BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV P E N U T U P

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

CAPAIAN MDGs. provinsi KALIMANTAN TENGAH

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003

BAB II ANALISIS DATA SEKTORAL MDGs KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2009

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

Juknis Operasional SPM

Paparan Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Tengah

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Manggal Karya Bakti Husuda

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V 50

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 46

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Standar Ponkesdes 91

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

2.25. Jumlah Anak Balita Hidup dan Jumlah Kasus Kematian Balita di 32 KecamatanTahun II-42 Tabel Jumlah kasus kematian ibu hamil,

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

Target 2A : Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 S/D 2014 MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain dari 7 tujuan pembangunan millenium, 11 target dan 54 indikator sudah dapat dijelaskan, namun masih ada beberapa target yang belum bisa diukur keberhasilannya 2. Mengetahui perbandingan persentase keberhasilan 7 tujuan millenium, 11 target dan 54 indikator antara tahun 2008 sampai tahun 2010 3. Pencapain: Tujuan 1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Proporsi penduduk yang termasuk dalam kategori pra sejahtera dan sejahtera 1 (yang disepakati masyarakat) pada tahun 2008 sebesar 55.82% dan tahun 2010 sebesar 36.16%. Proporsi penduduk yang kualitas hidupnya rendah (fakir miskin) tahun 2008 sebesar 21.75%, mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar 0.19% dan pada tahun 2010 naik sebesar 25.25%. Prevalensi Balita BGM (Bawah Garis Merah) tahun 2008 sebesar 3.6%, mengalami peningkatan pada tahun 2008 sampai 2010 yakni sebesar 3.8% tahun 2008 dan tahun 2009 sebesar 3.17%. Tujuan 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua Angka Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah (4-6 tahun) pada tahun 2008 sebesar 23.82%, menurun pada tahun 2009 dan 2010 sebesar 22.08% tahun 2009 dan 20.57% tahun 2010, ketiganya masih jauh dari target yang telah ditetapkan yakni sebesar 95%. Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (7-12 tahun) pada tahun 2008 sebesar 98.79% menurun pada tahun 2009 sebesar 94.63% dan pada tahun 2010 meningkat sebesar 97.41% dan sudah memenuhi target yakni sebesar 95%. Angka Partisipasi Murni Sekolah Lanjutan Pertama pada tahun 2008 sebesar - 107 -

64.047%, menurun pada tahun 2009 dan 2010 sebesar 57,633% tahun 2009 dan 56.540% tahun 2010, ketiganya masih di bawah target yang telah ditetapkan yakni sebesar 95%. Jumlah siswa anak cacat (7-15 tahun) pada tahun 2008, 2009 dan 2010 sama sebesar 66 orang dan masih dibawah target yakni sebesar 95%. Proporsi murid kelas I yang berhasil mencapai kelas 5 pada tahun 2008 sebesar 95.60%, mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar 81.87% dan pada tahun 2010 meningkat sebesar 96.18% dan sudah memenuhi target. Proporsi murid kelas I yang berhasil menamatkan SD pada tahun 2008 sebesar 85.60%, mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar 84.27% dan pada tahun 2010 meningkat sebesar 89.07%. Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menyelesaikan 9 tahun SD pada tahun 2008 sebesar 55.59%, mengalami peningkatan pada tahun 2009 dan 2010 sebesar 57.66% tahun 2009 dan 71.04% tahun 2010 tetapi masih jauh dari taget yang telah ditetapkan sebesar 95%. Angka kelulusan SD pada tahun 2008 sebesar 98.46% sudah memenuhi target yakni sebesar 95% tetapi mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar 91.07% dan tahun 2010 naik sebesar 91.57%. Angka Kelulusan SMP pada tahun 2008 sebesar 74.99%, meningkat pada tahun 2009 dan 2010 sebesar 76.86% tahun 2009 dan sebesar 82.04% tahun 2010 tetapi masih belum memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 95%. Angka putus sekolah pada tahun 2008 sebesar 0.44%, mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebesar 0.52% dan tahun 2010 sebesar 0.73%. Angka melanjutkan ke SMP pada tahun 2008 sebesar 96.92%, meningkat pada tahun 2009 sebesar 99.09% dan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 88.74%. Angka melanjutkan ke SM pada tahun 2008 sebesar 118.52%, meningkat sebesar 122.86% pada tahun 2009 dan 2010 mengalami penurunan sebesar 93.87%. - 108 -

Tujuan 3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan. Proporsi kursi DPRD yang diduduki oleh perempuan pada tahun 2008 sebesar 5.71%, meningkat pada tahun 2009 sebesar 15% dan tahun 2010 tidak mengalami perubahan. Persentase Camat perempuan antara tahun 2009 dan tahun 2010 tidak mengalami perubahan sebesar 18.75%. Persentase lurah/kades perempuan tahun 2008 sebesar 3.59%, meningkatan pada tahun 2009 sebesar 12.50% tetapi pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 2.25%. Rasio pejabat perempuan di lingkup pemerintah daerah Kab. Polewali Mandar (esalon II) tahun 2009 dan 2010 tidak mengalami perubahan sebesar 3.03%, (esalon III) tahun 2008 sebesar 16.53%, menurun pada tahun 2009 sebesar 14.89% namun pada tahun 2010 meningkat sebesar 18.87%. Rasio pejabat perempuan di lingkup pemerintah daerah Kab. Polewali Mandar (esalon IV) pada tahun 2008 sebesar 56.13%, mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar 32.38% dan tahun 2010 sebesar 24.98%. Persentase pejabat perempuan di lingkup Pengadilan Negeri Polewali tahun 2010 sebesar 28.57%. Persentase pejabat perempuan di lingkup Pengadilan Agama Polewali tahun 2010 sebesar 38.10%. Persentase pejabat perempuan di lingkup Departemen Agama Polewali tahun 2010 sebesar 28.85%. Persentase pejabat perempuan di lingkup Kejaksaan Negeri Polewali tahun 2010 sebesar 24%. Persentase perempuan di lingkup TNI Kab. Polewali Mandar masih di dominasi oleh laki-laki sedangkan persentase perempuan di lingkup POLRI Kab. Polewali Mandar tahun 2010 sebesar 1.15%. Persentase perempuan sebagai pengurus partai politik pada tahun 2008 sebesar 21.35%, menurun pada tahun 2009 sebesar 19.98% dan tahun 2010 tidak mengalami perubahan. Persentase perempuan sebagai pengurus organisasi sosial pada tahun 2008, 2009 dan 2010 tidak mengalami perubahan sebesar 27.27%. Persentase KB perempuan pada tahun - 109 -

2008 sebesar 97.83%, mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar 96.58% dan tahun 2010 sebesar 94.28%. Tujuan 4. Menurunkan Angka Kematian Anak Angka Kematian Bayi tahun 2008 sebanyak 61 orang, mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebanyak 98 orang dan tahun 2010 menurun menjadi 96 orang. Angka Kematian Balita pada tahun 2008 dan 2009 sebanyak 3 orang dan tahun 2010 meningkat menjadi 4 orang. Proporsi anak usia 1 tahun yang di imunisasi campak pada tahun 2008 sebesar 85.12%, menurun pada tahun 2009 sebesar 75.3% dan meningkat pada tahun 2010 sebesar 92.44%. Persentase BBLR pada tahun 2008 sebesar 2.21%, menurun pada tahun 2009 sebesar 2.15% dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 2.95%. Pemantauan pertumbuhan dengan SKDN pada tahun 2008 sebesar 71.37%, menurun pada tahun 2009 sebesar 47.20% dan tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 73.85%. Cakupan kunjungan bayi pada tahun 2008 sebesar 93.60%, menurun pada tahun 2009 sebesar 79.19% dan tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 84.55%. Persentase pemberian Vitamin A pada Balita pada tahun 2008 sebesar 93.83% mengalami penurunan pada tahun 2009 sampai 2010 yakni sebesar 90.74% tahun 2009 dan tahun 2010 sebesar 87.19%. Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada tahun 2008 sebesar 32.49%, mengalami peningkatan pada tahun 2009 sampai 2010 sebesar 39.7% tahun 2009 serta 55.22% tahun 2010. Desa UCI pada tahun 2008 sebesar 50.8%, mengalami peningkatan pada tahun 2009 sampai 2010 yakni sebesar 56.6% tahun 2009 dan tahun 2010 sebesar 57.83%. Tujuan 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu Angka Kematian Ibu tahun 2008 sebanyak 17 orang, pada tahun 2009 mengalami penurunan sebanyak 12 orang dan tahun 2010 meningkat sebanyak 13 orang. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki potensi kebidanan pada tahun 2008 sebesar 71.80%, meningkat pada tahun 2009 sampai 2010 yakni - 110 -

Tujuan 6. sebesar 77.17% tahun 2009 dan pada tahun 2010 sebesar 81.94%. Angka pemakaian kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 tahun pada tahun 2008 sebesar 54.32%, tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 59.03%, dan pada tahun 2010 sebesar 0.91%. Cakupan kunjungan K4 pada tahun 2008 sebesar 73.19%, mengalami peningkatan pada tahun 2009 sampai 2010 yakni sebesar 80.31% pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 sebesar 81.34%. Cakupan Pelayanan NIFAS pada tahun 2008 sebesar 70.84%, meningkat pada tahun 2009 sampai 2010 yakni sebesar 73.6% tahun 2008 dan tahun 2009 sebesar 77.16%. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani pada tahun 2008 sebesar 72.25% menurun pada tahun 2009 sebesar 69.45% dan pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 93.03%. Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular lainnya Angka penggunaan kondom pada tahun 2008 sebesar 4.21%, mengalami penurunan tahun 2009 sampai tahun 2010 sebesar 2.20% tahun 2009 dan 0.09% tahun 2010. Prevalensi malaria pada tahun 2008 sebanyak 12 orang, mengalami penurunan pada tahun 2009 sampai 2010 yakni sebanyak 5 orang pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 sebesar 1.14%. Penderita malaria yang mendapat pengobatan efektif pada tahun 2008 sebesar 11.82%, meningkat pada tahun 2009 sebesar 100% dan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 86.67%. Angka penemuan pasien tuberculosis BTA positif baru pada tahun 2008 sebesar 53.85%, mengalami penurunan pada tahun 2009 sampai 2010 sebesar 11.63% tahun 2009 dan sebesar 5.49% tahun 2010. Angka kesembuhan pasien baru tuberculosis pada tahun 2008 sebesar 88.24%, mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar 82.98% dan pada tahun 2010 meningkat sebesar 90.05%. Prevalensi (angka kesakitan) penyakit kusta pada tahun 2008 sebesar 3.45% meningkat pada tahun 2009 sebesar 8.4% dan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 2.88%. Angka kesakitan DBD (Demam Berdarah Dengue) pada tahun 2008 sebesar 1.89%, menurun pada tahun 2009-111 -

sebesar 1.88% dan tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 5.05%. Case Fatality Rate Diare pada saat KLB (Kejadian Luar Biasa) pada tahun 2008 sebesar 11.3%, mengalami penurunan pada tahun 2009 sampai 2010 sebesar 0.75% tahun 2009 dan 0.16% tahun 2010. Tujuan 7. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup Proporsi luas lahan yang tetutup hutan pada tahun 2008 sebesar 18.81% dan tidak mengalami perubahan pada tahun 2009 sampai 2010. Rasio luas kawasan lindung terhadap luas daratan pada tahun 2008 sebesar 38.79% dan tidak mengalami perubahan pada tahun 2009 sampai 2010. Rasio hasil kegiata reboisasi terhadap luas kawasan hutan yang perlu direhabilitasi/reboisasi pada tahun 2008 sebesar 23.91% tidak mengalami perubahan pada tahun 2009 sampai 2010. Emisi C02 perkapita pada tahun 2008 sebesar 9.492.451.074 ton/emisi menurun pada tahun 2009 sebesar 6.896.691.404 ton/emisi dan meningkat pada tahun 2010 sebesar 7.641.440.217. Laporan hasil pemantauan kualitas air pada tahun 2008 memenuhi baku mutu IP= 0.7126. Proporsi Penduduk Cacat (Usia 7 15 Tahun) tahun 2009 sebesar 0.75% dan mengalami penurunan sebesar 0.29% pada tahun 2010. Proporsi rumah tangga yang kualitas hidupnya rendah (Fakir Miskin) tahun 2009 sebesar 0.19% dan mengalami peningkatan pada tahun 2010 sebesar 25.25%. Persentase rumah tangga yang menempati rumah tidak layak huni pada tahun 2008 yakni sebesar 5.58%, mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar 3.09% dan pada tahun 2010 meningkat sebesar 5,46%. Persentase rumah tangga yang tinggal di kawasan rawan bencana pada tahun 2008 sebesar 4.89%, mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebesar 27.6% dan menurun pada tahun 2010 sebesar 4.87%. 4.2 Rekomendasi Dari hasil analisa data secara integratif tahun 2009-2010, dapat disimpulkan masih ada beberapa indikator yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan untuk - 112 -

mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium pada tahun 2015 mendatang. Berikut ini rekomendasi yang dapat disimpulkan berdasarkan hasil analisa data secara integratif pada tahun 2009-2010: 1. Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan a. Peningkatan pelayanan program perbaikan gizi pada wilayah kecamatan yang cakupannya rendah dengan melakukan penyuluhan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi, pemberian makanan tambahan dengan proiritas wilayah yang cakupannya masih tinggi dan mempunyai kecendrungan peningkatan jumlah BGM. b. Meningkatkan program penyuluhan bagi ibu hamil tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi pada masa kehamilan dan/atau janin yang merupakan modal dasar bagi tumbuh kembang anak pada usia selanjutnya dan yang paling penting adalah penanganan pada bayi yang BBLR seluruhnya sesuai target SPM. c. Penyuluhan pemberian gizi pada balita, dan pemberian makanan tambahan perlu ditingkatkan serta program lainnya yang dapat menekan jumlah balita yang berat badannya tidak sesuai dengan garis pertumbuhan, dengan prioritas wilayah yang cakupannya rendah. d. Penambahan tenaga kesehatan dan pemerataan penyebaran tenaga kesehatan khususnya bidan di wilayah Kab. Polewali Mandar agar pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak dapat mencapai target sesuai SPM. e. Meningkatkan penyuluhan bagi Ibu tentang pentingnya pemberian ASI ekslusif pada bayi serta perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan di setiap tingkatan. f. Program Imunisasi perlu ditingkatkan agar cakupan desa UCI di tahun yang akan datang dapat mencapai target 100 %, dengan meningkatkan pengadaan vaksin yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, propinsi dan daerah yang sesuai dengan kebutuhan cakupan yang ada di wilayah menjadi prioritas. - 113 -

g. Meningkatkan jumlah tempat pelayanan kesehatan yang menyediakan fasilitas PONED dan PONEK (Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar dan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Komprehensif) yang menyediakan pelayanan sesuai dengan standar dan dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. h. Meningkatkan kewaspadaan dini mengantisipasi terjadinya wabah penyakit menular seperti TBC, DBD, Diare, Malaria, Kusta dan penyakit menular lainnya serta terus meningkatkan penyuluhan pencegahan dan pemberantasannya. i. Cakupan-cakupan mengalami peningkatan atau yang sudah mencapai target seperti : pemberian imunisasi campak, cakupan kunjungan bayi, Pemberian Vitamin A, diharapkan terus dipertahankan dan ditingkatkan terutama kualitas pelayanan kesehatan agar dapat berdampak pada Pencapaian indikator MDGs khususnya yang berhubungan dengan Bidang Kesehatan di Kab. Polewali Mandar Tahun 2015 j. Penguatan manajemen SDM pendataan pada tingkat Desa sampai ke tingkat pengelola data di Kecataman dan Kabupaten agar potret capaian dari indicator MDGs per tahun benar-benar menggambarkan keadaan yang sebenarnya. 2. Bidang Pendidikan a. Meningkatkan daya tampung, kualitas pendidikan dan system evaluasi pendidikan bagi pelayanan pendidikan anak usia dini (PAUD). Kualitas pendidikan yang masih rendah menyebabkan penyelenggaran pelayanan pendidikan belum mampu memberikan kompetensi sesuai dengan tahap pendidikan yang dijalani peserta didik. b. Program peningkatan akses dan perluasan kesempatan belajar bagi semua anak usia pendidikan dasar guna meningkatkan partisipasi anak usia pendidikan agar dapat bersekolah. Antara lain program penyediaan sarana dan prasarana serta biaya operasional. c. Peningkatan kualitas guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. - 114 -

d. Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan dasar sehingga setiap tamatan memiliki kompetensi dasar sebagai modal untuk hidup dalam masyarakat atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Partisipasi yang lebih intensif dari orang tua, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dunia industri dan usahawan sehinggan pelaksanaan penuntasan wajib belajar 9 tahun betul-betul merupakan gerakan sosial. e. Penguatan manajemen SDM pendataan pada tingkat sekolah sampai ke tingkat pengelola data di kecataman dan kabupaten agar potret capaian dari indikator MDGs per tahun benar-benar menggambarkan keadaan yang sebenarnya. 3. Bidang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan a. Memberi peluang kepada perempuan untuk berpartisipasi dalam politik dan penentu kebijakan serta tidak adanya kelembagaan yang membatasi perempuan pada kekuasaan marginal, karena peranan perempuan adalah peran yang saling melengkapi untuk kepentingan bersama. Dengan kata lain peran setara. b. Agar setiap kebijakan hendaknya responsif dan sensitif gender yakni kebijakan yang mencerminkan kesetaraan kepentingan antara laki-laki dan perempuan. c. Menghilangkan nilai-nilai atau norma dalam masyarakat yang menganggap bahwa perempuan adalah ratu dan pengurus rumah tangga dengan demikian kesempatan kepada perempuan untuk beraktifitas di luar rumah bukan berarti menyalahi kodrat melainkan menghilangkan keisolasian. 4. Bidang Keluarga Berencana a. Pencapaian di setiap kecamatan terlihat menurun karena terkendala oleh petugas lapangan, rekruitmen untuk Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) b. Pengadaan alat kontrasepsi membutuhkan dukungan dana dari APBD kabupaten untuk mendukung Keluarga Sejahtera II & Keluarga - 115 -

Sejahtera III +, karena selama ini yang disubsidi oleh BKKBN Provinsi adalah untuk Keluarga Pra Sejahtera. 5. Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup 5.1 Bidang Kehutanan a. Proporsi luas lahan yang tertutup hutan, Pada beberapa kecamatan yang proporsi tutupan hutannya di bawah 30% perlu mendapatkan perhatian pemerintah Kab. Polewali Mandar, yaitu dengan melakukan kegiatan penghijauan dan reboisasi, baik pada sempadan sungai, pantai maupun lingkungan perkotaan, terlebih pada kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS). b. Rasio luas kawasan lindung terhadap luas daratan, Rasio luas kawasan lindung Kab. Polewali Mandar sebesar 38.79% menggambarkan bahwa kawasan lindung kabupaten sudah memenuhi kriteria luas kawasan lindung yang ideal (30%), namun pada beberapa kecamatan belum memiliki kawasan lindung, sehingga pemerintah Kab. Polewali Mandar perlu menunjuk areal tertentu sebagai kawasan lindung yang berfungsi sebagai pengatur tata air, pencegah erosi dan banjir, serta pengawetan kesuburan tanah. c. Rasio hasil kegiatan reboisasi terhadap luas kawasan hutan yang perlu direhabilitasi/reboisasi. Rasio hasil kegiatan reboisasi terhadap luas kawasan hutan yang perlu direhabilitasi/reboisasi di Kab. Polewali Mandar mencapai 23.91% pada tahun 2009 dan 2010 terjadi peningkatan rasio sebesar 0.44%. Berdasarkan analisa data maka masih terdapat 75.65% (25.729 Ha) lahan kritis yang perlu direhabilitasi/reboisasi, oleh karena itu pemerintah Kabupaten Polewali Mandar perlu meningkatkan program penghijauan/reboisasi agar lahan kritis yang ada dapat direhabiltasi/reboisasi, sehinga dapat menekan laju degradasi dan deforestrasi hutan dan lahan guna mendukung kegiatan pembangunan yang berkelanjutan. - 116 -