Keperpustakaan : 29 ( ) Kata Kunci : Cholinesterase, petani penjamah, pestisida

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penggunaan pestisida di seluruh dunia (world-wide), tetapi dalam hal kematian

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

PERILAKU HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN PADA KATERING RUMAH TANGGA DI LEUWIDAHU KOTA TASIKMALAYA. *Nunun Khoerun Nisa

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

SUMMARY NURLAILA GAIB NIM :

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DAN CARA PENYEMPROTAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terpadat di

Keywords: Pecticides, Cholinesterase, Poisoning, Risk Factor

mengalami keracunan pestisida yang menyebabkan kematian antara orang. Di Indonesia diperkirakan terjadi kasus keracunan setiap

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DAN CARA PENYEMPROTAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan hewan atau tumbuhan pengganggu seperti binatang pengerat, termasuk

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

NAGARASARI KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA)

BAB I PENDAHULUAN. sistem pertanian di Indonesia. Pestisida digunakan untuk mengurangi

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR PAPARAN PESTISIDA TERHADAP KADAR CHOLINESTERASE PADA PETANI PENYEMPROT TEMBAKAU DI DESA KARANGJATI, KABUPATEN NGAWI

ABSTRACT. Keywords: Cholinesterase, Pesticide Poisoning, Horticulture Farmers

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA PESTISIDA, PENDIDIKAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI BAWANG MERAH

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan untuk membunuh jasad

Kejadian Keracunan Pestisida Pada Istri Petani Bawang Merah di Desa Kedunguter Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes

ARTIKEL. OLEH: AFNI ROICHATUL MUFIDAH a001 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo

Desi Putri Utami; Onny Setiani; Hanan Lanang Dangiran; Yusniar Hanani Darundiati

SKRIPSI ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI MASTURBASI DENGAN PERILAKU MASTURBASI SISWA ASRAMA X DI KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI BAWANG MERAH DI DESA KEDUNGUTER KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DERMATITIS KONTAK PADA PEKREJA BATIK BAGIAN PEWARNAAN DI CIGEUREUNG KOTA TASIKMALAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL PADA REMAJA DI SMP N 7 SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG SKISTOSOMIASIS DI KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH TAHUN 2015

Kata Kunci:Pengetahuan, Sikap, Lama Kontak, Masa Kerja, Tata Cara, Keterpaparan Pestisida

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT SOCCA NARESTRI PRADIPTA

Hubungan Pajanan Pestisida dengan Gangguan Keseimbangan Tubuh Petani Hortikultura di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Oleh : Rani Angreani Walangitan

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Vol.8 No.2 Oktober Pujiono, Suhartono, Sulistiyani

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

BAB 4 METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Helendra Taribuka, Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc

ABSTRAK. Utin Dewi Sri Aryani; 2016 Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkat tinggi setelah aplikasi pestisida. Penggunaan bahan-bahan beracun itu pada

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN SIKAP TENTANG SADARI PADA REMAJA PUTRI

RELATION TO THE USE OF WELDING GOGGLES VISUAL ACUITY IN ELECTRIC WELDING WORKERS IN THE CITY OF TASIKMALAYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

I. PENDAHULUAN. kecenderungan semakin menurun, angkatan kerja yang bekerja pada sektor

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SMA TENTANG BAHAYA ROKOK DI KOTA DENPASAR PASCA PENERAPAN PERINGATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS ASETILKOLINESTERASE DARAH DENGAN TEKANAN DARAH PETANI YANG TERPAPAR ORGANOFOSFAT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN PENGHALUSAN DAN PEMOTONGAN DI PT WAROENG BATOK INDUSTRY CILACAP

GAMBARAN PENGETAHUAN PETANI JERUK TENTANG KERACUNAN AKIBAT PENGGUNAAN PESTISIDA DI KECAMATAN TIGAPANAH KABUPATEN KARO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Faktor Determinan Aktivitas Kholinesterase Darah Petani Holtikultura di Kabupaten Majalengka

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PAPARAN PESTISIDA PADA PEKERJA CHEMIS (PENYEMPROTAN)

POLA DAN PERILAKU PENYEMPROTAN PESTISIDA TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PETANI JERUK DI DESA BERASTEPU KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO TAHUN 2011

Analisis Faktor Risiko Keracunan Pestisida Organofosfat Pada Keluarga Petani Hortikultura di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Ardiansah Eko Prasetyo J

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2017

GAMBARAN KADAR CHOLINESTERASE DARAH PETANI PENYEMPROT PESTISIDA DI DESA MINASA BAJI KAB. MAROS

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

ANALISIS DAMPAK PESTISIDA TERHADAP KADAR CHOLINESTERASE PENYEMPROT PESTISIDA DI PT.BIBIT BARU KECAMATAN DOLAT RAKYAT KABUPATEN KARO TAHUN 2009 TESIS

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR CHOLINESTERASE SEBAGAI INDIKATOR KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENJAMAH PESTISIDA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013 Doni Hermawan 1) Yuldan Faturahman dan Sri Maywati 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Kesehatan Lingkungan Universitas Siliwangi (donihermawan195@ymail.com) 1) Dosen Pembimbing Bagian Keselamatan Kerja Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi 2) ABSTRAK Pestisida merupakan salah satu bahan beracun yang berbahaya dan banyak digunakan di sektor pertanian untuk mengendalikan hama, salah satu jenis pestisidanya adalah organofosfat yang dapat menimbulkan efek berupa penurunan kadar enzim cholinesterase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan hubungan antara Variabel independen (pengetahuan, sikap, lama kontak, pemakaian APD,Cara Menyemprot, status gizi) dengan aktifitas Cholinesterase (Variabel dependen). Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan menggunakan metode survei, melalui pendekatan Cross Sectional.Pengambilan sampel sebanyak 42 orang dari populasi 282 orang. Hasil penelitian univariat diketahui,pengetahuan kurang (3) (7,1%), sikap sedang (17) (40,5%), lama kontak < 5 jam perhari (27) ( 64,3%), petani tidak lengkap memakai APD (24) (57,1%), praktek menyemprot kurang ( 17) ( 40,5%), dan hasil pemeriksaan Cholinesterase yang keracunan < 75% ( 26) (61,9%). Hasil analisis bivariat dengan uji statistik chi square didapatkan, ada hubungan dengan aktifitas cholinesterase ( ditandai dengan p value < 0,05) adalah pengetahuan,sikap,apd. Sedangkan variabel lama kontak danpraktek menyemprot tidak berhubungan dengan aktifitas cholinesterase ( p value > 0,05). Oleh karena itu agar para petani dapat terhindar dari keterpajanan pestisida pada waktu melaksanakan kegiatanya disarankan agar petani berprilaku positif mengenai penggunaan dan pengelolaan pestisida sesuai dengan aturan yang telah di tentukan dan harus menggunakan APD sebagai salah satu alternatif untuk mencegah dan mengurangi paparan pestisida serta perlu dilakukan penyuluhan mengenai cara-cara penangan pestisida yang baik dan bijaksana secara lintas sektoral. Keperpustakaan : 29 (1989-2011) Kata Kunci : Cholinesterase, petani penjamah, pestisida

ABSTRACT Factors Related To Cholinesterase Kadar Pesticide Of Toxicity As Indicators Of Pesticides On Farmers Handlers In The District Bandung Year 2013 Pesticides are one of the hazardous and toxic materials are widely used in agriculture to control pests, is one type of organophosphate pesticide that can cause effects such as decreased levels of the enzyme cholinesterase. This study aims to determine the frequency distribution and the relationship between the independent variables (knowledge, attitudes, prolonged contact, the use of PPE, Spray Method,) with cholinesterase level (the dependent variable). This type of research is an observational study used survey methods, the approach Cross Sectional.sample are 42 choose from the population of 282 people. The results of univariate known, knowledge about (3) (7.1%), moderate attitude (17) (40.5%), prolonged contact <5 hours per day (27) (64.3%), incomplete farmers wear PPE (24) (57.1%), practice spraying less (17) (40.5%), and the results of cholinesterase poisoning <75% (26) (61.9%).the result shown there was signifincantly correlation between knowledge,attitude and PPE with level of cholinesterase(p < 0,05). Therefore, in order that farmers can avoid pesticides at the time of exposure is recommended that farmers carry out kegiatanya act positively on the use and management of pesticides in accordance with the rules that have been set and should use PPE as an alternative to prevent and reduce exposure to pesticides and the necessary extension about the ways of good pesticide handlers and cross-sectoral wise. Librarianship : 29 (1989-2011) Keywords : Cholinesterase, farmers handlers, pesticide.

PENDAHULUAN Penggunaan pestisida secara tepat, mempunyai peranan yang penting dalam upaya peningkatan kesejahteraan rakyat, terutama di bidang pertanian yang mempunyai peran dalam melindungi tanaman maupun hasil panen dari serangan hama. Di samping itu pestisida di bidang kesehatan juga mempunyai peran melindungi manusia dari serangan serangga penyebar penyakit maupun serangga pengganggu, kesemuanya itu memberi kontribusi besar pada upaya peningkatan kesejahteraan rakyat (Pengamanan Pestisida Di Pedesaan, 1989:1). Pestisida adalah suatu senyawa kimia yang merupakan bahan beracun dan berbahaya.pestisida apabila tidak dikelola dengan bijaksana dan baik dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungannya.penggunaan pestisida di Indonesia terutama ditujukan pada sektor pertaniaan. Pada sektor penting ini pestisida telah digunakan secara intensif untuk menunjang program dalam mencukupi kebutuhan pangan yang terus berkembang (Dinkes,2003:2). Berdasarkan hasil pemeriksaan Cholinesterase dalam darah terhadap para petani penjamah pestisida yang dilaksanakan pada tahun 2004 di sebagian wilayah Kapubaten Bandung diperoleh hasil sebagai berikut : dari 400 orang penjamah pestisida yang diperiksa yang mengalami keracunan berat 0%, keracunan sedang 12 orang (3%), keracunan ringan 152 orang (38%), dan yang normal sebanyak 236 orang (59%). Hasil pemeriksaan tahun 2008di sebagian wilayah Kapubaten Bandung menunjukkan hasil sebagai berikut : dari 104 orang penjamah pestisida yang diperiksa Cholinesterase darah, ternyata sebanyak 21 orang (20,1%) mengalami keracunan sedang, sebanyak 37 orang (35,6%) mengalami keracunan ringan dan sebanyak 46 orang (44,3%) yang normal.(data Laporan Kegiatan Pengawasan Dampak Penggunaan Pestisida Pada Petani Di Wilayah Kapubaten Bandung:2008:11) Peneliti melakukan studi pendahuluan terhadap responden, hasilnya dapat diketahui bahwa semua responden (100%) masih rendah tingkat pengetahuanya tentang pengelolaan pestisida, (60%) sikap responden yang setuju pestisida adalah bahan beracun dan (100%) responden tidak lengkap menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat kontak dengan pestisida. Sehingga peneliti merasa tertarik untuk melakukan peneltian mengenai Faktor-faktor yang Berhubungan dengan kadar cholinesterase sebagai indikator

keracunan pestisida pada petani penjamah Pestisida di Kapubaten Bandung Tahun 2013 METODE Penelitian ini di lakukan dan bulan Februari-mei 2013 Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan menggunakan metode survei, melalui pendekatan Cross Sectional. Pengambilan sampel sebanyak 42 orang dari populasi 282 orang secara rendem. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data identitas sampel pengetahuan,sikap,lama kontak,alat pelindung diri (APD) cara menyemprot,sex,umur,status gizi,yang diperoleh berdasarkan pengisian kuesioner dan pengujian tes Cholinesterase dengan instrument tintometer test kit. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pengetahuan,sikap,lama kontak,alat pelindung diri (APD) cara menyemprot, serta keracunan pestisida sebagai variabel terikat. Analisis penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan uji statistik Chisqure. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Lokasi Desa Nengkelan adalah sebuah Desa yang terletak disebelah tenggara dari Pusat Pemerintahan Kecamatan Ciwidey yang berjarak ±3 KM dan sebelah barat dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung yang berjarak ±20 KM, dengan ketinggian 1000-1200 M di atas permukaan laut. Secara umum wilayah Desa Nengkelan relatif miring kebagian selatan dengan kemiringan rata-rata 2 % dan sebagian besar wilayahnya dijadikan perkebunan palawija, sayuran, pesawahan. 2. Karakteristik Petani Penjamah Pestisida a. Umur Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Statistik Menurut Umur Petani Di Desa Negkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013 Perhitungan Statistik Nilai Mean 42,95 Median 43,50 Minimal 25 Maksimal 50

Berdasarkan data yang diperoleh dari 42 responden yang diwawancarai, bahwa umur yang termuda adalah 25 tahun dan yang tertua 50 tahun. Berdasarkan data tersebut penulis mengelompokan menjadi dua, yaitu : kelompok < 43 tahun, dan > 43 tahun. Responden terbanyak adalah responden yang berumur > 43 tahun yaitu sebayak 23 (54,8%) responden dan responden yang <43 tahun sebanyak 19 (45,2%) responden. Secara terperinci datanya dapat dilihat dalam tabel 4.2 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Petani Di Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013 No Umur N % 1 < 43 19 45,2 2 > 43 23 54,8 b. Pendidikan Terakhir Berdasarkan hasil penelitian terakhir tingkat pendidikan ternyata ditemukan bahwa responden berpendidikan: SD sebanyak (34) (81,0%), SMP sebanyak (5) (11,9%), SMA sebayak (2) (4,8%), tidak sekolah sebanyak (1) (2,4%) responden dan dapat dilihat pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Penelitian Terakhir Petani Di Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013 No Tingkat pendidikan n % 1 SD 34 81,0 2 SMP 5 11,9 3 SMA 2 4,8 4 Tidak sekolah 1 2,4 c. Status Gizi Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Menirut Status Gizi Petani Di Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013 No Status Gizi n % 1 Kurang 4 9,5 2 Normal 21 50

3 Lebih 17 40,5 Berdasarkan data yang diperoleh dari 42 responden, bahwa status gizi yang kurang sebanyak 4 (9,5%), normal sebanyak 21 (50,0%) responden, dan yang lebih 17 (40,5%), secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.4 3. Analisis Univariat a. Pengetahuan Berdasarkan data yang diperoleh dari 42 responden, tingkat pengetahuan kurang sebanyak (3) (7,1%), cukup sebanyak (25) (59,5%), baik sebayak (14) (33,3%) responden, secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Petani Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013 b. Sikap No Tingkat pengetahuan n % 1 Kurang 3 7,1 2 Cukup 25 59,5 3 Baik 14 33,3 Berdasarkan data menurut sikap yang diperoleh dari 42 responden,sedang sebanyak (17) (40,5%), baik sebanyak (25) (59%),responden secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Menuurt Sikap Petani Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013 No Sikap N % 1 Sedang 17 40,5 2 Baik 25 59,5 c. Lama Kontak Berdasarkan hasil penelitian menurut lama kontak dari 42 responden ditemukan bahwa, kurang sebanyak (27) (64,3%), baik sebanyak (15) (35,7%) responden, secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Lama Kontak Petani Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013 No Lama kontak N % 1 Kurang (>5 jam perhari) 27 64,3 2 Baik (<5 jam perhari) 15 35,7 d. Alat Pelindung Diri (APD) Berdasarkan dari responden yang menggunakan alat pelindung diri, tidak lengkap sebanyak (24) (57,1%), sedangkan yang lengkap sebanyak (18) (42,9%), jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.8 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Alat Pelindung Diri (Apd) Petani Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013 No APD N % 1 Tidak lengkap 24 57,1 2 Lengkap 18 42,9 e. Praktek Menyemprot Dalam melakukan praktek menyemprot dari 42 responden, dapat diketahui kurang sebanyak (17) (40,5%), baik sebayak (25) (59,9%) responden, dapat melihat hasil lebih rinci di tabel 4.9 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Praktek Menyemprot Petani Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013 No Praktek menyemprot n % 1 Kurang 17 40,5 2 Baik 25 59,5 f. Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Berdasarkan hasil pengukuran kadar cholinesterase darah petani penyemprot dengan menggunakan Tintometer kit, diketahui bahwa (26) (61,1%) responden menunjukan kadar enzim keracunan,dan sisanya

sebanyak (16) ( 38,1%) responden menunjukan normal dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 4.10 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Petani Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tahun 2013 No Pemeriksaan cholinestersa n % 1 Keracunan (<75%) 26 61,9 2 Normal (75-100%) 16 38,1 4. Analisis Bivariat/Hasil Tabulasi Silang Tabulasi silang antara variabel bebas dan terikat di uji dengan menggunakan chi square yang bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas secara bermakna atau tidak,tetapi ada beberapa tabulasi yang tidak dapat di uji secara statistik karena tidak memenuhi syarat. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam hasil berikut: a. Tabulasi silang tingkat pengetahuan dengan kadar enzim cholinesterase Tabel 4.11 Tabulasi silang tingkat pengetahuan dengan kadar enzim cholinesterase darah petani penjamah pestisida di Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung tahun 2013 Pengetahuan Kategori hasil Cholinesterase Jumlah P Keracunan Normal n % N % n % Kurang 14 87,5 2 12,5 16 100 0,010 Baik 12 46,2 14 53,8 26 100 Jumlah 26 61,9 16 38,1 42 100 Hasil tabulasi silang diperoleh bahwa ada 14 (87,5%) dari 16 responden keracunan, sedangkan yang baik ada 12 (46,2%) dari 26 responden berada pada kondisi keracuana. Hasil uji statistik sel 5 diperoleh nilai p=0,01 (p 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang berarti ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kadar enzim cholineterase. Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh (Teguh Budi Prijanto:2009),pada keluarga petani Holtikultura Di Kecamatan Ngablak

Kabupaten Magelang,yang menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kadar cholinesterase (p=0,005). b. Tabulasi silang sikap dengan kadar enzim cholinesterase. Tabel 4.12 Tabulasi silang sikap dengan kadar enzim cholinesterase darah petani penjamah pestisida pestisida di Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung tahun 2013 Sikap Kategori hasil Cholinesterase Jumlah P Keracunan Normal n % n % n % Kurang 14 82,4 3 17,6 17 100 0,050 Baik 12 48,0 13 52,0 25 100 Jumlah 26 61,9 16 38,1 42 100 Tabulasi silang di peroleh bahwa 14 (82,4%) dari 17 responden keracunan, sedangkan 12 (48,0%) dari 25 responden berada pada kondisi keracunan. Hasil uji statistik yang dilakukan untuk mengetahuan hubungan antara sikap dengan kadar enzim cholinesterase didapat nilai p=0,050 (p 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang berarti ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan kadar cholinesterase. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh (Subakir:2008),pada pekerja petani sayur,di kota Jambi,yang menunjukan bahwa ada hubungan signifikan/bermakna antara sikap petani (p-value =0,001) dengan kadar enzim cholinesterase. c. Tabulasi silang lama kontak dengan kadar enzim cholinesteras. Tabel 4.13 Tabulasi silang lama kontak dengan kadar cholinesterase darah darah petani penjamah pestisida pestisida di Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung tahun 2013 Lama kontak Kategori hasil Cholinesterase jumlah P keracuan Normal n % n % n % Kurang 19 70,4 8 29,6 27 100 Baik 7 46,7 8 53,3 15 100 0,236 Jumlah 26 61,9 16 38,1 42 100

Tabulasi silang diperoleh bahwa ada 19 (70,4%) dari 27 responden keracunan, sedangkan lama kontak baik 7 (46,7%) berada dalam kondisi keracunan. Hasil uji statistik yang dilakukan untuk mengetahui hubungan lama kontak dengan kadar enzim cholinesterase didapat nilai p=0,236 (p 0,05), ini berarti Ho diterima sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara lama kontak dengan kadar enzim cholinesterase. Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh ( Bangkit,62:2008), pada enzim cholinesterase darah petani penyemprot sayuran di Desa Sukamukti,Kecamatan Jalaksana,Kabupaten Kuningan,(0,043) menunjukan ada hubungan antara lama paparan dengan kadar cholinesterase. d. Tabulasi silang alat pelindung diri (APD) dengan kadar enzim cholinesterase Tabel 4.14 Tabulasi silang APD dengan kadar cholinesterase darah darah petani penjamah pestisida pestisida di Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung tahun 2013 APD Kategori hasil Cholinesterase Jumlah p Keracunan Normal n % N % n % Tidak lengkap 18 78,3 5 21,7 23 100 0,037 Lengkap 8 42,1 11 57,9 19 100 Jumlah 26 61,9 16 38,1 42 100 Tabulasi silang diperoleh bahwa ada 18 (78,3%) dari 23 responden yang menggunakan APD tidak lengkap berada dalam kondisi keracunan, sedangkan yang menggunakan APD secara lengkap ada 8 (42,1%) dari 19 responden berada pada kondisi keracunan. Hasil uji statistik yang dilakukan untuk mengetahui hubungan penggunaan APD dengan kadar enzim cholinesterase didapat nilai p=0,037 (p 0,05), ini berarti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara kelengkapan penggunaan APD dengan kadar enzim cholinesterase. Hal ini sejalan dengan penelitian ( Bangkit,61:2008),faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar enzim cholinesterase darah petani penyemprot sayuran di Desa Sukamukti,Kecamatan Jalaksana,Kabupaten Kuningan. Ternyata didapatkan hasil uji statistik menunjukan bahwa nilai probabilitas

sebesar 0,028 dan kurang dari 0,05 yang artinya ada hubungan antara kelengkapan alat pelindung diri dengan kadar enzim cholinesterase. e. Tabulasi silang praktek menyemprot dengan kadar enzim cholinesterase Tabel 4.15 Tabulasi silang praktek menyemprot dengan kadar cholinesterase darah darah petani penjamah pestisida pestisida di Desa Nengkelan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung tahun 2013 Praktek menyemprot Kategori hasil Cholinesterase jumlah p Keracunan Normal n % N % n % Kurang 19 70,4 8 29,6 27 100 Baik 7 46,7 8 53,3 15 100 0,188 Jumlah 26 61,9 16 38,1 42 100 Tabulasi silang diperoleh bahwa ada 19 (70,4%) dari 27 responden dalam melakukan praktek menyemprot berada dalam kondisi keracunan, sedangkan 7 (46,7%) dari 15 responden berada pada kondisi keracunan. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,188 (p 0,05), ini berarti Ho diterima sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara praktek menyemprot dengan kadar enzim cholinesterase. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian oleh (Mus joko Ritanto:2001), Pada pekerja petani sayur penyemprot di Desa Wonorejo yang menunjukan ada hubungan Praktek Penyemprotan pestisida dengan aktifitas enzim cholinesterase,dengan uji statistik Chi square dengan keeratan hubungan sebesar 69% sedangkan tingkat kemaknaannya 5% alfa 0,05.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto,suharsimi. Prof. Dr. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Rineka Cipta,Jakarta 2010 Bangkit,Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Enzim Cholinesterase,FKM Unsil Tasikmalaya,2008 Dinas Kesehatan Kab.Bandung,Pedoman Pengawasan Dan Pengendalia Pestisida,Pemerintah Kabupaten Bandung,2003 Mus joko,ritanto,skripsi,hubungan pengetahuan,sikap,praktek penyemprotan dengan aktivitas kholinesterase darah petani sayur penyeprot pestisida organoposfat,desa Wonorejo,Kecamatan Jatipuro,Kabupaten Karanganyar,2001 Subakir,abstrak,faktor-faktor yang berhubungnan dengan keracunan pestisida pada petani sayur di kota jambi,2008 Teguh Budi Prijanto,Tesis,analisis faktor resiko keracunan pestisiada organofosfat pada keluarga petani holtikultura di kecamatan ngablak kabupaten magelang,2009