Jurnal Konseling dan Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
Nunuk Jarwati SD Negeri Sirapan 01 Madiun

Suriatmi SD Negeri 82 Kota Bengkulu

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSIKAN SECARA TERTULIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

Konseling dan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSIKAN HEWAN UNGGAS DENGAN BAHASA TULIS MENGGUNAKAN GAMBAR MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Konseling dan Pendidikan

Kata kunci : penggunaan media, gambar seri, peningkatan kemampuan, karangan sederhana.

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional peserta didik dalam mempelajari semua bidang studi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR DAN BELAJAR IPS SISWA KELAS VI

Jurnal Konseling dan Pendidikan

Konseling dan Pendidikan

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PKn

MODEL KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

Konseling dan Pendidikan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan. (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

Konseling dan Pendidikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DI KELAS V SD NEGERI 2 KALITINGGAR PURBALINGGA

Jurnal EDUCATIO Jurnal Pendidikan Indonesia

Oleh: Nur Adha Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Konseling dan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

Konseling dan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL

RAHAYU DANIK SUMIYATI A54B111025

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR

Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN 038/XI SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN

BAB I PENDAHULUAN. dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/ MI secara eksplisit dinyatakan. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

Joyful Learning Journal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN CTL DENGAN METODE JARIMATIKA UNTUK PENYELESAIAN SOAL PERKALIAN DASAR DI SD NEGERI 1 NGERONG

PETRUS MOHAMMAD WAHYUDI SDN Ringinsari I Kandat Kediri

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KEADAAN LINGKUNGAN FISIK SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR

NASKAH PUBLIKASI ARUM DEWI MARTHANTI A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL COMPLETE SENTENCE DI SDN 46 KOTO PANJANG PADANG

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS I MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

Disusun Oleh : Yanti Jasni, S.Pd Guru SDN 34 Gantung Ciri ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

I PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

Konseling dan Pendidikan

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

Jurnal Konseling dan Pendidikan

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Sinar Baru Al Gensindo, 2005), hlm. 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.


UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB III. Metode dan Rencana Penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL TAKE AND GIVE PADA SISWA KELAS IX G SMP NEGERI 3 CIAMIS. Oleh: TETI MARYATI Guru SMP Negeri 3 Ciamis

Oleh : Suparti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo Pyo.Cute.yahoo.co.id

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Model Berbasis Portofolio untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa pada Pembelajaran PKN

PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA TIPE JIGSAW TENTANG POKOK BAHASAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

PENDEKATANN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS, PARTISIPASI, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS V SD

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

Transkripsi:

ISSN Cetak: 2337-6740 - ISSN Online: 2337-6880 http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 3 Nomor 3, November 2015, Hlm 47-51 Info Artikel: Diterima 11/10/2015 Direvisi 08/10/2015 Dipublikasikan 28 /11/2015 MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSIKAN BINATANG DENGAN BAHASA TULIS MENGGUNAKANN MEDIA GAMBAR BINATANG PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 26 NANGGALO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 WISNARLIS Abstrak Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam Meningkatkan Keterampilan Mendeskripsikan Binatang Dengan Bahasa Tulis Menggunakan Media Gambar Binatang, Melalui Pendekatan Kontekstual. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classromm-based action research). Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan dari siklus I dan siklus II. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 35 % setelah dilakukan tindakan ketuntasan belajar siswa naik menjadi 97 %. Temuan yang lain anak menjadi senang, percaya diri dalam melakukan proses pembelajaran. Dengan demikian dapat disarankan bahwa pelaksanaan pendidikan hendaknya berwawasan lingkungan karena lingkungan banyak menyediakan alat bantu yang murah, mudah didapat dan mudah dikenal anak. Keyword: Pendekatan Kontekstual, Media Gambar Binatang; Bahasa Indonesia; SD Copyright 2015 IICET (Padang - Indonesia) - All Rights Reserved Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET) PENDAHULUAN Berbahasa dengan baik dan benar diperlukan pendidikan dan pembelajaran bahasaa Indonesia. Pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada siswa di sekolah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Oleh karena itu pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan kepada siswa pada setiap jenjang pendidikan, yakni dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT). Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu tantangan tersendiri bagi seorang guru, mengingat bahasa inii bagi sebagian sekolah merupakan bahasa pengantar yang dipakai untuk menyampaikan materi pelajaran yang lain. Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif (Depdiknas, 200 7). Sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada saat ini, mata pelajaran bahasa Indonesia sering diremehkan oleh sebagian besar siswa, bahkan dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan, khususnya dalam aspek menulis. Menurut Pantow dkk (2002) pada dunia pendidikan, menulis merupakan suatu tuntutan keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia sebagai bahasa tulis. Oleh karena itu, sejak dini pembelajaran bahasa selalu didasarkan pada keterampilan bahasa dimana salah satunya adalah writing. Kesulitan siswa dalam menulis biasanya terlihat ketika siswa diminta untuk menulis sebuah karangan sederhana, mendeskripsikan suatu benda ataupun ketika menulis puisi, mereka sering mengeluh dan terlihat bingung dengan apa yang ingin mereka tulis. Kebosanan, kejenuhan, serta kebingungan siswa dalam hal menulis yang mengakibatkan menurunnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : 1) Kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis. 2) Kurangnya motivasi siswa, baik dari dalam diri mereka maupun dari lingkungan belajar. 3) Pengembangan strategi pembelajaran yang kurang membangkitkan daya imajinasi siswa dan kreativitas siswa dalam berbahasa maupun bersastra. 47

4) Media yang digunakan dalam pembelajaran yang kurang sesuai sehingga siswa kurang bersemangat dalam belajar. Menurunnya prestasi belajar siswa dapat dibuktikan dengan hasil tes pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis pada tanggal 15 Januari 2015, dengan tujuan pembelajaran mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis menggunakan media gambar yang dilaksanakan pada siswa kelas II SD Negeri 26 Nanggalo. Dari tes tersebut diperoleh hasil tulisan siswa belum sempurna, karena penggunaan katanya belum tepat dan kalimatnya cenderung diulang-ulang sehingga tidak mudah untuk dipahami. Perolehan nilai rata-rata kelas yang seharusnya mencapai angka di atas 70, pada kenyatannya hanya mencapai angka 65, sehingga hanya 27% siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa Indonesia dalam aspek menulis untuk kelas II semester II SD Negeri 26 Nanggalo. Permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, harus diantsipasi oleh guru dengan menggunakan suatu pendekatan atau model pembelajaran yang efektif, inovatif, dan berpotensi memperbaiki pembelajaran menulis, sehingga meningkatkan minat, motivasi, dan sikap siswa terhadap pembelajaran menulis yang berakibat pada meningkatnya prestasi belajar siswa. Dengan demikian guru dapat merancang suatu bentuk pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan melalui pendekatan kontekstual dengan media gambar sebagai media alternatif dalam pemecahan masalah tersebut. Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Dikdasmen Dikdas, 2002:1). Media gambar dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam mendeskripsikan seekor binatang dengan bahasa tulis. Media gambar digunakan dalam penelitian ini karena pola berpikir siswa kelas II yang masih memerlukan media pembelajaran yang konkrit. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah pendekatan kontekstual dengan menggunakan media gambar binatang dapat meningkatkan keterampilan mendeskripsikan binatang yang ada di sekitar dengan bahasa tulis bagi siswa kelas II SD Negeri 26 Nanggalo? Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan pendekatan kontekstual dengan menggunakan media gambar binatang dapat meningkatkan keterampilan mendeskripsikan binatang yang ada di sekitar dengan bahasa tulis bagi siswa kelas II SD Negeri 26 Nanggalo. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classromm-based action research) dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi (Aqib:2006; PTK:2008). Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan selama dua siklus. Pembelajaran dilakukan di kelas II SD Negeri 26 Nanggalo Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan. Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa-siswi kelas II SD Negeri 26 Nanggalo Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, berjumlah 22 siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN HASIL PENELITIAN Siklus I Perencanaan Peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pembelajaran yang direncanakan menggunakan media atau alat bantu pembelajaran berupa gambar ilustrasi tentang bintang yang ada di lingkungan sekitar yang dapat dilihat oleh semua siswa. Peneliti mempersiapkan lembar observasi mengenai aktivitas siswa pada saat pembelajaran serta lembar penilaian hasil karya siswa. Pelaksanaan Pada siklus ini peneliti menggunakan konsep belajar secara individu untuk mengetahui tingkat kemampuan masing-masing siswa dengan menggunakan media gambar melalui pendekatan kontekstual. Pelaksanaannya dilakukan selama dua pertemuan. Prosedur pelaksanaannya sebagai berikut : Peneliti menayangkan gambar. Siswa mulai memperhatikan gambar dan mengamati hal-hal yang ada dalam gambar. Siswa mulai mendeskripsikan binatang yang terdapat dalam gambar dengan menyebutkan ciri-cirinya secara lengkap. 48

Dalam kegiatan tersebut peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dengan semua warga kelas. Peneliti memberikan arahan dan timbal balik kepada siswa yang bertanya sehingga imajinasi siswa semakin kompleks. Siswa membacakan hasil tulisannya di depan kelas. Siswa lain mendengarkan. Peneliti memotivasi siswa dengan cara memberikan penguatan verbal berupa kata-kata dan non verbal berupa tepuk tangan. Siswa memajangkan karyanya di tempat yang telah disediakan. Sebagai akhir pembelajaran guru menyanyikan lagu bebek-bebekku. Observasi Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berupa check list untuk mengetahui sejauh mana minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan motivasi-motivasi yang diberikan guru, untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta tingkat keterampilan dan daya imajinasi siswa dalam menulis, mengetahui kemahiran siswa dalam mengolah kata-kata sehingga menjadi sebuah tulisan yang runtut, dengan teknik penyajian yang sesuai. Refleksi Peneliti membuat analisis data untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan pada siklus I sebagai acuan untuk pelaksanaan pada siklus berikutnya. Siklus II Perencanaan Peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar mendeskripsikan tumbuhan dan binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis. Pada siklus ini, peneliti menggunakan media atau alat bantu pembelajaran berupa puzzle (potongan gambar) tentang seekor binatang untuk masing-masing kelompok. Siklus II menggunakan konsep pembelajaran dalam bentuk kelompok. Hal itu dimaksudkan untuk mengetahui interaksi siswa dengan siswa. Peneliti juga menyediakan kertas undian untuk mengambil puzzle yang telah disediakan. Sebagai alat untuk memotivasi siswa dalam meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia guru menyediakan piagam penghargaan untuk kelompok yang memiliki predikat kelompok Top 1, kelompok Top 2, dan kelompok Top 3. Pelaksanaan Pelaksanaan dilakukan selama dua pertemuan dengan konsep pembelajaran secara kelompok. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut : a) Peneliti menyediakan media pembelajaran yang berupa puzzle tentang gambar binatang yang ada di sekitar dan kertas undian untuk mengambil gambar. b) Siswa dipersiapkan untuk duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk. c) Sebelum memulai pembelajaran, siswa memberi nama untuk masing-masing kelompoknya dengan nama binatang yang disukai. d) Siswa memberikan alasan tentang pemberian nama pada kelompoknya. e) Setiap kelompok membuat yel-yel, kemudian diucapkan. f) Setiap kelompok mengambil puzzle sesuai dengan undian. g) Siswa dalam kelompoknya menyusun puzzle (potongan gambar) kemudian mengamati gambar yang telah terbentuk. h) Siswa menuliskan deskripsi tentang binatang dalam gambar yang diamati, misalnya dengan menyebutkan ciricirinnya secara lengkap. i) Dalam kegiatan itu, guru terus memantau kerja siswa seraya memberikan arahan-arahan yang diperlukan siswa. j) Setelah selesai menuliskan deskripsinya, siswa membuat kalimat-kalimat tentang ciri-ciri binatang yang harus ditebak oleh kelompok lain. k) Hasil karya siswa dibacakan di depan kelas oleh perwakilan tiap kelompok. l) Guru bersama siswa menentukan kelompok-kelompok yang yang berhak mendapatkan penghargaan. m) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhak dalam bentuk piagam dan tanda bintang. n) Siswa memajangkan hasil karyanya ditempat yang telah disediakan. 49

Observasi Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berupa check list untuk mengetahui sejauh mana minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan motivasi-motivasi yang diberikan guru, untuk mengetahui aktifitas siswa dalam pembelajaran, aktifitas siswa dalam kelompok, serta tingkat keterampilan dan daya imajinasi siswa dalam menulis, dan untuk mengetahui kemahiran siswa dalam mengolah kata-kata sehingga menjadi sebuah tulisan yang runtut, dengan teknik penyajian yang sesuai. Refleksi Peneliti membuat analisis data untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan pada siklus II sebagai acuan untuk pelaksanaan pada siklus berikutnya jika memang diperlukan. Hasil belajar dari dua siklus penelitian dapat di gambarkan berikut ini. Tabel 1 Rekapitulasi ketuntasan hasil belajar No Siklus I Siklus II Nilai Keterangan Nilai Keterangan N-01 60 Tidak Tuntas 70 Tuntas N-02 70 Tuntas 80 Tuntas N-03 90 Tuntas 90 Tuntas N-04 70 Tuntas 80 Tuntas N-05 55 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas N-06 65 Tuntas 75 Tuntas N-07 65 Tuntas 60 Tidak Tuntas N-08 65 Tuntas 75 Tuntas N-09 70 Tuntas 80 Tuntas N-10 65 Tuntas 70 Tuntas N-11 65 Tuntas 80 Tuntas N-12 70 Tuntas 80 Tuntas N-13 75 Tuntas 90 Tuntas N-14 70 Tuntas 80 Tuntas N-15 60 Tidak Tuntas 70 Tuntas N-16 70 Tuntas 80 Tuntas N-17 90 Tuntas 90 Tuntas N-18 70 Tuntas 80 Tuntas N-19 55 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas N-20 65 Tuntas 75 Tuntas N-21 90 Tuntas 90 Tuntas N-22 70 Tuntas 80 Tuntas Berdasarkan tabel di atas terlihat peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. masih ada siswa yang hasil belajarnya menurun. Hal ini disebabkan kesehatan siswa tersebut kurang baik. PEMBAHASAN Metodologi pengajaran bahasa Indonesia, menyebutkan bahwa bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi pengalaman, saling belajar dari orang lain, memahami orang lain, menyatakan diri, dan meningkatkan kemampuan intelektual (Ngalim Purwanto :1997:4; Umar, A. Rozaq, 50

dkk. 2004). Berkomunikasi ini dapat dilakukan melalui lisan dan tertulis. Keterampilan menulis tidak dapat dimiliki oleh siswa dengan mudah. Menulis merupakan keterampilan oleh karena itu diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus-menerus (Alfianto:2006; Artati:2004). Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengetahuan secara tertulis serta memiliki kegamaran menulis (Depdikbud, 1994). Menulis deskripsi dapat dilakukan dengan cara menuliskan kalimat-kalimat deskripsi dari gambar-gambar yang mereka miliki. Kegiatan menulis deskripsi ini dapat merangsang anak untuk mengungkapkan suatu bentuk/benda yang dipahami anak melalui tulisan (Arya yanti, 2007; Wijayanti, Ari, 2007) http://www.sabda.org. Anak-anak dapat diminta untuk menulis kalimat-kalimat deskripsi dari gambar-gambar (sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan) yang dipasang di kelas. Untuk me-review, anak-anak dapat diminta untuk memasangkan kalimat-kalimat itu sesuai dengan gambar-gambar tersebut. Sebagai kreasi dalam pelajaran, anakanak dapat menulis deskripsi tentang binatang-binatang dan memasangkannya dengan foto binatang yang tersedia (PEPAK SABDA, 2002) yang teredia dalam http://pepak.sabda.org. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Pendekatan kontekstual dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan keterampilan mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis pada siswa kelas II SD Negeri 26 Nanggalo. SARAN Untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah ada yang harus dilakukan guru yaitu penggunaan media yang menarik dan pendekatan yang sesuai dengan materi sehingga siswa senang dan tidak membosankan selain bimbingan dan latihan. DAFTAR PUSTAKA Alfianto, Achmad, 2006. Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah, Metamorfosis Ulat menjadi Kepompong. Artikel Pendidikan Network, (Online), (http://re-researchengines.com, diakses 24 Oktober 2007). Aqib, Zainal, 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya. Artati. Y. Budi, 2004. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Klaten : Intan Pariwara. Arya Yanti, Puji, 2007. Menumbuhkan Budaya Menulis pada Anak. (Online), ( http://www.sabda.org, diakses 24 Februari 2008). BSNP, 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan. Depdiknas, 2007. Pembelajaran Aktif Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. (Online), (http://farhanzen.wordpress.com, diakses 15 Januari 2008). Dikdasmen Diknas, 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta: Depdiknas. Pantow, Johana, dkk, 2002. Analisa kemampuan menulis Bahasa Inggris Mahasiswa FKIP-UT. (Online), (http://digilib.itb.ac.id, diakses 26 januari 2008). PTK, 2008. Salah Satu Contoh PTK dalam Bidang Bahasa, (Online), ( http://aflahchintya23.wordpress.com, diakses 10 Maret 2008) Purwanto, M. Ngalim, 1997. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: Rosda Jayaputra. Pepak, 2002. Aktivitas Menulis, (Online), (http://pepak.sabda.org, diakses 10 Maret 2008). Umar, A. Rozaq, dkk. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas 2 SD dan MI. Klaten : Sahabat. Wijayanti, Ari, 2007. Pengajaran Bahasa Indonesia yang Efektif. Portal Dunia Guru, (Online), (http://lubisgrafura.wordpress.com, diakses 24 Oktober 2007). 51