4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur

dokumen-dokumen yang mirip
7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

Telepon: , , Faksimili: ,

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

G. TALANG, SUMATERA BARAT

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara

4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur

7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jenis Bahaya Geologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTERPRETASI HASIL ANALISIS GEOKIMIA BATUAN GUNUNGAPI RUANG, SULAWESI UTARA

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur

G. SUNDORO, JAWA TENGAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat

Pendahuluan II. Kawasan rawan bencana III. Pokok permasalahan waspada

TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API. Virgian Rahmanda

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM)

DANAU SEGARA ANAK. Gambar 1. Lokasi Danau Segara Anak di Pulau Lombok. Gambar 2. Panorama Danau Segara Anak Rinjani dengan kerucut Gunung Barujari.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Gunung api tidak dijumpai di semua tempat. Indonesia terletak pada pertemuan tiga

4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan. Menurut Bakosurtanal, pulau di

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi geografis Indonesia terletak pada busur vulkanik Circum Pacific and

BAB I PENDAHULUAN. Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran masuk

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

LANDSLIDE OCCURRENCE, 2004 STRATEGI MITIGASI DAN SIFAT GERAKAN TANAH PENYEBAB BENCANA DI INDONESIA. BENCANA GERAKAN TANAH 2005 dan 2006

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkaran gunung api (ring of fire). Posisi tersebut menyebabkan Indonesia

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu.

BAB I PENDAHULUAN. api pasifik (the Pasific Ring Of Fire). Berada di kawasan cincin api ini

BAB I PENDAHULUAN. Bencana geologi merupakan bencana yang terjadi secara alamiah akibat

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Posisi Indonesia dalam Kawasan Bencana

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

BAB III METODA PENELITIAN

Transkripsi:

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Nama Lain : Pulu Komba, Pulu Kambing II, Pulu Betah Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administrasi : Batutara terletak di pulau berbentuk bulan sabit yang berukutan (700 x 900) m dan (350 x 200) m di bagian dasarnya. : Strato : 7 47'30" LS dan 123 34'45" BT : Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (berada di laut Flores, 48 km di utara Pulau Lembata) Ketinggian : Puncak gunungapi ini berada pada ketinggian sekitar +470 m diatas muka laut atau 3.750 m diatas dasar laut. Kota Terdekat Pos Pengamatan : Patar - Lembata Aktivitas G. Batutara diamati secara visual dari Pos Pengamatan G. Lewotolo di P. Lembata PENDAHULUAN Cara Pencapaian 1

Gunungapi ini dapat dicapai dari daerah Pantar P. Lomblen menggunakan kapal charter atau perahu layar mencapai ke lokasi ini atau dari salah satu di daerah Flores Timur, karena memang tidak ada transportasi yang tersedia secara rutin untuk singgah ke pulau ini serta tidak ada penduduk yang bermukim di pulau ini. Pelayaran mencapai lokasi gunungapi ini dari daerah Pantar diperkirakan sekitar lk 1 hari, cuaca dan musim disarankan perlu diperhitungkan. U Peta Lokasi G. Batutara Demografi Didaerah ini tidak dijumpai penduduk yang bermukim di Pulau ini, karena merupakan pulau terpencil di Laut Flores. Pada umumnya hanya disinggahii oleh para nelayan yang secara kebetulan melewati di sekitar pulau ini. Wisata Potensi wisata maritime di sekitar wilayah gunungapi ini sangat menarik, terutama untuk penyelam. Dasar laut tampak jelas di sekitar dekat pantai di pulau ini, terlihat pemandangan dasar laut yang sangat indah dan belum terjamah oleh kegiatan manusia, dan masih tampak sangat alamiah (natural). SEJARAH LETUSAN Peristiwa letusan yang tercatat dalam sejarah berupa erupsi magmatik (dalam Brouwer 1940) tidak ada korban jiwa manusia. 2

Tahun Letusan 1849 6 Oktober, terjadi gumpalan asap di kawah dan semburan lava pijar (tipe stromboli). Lava mengisi lembah-lembah sampai ke daerah pantai 1850 23 Mei, letusan material pijar 2 Agustus semburan lava dari kawah utama dan menutup kawasan pantai sebelah timur 1852 Akhir Juli letusan masih terjadi 1852-1888 Letusan magmatik secara kontinyu, dinding kawah sebelah timur hancur. 1858 1858 Sebagian semburan material pijar sampai ke laut. Terbentuk jurang panjang di sebelah timur kawah 1888-1932 Letusan tidak seintensip periode sebelumnya 2007 18 Maret 2007 : a. Pukul 00.00 WITA 06:00 WITA : tidak teramati sinar api / api diam maupun letusan / hembusan asap dari puncak G. Batutara b. Pukul 06.00 WITA 07:00 WITA : cuaca cerah, gunungapi tampak jelas, pengamatan secara visual tidak mencatat adanya letusan/hembusan asap. 19 Maret 2007 : Pukul 11:00 WITA teramati letusan asap dengan ketinggian mencapai 500 1500 m di atas puncak G. Batutara dengan arah asap menuju ke timur. Letusan terus berkembang disertai semburan lava pijar dan menghasil guguran material pijar ke arah timur sampai masuk ke laut. Hasil pemantauan visual di sekitar G. Batura pada tanggal 22 Maret 2007 pukul 09:40 10:30 WITA menunjukan kegiatan G. Batutara sebagai berikut : Hembusan asap diserta abu vulkanik dengan ketinggian ± 500 s/d 2000 m dari atas puncak G. Batutara. Tidak terlihat sinar api / api diam. Pepohonan di lereng bagian selatan dan timur pada radius ± 500 m dari puncak terlihat mati akibat tertimpa oleh abu panas gunungapi. Pada tebing kaki gunung bagian timur muncul hembusan asap berwarna putih tipis sampai kelabu tebal dengan ketinggian ± 50 500 m. Asap putih tipis hingga sedang terjadi terus menerus dengan ketinggian asap mencapai ± 25 250 m, sedangkan asap kelabu agak tebal terjadi antara selang waktu 5-20 menit. Pada waktu yang bersamaan tercium bau belerang yang menyengat disertai hujan abu yang sangat tipis. Terdengar bunyi gemuruh dan beberapa kali terlihat guguran batu pijar pada ketinggian ± 500 m dari puncak ke arah timur menuju laut. Di kaki gunung bagian timur terdapat tumpukan material. Pada tumpukan material tersebut terlihat adanya lubang berdiameter ± 10 m dan keluar hembusan asap. Letusan abu terus berlangsung hingga tahun 2009 3

Letusan G. Batutara pada tanggal 30 Maret 2007 Karakter Letusan Berdasarkan produk letusannya umumnya berupa letusan abu disertai lontaran dan guguran material pijar dan leleran lava. GEOLOGI Gunung Batutara muncul pada segmen back Arc di atas zona subduksi Busur Sunda bagian timur. Gunungapi ini membentuk pulau kecil di Laut Flores dengan diameter minimum 1,7 km bearah timur-barat sedangkan diameter maksimum 3,75 pada arah timurlaut-baratdaya dan tenggara-baratlaut. Kemiringan lereng antara 30 o - 40 o. Kawah utama berebntuk bulan sabit membuka ke arah jurang memanjang sampai pantai timur. Dinding kawah bagian atas berukuran 700 x 900 m pada titik ketinggian antara 647 748 m di atas muka laut, sedangkan dasar kawah berukuran 250 x 350 m. Kawah lainnya terdapat di sebelah selatan kawah utama berukuran lebih kecil dengan diameter lebih kurang 50 m dan tidak aktif. GEOKIMIA Hasil analisis kimia batuan yang telah dilakukan (Brouwer, 1940) tercantum dalam Data Dasar Gunungapi Indonesia pada aliran lava yang dianggap lebih tua dari basanit leusit ke peralihan ke basalt leusit dan tefrit leusit. 4

Pada retas-retas yang memotong aliran lava berkomposisi basanit leusit. Pada material letusan yang dianggap paling muda berkomposisi tefrit leusit. Hasil analisis kimia batuan yang berasal dari kegiatan vulkanisma di G. Batutara Conto 1 14 x 17 x 2 15 16 SiO 2 47.05 48.01 47.95 48.71 45.38 53.11 Al 2 O 3 16.71 15.23 13.81 18.21 18.51 19.07 Fe 2 O 3 4.50 3.19 3.96 3.56 5.96 3.38 FeO 4.64 5.50 4.76 5.32 4.24 3.47 MnO 0.13 0.17 0.16 0.14 0.18 0.20 MgO 6.10 7.38 8.21 4.89 4.79 3.23 CaO 12.23 11.75 12.19 10.41 11.73 7.11 Na 2 O 1.83 1.97 1.65 2.05 1.79 3.54 K 2 O 3.32 5.12 5.03 4.00 3.81 5.25 H 2 O + 0.79 0.29 0.48 0.50 1.05 0.40 H 2 O -- 0.63 0.09 0.15 0.51 0.60 0.14 TiO 0.95 0.92 0.87 0.95 1.17 0.65 P2O5 0.56 0.84 1.00 0.71 0.96 0.73 CO2 0.75 bayangan - - - - Cr2O3 0.01 - - 0.01 - - S - - - 0.06 - - SrO 0.01 - - 0.02 - - BaO 0.07 - - 0.13 - - Jumlah 100.19 100.26 100.22 100.18 100.17 100.28 Keterangan : 1 Basanit leusit vesikuler dari lereng barat Batutara 14 x Basanit leusit vesikuler hingga basalt leusit dari bagian timur pulau 17 x Basanit leusit hingga basalt leusit dari bagian timur pulau 2 Basanit leusit. Retas dalam lereng barat Batutara 15 Basanit leusit. Bagian tengah dari sebuah retas di pantai timur 16 Tefrit leusit biotit dari bagian timur Batutara Hasil analisis kimia G. Batutara*) Kedlm.an Bennioff (Km) 87 Sr/ 86 Sr SiO 2 % K 2 O % Rb p.p.m. Sr p.p.m. 248-45.4 53.1 3.32 5.25 - - Catatan: Charles S. Hustchison, 1981, Review of the Indonesian Volcanic arc, The Geology and Tectonic of Eastern Indonesia, GRDC, Spec. Publ. No. 2, pp.65-80 Berdasarkan hasil perbandingan kandungan K 2 O dan SiO 2, maka batuan vulkanik hasil kegiatan G. Batutara termasuk dalam katagori seri batuan Shoshonitik yang berkomposisi Basanit leusit vesikuler dari lereng barat Batutara, Basanit leusit vesikuler hingga basalt leusit, Basanit leusit. Retas dalam lereng barat Batutara, Basanit leusit. Bagian tengah dari sebuah retas di pantai timur dan Tefrit leusit biotit dari bagian timur Batutara. MITIGASI BENCANA GEOLOGI 5

Sistem Pemantauan Pemantauan G. Batutara hingga saat ini hanya dilakukan secara visual dari P. Lembata (Lomblen) dan sesekali dilakukan pengamatan visual dari dekat, meliputi tinggi, tekanan dan warna asap. Pemantauan kegempaan sulit dilakukan dikarenakan kesulitan pencapaian pulau yang terjal. PENANGGULANGAN BAHAYA Walaupun pulau ini belum berpenghuni, tidak tertutup kemungkinan bahwa di masa mendatang daerah ini menjadi tujuan wisata yang menarik, sehingga letusan-letusan kemudian dapat mengancam jiwa manusia clan harta benda baik nelayan ataupun perahu bermotor yang berlayar di sekitar pulau tersebut. Pos Pengamatan Gunung Batutara belum dibangun, tetapi gunungapi ini tetap dalam pengawasan Pusat Vulkanologi dan mitigasi Bencana Geologi-Bandung. Pengamatan visual terhadap asap kawah, perubahan bentuk kawah, pengukuran suhu solfatar/fumarola dilakukan secara temporer. PETA DAERAH BAHAYA Peta Daerah Bahaya Sementara Gunung Batu Tara yang dapat digunakan dalam keadaan darurat. Peta daerah bahaya ini dibagi menjadi Daerah Bahaya dan Daerah Waspada. Daerah Bahaya Daerah Bahaya meliputi seluruh wilayah pulau, berbentuk lingkaran yang berjari jari lebih kurang 4 km dari pusat kawah utama. Daerah ini secara langsung rawan terhadap rempah-rempah letusan seperti bom vulkanik, lapilli, pasir dan abu serta awan panas, leleran lava maupun banjir lumpur/lahar pada lembahlembahnya. Luas Daerah Bahaya sekitar 50 km'. Daerah Waspada Daerah Waspada mencakup wilayah berbentuk lingkaran berjari jari lebih kurang 6 km dari pusat kawah utama. Pada dasarnya Daerah Waspada merupakan perl_uasan Daerah Bahaya atau pada daerah-daerah lembah/sungai, 6

hanya tingkat kerawanannya relatif kecil. Luas Daerah Waspada lebih kurang 110 km'. Peta Daerah Bahaya G. Batutara 7

DAFTAR PUSTAKA Brouwer, M.A., 1940. Geological and Petrological Investigation on Alkalo and Calcalkali Rock of the Islands Adonara, Lomblen and Batoe Tara. Geological Expedition on the Lesser Sunda Islands. Vol. II. Amsterdam 1940, p. 56-88 Berita Berkala Vulkanologi, no. 180, tahun 1991 (edisi khusus). Charles S. Hustchison, 1981, Review of the Indonesian Volcanic arc, The Geology and Tectonic of Eastern Indonesia, GRDC, Spec. Publ. No. 2, pp.65-80 Kusumadinata,K., 1979, Data Dasar Gunungapi di Indonesia. Direktorat Vulkanologi, Bandung. 8