BAB I Pengantar PLSBT. Dosen : Elly M. Setiadi

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI (PLSBT)

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM PLSBT

BAHAN BELAJAR MANDIRI 1 PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI (PLSBT) (SEMESTER 5) PENGANTAR PLSBT. OLEH Drs. Ridwan Effendi, M.

PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI (PLSBT)

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT)

PENGANTAR PLSBT. Oleh Ir. Agus Hasbi Noor, M.M.Pd.

Pertemuan ke-1 IBD sebagai bagian dari MKDU:

ISD Sebagai Salah Satu MKDU

Oleh : Kian Amboro, S.Pd., M.Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

BAB I PENGANTAR PLSBT

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PENGANTAR ILMU SOSIAL. Oleh : SITI KOMARIAH

ILMU SOSIAL DASAR DALAM PERGURUAN TINGGI. Disusun Oleh : NPM : Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar

Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Maind map rangkuamn ke 2

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP IAD ISD IBD

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke:

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP

I. PENDAHULUAN. maupun internal diidentifikasikan sebagai berikut. Faktor-faktor eksternal

PENDIDIKAN PANCASILA

Materi ilmu alamiah dasar bersifat dasar, umum dan pengantar yang berkenaan dengan fenomena alam dan daya fikir manusia. Ilmu alamiah dasar bukan

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN SIKAP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat sekarang ini terus mengalami perubahan dalam

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

KONSEP MBB-ISBD DALAM KERANGKA GENERAL EDUCATION DI PERGURUAN TINGGI UMUM

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister

SILABUS MATA KULIAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI. Oleh : Drs. S. Ichas Hamid Al-lamri, M.Pd. NIP

SILABUS. 1. Identitas Mata Kuliah. Nomor Kode : KU 107. Semester : 3 Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Jenjang : S1 PGSD : Tim Dosen PSB UPI

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas maka

LAPORAN PRAKTIKUM PENDIDIKAN IPA PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN IPA DI TINGKAT SMP. Disusun Oleh : Sani Wirayati Kelas A

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN SIKAP

UNIVERSITAS PADJADJARAN

HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK ILMU SOSIAL. Grendi Hendrastomo

PROGRAM STUDI S3 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Logika. B. Tujuan Penulisan

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

TEORI IPA : Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) AWALAN PENGERTIAN IPA

WORK SHOP KURIKULUM MIH

Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia sosial. yang mempelajari tentang manusia sebagai makhluk sosial.

Etika dan Filsafat. Komunikasi

ILMU ALAMIAH DASAR. Isti Yunita, M. Sc FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO DALAM MATA KULIAH PLSBT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING

cbab V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI SAINS DAN SIKAP CALON GURU NON IPA TERHADAP LINGKUNGAN PADA KERANGKA SAINS SEBAGAI PENDIDIKAN UMUM

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL SIKAP

BAB I PENDAHULUAN. Trends In International Mathematics And Science Study (TIMSS)

Artikel Alasan memilih Prodi BK, BK UAD, UAD, dan Yogyakarta

hsirait Hasanuddin Sirait/ / Phone:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

Pendekatan-Pendekatan Keilmuan

HAKIKAT PENDIDIKAN SOSIAL DAN BUDAYA

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Teori Komunikasi. Pendekatan-pendekatan Keilmuan. Martina Shalaty Putri, M.Si. Modul ke: 01Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

Visi, Misi dan Tujuan

PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

Capaian pembelajaran program Diploma (D3), Sarjana (S1), Master (S2), dan Doktor (S3) di tingkat ITS dan Jurusan

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

TANTANGAN FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN GEOGRAFI YULI IFANA SARI

BAB 6 PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN

WAWASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SILABUS PENGANTAR ILMU SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LATAR BELAKANG DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN ILMU SOSIAL DASAR

BAB V METODE-METODE KEILMUAN

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRISAKTI

PROGRAM STUDIS1 TEKNIK KOMPUTER SIKAP

Filsafat Manusia (PERKULIAHAN)

SUBSTANSI IPS DAN KARAKTERISTIKNYA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Landasan dan Prinsip PengembanganKurikulum

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

KULIAH KERJA NYATA (KKN) APA MENGAPA BAGAIMANA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya, baik pada dimensi intelektual moral maupun

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA SIKAP

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu

Transkripsi:

BAB I Pengantar PLSBT Dosen : Elly M. Setiadi

BAB I Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT)

Bab ini memberikan dasar pemahaman tentang latar belakang lahirnya PLSBT, ruang lingkup studi PLSBT, dan pendekatan dan metode pemecahan masalah PLSBT. Bab ini memudahkan untuk memahami hakikat perkuliahan dalam mata kuliah PLSBT. Secara umum hasil belajar yang akan dicapai setelah mempelajari bab ini adalah : Memahami latar belakang lahirnya PLSBT Memahami ruang lingkup studi PLSBT Memahami tujuan mempelajari PLSBT Memahami pendekatan dan metode pemecahan dalam PLSBT.

Secara khusus bab ini diharapkan memahami latar belakang lahirnya PLSBT, memahami PLSBT sebagai bagian mata kuliah umum (MKU), memahami ruang lingkup studi PLSBT, memahami pengertian dan syarat-syarat disiplin ilmu, memahami pendekatan dan metode pemecahan masalah PLSBT. Bab ini membahas beberapa pokok bahasan, sebagai berikut : 1. Latar belakang lahirnya PLSBT 2. Ruang lingkup studi PLSBT 3. Tujuan mempelajari PLSBT 4. Pendekatan dan metode pemecahan masalah PLSBT. Ruang lingkup yang terkandung dalam bab ini menyangkut beberapa hal, yaitu : 1. Latar belakang lahirnya PLSBT 2. PLSBT sebagai komponen mata kuliah umum (MKU) 3. Ruang lingkup studi PLSBT 4. Pengertian dan persyaratan ilmu 5. Pendekatan dan metode pemecahan masalah PLSBT

A. Latar belakang Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya Dan Teknologi (PLSBT) 1. Pendahuluan Bab ini membahas tentang latar belakang kenapa mata kuliah ini lahir dan penting untuk dibahas dalam perkuliahan. Ada persoalan akademik, persoalan psikologis paedagosis, persoalan pendekatan, serta persoalan-persoalan realitas di lapangan sehingga PLSBT penting untuk dipelajari. PLSBT sebagai bagian dari mata kuliah umum, tentu saja membawa missi sesuai dengan hakikat pendidikan umum, yang salah satunya pengembangan aspek kepribadian, dalam hal ini PLSBT ingin membawa para mahasiswa memiliki kepekaan, kepedulian, keterpanggilan, dan kesadaran terhadap masalah-masalah lingkungan sosial budaya dan teknologi.

2. Latar Belakang Lahirnya PLSBT PLSBT ini merupakan salah satu mata kuliah umum (MKU) yang merupakan hasil gabungan (fusi) dari mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar (IAD), ilmu sosial Dasar (ISD) dan Ilmu Budaya Dasar (IBD). Permaslahan pokok yang ingin di carikan pemecahannya melalui studi PLSBT ini adalah masalah lingkungan atau kealaman, masalah sosial, dan masalah kebudayaan. Secara umum, ketiga masalah itulah yang pada tahap kompleksitas permasalahan di hadapi umat manusia saat ini. Pemecahan masalah lingkungan atau kealaman, sosial, dan kebudayaan tersebut diatas antara lain ditugaskan melalui PLSBT, hal itu sesuai dengan rumusan : Education is concerned both with the development of individual and with the welfare of this society (Arden N. Frandsen, 1957:2).

Sejauh ini para ilmuan sepakat bahwa semua ilmu lahir dari ilmu filsafat. Dari hasil pemikiran manusia yang menyeluruh, mendasar, dan spekulatif berupa filsafat lahirlah tiga rumpun ilmu : 1. Ilmu Ilmu Kealaman (IIK) atau Natural Sciences 2. Ilmu Ilmu Sosial (IIS) atau Social Sciences/Behavioral Sciences 3. Ilmu Ilmu Budaya (IIB) atau Humanities. Dari ketiga rumpun ilmu di atas di perguruan tinggi di wujudkan menjadi tiga MKU, yaitu : 1. Ilmu Alamiah DAsar (IAD) di turunkan dari IIK 2. Ilmu Sosial Dasar (ISD) di turunkan dari IIS 3. Ilmu Budaya Dasar (IBD) di turunkan dari IIB.

Tugas ketiga MKDU tersebut adalah : IAD-bertugas menawarkan alternatif pemecahan masalah yang timbul dalam lingkup kealaman, misalnya banjir, pencemaran/polusi, dan sebagainya dengan menggunakan pendekatan interdisipliner/multidisipliner terutama dalam lingkup rumpun IIK. ISD-bertugas menawarkan alternatif pemecahan masalah yang timbul dalam lingkup kebudayaan kejiwaan, misalnya mentalitas disiplin dan sebagainya dengan menggunakan pendekatan interdisipliner/multidisipliner terutama dalam lingkup rumpun IIS. IBD-bertugas menawarkan alternatif pemecahan masalah yang timbul dalam lingkup kebudayaan kejiwaan, misalnya mentalitas disiplin dan sebagainya dengan menggunkan pendekatan interdisipliner/multidisipliner terutama dalam lingkup rumpun IIB.

Rumpun Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar sekarang ini difungsikan menjadi Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD). Muncul dan pentingnya mata kuliah PLSBT secara garis besarnya menurut Astim Riyanto (2000:26) didukung oleh dua latar belakang, yaitu : 1. Perkembangan ilmu pengetahuan yang dari waktu ke waktu semakin cepat, banyak, dan terspesialisasi. 2. Perkembangan masyarakat yang dari waktu ke waktu semakin kompleks, ruwet, rumit, dan pelik. Dengan demikian PLSBT berfungsi untuk merekat dan melahirkan kebersamaan dalam hal memecahkan masalah-masalah dalam berbagai disiplin ilmu.

3. PLSBT sebagai Komponen Mata Kuliah Umum (MKU) Program-program pendidikan umum terselenggara sebagai bagian dari penyelenggara pendidikan di perguruan tinggi. Adapun tujuan Pendidikan Umum/MKU adalah menghasilkan warga negara sarjana atau keluaran/lulusan (out put) perguruan tunggi lainnya yang berkualifikasi sebagai berikut : Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lainnya. Berjiwa Pancasila, sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan memiliki kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana atau lulusan perguruan tinggi Indonesia. Memiliki wawasan yang komprehensif dan pendekatan integral dalam menyikapi permasalahan kehidupan sosial, ekonomi, hukum, pendidikan dan pertahanan keamanan. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama berperan serta dalam pelestariannya (Astim Riyanto, 2000:3-4).

4. Tujuan Mempelajari PLSBT Pembentukkan dan pengembangan kepribadian serta wawasan perhatian, pengetahuan, dan pemikiran mahasiswa mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala berkenaan dengan masyarakat dan lingkungan agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran berkenaan dengan : Meningkatkan kesadaran diri selaku makhluk Tuhan dalam mendekatkan diri kepada-nya, melalui hubungan sesama manusia dan lingkungan alam meningkatkan kesadaran diri selaku makhluk sosial, budaya dan bagian yang tak terpisahkan dari alam sekitarnya Meningkatkan kesadaran lingkungan dalam mengembangkan kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang dengan lingkungan hidup Meningkatkan melek IPTEK dalam menerapkannya secara selaras, serasi dan seimbang dengan lingkungan hidup, untuk mempertahankan kelestarian kehidupan umat manusia serta kehidupan pada umumnya Meningkatkan kepekaan dan keterbukaan terhadap masalah-masalah lingkungan, sosial, budaya dan teknologi serta bertanggung jawab dalam memecahkan masalah tersebut. (Hasil Seminar dan Lokakarya Mata Kuliah PLSBT IKIP Bandung, 1995: 3-4).

B. Ruang Lingkup Studi PLSBT 1. Pendahuluan PLSBT sebagai mata kuliah umum bukan merupakan mata kuliah pendidikan akademik atau pendidikan keterampilan, melainkan merupakan pendidikan umum. Oleh karena itu, dalam Strategi Belajar Mengajar dan Kegiatan Belajar Mengajarnya, tidak terlalu menekankan pada aspek kognitif, Teoretik, dan keterampilan motorik, melainkan lebih menekankan pada aspek konatif, pembinaan moral-mental-nilai, dan makna kajiannya. Namun demikian, konsep, asas, dan materi ilmu yang terlibat dalam PLSBT itu, menjiwai pokokpokok bahasannya.

Untuk melihat lebih dekat pada hakikat PLSBT serta ilmu apa saja yang menjiwainya perlu kiranya memperhatikan rincian berikut : 1. Pendidikan : proses pendewasaan, pengembangan kepribadian, 2. Lingkungan : aspek interaksi antara makhluk hidup, terutama manusia dengan lingkungannya, yang merupakan kajian ekologi, termasuk ke dalamnya kajian ekologi manusia. 3. Sosial : aspek interaksi sosial dan sosialisasi yang merupakan kajian sosiologi, psikologi sosial, dan bidang ilmu sosial lainnya. 4. Budaya : aspek budaya yang merupakan hasil ungkapan dan pengembangan akal budi manusia dengan prosesnya, yang merupakan kajian antropologi, khususnya antropologi budaya dan bidang humaniora. 5. Teknologi : salah satu unsur budaya yang merupakan penerapan praktis ilmu pengetahuan yang membawa dampak kemajuan kesejahteraan (positif) dan ketimpangan (negatif) dalam kehidupan manusia.

C. Pengertian Dan Persyaratan Ilmu Secara sederhana ilmu adalah pengetahuan yang sudah tersusun, diklasifikasikan, diorganisasi, disistematisasi, dan diinterpretasi yang menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji dan dapat diuji ulang secara alamiah (Astim Riyanto,2000). Sementara pengetahuan, adalah segala sesuatu atau hal yang diketahui melalui tangkapan pancaindera, rasio, filsafat, intuisi, dan pengetahuan sikap. Oleh karena itu, tidak semua pengetahuan adalah ilmu, tetapi semua ilmu adalah pengetahuan.

Beradasarkan pandangan filsafat ilmu, sesuatu dikatakan ilmu bila memenuhi syarat secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis : 1. Setiap ilmu memenuhi syarat secara ontologis, apabila ilmu tersebut memiliki objek studi yang jelas. 2. Sebuah ilmu memenuhi syarat secara epistemologi, bila ilmu tersebut mempunyai pendekatan dan metodologinya sendiri mengenai bagaimana atau dengan cara apa ilmu itu disusun, dibina, dan dikembangkan. 3. Sebuah ilmu memenuhi syarat secara aksiologi, bila ilmu tersebut dapat menunjukkan nilai-nilai teoritis, hukum-hukum, generalisasi, kecenderungan umum, konsep-konsep dan kesimpulan yang logis, sistematis dan saling berkaitan.(astim Riyanto,2000).

Syarat-syarat sebuah ilmu terpenuhi menjadi sebuah ilmu yang berdiri sendiri, apabila telah memiliki ketentuan sebagai berikut : 1. Memiliki objek tertentu 2. Memiliki metode atau cara kerjanya tertentu (bisa bersifat deduksi dan induksi) 3. Memiliki kegunaan 4. Tersusun secara sistematis 5. Uraiannya logis 6. Bersifat universal 7. Memiliki pengertian-pengertian khusus 8. Memiliki masyarakat ahli (community scholar) atau pakar ilmu tersendiri.

Setiap ilmu memiliki objek tertentu. Objek itu ada yang material dan ada yang yang formal. Objek material beberapa ilmu bisa sama, tetapi objek formal setiap ilmu tidak mungkin sama. Misalnya, semua ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, hukum atau ekonomi, objek materialnya sama, yaitu mempelajari tentang perilaku manusia (behavioral science), tetapi objek formalnya tidak sama atau berbeda. Apabila objek formal suatu ilmu sama dengan ilmu lainnya, maka itu berarti salah satu ilmu tersebut belum berdiri sendiri.

Objek formal dari ilmu yang berada dalam rumpun ilmu-ilmu sosial adalah, yaitu : 1. Objek formal sosiologi ialah aspek relasi antarmanusia dalam konteks sosialnya. 2. Antropologi objek formalnya ialah aspek fisik dan budaya manusia dalam konteks sosialnya. Antropologi ilmu yang meneliti berbagai peninggalan budaya-budaya zaman dahulu. 3. Objek formal ilmu ekonomi ialah aspek kebutuhan material manusia dalam konteks sosialnya. 4. Ilmu hukum objek formalnya ialah perilaku manusia yang berhubungan dengan masalah keteraturan (order) dalam konteks sosialnya. 5. Ilmu komunikasi objek formalnya ialah aspek pernyataan manusia dalam konteks sosialnya. 6. Ilmu politik objek formalnya ialah aspek kekuasaan, yaitu bagaimana manusia mendapatkan kekuasaan, mempertahankan kekuasaan, dan mendistribusikan kekuasaan.

Objek formal dari ilmu-ilmu yang berada dalam lingkup ilmu-ilmu kealaman (IIK), yaitu: 1. Astronomi objek formalnya ialah tentang perkembangan benda-benda yang ada di angkasa, seperti bulan, matahari, bintang dan planet. 2. Objek formal arkeologi yaitu mengkaji tentang benda-benda purbakala pada masa lalu. 3. Matematika bukanlah merupakan ilmu, melainkan cara berpikir deduktif sebagai sarana dalam kegiatan berbagai disiplin ilmu. 4. Objek formal ilmu fisika, yaitu mengenai zat, gerak, ruang, dan waktu (keempat komponen ini bersifat absolut) dalam konteks kealaman. 5. Biologi objek formalnya ialah makhluk hidup dan organisme dalam konteks kealaman. Biologi adalah ilmu hayat yang khusus meneliti makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan.

Objek formal dari ilmu-ilmu yang berada dalam lingkup ilmu-ilmu budaya (humaniora) adalah sebagai berikut : 1. Filsafat sebagai ilmu merupakan cara berpikir yang kontemplatif (perenungan), radikal (mendalam sampai ke akar-akarnya), sistematis dan universal. 2. Bahasa objek formalnya kelompok manusia yang menggunakan bahasa tersebut dalam konteks lingkungan sosial budaya. 3. Psikologi objek formalnya tentang jiwa manusia, baik mengenai macammacam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya.

1. Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah PLSBT A. Pendahuluan Istilah pendekatan (approach) dan metode (method) dalam dunia pendidikan sering kita gunakan, karena itu istilah ini ntidak asing lagi bagi kita. PLSBT sebagai mata kuliah umum (MKU) menawarkan sejumlah pendekatan dan metode pemecahan masalah. Yang dimaksud pendekatan disini adalah penggunaan ilmu sebagai visi (vision) dalam memecahkan suatu masalah. Sementara itu, yang dimaksud dengan metode disini adalah cara kerja dalam memecahkan suatu masalah.

B. Pendekatan Dan Metode Pemecahan Masalah PLSBT 1. Macam-Macam Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam mendekati suatu masalah yang kompleks menyangkut berbagai disiplin ilmu. Pemecahan masalah demikian tidak lagi bisa digunakan pendekatan satu ilmu tertentu saja, melainkan dianjurkan untuk menggunakan pendekatan lebih dari satu ilmu. Pendekatan dalam pemecahan masalah dalam mata kuliah PLSBT adalah dengan menggunakan : pendekatan interdisipliner, pendekatan multidisipliner, pendekatan transdisipliner, pendekatan krosdisipliner, atau paling tidak dengan menggunakan pendekatan multi aspek/pendekatan multi dimensi.

a. Pendekatan Monodisipliner Pendekatan dengan suatu ilmu sering disebut dengan pendekatan monodisipliner, sementara pendekatan dengan banyak ilmu lazim disebut pendekatan interdisipliner/multidisipliner. Pemecahan masalah PLSBT tidak memungkinkan menggunakan pendekatan monodisipliner karena masalahnya tidak hanya berkenaan dengan satu ilmu saja, tetapi dengan pendekatan interdisipliner atau multidisipliner karena masalahnya menyangkut banyak ilmu. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan monodisipliner adalah mono (satu ilmu) atau satunya itu.

b. Pendekatan Interdisipliner/Multudisipliner Pendekatan pemecahan masalah yang menggunakan dua ilmu atau lebih secara umum atau arti luas disebut juga dengan pendekatan interdisipliner atau pendekatan multidisipliner yang sering pula ditulis pendekatan interdisipliner/multidisipliner. Apabila dirinci berdasarkan karakteristiknya pendekatan interdisipliner ini dapat di bagai ke dalam 4 jenis pendekatan, yaitu pendekatan interdisipliner (arti sempit), pendekatan multidisipliner (arti sempit), pendekatan transdisipliner dan pendekatan krosdisipliner.

c. Pendekatan Transdisipliner Pendekatan transdisipliner ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan ilmu yang relatif dikuasai dan relevan dengan masalah yang akan dipecahkan tetapi berada di luar keahlian sebagai hasil pendidikan formal dari orang yang memecahkan masalah tersebut. Ilmu yang berada di luar keahlian yang akan digunakan oleh seseorang itu bisa satu atau lebih ilmu.

Dengan demikian, dalam seseorang menggunakan pendekatan transdisipliner harus pula di penuhi syarat sebagai berikut : a) Menggunakan ilmu di luar keahlian utamanya, biasanya dalam memecahkan suatu masalah menggunakan satu ilmu di luar ilmu keahliannya itu. b) Ilmu yang digunakan berada dalam rumpun ilmu yang sama dengan ilmu keahlian utamanya. c) Memahami dengan baik ilmu yang digunakan di luar keahlian ilmu utamanya itu. d) Menunjukkan hasil dengan kualitas dan kebenaran yang memadai. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan transdisipliner adalah trans (lintas ilmu dalam rumpun ilmu yang sama) atau melintasnya itu.

d. Pendekatan Krosdisipliner Pendekatan krosdisipliner ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan dua atau lebih ilmu dalam dua atau lebih rumpun ilmu yang relevan. Ilmu-ilmu yang relevan digunakan berada dalam dua atau lebih rumpun ilmu itu bisa antara rumpun ilmu-ilmu kealaman (IIK), dan rumpun ilmu-ilmu sosial (IIS), rumpun ilmu-ilmu kealaman (IIK) dan rumpun Ilmu-ilmu budaya (IIB), rumpun ilmu-ilmu sosial (IIS) dan rumpun ilmu-ilmu budaya (IIB), atau sekaligus menyangkut ketiga rumpun ilmu tersebut, yaitu rumpun ilmu-ilmu kealaman (IIK), rumpun ilmu-ilmu sosial (IIS), dan rumpun ilmu-ilmu budaya (IIB).

C. Pentingnya Pendekatan Interdisipliner Dalam PLSBT Sejak semula munculnya Basic Social Studies (Ilmu Sosial Dasar) dan Basic Humanities ( Ilmu Budaya Dasar) sekitar tahun 1970-an di latarbelakangi oleh pemikiran untuk mendekatkan berbagai disiplin ilmu, sehingga mendorong mahasiswa untuk melihat permasalahan dalam masyarakat secara interdisipliner (Numan Somantri,hlm.268). Pentingnya pendekatan interdisipliner ini di harapkan agar mahasiswa dapat melihat masalah sosial dan budaya secara lebih luas dan komprehensif, sehingga mereka di kemudian hari dapat berperan serta memecahkan masalahmasalah sosial.

Metode Pemecahan Masalah Dari sekian banyak metode atau cara kerja yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah adalah metode riset, metode pemecahan masalah, dan metode inquiri. a. Metode Riset Dalam melakukan riset (research) betapapun sederhananya, peneliti harus menyadari atau kebenaran ilmiah sebagai tujuan yang hendak dicapai melalui suatu penelitian. Begitu pentingnya peranan riset (penelitian), sejarah kemajuan negara-negara maju menunjukkan betapa besarnya sumbangan yang diberikan oleh para peneliti dalam membangun bangsanya.

b. Metode Pemecahan Masalah Salah satu metode dalam memecahkan masalah secara ilmiah (scientific) ialah metode pemecahan masalah (problem solving method). Dengan menggunakan metode yang menekankan pada pemecahan suatu masalah ini sekaligus dapat digunakan sebagai salah satu teknik pengambilan keputusan. c. Metode Inquiri Metode lain yang sejenis dengan menekankan pada penyelidikan (inquiri) terhadap suatu masalah dapat digunakan dalam memecahkan masalah secara ilmiah adalah metode inquiri. Dengan menggunakan metode ini suatu masalah yang semula masih kabur atau samar-samar menjadi jelas. Dalam cara kerjanya metode ini menawarkan dan menempuh tahapan tertentu dalam memecahkan masalah.

Selesai