PRODUK Jenis Produk Fitur Produk Teknologi Produksi (Bahan, Bentuk, Alat, Proses) Mutu / Grade Volume & Harga Kerjasama Produksi PRODUSEN / UKM & MITRA Pelatihan Pendampingan Fasilitasi sumberdaya Bantuan lainnya 16

PERAN TRADING HOUSE 3: KOORDINASI PRODUKSI Trading House Start RANCANGAN PRODUK SERTIFIKASI MITRA PRODUKSI Pemasok Bahan Baku. Pemasok Bahan Pembantu & Kemasan. Bank & Asuransi Pergudangan Ekspedisi UKM PATENT / H K I QUALITY CONTROL MEREK CATALOGING PROMOSI * Key objectives : just in time, Mutu, Efisien, Economic of Scale, & competitiveness 17

PERAN TRADING HOUSE 4: NETWORKING & DISTRIBUSI INFORMASI PEMERINTAH Kebijakan & Regulasi Bantuan Untuk UKM Bantuan untuk TH PRODUSEN / UKM Jenis Produk Rancangan Produk Teknologi Produksi Volume dan Harga Persyaratan & Mutu TRADING HOUSE MITRA PENDUKUNG Bahan Baku & Komponen Persyaratan Kemasan, Pengiriman, & Promosi ) Logistik Keperluan Asuransi Fasilitasi Modal / Avalis BUYER Katalog Produk Volume & Harga Fitur Produk Jaminan / Konsistensi Mutu Umpan balik 18

PERAN TRADING HOUSE 5: PEMASARAN 1. Monitoring, Riset Pasar dan Produk 2. Perumus Strategi Pemasaran Terpadu (Produk, Harga, Distribusi, Promosi yang sesuai) 3. Promosi dan Komunikasi dengan calon pembeli 4. Pengaturan Logistik dan Distribusi 5. Pengelola Transaksi Penjualan 6. Kerjasama dengan ITPC/Atdag dan perwakilan luar negeri lainnya 7. Pengelola umpan balik dari pembeli & Mitra 19

PRODUK PRIORITAS YANG DAPAT DI-TRADING HOUSE-KAN 1. Perhiasan dan aksesoris 2. Furniture 3. Makanan olahan 4. Produk tekstil dan garmen 5. Minyak atsiri (produk spa aromaterapi) 6. Sandal, sepatu, tas, dompet, kerajinan lain dari batik dan kulit 7. Olahan rumput laut 8.Olahan jambu mete, kopi, cokelat dan jahe 9.Produk turunan kelapa, seperti VCO dan sabut kelapa 10. Kerajinan gerabah, keramik, logam dan produk dekoratif lainnya Sumber: Hasil ANP The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia 20

Penutup 21

PENUTUP 1 2 3 4 5 Banyak UKM belum memahami fungsi Trading House secara utuh sementara lembaga sejenis Trading House hanya melaksanakan sebagian kecil fungsi Trading House. Akibatnya, UKM hanya memanfaatkan sebagian kecil fungsi Trading House. Faktor kritis kesuksesan Trading House di luar negeri antara lain tersedianya insentif pemerintah, bantuan akses modal dan asuransi, serta didukung anak perusahaan yang terintegrasi. Alternatif Bentuk Trading House yang diusulkan untuk jangka pendek-menengah: BUMN, sedangkan untuk jangka panjang: swasta. Model operasional Trading House sudah berhasil dibangun dengan 5 peran utama Trading House yaitu fasilitasi pemberdayaan UKM, pengembangan produk, koordinasi produksi, networking dan pemasaran. Produk prioritas yang ditangani melalui Trading House adalah (i) perhiasan dan aksesoris, (ii) furniture, (iii) makanan olahan, (iv) produk tekstil dan garmen, (v) minyak atsiri (produk spa aromaterapi). 22

TERIMA KASIH 23