BAB I PENDAHULUAN. bergaul dan diterima dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Berkomunikasi Dengan Kemampuan Beradaptasi Mahasiswa Asing di Universitas Negeri Medan tahun akademik 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN KOMUNIKASI DENGAN KEMAMPUAN BERADAPTASI MAHASISWA ASING UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

BAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu suatu masa dengan rentang usia dari 18 sampai kira-kira umur 25

1. Bab II Landasan Teori

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian halnya ketika

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengetahuan. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGURANGI KECEMASAN BERKOMUNIKASI PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya dalam rangka mendapatkan kebebasan itu. (Abdullah, 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. antar bangsa yang semakin nyata serta agenda pembangunan menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. merasakan tentang dirinya (sense of self) serta bagaimana cara individu

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain dan

HUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORITIS. reaksi fisik yang disebabkan karena persepsi seseorang terhadap kehilangan (loss).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kadang berbagai macam cara dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Salah satu yang

BAB I PENDAHULAN. Kecemasan adalah sinyal akan datangnya bahaya (Schultz & Schultz, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi atau hubungan timbal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Pada perguruan tinggi mahasiswa tahun pertama harus bersiap menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengalaman berbicara di depan umum pun tidak terlepas dari perasaaan ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kebijakan-kebijakan baru, salah satunya yaitu pertukaran pelajar antar negara pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan dialami pada waktu tertentu oleh tiap individu tanpa

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah. Setiap anak pada umumnya senang bergaul dan bermain bersama dengan teman

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

KONSEP DASAR GANGGUAN TINGKAH LAKU

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. Menempuh pendidikan tinggi merupakan. impian banyak orang. Pandian, (2008) hasrat ini. didasari oleh sejumlah tujuan, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah penulisan tugas akhir (Iswidharmanjaya, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

#### Selamat Mengerjakan ####

BAB 1. Pendahuluan. yang tidak diketahui atau dikenal (Laraia & Stuart, 1998). Sedangkan (Corey. tegang yang memaksa individu untuk berbuat sesuatu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan suatu jenjang pendidikan yang dapat dijalani

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individual dan makhluk sosial. Sejak manusia

BAB III Metode Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada era globalisasi saat ini, pendidikan menjadi sesuatu yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembawan diri yang tepat. Kemampuan mahasiswa berbicara di depan umum

BAB 2 Tinjauan Pustaka

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

PROFIL KECEMASAN PESERTA DIDIK DALAM MERENCANAKAN ARAH KARIR PADA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL E JURNAL DORA VISIA NPM:

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Seseorang yang berusia lanjut akan mengalami perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. yang mana anggapan salah mengenai khalayak menjadi hantu yang menakutkan

Bab I Pendahuluan. perkuliahan tentunya akan seringkali mempelajari hal-hal baru, yang mungkin berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pulau sebanyak pulau, masing-masing pulau memiliki pendidikan formal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA. Culture shock mengacu pada reaksi psikologis. yang dialami individu karena berada ditengah

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, olahraga merupakan hal sangat penting bagi kesehatan tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan proses belajar mengajar, diantaranya siswa, tujuan, dan. antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai umur dan lapisan masyarakat. Kebahagiaan bukan hanya berkisar pada

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbeda budaya. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa pidgin dan bukan juga bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu sumber penyebab kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan pada tuntutan-tuntutan, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adaperilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh proses komunikasi, baik

Jenis-jenis Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional di Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dunia ini. Dalam pendidikan formal dan non- formal proses belajar menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan emosional yang mempunyai ciri-ciri seperti keterangsangan fisiologis,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi serta membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Sebagai makhluk sosial, manusianya bisa berkembang dan bertahan hidup melalui kerja sama dengan orang lain. Oleh karena itu, diperlukan kecakapan dan kemampuan untuk dapat bergaul dan diterima dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian halnya ketika seseorang memasuki lingkungan baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Dalam kehidupan, manusia pasti menghadapi lingkungan-lingkungan yang berbeda dengan pernah yang dialami sebelum ini. Tidak jarang seorang mengalami proses culture shock dalam menghadapi lingkungan yang berbeda dengan lingkungan yang sebelumnya. Culture shock adalah tuntutan penyesuaian yang dialami individu pada level kognitif, perilaku, emosional, sosial dan psikologi ketika seseorang di tempatkan di budaya yang berbeda. Ketika kali pertama mereka melakukan interaksi dilingkungan yang berbeda tersebut, biasanya individu merasa aneh dan berbeda dengan yang lainnya. Toomey, (1997:258) menyatakan bahwa Proses umum ini terjadi ketika seseorang beralih dari keadaan di mana ia sudah terbiasa (familiar setting) ke keadaan yang asing baginya (unfamiliar setting). Sebagai contoh, seorang mahasiswa asing pendatang baru masuk ke dalam lingkungan akademis baru pasti mengalami culture shock karena budaya yang di miliki berbeda, seperti perbedaan cara belajar, cara komunikasi, cara berinteraksi dan penggunaan bahasa

2 yang di anggap selalu menjadi masalah kepada pendatang baru. Dan Munthe, (1996:64) menyatakan Perubahan-perubahan yang dialami mahasiswa asing di tempat baru yang berbeda menimbulkan tekanan yang mengakibatkan suatu gegar budaya atau disebut culture shock. Seseorang yang mengalami culture shock dapat digambarkan seperti orang yang mengalami kebingungan untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk menghadapi lingkungan yang berbeda tersebut, individu perlu melakukan penyesuaian. Usaha penyesuaian dirinya dengan orang lain dan terhadap lingkungan yang berbeda di sebut dengan adaptasi. Mahasiswa asing yang baru perlu melakukan proses adaptasi kerana lingkungan baru amat berbeda dari lingkungan dengan sebelumnya. Ada yang bisa dengan mudah beradaptasi dan ada yang sulit sekali beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Perbedaan kemampuan adaptasi ini tentu menjadi suatu masalah, baik dari mahasiswa yang kesulitan beradaptasi maupun bagi lingkungannya. Mahasiswa yang kesulitan beradaptasi bisa mengalami gangguan dalam interaksi dengan lingkungan baik dengan dosen, senior, ataupun teman. Tahun pertama merupakan masa-masa kritis bagi kehidupan mahasiswa. Masa tersebut merupakan masa transisi dan penyesuaian terhadap tuntutan sosial dan akademis universitas, masamasa berkemungkinan untuk dropout dan perubahan pembelajaran. Universitas Negeri Medan (UNIMED) adalah salah satu universitas perguruan tinggi negeri di Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kampus Universitas Negeri Medan berlokasi di Jalan Pasar V Medan Estate, Kecamatan Medan Tembung, Medan. Mahasiswa universitas ini tidak hanya berasal dari Indonesia, namun juga dari negara tetangga khususnya Malaysia. Menurut sumber

3 data dari bagian admintrasi, terdapat dua puluh tiga (23) Mahasiswa Asing Reguler (S1) yang semuanya dari negara tetangga yaitu Malaysia. Seterusnya terdapat enam (6) orang Mahasiswa Asing Program Darmasiswa Republik Indonesia yang masing-masing dari Thailand, Korea Selatan, China dan Morocco. Mahasiswa-mahasiswa asing di universitas ini sudah tentu mempunyai kendala khususnya dalam proses berinteraksi dan berkomunikasi kerana perbedaan dari lingkungan-lingkungan yang sebelumnya. Mahasiswa asing merupakan individu di mana setiap individu lahir di dunia tanpa memiliki pemahaman apa pun tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana harus bertindak agar dapat diterima dalam masyarakat. Melalui proses enkulturasi, pola budaya diinternalisasikan dan menjadi bagian dari kepribadian dan prilaku individu. Hasil internalisasi ini membuat individu mudah berinteraksi dengan anggota lain dari kelompok budaya yang sama. Budaya memprogram kita untuk mendefinisikan apa yang nyata, apa yang baik, apa yang benar, apa yang dimaksud dengan indah dan lain sebagainya. Situasi dan lingkungan baru yang dihadapi menuntut individu melakukan adaptasi terhadap lingkungan tersebut. Kemampuan beradaptasi memerlukan kecakapan individu untuk mempertimbangkan apa yang akan dilakukannya agar dapat diterima dengan baik di lingkungan barunya. Proses adaptasi juga memerlukan kemampuan individu untuk memahami tingkah laku yang berbeda dari individu lainnya khususnya mahasiswa asing yang menyambung perkuliahan di Indonesia akan menghadapi lingkungan baru dari berbagai sudut dan perspektif.

4 Perbedaan antara budaya yang dikenal individu dengan budaya asing dapat menyebabkan individu sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Individu mungkin menghadapi cara berpakaian, cuaca, makanan, bahasa, orangorang, sekolah dan nilai-nilai yang berbeda. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah masalah dalam komunikasi. Proses adaptasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh mahasiswa asing. Biasanya mahasiswa asing membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk beradaptasi dengan lingkungan dan sistem perkuliahan yang baru. Lingkungan baru merupakan sebuah stimulus bagi seseorang yang mampu menjadi penyebab terjadinya masalah dalam komunikasi khususnya kecemasan komunikasi. Kenyataannya tidak semua individu dapat lancar berkomunikasi. Ada beberapa hambatan yang dialami individu dalam berkomunikasi seperti kecemasan dalam berkomunikasi. Kecemasan komunikasi atau communication apprehension sering menjadi kendala utama bagi individu dalam sebuah interaksi. Mc Croskey, (1984:13) menyatakan bahwa Comunication apprehension is an individual's level of fear or anxiety associated with either real or anticipated communication with another person or persons". Pendapat Mc Croskey dapat disimpulkan bahwa kecemasan berkomunikasi merupakan suatu level ketakutan atau kecemasan seseorang, baik nyata maupun hanya prasangka, berkaitan dengan komunikasi dengan orang lain ataupun dengan banyak orang. Sejalan dengan pendapat oleh Litlejohn & Foss, (2009:99) sebelumnya yang mengatakan ketakutan berkomunikasi adalah bagian

5 dari kelompok konsep yang terdiri atas penghindaran sosial, kecemasan sosial, kecemasan berinteraksi dan keseganan sosial. Menurut Seligman, (2001:272) Seseorang di diagnosa gangguan perkembangan pada umumnya mengalami gangguan kecemasan yang merambah banyak aspek dari kehidupannya....people may have been diagnosed with dysthymic disorder (a longstanding, moderality severe depression), generalized anxiety disorder (pervasive anxiety about many aspects of their lives. Ini menyebabkan manusia sukar untuk berkomunikasi antara yang lain dan proses penyesuaian diri akan menjadi perlahan. Kecemasan juga adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa akan ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan. Kecemasan dapat juga diartikan sebagai suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan menghadapi masalah atau adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menyenangkan ini umumnya menimbulkan gejala-gejala fisiologis (seperti gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat) dan gejalagejala psikologis (seperti panik, tegang, bingung dan tidak dapat berkonsentrasi). Perbedaan intensitas kecemasan tergantung pada keseriusan ancaman dan efekivitas dari operasi-operasi keamanan yang dimiliki seseorang. Mulai munculnya perasaan-perasaan tertekan, tidak berdaya akan muncul apabila orang tidak siap menghadapi ancaman. Seperti ketika seorang anak yang diperlakukan kasar oleh orang tuanya yang kemudian muncul rasa takut dan cemas pada si anak terhadap orang tuanya dari situasi ini kecemasan dapat muncul pada kondisi yang membuat dirinya merasa terancam meliputi ancaman fisik, ancaman terhadap

6 harga diri, dan tekanan untuk melakukan sesuatu di luar kemampuan juga dapat menyebabkan kecemasan. Jelasnya, kecemasan komunikasi sangat mempengaruhi proses kemampuan beradaptasi yang di alami oleh setiap individu. Secara keseluruhannya kecemasan komunikasi adalah satu perasaan dan tingkah laku yang negatif pokoknya bermula dari sendiri dan di dipengaruhi oleh keadaan persekitaran. Terdapat hubungan di antara kecemasan komunikasi dan kemampuan beradaptasi setiap individu. Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan mengangkat judul Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Komunikasi Dengan Kemampuan Beradaptasi Mahasiswa Asing Universitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2013/ 2014. 1.2 Identifikasi Masalah Permasalahan merupakan hal yang paling utama dan diiringi dengan cara bagaimana pemecahannya. Namun sebelum hal itu dilakukan harus dilakukan harus dilakukan identifikasi masalah. Agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian tentang masalah yang diteliti, maka perlu diidentifikasi masalah terkait dengan judul, kemampuan beradaptasi dapat terjadi akibat : 1. Mahasiswa asing tidak biasa dengan lingkungan sosial yang baru. 2. Mahasiswa asing kurang rasa optimisme dan kepercayaan diri yang rendah.

7 3. Mahasiswa asing tidak berupaya memiliki keyakinan diri yang baik dalam suasana yang baru. 1.3 Pembatasan Masalah Agar permasalahan penelitian ini tidak terlalu luas, maka dalam penelitian ini masalah di batasi dengan bagaimana wujudnya tingkat kecemasan komunikasi yang dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi mahasiswa asing Universitas Negeri Medan 2013/ 2014. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan pada pemikiran di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan apakah ada hubungan antara tingkat kecemasan berkomunikasi dengan kemampuan beradaptasi mahasiswa asing Universitas Negeri Medan 2013/2014. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan penelitian di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan berkomunikasi dengan kemampuan beradaptasi mahasiswa asing Universitas Negeri Medan 2013 / 2014. 1.6 Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang penulis ajukan, maka penelitian ini diharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan tentang bagaimana untuk mengurangi tingkat kecemasan dalam beradaptasi dalam lingkungan yang berbeda.

8 2. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai : a. Bagi peneliti, akan menambah wawasan dan ilmu pengatahuan khususnya dalam tindakan mengurangi kecemasan komunikasi dalam lingkungan. b. Bagi mahasiswa asing Universitas Negeri Medan, akan menambah pengalaman tentang upaya mengurangi tingkat kecemasan dalam untuk senang beradaptasi dengan lingkungan baru. c. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sama atau terkait.