Administrasi bagi Pembangunan: Manajemen Pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
3 AKUNTABILITAS KINERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara

Prinsip-Prinsip Penganggaran

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula..

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (APLIKASI UNTUK PEMERINTAH PUSAT)

SISTEM PENGANGGARAN PEMERINTAH

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan otonomi daerah pada tahun Undang-Undang Nomor 32 Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

BAB III KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB 14 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

L A P O R A N K I N E R J A

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdiri dari dua kata yakni antos yang berarti sendiri dan nomos yang berarti Undang-

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan kebijaksanaan. keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang disusun berdasarkan ketentuan

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. pengalokasian sumber daya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Otonomi

PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Januari 2001 telah memberikan kewenangan yang luas, nyata dan. bertanggungjawab kepada daerah secara proporsional mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional. Aparatur pemerintah sebagai pelayan masyarakat

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH. Oleh : Ikak G. Patriastomo 1

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 33 Tahun 2004, menjadi titik awal dimulainya otonomi. dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan. kelangsungan usahanya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan pelayanan publik. Dokumen anggaran daerah disebut juga

SEKILAS TENTANG ANALISIS KEBIJAKAN BELANJA PUBLIK/NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,

KONSEP PEMBENTUKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tergambar tidak produktif, tidak efisien, rendah kualitas, dan miskin kreativitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA SKPK

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara,

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah

I. PENDAHULUAN. Adanya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah serta Undang-

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pengantar Ekonomi Pembangunan PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Monitoring dan Evaluasi dalam Program Pemberdayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Pertumbuhan yang telah dicapai dari berbagai kebijakan akan memberi dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja, dan mengurangi angka pengangguran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pola

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah pada era reformasi ini dituntut untuk melaksanakan. perubahan penting dan mendasar yang dimaksudkan untuk memperbaiki

Aidinil Zetra, SIP, MA. Jakarta, 22 Juli 2009

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

Transkripsi:

Administrasi bagi Pembangunan: Manajemen Pembangunan Titik Djumiarti Pengantar Administrasi Pembangunan memiliki 2 sisi yaitu: q Pembangunan Administrasi (Penyempurnaan Administrasi) q Administrasi Pembangunan (Administrasi bagi Pembangunan) Wujud Administrasi (Waldo): q q Manajemen: dinamis, menunjukkan gerakan/proses Administrasi Pembangunan Organisasi: statis, mengikuti pola tertentu Pembangunan Administrasi

Fungsi 2 Administrasi bagi Pembangunan 1. Perencanaan 2. Pengerahan Sumber Daya 3. Pengerahan partisipasi masyarakat 4. Penganggaran 5. Pelaksanaan pembangunan 6. Koordinasi 7. Pemantauan dan evaluasi 8. Pengawasan 9. Peran informasi 1. Perencanaan Merupakan pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan, untuk mencapai tujuan yang dikehendaku Merupakan tugas pokok dalam administrasi bagi pembangunan Adanya ketimpangan antara sumber daya dengan kebutuhan pembangunan Ł perlu perencanaan agar tercapai efektivitas dan efisiensi

Maraknya pembangunan berbasis pasar dengan munculnya pandangan neo-liberalisme di berbagai belahan dunia mengancam perencanaan Tetapi Friedman (1987) membantah hal tsb dengan menunjukkan adanya perencanaan di AS Unsur Pokok Perencanaan Penyusunan rencana harus memiliki, mengetahui dan memperhitungkan: 1.Tujuan akhir yang dikehendaki 2.Sasaran dan prioritas u/ mewujudkannya 3.Jangka waktu u/ mencapai sasaran tsb 4.Masalah-masalah yang dihadapi 5.Modal/sumber daya yg akan digunakan serta pengalokasiannya 6.Kebijaksanaan-kebijaksanaan u/ melaksanakannya 7.Orang, organisasi dan badan pelaksanaannya 8.Mekanisme pemantauan, evaluasi dan pengawasan pelaksanaannya 9.Perencanaan bersifat kontinyu Ł Untuk itu diperlukan informasi yang cepat, tepat dan akurat

Kegagalan Perencanaan 1. Penyusunan perencanaan tidak tepat Ł informasi kurang lengkap atau tidak realistis 2. Pelaksanaan tidak sesuai perencanaan q aparatnya tidak siap/tidak kompeten q Seringkali pelaksanaan terpisah dari perencanaan 3. Perencanaan mengikuti paradugma tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan di negara tertentu Ł kesalahan dalah falsafah/konsep dalam perencanaan tsb 4. Perencanaan yang terlalu terpusat Ł tidak adanya partisipasi Supaya tidak gagal maka: Perencanaan harus dilakukan secara kontinyu Proses perencanaan yg kontinyu terdapat unsurunsur 1. Beorientasi kepada pelaksanaan 2. Mengandung unsur kontinuitas dan fleksibilitas 3. Mengusahakan agar perencanaan bersifat seoperasional mungkin 4. Adanya sistem pengendalian pelaksanaan pembangunan 5. Perlu adanya proses penyesuaian rencana sesuai dengan pelaksanaan

2. Pengerahan Sumber Daya Setelah perencanaan disusun dengan baik, langkah berikutnya adalah pengerahan sumber daya u/ pembangunan, sumber daya tsb bisa berupa: q Dana q SDM q SDA q Teknologi q Organisasi/Kelembagaan Mobilisasi Dana Pembangunan Sebagaimana sudah diutarakan sebelumnya perlu ada dana u/ pembangunan Dana tersebut dikumpulkan dalam bentuk q Tabungan pemerintah q Tabungan masyarakat q Investasi dalam negeri/asing Untuk itu pemerintah harus merangsang investasi melalui berbagai instrumen dan kemudahan

Penyiapan Sumber Daya Manusia Mempersiapkan SDM yg berkualitas, yakni tenaga kerja yang q kreatif q produktif q memiliki disiplin dan etos kerja, serta mampu q mengembangkan potensi dan memanfaatkan peluang (enterprising). Persiapan SDM itu hampir di semua bidang pembangunan terutama: diklat, ipteks, agama & budaya Penguatan Kelembagaan Pembangunan sebagai kegiatan yang kompleks meliputi berbagai disiplin, sektor, kepentingan, dan kegiatan memerlukan lembaga-lembaga yang mampu menampung, menyalurkan, dan mengatasi, serta mensinergikan berbagai aspek tersebut. Lembaga-lembaga itu meliputi: q Birokrasi q Pasar (dunia usaha) q Partai politik q Lembaga hukum q dsb

3. Menggerakkan Partisipasi Masyarakat Seringkali pembangunan tidak mencapai sasaran karena tidak melibatkan rakyat. Hal tsb terjadi karena: q Pembangunan hanya menguntungkan segolongan kecil masyarakat q Masyarakat tidak memahami maksud pembangunan q Pelaksanaan pembangunan tidak sesuai dengan pemahaman masyarakat q Pembangunan dipahami akan menguntungkan rakyat tapi rakyat tidak dilibatkan Menggerakkan Partisipasi Masyarakat Oleh karena itu dalam administrasi pembangunan harus: q Melibatkan rakyat, q Harus dipahami maksudnya oleh rakyat q Harus mengikutsertakan rakyat dalam pelaksanaannya, dan q dilaksanakan sesuai dengan maksudnya, secara jujur, terbuka, dan dapat dipertanggungjawabkan. Kini partisipasi masy dalam pembangunan diwujudkan dalam musyawarah perencanaan pembangunan

4 aspek penting dalam partisipasi 1. Terlibatnya rakyat dalam proses politik untuk arah, strategi, dan kebijaksanaan pembangunan 2. Meningkatkan artikulasi(kemampuan) masyarakat dalam pembangunan 3. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan nyata yang konsisten dengan arah, strategi dan kebijaksanaan pembangunan. 4. Adanya perumusan dan pelaksanaan program-program partisipatif dalam pembangunan 3 hal penting dalam partisipasi Kepemimpinan q bagaimana pemimpin menciptakan partisipasi dalam pembangunan Komunikasi q Bagaimana pemerintah mengkomunikasikan pembangunan Pendidikan q Pendidikan tinggi akan mempermudah partisipasi

4. Penganggaran Anggaran menghubungkan tugas (tasks) yang akan dilakukan dengan jumlah sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakannya (Rubin, 1992) Sistem penganggaran dikenalkan pertama kali di Inggris (1822) Falsafah anggaran negara menunjukkan sistem politiknya. q Dalam sistem yang demokratis, rakyat melalui wakilwakilnya menentukan kebijaksanaan anggaran 4. Penganggaran Penyusunannya mempertimbangkan kebijakan anggaran pemerintah apakah berimbang atau defisit. Anggaran terdiri dari dua sisi yaitu Penerimaan & Pengeluaran Sisi penerimaan: q Didapat dari pajak dan bukan pajak q Jika kurang dapat meminjam

Penganggaran Sisi pengeluaran: q q Anggaran rutin: anggaran yang diperlukan untuk biaya rutin pemerintah, meliputi: belanja pegawai, belanja barang rutin, membayar hutang negara (jika ada) Anggaran pembangunan yakni dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan pembangunan yang direncanakan. Terdiri dari dana yang bersumber dari penerimaan dalam negeri dikurangi belanja rutin yang disebut juga sebagai tabungan pemerintah, dan bantuan luar negeri berupa pinjaman atau hibah. Pinjaman luar negeri dapat berbentuk bantuan program dan bantuan proyek. 5. Pelaksanaan Pembangunan Untuk melaksanakan pembangunan pemerintah biasanya menuangkan dalam bentuk proyek-proyek Proyek-proyek pembangunan harus memuat dengan jelas q tujuannya (objective), q sasaran yang akan dicapai (target), q cara mengukur keberhasilannya (performance evaluation), q jangka waktu pelaksanaannya, q tempat pelaksanaannya, q cara melaksanakan, q Kebijaksanaan untuk menjamin proyek itu dapat dilaksanakan, q biaya q tenaga yang diperlukan dan badan yang akan melaksanakannya

Proyek biasanya menginduk ke program tertentu dari pemerintah Tugas administrasi pembangunan untuk menjamin bahwa proyek- proyek pembangunan yang secara fisik dilaksanakan atau dibiayai oleh anggaran pemerintah, berjalan seperti yang dikehendaki dan mencapai sasaran seperti yang direncanakan, dengan cara yang seefisien mungkin. 6. Koordinasi Dengan koordinasi diupayakan agar pembangunan yang dilaksanakan dalam berbagai sektor dan oleh berbagai badan serta di berbagai daerah berjalan serasi dan menghasilkan sinergi. Koordinasi merupakan pekerjaan yang tidak mudah, dan merupakan tugas manajemen pembangunan untuk menjamin bahwa segala usaha pembangunan berjalan dalam arah yang sesuai dan menuju pada pencapaian sasaran. Koordinasi dengan demikian merupakan upaya untuk menghasilkan pembangunan yang efisien dalam pemanfaatan sumber daya untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran secara optimal.

7. Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan diperlukan pula agar pelaksanaan pembangunan yang bergeser dari rencana dapat diketahui secara dini dan diambil langkah-langkah yang sesuai. Evaluasi kinerja (performance evaluation) dapat memberikan informasi tidak hanya menyangkut input dan output tetapi lebih jauh lagi menyangkut hasil (result) dan manfaat (benefit), termasuk pula dampaknya Pergeseran dapat berupa: q sasaran yang tidak tercapai q sasaran terlampaui q ada peralihan dari sasaran satu ke sasaran lain. Pergeseran tersebut terjadi karena: q ada hambatan yang tidak diketahui atau diperhitungkan pada waktu perencanaan, q ada perkembangan keadaan yang tidak dapat diantisipasi pada tahap perencanaan q realisasi dari perkiraan yang berbeda dari perencanaan q perencanaannya keliru. tugas administrasi pembangunan untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pembangunan, serta mengambil langkahlangkah apabila dari hasil pemantauan diperlukan pemecahan masalah atau perubahan (revisi) pada upaya pembangunan yang direncanakan.

Evaluasi kinerja dapat dilakukan pada: q Pada saat proyek sedangn berjalan (on going ev) q Proyek selesai dibangun (terminal ev) q Proyek sudah berfungsi ( expost ev) Evaluasi dilakukan dengan menetapkan indikator dan melaksanakan studi evaluasi yang terdiri dari: q Input : sumber daya yg tersedia q Output : hasil keluaran dari input yang tersedia q Outcome : hasil dari output q Impact : kontribusi outcome thd hasil yg lebih makro 8. Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan Pengawasan mirip dengan pemantauan, perbedaannya adalah: q Pengawasan lebih menekankan pada akuntabilitas dan trasnparansi sektor publik q Lebih ditekankan pada penanganan sumber dana (financial resources) q Terjadi pada saat proyek/program dilaksanakan untuk deteksi dini penyimpangan

Pengawasan akan lebih baik apabila bersifat menangkal kerugian yang lebih besar Kegiatan pengawasan berfokus pada siapa, apa yang salah dan mengapa kesalahan itu terjadi Sistem pengawasana dapat dibagi menjadi 2: operasional dan organisasional 9. SI dalam Adm Pembangunan Ketersediaan data/informasi yang lengkap dan akurat sangat diperlukan dalam manajemen pembangunan bahkan menjadi modal pokok dalam perencanaan Untuk itu diperlukan suatu Sistem Informasi agar informasi dapat diperoleh secara cepat dan akurat Untuk itu perlu diimplementasikan electronic government dalam administrasi pembangunan egov mampu menjalankan administrasi pembangunan dan pembangunan administrasi secara bersamaan.