RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 004/PUU-I/2003

dokumen-dokumen yang mirip
RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 066/PUU-II/2004

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 89/PUU-XIV/2016 Bilangan Pembagi Pemilihan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 130/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilu Anggota DPR, DPD & DPRD Tata cara penetapan kursi DPRD Provinsi

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 53/PUU-XIV/2016 Persyaratan Menjadi Hakim Agung dan Hakim Konstitusi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 53/PUU-XV/2017 Verifikasi Partai Peserta Pemilu serta Syarat Pengusulan Presiden dan Wakil Presiden

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 65/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 80/PUU-XII/2014 Ketiadaan Pengembalian Bea Masuk Akibat Adanya Gugatan Perdata

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 017/PUU-I/2003

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 94/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

Kuasa Hukum: Fathul Hadie Utsman sebagai kuasa hukum para Pemohon, berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 20 Oktober 2012.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 84/PUU-XII/2014 Pembentukan Pengadilan Hubungan Industrial di Kabupaten/Kota

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 063/PUU-II/2004

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 34/PUU-XVI/2018 Langkah Hukum yang Diambil DPR terhadap Pihak yang Merendahkan Kehormatan DPR

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 21/PUU-XVI/2018

OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 60/PUU-XV/2017 Verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 2/PUU-XV/2017 Syarat Tidak Pernah Melakukan Perbuatan Tercela Bagi Calon Kepala Daerah

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 56/PUU-XIV/2016 Pembatalan Perda Oleh Gubernur dan Menteri

KUASA HUKUM Fathul Hadie Ustman berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 20 Oktober 2014.

PERBAIKAN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 26/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Calon Presiden Perseorangan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 108/PUU-XIV/2016 Peninjauan Kembali (PK) Lebih Satu Kali

Ringkasan Putusan.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 30/PUU-XIV/2016

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 11/PUU-XIII/2015 Hak dan Kesejahteraan Guru Non-PNS yang diangkat oleh Pemerintah.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 68/PUU-XII/2014 Syarat Sahnya Perkawinan (Agama)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 128/PUU-XIII/2015 Syarat Calon Kepala Desa dan Perangkat Desa

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 66/PUU-XII/2014 Frasa Membuat Lambang untuk Perseorangan dan Menyerupai Lambang Negara

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 4 / PUU-X / 2012 Tentang Penggunaan Lambang Negara

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 99/PUU-XIV/2016 Korelasi Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu dan Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 96/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Calon Tunggal)

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 69/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 57/PUU-XV/2017

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 016/PUU-I/2003

Kuasa Hukum Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Maret 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 86/PUU-XII/2014 Pengangkatan Tenaga Honorer/Pegawai Tidak Tetap

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 88/PUU-XII/2014 Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

I. PEMOHON Tomson Situmeang, S.H sebagai Pemohon I;

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XIV/2016 Kewenangan Jaksa Agung Untuk Mengenyampingkan Perkara Demi Kepentingan Umum

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 142/PUU-VII/2009 Tentang UU MPR, DPR, DPD & DPRD Syarat menjadi Pimpinan DPRD

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XIII/2015 Pemberian Manfaat Pensiun Bagi Peserta Dana Pensiun

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 123/PUU-XII/2014 Pengisian Pimpinan DPRD

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 125/PUU-XIII/2015 Penyidikan terhadap Anggota Komisi Yudisial

Nomor 005/PUU-IV/2006 Perbaikan Tgl. 29 Maret 2006

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 29/PUU-XV/2017 Perintah Penahanan yang Termuat dalam Amar Putusan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 55/PUU-X/2012 Tentang Persyaratan Partai Politik Peserta Pemilu

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 008/PUU-IV/2006 Perbaikan Tgl. 12 Mei 2006

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 73/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 27/PUU-XIII/2015 Status Pegawai Honorer dengan Berlakunya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

Ringkasan Putusan. 1. Pemohon : HABEL RUMBIAK, S.H., SPN. 2. Materi pasal yang diuji:

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 18/PUU-IX/2011 Tentang Verifikasi Partai

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 69/PUU-XI/2013 Pemberian Hak-Hak Pekerja Disaat Terjadi Pengakhiran Hubungan Kerja

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA : 40/PUU-X/2012

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 23/PUU-XIII/2015 Perincian Nominal dalam Undang-Undang APBN 2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 12/PUU-XVI/2018 Privatisasi BUMN menyebabkan perubahan kepemilikan perseroan dan PHK

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold

Kuasa Hukum : - Fathul Hadie Utsman, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Oktober 2014;

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 105/PUU-XIV/2016 Kewajiban Mematuhi Putusan Mahkamah Konstitusi

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 071/PUU-II/2004

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 64/PUU-XV/2017 Keharusan Anggota DPR dan DPRD Mengundurkan Diri saat Menjadi Calon Kepala Daerah

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 24/PUU-XV/2017 Penyelesaian Perselisihan Kepengurusan Partai Politik

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 128 /PUU-VII/2009 Tentang UU Pajak Penghasilan Pemerintah tidak berhak menetapkan pajak

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 84/PUU-XI/2013 Penyelenggaraan RUPS

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 63/PUU-XII/2014 Organisasi Notaris

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XIV/2016 Upaya Hukum Kasasi dalam Perkara Tindak Pidana Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

I. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 73/PUU-XII/2014 Kedudukan dan Pemilihan Ketua DPR dan Ketua Alat Kelengkapan Dewan Lainnya

KUASA HUKUM Ir. Tonin Tachta Singarimbun, S.H., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 28 Februari 2013

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XV/2017. I. PEMOHON 1. Hadar Nafis Gumay (selanjutnya disebut sebagai Pemohon I);

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (UU 2/2004).

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 98/PUU-XV/2017 Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Aparatur Sipil Negara

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 116/PUU-XIII/2015 Jangka Waktu Pengajuan Gugatan Atas Pemutusan Hubungan Kerja

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 39/PUU-XII/2014 Hak Memilih

OBJEK PERMOHONAN Permohonan Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XI/2013 Tentang Frasa Pihak Ketiga Yang Berkepentingan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 55/PUU-IX/2011 Tentang Peringatan Kesehatan dalam Promosi Rokok

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 102/PUU-XIII/2015 Pemaknaan Permohonan Pra Peradilan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 55/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XV/2017 Eksploitasi Ekonomi Terhadap Anak

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 117/PUU-XII/2014 Bukti Permulaan untuk Menetapkan Sebagai Tersangka dan Melakukan Penahanan

I. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XVI/2018 Dua Kali Masa Jabatan Bagi Presiden atau Wakil Presiden

Transkripsi:

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 004/PUU-I/2003 I. PEMOHON : Machri Hendra (hakim Pengadilan Negeri Padang) II. KUASA PEMOHON : DJUANDA RASUL,SH. Dkk PENGUJIAN UNDANG-UNDANG UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung: 1. Pasal 7 ayat (1) huruf g: Untuk menjadi seorang Calon Hakim Agung dapat diangkat menjadi Hakim Agung, yaitu berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebagai Ketua Pengadilan Tingkat Banding atau 10 (sepuluh) tahun sebagai Hakim Tingkat Banding. Bertentangan dengan UUD 1945 1. Pasal 27 ayat (1) dan (2) Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualiannya Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan 2. Pasal 28 C ayat (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam meperjuangkan haknya secara kolektif untuk emmbangun masyarakat, bangsa dan negaranya 3. Pasal 28 D ayat (1), (2) dan (3) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja Ayat (3) Setiap warga Negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan

4. Pasal 28 I ayat (2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu III. ALASAN-ALASAN Pasal 7 ayat (1) huruf g UU No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung bertentangan dengan Pasal 27 ayat (1) dan (2), Pasal 28 C ayat (2), Pasal 28 D ayat (1), (2) dan (3) karena: A. Syarat-syarat bagi calon Hakim Agung sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) huruf g UU No. 14 Tahun 1985 sangat diskriminatif serta merugikan hak konstitusional pemohon yang berpengalaman sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun dibidang hukum yang berprofesi atau menjabat sebagai hakim di Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan Negeri) maupun di Pengadilan di Tingkat Banding (Pengadilan Tinggi) dibandingkan dengan seseorang yang tidak berprofesi sebagai hakim (jabatan non karier) sebagaimana yang diatur dalam pasal 7 ayat (2) UU Nomor 14 Tahun 1985 yang hanya cukup berpengalaman sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun di bidang hukum; B. Syarat bagi Hakim Karier untuk dapat menjadi Hakim Agung harus memenuhi syarat berpengalaman sekurang-kurangnya 10 tahun sebagai hakim Tingkat Banding sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, maka bagi seorang yang menjabat sebagai Hakim (sistem karier) harus memerlukan suatu pengalaman bekerja dibidang hukum di Pengadilan sekurang-kurangnya selama 30 puluh tahun karena menurut PP Nomor 41 Tahun 2002 adalah serendah-rendahnya sebagai Pembina Tingkat I (golongan IV b) tanpa disyaratkan dengan jenjang jabatan dan kepangkatan. Sedangkan syarat bagi hakim (non karier) untuk dapat diangkat menjadi hakim Agung yang bersangkutan cukup disyaratkan berpengalaman sekurang-kurangnya 15 tahun di bidang hukum Pasal 7 ayat (2) UU Nomor 14 Tahun 1985 tanpa disyaratkan dengan jenjang jabatan dan kepangkatan; C. Dengan adanya perbedaan syarat untuk menjadi hakim Agung antara sistem karier, maka Pemohon yang saat ini bekerja dan menjabat sebagai hakim Pengadilan Negeri dalam kelompok sistem karier merasa dirugikan hak

konstitusional Pemohon berupa hak asasi dan kedudukan di dalam hukum dan pemerintah, yaitu hak-hak pemohon sebagai warga Negara ataupun kelompok sistim karier yang berpengalaman dibidang hukum sekurang-kurangnya selama 15 (lima belas) namun belum bertugas selama 10 tahun di pengadilan tingkat banding. Atas diberlakukannya penerapan Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 Tahun 1985 yang nyata-nyata sangat diskriminatif dan bertentangan dengan isi rumusan Pasal 27 ayat (1) dan (2), Pasal 28 C ayat (2), Pasal 28 D ayat (1), (2) dan (3) UUD 1945; IV. PETITUM 1. Mengabulkan permohonan Pemohon seluruhnya; 2. Menyatakan isi Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebagai Ketua Pengadilan Tingkat Banding atau 10 Tahun sebagai Hakim Tingkat Banding bertentangan dengan UUD 1945; 3. Menyatakan isi Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 tahun 1985 tentang berpengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun sebagai Ketua Pengadilan Tingkat Banding atau 10 tahun sebagai Hakim Tingkat Banding tidak sah dan tidak berlaku bagi Hakim karier; 4. Memerintahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat RI bersama-sama dengan Presiden RI untuk mencabut isi rumusan Pasal 7 ayat (1) huruf g Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1985 dalam tenggang waktu 14 hari setelah putusan ini diucapkan, dengan ketentuan apabila dalam tenggang waktu 14 hari tersebut diterima oleh DPR RI dan Presiden RI ternyata tidak dilaksanakan pencabutannya dalam Berita Negara/Media massa, maka demi konstitusi (UUD 45) bahwa isi Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 Tahun 1985 tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat bagi pencalonan Hakim Agung Sistem Karier;

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 004/PUU-I/2003 Perbaikan Tgl, 08 Nopember 2003 I. PEMOHON : Machri Hendra (hakim Pengadilan Negeri Padang) KUASA PEMOHON II. PENGUJIAN UNDANG-UNDANG : DJUANDA RASUL,SH. Dkk UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung: Pasal 7 ayat (1) huruf g: Untuk menjadi seorang Calon Hakim Agung dapat diangkat menjadi Hakim Agung, yaitu berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebagai Ketua Pengadilan Tingkat Banding atau 10 (sepuluh) tahun sebagai Hakim Tingkat Banding. Bertentangan dengan UUD 1945 1. Pasal 27 ayat (1) dan (2) Segala warga Negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualiannya Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan 2. Pasal 28 C ayat (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam meperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya 3. Pasal 28 D ayat (1), (2) dan (3) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuab yang sama dihadapan hukum Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja Ayat (3) Setiap warga Negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan

4. Pasal 28 I ayat (2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu III. ALASAN-ALASAN Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung bertentangan dengan Pasal 27 ayat (1) dan (2), Pasal 28 C ayat (2), Pasal 28 D ayat (1), (2) dan (3) karena: a. Syarat-syarat bagi calon Hakim Agung sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) huruf g UU No. 14 Tahun 1985 sangat diskriminatif serta merugikan hak konstitusional pemohon yang berpengalaman sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun dibidang hukum yang berprofesi atau menjabat sabagai hakim di Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan Negeri) maupun di Pengadilan di Tingkat Banding (Pengadilan Tinggi) dibandingkan dengan seseorang yang tidak berprofesi sebagai hakim (jabatan non karier) sebagaimana yang diatur dalam pasal 7 ayat (2) UU Nomor 14 Tahun 1985 yang hanya cukup berpengalaman sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun di bidang hukum; b. Syarat bagi Hakim Karier untuk dapat menjadi Hakim Agung harus memenuhi syarat berpengalam sekurang-kurangnya 10 tahun sebagai hakim Tingkat Banding sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, maka bagi seorang yang menjabat sebagai Hakim (sistem karier) harus memerlukan suatu pengalaman bekerja dibidang hukum di Pengadilan sekurang-kurangnya selama 30 puluh tahun karena menurut PP Nomor 41 Tahun 2002 adalah serendah-rendahnya sebagai Pembina Tingkat I (golongan IV b) tanpa disyaratkan dengan jenjang jabatan dan kepangkatan. Sedangkan syarat bagi hakim (non karier) untuk dapat diangkat menjadi hakim Agung yang bersangkutan cukup disyaratkan berpengalaman sekurang-kurangnya 15 tahun di bidang hukum Pasal 7 ayat (2) UU Nomor 14 Tahun 1985 tanpa disyaratkan dengan jenjang jabatan dan kepangkatan; c. Dengan adanya perbedaan syarat untuk menjadi hakim Agung antara sistem karier, maka Pemohon yang saat ini bekerja dan menjabat sebagai hakim Pengadilan Negeri dalam kelompok sistem karier merasa dirugikan hak

konstitusional Pemohon berupa hak asasi dan kedudukan di dalam hukum dan pemerintah, yaitu hak-hak pemohon sebagai warga Negara ataupun kelompok sistim karier yang berpengalaman dibidang hukum sekurang-kurangnya selama 15 (lima belas) namun belum bertugas selama 10 tahun di pengadilan tingkat banding. Atas diberlakukannya penerapan Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 Tahun 1985 yang nyata-nyata sangat diskriminatif dan bertentangan dengan isi rumusan Pasal 27 ayat (1) dan (2), Pasal 28 C ayat (2), Pasal 28 D ayat (1), (2) dan (3) UUD 1945; IV. PETITUM 1. Pada halaman 5 butir ke-3 baris ke; 2. Menyatakan isi Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebagai Ketua Pengadilan Tingkat Banding atau 10 Tahun sebagai Hakim Tingkat Banding bertentangan dengan UUD 1945; 3. Menyatakan isi Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 tahun 1985 tentang berpengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun sebagai Ketua Pengadilan Tingkat Banding atau 10 tahun sebagai Hakim Tingkat Banding tidak sah dan tidak berlaku bagi Hakim karier; 4. Memerintahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat RI bersama-sama dengan Presiden RI untuk mencabut isi rumusan Pasal 7 ayat (1) huruf g Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1985 dalam tenggang waktu 14 hari setelah putusan ini diucapkan, dengan ketentuan apabila dalam tenggang waktu 14 hari tersebut diterima oleh DPR RI dan Presiden RI ternyata tidak dilaksanakan pencabutannya dalam Berita Negara/Media massa, maka demi konstitusi (UUD 45) bahwa isi Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 Tahun 1985 tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat bagi pencalonan Hakim Agung Sistem Karier;