1/15/2016. Mitigasi Risiko dan Tata Kelola Konglomerasi Keuangan

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

2 d. bahwa untuk mengelola eksposur risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf a, konglomerasi keuangan perlu menerapkan manajemen risiko secara terinteg

Implementasi Manajemen Risiko & Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan Indonesia

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

2015 IIA Indonesia National Conference. J. SINDU ADISUWONO Jogjakarta, Agustus 2015

Agenda. TATA KELOLA TERINTEGRASI DAN SISTEM KEUANGAN YANG TUMBUH SECARA BERKELANJUTAN Bp. Nelson Tampubolon Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN.

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR : /POJK.../2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASIBAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

PENGAWASAN TERINTEGRASI TERHADAP KONGLOMERASI KEUANGAN

Pedoman Tata Kelola Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan Maybank Indonesia ver : 02

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi Tahun 2015

Daftar Isi. I. Laporan Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi Tahun II. Struktur Konglomerasi Keuangan Sequis 12

PEDOMAN TATA KELOLA TERINTEGRASI. PT Bank Central Asia Tbk dan Perusahaan Anak

2 Dalam rangka penerapan tata kelola terintegrasi yang baik, Konglomerasi Keuangan perlu memiliki Pedoman Tata Kelola Terintegrasi dengan mengacu pada

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142 /PMK.010/2009 TENTANG MANAJEMEN RISIKO LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

TANTANGAN MENJALANKAN KONGLOMERASI KEUANGAN DI INDONESIA. Disampaikan pada: Seminar Konglomerasi Jasa Keuangan di Indonesia Jakarta, 13 Januari 2016

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN GRUP SUMITOMO MITSUI BANKING CORPORATION 2016

Manajemen Risiko Bagi Perusahaan Perasuransian. disampaikan dalam acara WORKSHOP Manajemen Risiko Perusahaan Perasuransian

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

MANAJEMEN RISIKO. 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO

Arah Kebijakan bagi Bank Perkreditan Rakyat Dalam Rangka Penerapan Tata Kelola dan Manajemen Risiko

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM


SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN GRUP SUMITOMO MITSUI BANKING CORPORATION 2015

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 65 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM

1. LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAANTATA KELOLA TERINTEGRASIBAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI 2015 KONGLOMERASI KEUANGAN BNP PARIBAS INDONESIA

TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

RANCANGAN POJK PERUSAHAAN INDUK KONGLOMERASI KEUANGAN

DAFTAR ISI. Laporan Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi Posisi Desember Struktur Konglomerasi Keuangan BNP Paribas Indonesia

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK SYARIAH BUKOPIN SEMESTER I TAHUN 2014

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Tahun 2015

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2016 TAHUN 2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONGLOMERASI KEUANGAN ACE. Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi. Tahun 2015

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

- 1 - SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI )

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI TAHUN 2016

PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Para Direktur Kepatuhan Perbankan dan Pimpinan Perbankan lainnya;

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

KOMITE PEMANTAU RISIKO ( PIAGAM PEMANTAU RISIKO )

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

PEDOMAN DAN TATA KERJA DEWAN KOMISARIS

PT Chubb General Insurance Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

LAMPIRAN VII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

Implementasi Regulasi Konglomerasi Keuangan di Indonesia

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Tahun 2016

No POJK Remunerasi Detail Pengungkapan a. Komite Remunerasi Nama anggota, komposisi, tugas dan tanggung jawab

Kesimpulan. Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria / indikator penilaian tersebut diatas, disimpulkan bahwa :

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI. KONGLOMERASI KEUANGAN PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR Tbk

-2- mengingat hal ini merupakan salah satu pemenuhan tingkat kepatuhan Bank terhadap standar internasional. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pener

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

Transkripsi:

1/15/2016 Mitigasi Risiko dan Tata Kelola Konglomerasi Keuangan

AGENDA #2 Konglomerasi Keuangan Manfaat dan Risiko Konglomerasi Keuangan Manajemen Risiko Terintegrasi Penerapan Tata Kelola Terintegrasi

Konglomerasi Keuangan #3 Apa yang dimaksud dengan Konglomerasi Keuangan? Konglomerasi Keuangan adalah Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang berada dalam satu grup atau kelompok karena keterkaitan kepemilikan dan/atau pengendalian.

Struktur Konglomerasi Keuangan #4 Entitas Utama LJK induk dari Konglomerasi Keuangan atau LJK yang ditunjuk oleh pemegang saham pengendali Konglomerasi Keuangan yang bertugas mengintegrasikan penerapan manajemen Risiko di Konglomerasi Keuangan. Perusahaan Anak badan hukum atau perusahaan yang dimiliki dan/atau dikendalikan oleh LJK secara langsung maupun tidak langsung baik di dalam maupun di luar negeri yang melakukan kegiatan usaha di sektor jasa keuangan yang terdiri dari: Perusahaan subsidiari (kepemilikan >50%); Perusahaan partisipasi (kepemilikan <50% namun LJK memiliki pengendalian); Perusahaan dengan kepemilikan >20% s.d <50% yang memenuhi persyaratan antara lain kepemilikan LJK dan pihak lainnya sama besar serta terdapat kesepakan untuk melakukan pengendalian secara bersama-sama. LJK wajib mengidentifikasi keterkaitan kepemilikan dan/atau pengendalian dengan LJK lain dalam menentukan Konglomerasi Keuangan. Perusahaan Terelasi (sister company) beserta perusahaan anaknya Perusahaan Terelasi (sister company) adalah beberapa LJK yang terpisah secara kelembagaan dan/atau secara hukum namun dimiliki dan/atau dikendalikan oleh pemegang saham pengendali yang sama. Otoritas Jasa Keuangan berwenang melakukan penyesuaian terhadap LJK yang termasuk dalam Konglomerasi Keuangan.

Contoh Struktur Konglomerasi Keuangan #5 Contoh 1 Contoh 2

Cakupan LJK dalam Konglomerasi Keuangan #6 BANK PERUSAHAAN PEMBIAYAAN Jenis LJK yang termasuk dalam cakupan Konglomerasi Keuangan PERUSAHAAN EFEK PERUSAHAAN ASURANSI DAN REASURANSI

Konglomerasi Keuangan #7 Saat ini telah diidentifikasi terdapat ±50 Konglomerasi Keuangan besar Total aset >70% dari total aset industri keuangan nasional Entitas Utama umumnya adalah Bank

Manfaat dan Risiko Konglomerasi Keuangan #8 Konglomerasi Keuangan Manfaat meningkatkan daya saing lembaga jasa keuangan di Indonesia. meningkatkan skala ekonomi, meningkatkan efisiensi dengan pengembangan infrastruktur, delivery channel, promosi dan penguatan branding. meningkatkan pelayanan nasabah dengan cross selling dan saluran distribusi. meningkatkan sinergi dan kekokohan bisnis. Risiko adverse selection dan moral hazard akibat risk taking behavior yang berlebihan. kejatuhan lembaga keuangan yang bersifat sistemik berdampak pada masyarakat dan kondisi perekonomian nasional. regulatory arbitrage, contagion, lack of transparency, conflict of interest, dan abuse of economic power.

MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI 1/15/2016

Jenis Risiko dalam Konglomerasi Keuangan #10 1. Risiko kredit 2. Risiko pasar 3. Risiko likuiditas 4. Risiko operasional 5. Risiko hukum 6. Risiko reputasi 7. Risiko stratejik 8. Risiko kepatuhan 9. Risiko transaksi intra-grup 10. Risiko asuransi Konglomerasi Keuangan Tidak terdapat Perusahaan Asuransi Terdapat Perusahaan Asuransi 9 Jenis Risiko (- Risiko asuransi) 10 Jenis Risiko (+ Risiko asuransi)

Mitigasi Risiko #11 BAGAIMANA MEMITIGASI RISIKO KONGLOMERASI KEUANGAN? Melakukan Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.17/POJK.03/2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan

Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi #12 Bagaimana Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi? 1 2 Konglomerasi Keuangan harus memiliki pihak yang mengintegrasikan penerapan manajemen risiko terintegrasi Konglomerasi Keuangan khususnya Entitas Utama harus memiliki dan menerapkan 4 hal terkait manajemen risiko terintegrasi Entitas Utama

Penentuan Entitas Utama #13 ENTITAS UTAMA Dalam hal struktur Konglomerasi Keuangan hanya terdiri dari LJK induk dan LJK anak Dalam hal struktur Konglomerasi Keuangan tidak hanya terdiri dari LJK induk dan LJK anak (terdapat perusahaan terelasi) Entitas Utama adalah LJK induk Pemegang saham pengendali dari Konglomerasi Keuangan wajib menunjuk Entitas Utama. Entitas Utama yang ditunjuk adalah LJK yang memiliki total aset terbesar dan/atau memiliki kualitas penerapan Manajemen Risiko yang baik. Otoritas Jasa Keuangan berwenang memerintahkan Entitas Utama untuk melakukan penyesuaian terhadap LJK yang ditunjuk menjadi Entitas Utama.

4 Pilar Manajemen Risiko Terintegrasi #14 Pengawasan Direksi dan Dewan Komisaris Entitas Utama. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit Manajemen Risiko Terintegrasi. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko secara terintegrasi, serta sistem informasi Manajemen Risiko Terintegrasi. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh terhadap penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi.

Pengawasan Direksi dan Dewan Komisaris Entitas Utama #15 Dewan Komisaris dan Direksi Entitas Utama memiliki tugas antara lain memastikan 2 hal: Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi telah sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas usaha Konglomerasi Keuangan. Penerapan Manajemen Risiko di masing-masing LJK dalam Konglomerasi Keuangan. Entitas Utama wajib menunjuk direktur yang membawahkan Manajemen Risiko sebagai direktur yang membawahkan fungsi Manajemen Risiko Terintegrasi.

Organ Entitas Utama #16 Dalam rangka penerapan manajemen risiko terintegrasi, Entitas Utama perlu membentuk 2 organ yaitu: Anggota KMRT Direktur dari Entitas Utama yang membawahkan manajemen Risiko sebagai ketua merangkap anggota. Direktur yang mewakili dan ditunjuk dari LJK dalam Konglomerasi Keuangan (disesuaikan dengan kebutuhan); dan pejabat eksekutif (disesuaikan dengan kebutuhan). 1 2 Komite Manajemen Risiko Terintegrasi (KMRT) Non struktural Organ direksi Tugas paling kurang: memberikan rekomendasi kepada Direksi Entitas Utama, yang sekurangkurangnya meliputi: penyusunan kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi; perbaikan atau penyempurnaan penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan. Satuan Kerja Manajemen Risiko Terintegrasi (SKMRT) Struktural Bertanggung jawab langsung kepada direktur dari Entitas Utama yang membawahkan fungsi Manajemen Risiko Terintegrasi. Tugas antara lain: menyusun laporan profil Risiko terintegrasi. memantau pelaksanaan manajemen risiko terintegrasi. memberikan informasi dan masukan kepada (1) Direksi dari Entitas Utama dalam penyusunan kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi dan (2) KMRT. melaksanakan kaji ulang secara berkala terhadap penerapan manajemen risiko terintegrasi.

Kecukupan Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan Limit Manajemen Risiko Terintegrasi #17 Dalam menyusun kebijakan, prosedur, dan penetapan limit Manajemen Risiko Terintegrasi, Entitas Utama wajib memperhatikan tingkat Risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi Risiko (risk tolerance). Kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi Sekurang-kurangnya memuat: Penetapan: 1. Risiko yang terkait dengan kegiatan bisnis Konglomerasi Keuangan; 2. penggunaan metode pengukuran dan sistem informasi Manajemen Risiko Terintegrasi; 3. strategi dan kerangka Risiko sesuai dengan risk appetite dan risk tolerance; 4. metode penilaian peringkat Risiko; perumusan strategi Manajemen Risiko Terintegrasi; penyusunan rencana darurat (contingency plan) dalam kondisi terburuk (worst case scenario). Kebijakan wajib dituangkan dalam prosedur dan penerapan limit Manajemen Risiko Terintegrasi Penetapan limit antara lain memuat: limit secara keseluruhan; limit setiap jenis risiko; limit setiap LJK dalam Konglomerasi Keuangan yang memiliki eksposur Risiko

Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko Secara Terintegrasi, Serta Sistem Informasi Manajemen Risiko Terintegrasi #18 Entitas Utama wajib melakukan 4 proses yang dilakukan terhadap seluruh faktor Risiko yang bersifat signifikan termasuk yang berasal dari perusahaan non keuangan yang mempengaruhi Konglomerasi Keuangan: Identifikasi Risiko Pengukuran Risiko Pemantauan Risiko Pengendalian Risiko Pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko harus didukung oleh 2 hal: Sistem informasi Manajemen Risiko Terintegrasi yang memadai Laporan mengenai kinerja kondisi keuangan dan eksposur dari: Konglomerasi Keuangan Masing-masing LJK

Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko Secara Terintegrasi, Serta Sistem Informasi Manajemen Risiko Terintegrasi #19 Sistem informasi Manajemen Risiko Terintegrasi sekurang-kurangnya menghasilkan laporan atau informasi mengenai: 1 2 Kepatuhan pelaksanaan Manajemen Risiko 3 Eksposur Risiko Terintegrasi dibandingkan dengan kebijakan dan prosedur yang disusun Kepatuhan terhadap penetapan limit Wajib disampaikan secara rutin kepada Direktur dari Entitas Utama yang membawahkan fungsi Manajemen Risiko Terintegrasi Komite Manajemen Risiko Terintegrasi

Sistem Pengendalian Intern yang Menyeluruh Terhadap Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi #20 Entitas Utama wajib memiliki sistem pengendalian intern dalam penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi agar dapat memastikan: dipatuhinya kebijakan atau ketentuan intern serta peraturan dan perundang-undangan yang berlaku; tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang lengkap, akurat, tepat guna, dan tepat waktu; efektivitas budaya Risiko (risk culture) pada organisasi Konglomerasi Keuangan secara menyeluruh.

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI 1/15/2016

Tata Kelola Terintegrasi #22 BAGAIMANA MELAKUKAN TATA KELOLA DALAM KONGLOMERASI KEUANGAN? Melakukan Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.18/POJK.03/2014 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan

Penerapan Tata Kelola Terintegrasi #23 Bagaimana Penerapan Tata Kelola Terintegrasi? 1 2 Konglomerasi Keuangan harus memiliki pihak yang mengintegrasikan Tata Kelola di Konglomerasi Keuangan Konglomerasi Keuangan khususnya Entitas Utama harus memiliki dan menerapkan halhal terkait Tata Kelola Terintegrasi Entitas Utama

Organ dan Instrumen Tata Kelola Terintegrasi #24 Untuk mengintegrasikan Tata Kelola pada Konglomerasi Keuangan, Entitas Utama paling kurang memiliki : Entitas Utama Direksi Dewan Komisaris Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi Komite Tata Kelola Terintegrasi Pedoman Tata Kelola Terintegrasi

Tugas dan Tanggung Jawab Direksi dan Dekom Entitas Utama #25 Direksi Entitas Utama 1. memastikan penerapan TKT dalam Konglomerasi Keuangan. 2. menyusun Pedoman TKT. 3. mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan Pedoman TKT. 4. menindaklanjuti arahan/nasihat Dekom EU dalam rangka penyempurnaan Pedoman TKT. Dewan Komisaris Entitas Utama 1. mengawasi a. penerapan Tata Kelola pada masingmasing LJK agar sesuai dengan Pedoman TKT. b. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama, serta memberikan arahan atau nasihat kepada Direksi Entitas Utama atas pelaksanaan Pedoman TKT. 2. mengevaluasi Pedoman TKT dan mengarahkan dalam rangka penyempurnaan. Calon anggota Direksi EU dan Calon anggota Dekom EU harus memiliki pengetahuan mengenai EU dan pengetahuan mengenai LJK dalam KK

Organ Dekom Entitas Utama: Komite Tata Kelola Terintegrasi #26 DEKOM ENTITAS UTAMA Komite Tata Kelola Terintegrasi 1. Ketua Komite TKT (merangkap anggota) adalah Komisaris Independen yang menjadi Ketua pada salah satu Komite pada Entitas Utama. 2. Anggota Komite TKT paling kurang terdiri atas: a. Komisaris Independen yang mewakili dan ditunjuk dari LJK dalam KK (Jumlah dan komposisi Komisaris Independen yang menjadi anggota Komite TKT disesuaikan dengan kebutuhan KK serta efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dari Komite TKT dengan memperhatikan antara lain keterwakilan masing-masing subsektor keuangan); b. Pihak Independen, dapat berasal dari pihak independen anggota Komite pada EU (disesuaikan dengan kebutuhan); dan c. Anggota Dewan Pengawas Syariah dalam hal terdapat LJK yang melaksanakan kegiatan usaha berdasar prinsip Syariah (jumlah disesuaikan dengan kebutuhan). Keanggotaan Komite TKT dapat berupa keanggotaan tetap dan tidak tetap, sesuai dengan kebutuhan Konglomerasi Keuangan.

Organ Dekom Entitas Utama: Komite Tata Kelola Terintegrasi #27 DEKOM ENTITAS UTAMA 3. Tugas: Komite Tata Kelola Terintegrasi a. mengevaluasi pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi antara lain melalui penilaian kecukupan pengendalian intern dan pelaksanaan fungsi kepatuhan secara terintegrasi; dan b. memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris Entitas Utama untuk penyempurnaan Pedoman TKT. 4. Sumber informasi : a. Informasi berupa hasil evaluasi atas pelaksanaan audit intern dan fungsi kepatuhan masing-masing LJK dari anggota Dewan Komisaris masing-masing LJK yang menjadi anggota pada Komite TKT. b. Laporan Tata Kelola dari masing-masing LJK.

Organ Direksi EU: Satker Kepatuhan & SKAI Terintegrasi #28 DIREKSI ENTITAS UTAMA Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi a. Bersifat independen terhadap satker operasional. b. Dalam hal EU telah memiliki Satker Kepatuhan maka pelaksanaan kepatuhan terintegrasi dapat dilakukan oleh Satker Kepatuhan yang telah ada. c. Tugas Satker Kepatuhan Terintegrasi yaitu memantau dan mengevaluasi pelaksanaan fungsi kepatuhan pada masing-masing LJK dalam Konglomerasi Keuangan. d. Satker Kepatuhan Terintegrasi menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab kepada Direktur Kepatuhan EU atau Direktur yang ditunjuk untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap LJK dalam Konglomerasi Keuangan. e. Direktur Kepatuhan EU atau Direktur yang ditunjuk oleh Direktur Utama EU menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab kepatuhan terintegrasi kepada Direksi dan Dewan Komisaris EU. Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi a. Bersifat independen terhadap satker operasional. b. Dalam hal EU telah memiliki SKAI maka pelaksanaan tugas audit intern terintegrasi dapat dilakukan oleh SKAI yang telah ada. c. Tugas SKAI Terintegrasi adalah memantau pelaksanaan audit intern pada masing-masing LJK dalam Konglomerasi Keuangan. SKAI Terintegrasi dapat melakukan audit pada LJK baik secara individual, joint audit atau berdasarkan laporan dari SKAI LJK. e. SKAI Terintegrasi menyampaikan laporan audit intern terintegrasi kepada Direktur yang ditunjuk untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap LJK dalam Konglomerasi Keuangan dan Dekom EU serta Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan EU.

Pedoman TKT Bagi LJK dalam Konglomerasi Keuangan #29 Pedoman TKT wajib dipatuhi dalam menerapkan Tata Kelola oleh seluruh LJK pada Konglomerasi Keuangan. Selain itu, setiap LJK termasuk Entitas Utama wajib tetap tunduk pada ketentuan yang berlaku untuk masing-masing kompartemen. Dalam hal ketentuan yang berlaku pada kompartemen LJK lebih longgar daripada Pedoman TKT, maka LJK tunduk kepada Pedoman TKT. Penyusunan Pedoman TKT oleh Entitas Utama mengacu pada pengaturan dalam POJK dengan memperhatikan pula ketentuan Tata Kelola yang berlaku pada LJK sesuai pengaturan dalam kompartemen terkait dengan tujuan menerapkan Tata Kelola yang lebih baik bagi LJK dalam Konglomerasi.

Akhir Presentasi TERIMA KASIH