PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDORONG PEMBANGUNAN PERTANIAN MENUJU KEDAULATAN PANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENUTUP. sebelumnya bahwa penulis menarik kesimpulan dalam penelitian tentang peran

BAB III PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDORONG PEMBANGUNAN PERTANIAN MENUJU KEDAULATAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan

pelaksanaan pencapaian ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional.

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai macam

MEMBANGUN KEMANDIRIAN PANGAN DARI BOJONEGORO UNTUK INDONESIA OLEH : S U Y O T O BUPATI BOJONEGORO (JAWA TIMUR)

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. adalah masalah keterbatasan modal yang dimiliki oleh para petani. Permasalahan

PROSPEK TANAMAN PANGAN

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG

PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS)

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

PEMERINTAH KABUPATEN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

2. RENSTRA SKPD (Ringkasan) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

1. RENSTRA SKPD DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I)

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

Bab V Analisis, Kesimpulan dan Saran

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

6. RENCANA AKSI KINERJA (RAK) TAHUN 2015 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Renstra BKP5K Tahun

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dibidang pertanian.

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

I. PENDAHULUAN. orang pada tahun (Daryanto 2010). Daryanto (2009) mengatakan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

Kebijakan PSO/Subsidi Pupuk dan Sistem Distribusi. I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR... TAHUN... TENTANG

Boks.1 UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1984 Indonesia telah dapat berswaswembada beras. Namun, akhir-akhir ini

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dari roda. perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KETAHANAN PANGAN: KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia saat ini tengah menghadapi sebuah kondisi krisis pangan seiring

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

PROGRAM LINTAS SEKTOR (1): PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

ANALISIS FINANSIAL USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI DI KABUPATEN BANTUL I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Da ar Informasi Publik Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di

I. PENDAHULUAN. bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

KE-2) Oleh: Supadi Valeriana Darwis

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP)

4.b PENETAPAN KINERJA (PK) TAHUN 2014 (SEKRETARIS & KEPALA BIDANG)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

Transkripsi:

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDORONG PEMBANGUNAN PERTANIAN MENUJU KEDAULATAN PANGAN (Studi Kasus di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2014-2015) Bintoro (20120520222) Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (e.bintoro94@gmail.com) ABSTRAK Kebutuhan pangan merupakan suatu kebutuhan yang harus terpenuhi oleh setiap makhluk hidup di suatu wilayah. Oleh karena itu suatu wilayah yang terdapat potensi pertanian harus melakukan pembangunan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan. Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkatan ekonomi. Wilayah Kabupaten Sragen dengan potensi terbesar di sektor pertanian maka pembangunan pertanian harus dilakukan. Dalam pembangunan pertanian juga terkait dengan isu kedaulatan pangan. Kedaulatan pangan merupakan hak seseorang untuk mendeskripsikan sistem pangan dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Maka dari penelitian ini, pokok pembanguan pertanian dapat berdampak pada kedaulatan pangan di Kabupaten Sragen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran-peran apa saja yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Sragen dalam mendorong pembangunan pertanian menuju kedaulatan pangan di wilayah Kabupaten Sragen. Jenis penelitian yang dipilih penulis dalam penelitian ini, menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara langsung kepada informan di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen yang berhubungan langsung dengan program pembangunan pertanian serta dari perwakilan masyarakat tani. Serta mengambil data yang berupa laporanlaporan atau program yang terkait dengan pembangunan pertanian. Dalam penelitian ini, Dinas Pertanian Kabupaten Sragen melakukan peran pembangunan pertanian menuju kedaulatan pangan antara lain yaitu program revitalisasi lahan dalam menekan penyusutan lahan, ada juga program pemberian bantuan benih pertanian, selanjutnya program pengembangan atau pembangunan infrastruktur dalam pertanian, dan pemberian bantuan berupa permodalan untuk kegiatan pertanian, tidak hanya program permodalan dalam pertanian ada juga program pengadaan teknologi pertanian yang berupa alat-alat mesin pertanian yang sangat membantu kegiatan pertanian di Kabupaten Sragen. Program pembanguan pertanian dari Dinas Pertanian Kabupaten Sragen berupa revitalisasi lahan, pemberian benih, pengembangan infrastruktur pertanian, pemberian permodalan dan pengadaan teknologi alat-alat mesin pertanian sematamata agar petani dapat mencapai tujuan kedaulatan pangan yang dapat membantu Kabupaten Sragen dalam mensukseskan pembangunan pertnian. Kata kunci : Peran, Pembangunan pertanian, Kedaulatan pangan (Studi Kasus di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2014-2015) Page 1

PENDAHULUAN 1 Kebutuhan pangan merupakan salah satu aspek yang harus dicapai oleh setiap makhluk hidup dengan melakukan usaha agar dapat memenuhi serta mempertahankan keberlangsungan dalam aspek kehidupan. 1 Pada dasarnya setiap makhluk hidup khususnya manusia, kebutuhan utama yang harus dicapai diantaranya yaitu kebutuhan sandang, pangan dan papan. Dari pernyataan tersebut kebutuhan utama yang sehari-hari dilakukan atau diperlukan oleh setiap manusia adalah kebutuhan tentang pangan. Konsep pembangunan pertanian merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan, hal ini memang tidak sesederhana dari yang hanya dipikirkan banyak aspek yang harus dilakukan 2. Kebutuhan manusia terhadap produk pangan juga semakin berkembang. Selain pangan utama, manusia juga memerlukan produk pertanian untuk mencukupi kebutuhan terhadap energi hayati terbarukan (biofuel), bahan industri pangan, kosmetik maupun farmasi. Kebutuhan terhadap energi terbarukan sekarang juga semakin berkembang sehingga terjadi kompetisi antara Triwibowo Yuwono, Pembangunan Pertanian:Menuju Kedaulatan Pangan, Yogyakarta, UGM Press, 2011, hlm. 1. 2 Sri Widodo, Pembangunan Pertanian:Menuju Kedaulatan Pangan, Yogyakarta, UGM Press, 2011, hlm. 11. kebutuhan untuk pangan dengan kebutuhan untuk menghasilkan bahan dasar untuk produksi energi hayati. Oleh karenanya produksi terhadap pangan menjadi problem yang harus diatasi dengan salah satunya pembangunan pertanian untuk keberlangsungan kehidupan setiap manusia. Dalam konteks kemampuan produksi pangan yang dapat dilakukan oleh suatu bangsa atau negara dan kemampuan mencukupi kebutuhan terhadap pangan, kemudian muncul persoalan. Tidak semua negara mampu memenuhi semua kebutuhan terhadap pangan sehingga kemudian berkembang praktek perdagangan internasional, tetapi sekaligus juga berkembang menjadi ketergantungan terhadap negara lain. Negara dengan luasan yang sempit, apalagi ditambah dengan kondisi geografis yang tidak ideal dapat membuat suatu negara menjadi sangat tergantung pada suplai pangan dari negara lain. Masalah komplikasi muncul ketika kemampuan finansial suatu negara tidak memungkinkan untuk melakukan impor pangan, atau ketika produksi pangan di negara produsen turun karena faktor alam sehingga ekspor dari negara tersebut dibatasi. 3 Dalam kaitan dengan hal-hal tersebut diatas, maka kedaulatan pangan 3 Triwibowo Yuwono, Op. Cit., hlm 5. (Studi Kasus di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2014-2015) Page 2

menjadi isu yang sangat penting. Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 20112 Tentang Pangan, Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal. Membangun pertanian untuk mencapai kedaulatan pangan bukan hal yang mudah. Banyak aspek yang harus diperhatikan dan diperjuangkan untuk mencapai hal ini seperti sosial, ekonomi, budaya, dll. Sebagai negara yang secara alami adalah negara agraris, dengan kekayaan alam yang luar biasa, Indonesia seharusnya mempunyai kemampuan untuk mencukupi kebutuhan pangan. Kenyataan menunjukkan bahwa sampai saat ini Indonesia masih tergantung pada impor pangan dari negara lain ketika kebutuhan pangan di dalam negeri tidak mencukupi. Untuk mencukupi kebutuhan disetiap daerah maka pemerintah daerah harus berperan aktif dalam hal ini. Melihat Kabupaten Sragen sebagai penyuplai di tingkat Propinsi, bisa dilihat dari produksi padi tahun 2014 yang mencapai 584. 627 ton Gabah kering Giling (GKG) atau setara 324.407 ton beras. Sementara kebutuhan beras di kabupaten Sragen berkisar 80.189 ton/tahun. Sehingga pada tahun 2014 surplus beras mencapai 244.218 ton. 4 Jadi dari data produksi Gabah Kering Giling diatas, Kabupaten Sragen mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap propinsi Jawa Tengah sebagai lumbung padi di Indonesia. Propinsi Jawa Tengah telah menyumbang 2,9 juta ton sedangkan kebutuhan nasional 10, juta ton. Bisa dikatakan propinsi Jawa Tengah menyumbang 2,9%. Dan kabupaten Sragen merupakan salah satu penyumbang terbesar kedua dalam hal produksi padi bagi Propinsi Jawa Tengah. 5 Kabupaten Sragen merupakan sebuah Kabupaten yang terletak bagian selatan Propinsi Jawa Tengah yang memiliki luas wilayah 941.55 Ha, serta luas sawah 40.129 Ha dan luas tanah kering 54.026 Ha, Sedangkan potense lain yang ada di Kabupaten Sragen ada pada perdagangan, industri dan pariwisata. 6 Dari 4 http://jatengprov.go.id/id/newsroom/sragenpenyangga-pangan-di-jateng 5 http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=8312 &id=10838 6 http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=20 (Studi Kasus di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2014-2015) Page 3

data terakhir BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Sragen pada tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Sragen sejumlah 875.600 jiwa. Dengan salah satu potensi Kabupaten Sragen yaitu potensi bidang pertanian dengan demikian pemerintah daerah dapat melakukan program pembangunan pertanian untuk kedaulatan pangan di daerah Kabupaten Sragen. Hal tersebut terlihat dari portal resmi Kabupaten Sragen tentang program strategisnya dalam peningkatan dan pembangunan infrastruktur yaitu dalam Peningkatan infrastruktur pertanian untuk menunjang pembangunan pertanian berkelanjutan. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Sragen melalui instansi terkait yaitu Dinas Pertanian Kabupaten Sragen sesuai dengan program stretegisnya mengenai pembangunan pertanian, maka hal tersebut harus dilakukan bertujuan untuk kedaulatan pangan. Tidak hanya Kabupaten Sragen saja pasti disetiap daerah juga memiliki program yang sama mengenai pembangunan pertanian. Terlihat dari Peraturan Bupati Nomor 54 Tahun 2011 Tentang Penjabaran tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Pertanian Kabupeten Sragen pada Pasal 8 setiap subbagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan mempunyai tugas pada point 2 yaitu mengumpulkan dan menganalisa bahanbahan dari bidang, seksi dan subbagian atau UPTD untuk penyusunan program pembangunan pertanian. Jadi diharapkan program-program yang dibuat bertujuan untuk kedaulatan pangan dapat dilaksanakan dan kebutuhan pangan berkelanjutan. Banyak permasalahan tentang pembangunan pertanian untuk kedaulatan pangan yang harus dilakukan dan selesaikan oleh Dinas Pertanian bersama dengan petani atau organisasi terkait yang sebagai pelaku utama dalam lapangan. Ada beberapa permasalahan dalam pembangunan pertanian diantaranya: 1. Masalah Pertama yaitu penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya lahan pertanian. Dari segi kualitas, faktanya lahan dan pertanian kita sudah mengalami degradasi yang luar biasa. Dengan adanya proyek pembuatan jalan tol lintas jawa mengurangi luas lahan sawah irigasi teknis di Kabupaten Sragen sekitar 230 ha yang bisa ditanami padi tiga kali per tahun. Pembuatan jalan tol tidak bisa dihindari oleh Pemerintah Kabupaten Sragen karena merupakan program nasional. Dan secara alami (diluar program jalan tol) terjadi konversi lahan pertanian ke non-pertanian rata-rata 10 ha (di luar program jalan tol) terjadi konversi (Studi Kasus di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2014-2015) Page 4

lahan pertanian ke non-pertanian ratarata 10 ha per tahun. 7 Tidak hanya itu penyusutan lahan pertanian juga disebabkan dari sisi kesuburan tanahnya akibat dari pemakaian pupuk an-organik. 2. Masalah kedua yang dialami saat ini adalah terbatasnya aspek ketersediaan infrastruktur penunjang pertanian yang juga penting namun minim ialah pembangunan dan pengembangan waduk atau irigasi ataupun sumur yang mendukung disaat kondisi alam seperti musim kemarau yang panjang. 3. Selanjutnya, masalah ketiga adalah adanya kelemahan dalam sistem alih teknologi. Ciri utama pertanian modern adalah produktivitas, efisiensi, mutu dan kontinuitas pasokan yang terus menerus harus selalu meningkat dan terpelihara. 4. Hal lainnya sebagai masalah keempat, muncul dari terbatasnya akses layanan usaha terutama di permodalan. Kemampuan petani untuk membiayai usaha taninya sangat terbatas sehingga produktivitas yang dicapai masih di bawah produktivitas potensial. 5. Yang terakhir menyangkut, masalah kelima adalah jaminan harga dan pasar produk. Hal ini berkaitan dengan semangat petani untuk memproduksi sebuah komoditi (padi, jagung, kedelai, dan bahan pangan lainya), serta dalam rangka meningkatkan pendapatan dan nilai tukar petani. Rumusan Masalah Sesuai dengan penjelasan pada latar belakang bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini yakni Bagaimana peran pemerintah daerah dalam mendorong pembangunan pertanian menuju kedaulatan pangan tahun 2014-2015 di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen? Metode Penelitian Dalam penelitian ini untuk mendapatkan kesimpulan yang objektif yaitu dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, mencoba mendalami dan membuka permasalahan atau menyimpulkan kombinasi dari berbagai permasalahan sebagaimana disajikan situasinya. 8 Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui tentang Peran Dinas Pertanian Kabupaten Sragen dalam mendorong pembangunan pertanian menuju kedaulatan pangan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara kepada jajaran Dinas Pertanian Kabupaten Sragen serta wawancara dengan 7 http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/konversifragmentasi-lahan/bab-v-6.pdf 8 Lexy J Moelang. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2002, hal 3. (Studi Kasus di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2014-2015) Page 5

perwakilan kelompok tani Desa Bendungan Kabupaten Sragen, dan dokumentasi diperoleh melalui laporan tahunan Dinas Pertanian serta Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. (LKJIP). Unit analisis yaitu jajaran instansi terkait yaitu Kepala Dinas Pertanian serta para staf di dinas yang terkait. Teknik analisa data dalam penelitian ini dengan cara reduksi data, menganalisis data, penyajian data dan menarik kesimpulan dari data yang telah diteliti. Pembahasan 1. Revitalisasi Lahan Pertanian Pembangunan pertanian merupakan kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk mengelola sumberdaya alam yang dilakukan antara pemerintah sebagai pemangku kebijakan dan mendorong dalam hal ini pembangunan pertanian, serta para petani sebagai pelaku utama di lapangan dalam pembangunan pertanian. Pembangunan pertanian dapat juga dikatakan sebagai membangun ekonomi disektor pertaninan, karena pertanian memang merupakan salah satu sektor dalam kehidupan ekonomi. Pertanian adalah usaha manusia melalui kehidupan tumbuhan dan hewan untuk dapat lebih baik dalam memenuhi kehutuhannya ini, suatu usaha ekonomi. Salah satu gatra produksi dalam pembangunan pertanian yang harus diperhatikan salah satunya adalah revitalisasi lahan. Lahan merupakan salah satu faktor penting produksi pertanian yang selama ini menjadi pembatas tercapainya kedaulatan pangan. Dalam penelitian ini yang mengangkat tentang peran pemerintah daerah dalam mendorong pembangunan pertanian menuju kedaulatan pangan studi kasus di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen tahun 2014-2015 menjadi suatu hal yang menarik. Tanpa adanya pengendali atau peran dari pemerintah darah mengenai permasalahan lahan maka pembangunan pertanian tidak akan berjalan dengan baik dan sukses. Berikut beberapa permasalahan tentang lahan pertanian yang selama ini terjadi di Kabupaten Sragen: 1) Penyusutan lahan akibat alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian, banyak lahan pertanian yang menyusut akibat pembangunan perumahan, pabrik, dll. 2) Kurang pemahaman para petani terhadap penggunuuan pupuk nonorganik terhadap tingkat kesuburan tanah. 3) Kesulitan pengembangan lahan pertanian baru karena berbagai kendala seperti tidak adanya lahan yang memenuhi untuk lahan baru, proses pembukaan lahan baru yang lama, dan lain-lain. (Studi Kasus di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2014-2015) Page 6

2. Revitalisasi Pembenihan atau Pembibitan Revitalisasi pembenihan atau pembibitan dalam pembangunan pertanian merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dilepaskan. Hal terbeut karena benih dapat berdampak meningkatnya jumlah hasil pertanian. Dalam penelitian ini di Dinas pertanian Kabupaten Sragen dari permasalahan tersebut memfokuskan sebagai berikut: 1. Memberikan bantuan benih dengan varietas unggul untuk peningkatan hasil produksi dan produktivitas baik komoditas padi, palawija dan hortikultura. 2. Menjaga ketersediaan benih untuk Kabupaten Sragen. 3. Memberikan sosialisasi atau panduan kepada para petani tentang varietas benih baru dalam pertanian. 3. Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana Revitalisasi infrastruktur dan saran dalam pertanian merupakan satu hal penting yang tidak bisa dilepaskan karena merupakan pendongkrak dalam pembangunan pertanian. Berikut hasil penelitian mengenai infrastruktur dan saran yang ada di Kabupaten Sragen: A. Infrastruktur Infrastruktur merupakan salah satu yang dapat membantu dan mendorong program pembangunan pertanian menuju kedaulatan pangan, dalam hal infrastruktur petani menjadi lebih mudah karena tanpa adanya dukungan infrastruktur program pembangunan pertanian tidak akan berjalan dengan maksimal bahkan tidak berhasil. B. Sarana Sedangkan terkait hal sarana dalam pembangunan pertanian menuju kedaulatan pangan, Dinas Pertanian Kabupaten terfokus pada pupuk pertanian. Pupuk pertanian yang diberikan baik itu pupuk organik maupun pupuk non-organik. Berikut adalah peranan Dinas Pertanian terhadap sarana yang berupa pupuk di Kabupaten Sragen: 1. Membuat alokasi kebutuhan pupuk per Kecamatan setiap bulan. 2. Membuat laporan bulanan kebutuhan pupuk Kabupaten Sragen. 3. Mengusulkan alokasi kebutuhan pupuk organik dan non-organik di Kabupaten Sragen kepada Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah. 4. Melakukan monitoring kelapangan. 5. Memberikan sosialisasi atau pemahaman kepada para petani tentang penggunaan pupuk terhadap kesuburan tanah. (Studi Kasus di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2014-2015) Page 7

4. Revitalisasi Permodalan Petani dan Pemasaran Salah satu aspek lainnya dalam mewujudkannya pembangunan pertanian menuju kedaulatan pangan adalah revitalisasi permodalan petani. Dalam hal ini permodalan sangat di butuhkan sekali oleh para petani sebagai pendukung untuk memperlancar, menyejahterakan dan memudahkan para petani dalam kegiatan pertanian yang dilakukan. Dari salah satu aspek pembangunan pertanian tersebut peran dari pemerintah adalah membuat kebijakan tentang masalah permodalan para petani yang dapat memudahkan para petani untuk melakukan kegiatan pertanian. Berikut adalah peran yang sudah dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Sragen terkait revitalisasi permodalan dan pemsasaran dalam pembangunan pertanian menuju kedaulatan pangan: A. Permodalan 1) PUAP Dari hasil wawancara yang telah diperoleh mengenai permodalan para petani atau kelompok tani, peran pemerintah yang sudah berjalan dari tahun 2011 dan berkahir sampai dengan tahun 2015 yaitu program PUAP. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan yang selanjutnya disingkat (PUAP) adalah bantuan modal usaha Gabungan Kelompoktani dalam menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran. Tujuan dari program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) sebagai berikut: a. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah; b. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan pelaku usaha agribisnis, pengurus Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani (PMT); c. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis; dan d. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan. 2) KUR Selain peran atau program pemerintah yang berupa Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan yang selanjutnya disingkat (PUAP), peran selanjutnya yang dilakukan oleh pemerintah dalam pembangunan pertanian untuk aspek permodalan para petani adalah Kredit usaha rakyat (KUR). Dari hasil wawancara saya di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen dengan (Studi Kasus di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2014-2015) Page 8

Bapak Endra Putrantra, SP, MM, tentang peran Dinas dalam menjebatani petani terkait KUR ini beliau mengungkapkan bahwa; Peran Dinas Pertanian Kabupaten Sragen terhadap para petani/kelompok tani tentang KUR ini adalah mengarahkan serta memberikan petunjuk sejelas mungkin kepada para petani atau kelompok tani yang akan membutuhkan modal dari sistem KUR ini. Serta peran yang dilakukan Dinas Pertanian bila petani atau kelompok tani akan membutuhkan modal dari KUR ini sebagai berikut; 1. Melihat kredibilitas kelompok tani apakah dapat dipertanggungjawab kelompok terseebut, hal ini untuk mengantisipasi bilamana nanti dikemudian hari terdapat masalah. Dengan melihat struktur dan penanggungjawab. 2. Memberikan pernyataan/surat rekomendasi sebagai syarat KUR pada kelompok tani yang nantinya ditujukan pada Bank. B. Pemasaran Didalam membangun pertanian menuju kedaluatan pangan untuk pemasaran menjadi tolak ukur yang tidak bisa dilepaskan dalam mewujudkan pembangunan pertanian. Terlebih hal tersebut untuk memberikan petani kesejahteraan dalam kehidupannya. Dari penelitian ini yang dilakukan di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen mengenai peran Dinas Pertanian dalam mendorong pembangunan pertanian menuju kedaulatan pangan., untuk hal ini peran yang sudah dilakukan oleh Dinas Pertanian tahun 2014-2015 memfokuskan pada peran atau kegiatan diantaranya: 1. Melakukan pameran pertanian setiaptahunnya dengan hasil-hasil produk unggulan pertanian Kabupaten Sragen, baik barang mentah maupun matang. 2. Kerjasama terkait harga jual gabah kepada perusahaan yang telah ditentukan. 5. Revitalisasi Tekonologi Revitalisasi teknologi memberikan peranan yang sangat penting dalam mendorong pembangunan pertanian. Dalam penelitian ini di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen untuk mendorong pembangunan pertanian menuju kedaulatan pangan, Dinas Pertanian memfokuskan revitalisasi teknologi berupa alat mesin pertanian. Karena dalam teknologi alat mesin pertanian dapat memberikan dampak positif dan dapat mendorong keefektifan serta efisiensi terkait waktu dan biaya pengeluaran dalam pertanian yang dilakukan oleh para petani dalam (Studi Kasus di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2014-2015) Page 9

pembangunan pertanian. Berikut beberapa fokus peran Dinas Pertanian Kabupaten Sragen dalam hal teknologi alat mesin pertanian: 1. Memberikan bantuan berupa alat mesin pertanian gapoktan dengan melakukan pengadaan alat mesin pertanian. 2. Terus memperbaiki peralatan pra panen dan pasca panen untuk menurunkan kehilangan hasil dan menambah hasil produksi pertanian. 3. Memberikan penyuluhan tentang alat dan mesin pertanian (teknologi terbaru). Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dari BAB sebelumnya bahwa penulis menarik kesimpulan dalam penelitian tentang peran pemerintah daerah dalam mendorong pembangunan pertanian menuju kedaulatan pangan studi kasus di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen tahun 2014-2015 adalah sebagai berikut: a. Peran pemerintah daerah dalam hal ini, Dinas Pertanian Kabupaten Sragen dalam mendorong pembangunan pertanian menuju kedaulatan pangan di Kabupaten Sragen yang sudah dilakukan dan sesuai dengan renstra tahun 2011-2015. Banyak sekali aspekaspek yang harus dilakukan oleh Dinas Pertanian untuk mensukseskan program pembangunan pertanian, mulai dari aspek revitalisasi lahan, pembenihan, sarana dan prasarana, permodalan petani dan teknologi. b. Pembangunan pertanian, untuk mewujudkan pembangunan pertanian menuju kedaulatan pangan di Kabupaten Sragen ada aspek-aspek yang harus dilakukan, diantaranya: 1. Revitalisasi lahan pertanian: a. Penyusutan lahan atau alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian, yang terjadi saat ini adalah semakin berkembang jumlah penduduk di Kabupaten Sragen maka juga akan berpengaruh pada berkurangnya jumlah lahan dan digunakan untuk pembangunan perumahan. Selain masalah tersebut program pemerintah pusat yaitu pembangunan proyek jalan tol ataupun yang lainnya. b. Tingkat kesuburan tanah yang berkurang akibat penggunaan pupuk yang sembarangan akan berdampak pada lahan pertanian yang tidak produktif lagi. 2. Revitalisasi pembenihan atau pembibitan. Dalam hal ini peran (Studi Kasus di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2014-2015) Page 10

atau program yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Sragen untuk mendukung pembangunan pertanian menuju kedaulatan pangan yaitu, dengan melakukan penyaluran bibit atau benih dengan varietas yang unggul agar dapat meningkatkan jumlah hasil produksi pertanian. 3. Revitalisasi infrastruktur dan sarana a. Infrastruktur merupakan hal penting dalam pembangunan pertanian menuju kedaulatan pangan. Fokus yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Sragen yaitu perbaikan jaringan irigasi baik itu berupa pembangunan sumur dalam dan dangkal, pembangunan embung, pembangunan dam parit. b. Sarana yang diberikan dan dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Sragen adalah berupa pupuk bersubsidi baik organik mapun non-organik. Serta Dinas Pertanian juga memfokuskan dalam pemenuhan dan penyaluran pupuk bersubsidi yang sesuai dan tepat waktu dikarenakan sistem pertanian Kabupaten Sragen yang serempak. 4. Revitalisasi permodalan dan pemasaran dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Dari permodalan peran Dinas Pertanian Kabupaten Sragen dalam hal ini memfokuskan program dari pemerintah pusat yang berupa PUAP, selain itu juga ikut membantu para petani bilamana masih ada kesulitan dalam hal permodalan dengan membantu petani dalam peminjaman kredit atau sistem KUR. b. Untuk pemasaran, Dinas Pertanian berperan dalam membuatkan kegiatan berupa pameran produk unggulan hasil pertanian para petani setiap tahunnya. 5. Revitalisasi teknologi. Peran Dinas Petanian Kabupaten Sragen dalam hal teknologi yang dimaksud adalah berupa alat mesin pertanian. Yang dilakukan adalah dengan melakukan pengadaan alat mesin pertanian setiap tahunnya, baik itu alat mesin pra panen ataupun pasca panen. (Studi Kasus di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2014-2015) Page 11

B. Saran 1. Diharapkan kepada pemerintah daerah Kabupaten Sragen dan Dinas Pertanian Kabupaten Sragen, untuk lebih memperhatikan permasalahan lahan pertanian guna mendukung pembangunan pertanian sebagai berikut: a. Untuk penyusutan lahan pertanian yang semakin menyusut agar dibuat aturan yang dapat menekan penyusutan lahan pertanian. b. Bantuan benih yang lebih bervariasi dan unggul terhadap kendala yang ada. c. Infrastruktur seperti pembangunan jaringan irigasi agar dapat ditingkatkan sesuai jumlah lahan pertanian yang ada. d. Untuk pemberian pupuk bersubsidi lebih diperbanyak dan bantuan pengolahan pupuk kepada petani lebih diperhatikan. e. Permodalan untuk mendukung kegiatan pertanian kepada petani lebih ditingkatkan lagi jumlahnya. f. Pengadaan alat mesin pertanian harus dilakukan sesuai jumlah dan kebutuhan petani. DAFTAR PUSTAKA Buku: Ali Agus, dkk. 2013. Jihad Menegakkan Kedaulatan Pangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Dirhamsyah Tedy, dkk. 2016. Kemandirian Pangan dan Kesejahteraan Daerah Rawan Pangan di Jawa.Yogyakarta: Xplantaxia. Hadari, N. 2001.Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Lexy, J.M. 2002.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Masri, S dan Sofyan, E. 1995.Metode Penelitian Survey Edisi Revisi. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES. Widodo, S. 2011. Pembangunan Pertanian: Membangun Kedaulatan Pangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Undang-undang: Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Peraturan Bupati Nomor 54 Tahun 2011 Tentang Penjabaran tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Pertanian Kabupeten Sragen. Internet : http://www.pertanian.go.id/file/statistik_la han_2014.pdf http://www.sragenkab.go.id/home.php?men u=20 (Studi Kasus di Dinas Pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2014-2015) Page 12