BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan dilaporkan hasil penelitian yang meliputi pelaksanaan penelitian dan hasil analisis data penelitian.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA

Sikap Ridha dan Stres Pascatrauma Korban Bencana Alam. Oleh : A. Jamil Wahab *)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian bencana yang datang silih berganti menimbulkan trauma pada

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL VII COGNITIVE THERAPY AARON BECK

BAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG SINDROM TRAUMA DAN COGNITIVE-BEHAVIOR THERAPY

OLEH : Letkol Laut ( K/W) Drg. R Bonasari L Tobing, M.Si INTERVENSI PSIKOSOSIAL PADA BENCANA

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. perjalanan kronik dan berulang. Skizofrenia biasanya memiliki onset pada masa

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

POST TRAUMATIC STRESS DISORDER

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko

BAB I PENDAHULUAN. selesaikan oleh individu untuk kemudian di lanjutkan ketahapan berikutnya.

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Faktor-Faktor Pendulung..., Nisa Nur Fauziah, FPSI UI, 2008

BAB V SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Penelitian ini bermaksud mengkaji persepsi tentang diskriminasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Dampak. terhadap anak-anak Reaksi anak-anak terhadap situasi darurat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa mendambakan kehidupan yang harmonis, tentram,

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN. masalah, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,

2014 PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun (Suryanah, 1996). Menurut Havighurst salah satu tugas dan perkembangan. tersebut adalah melalui pendidikan formal di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Eem Munawaroh, 2014

Pengantar Psikologi Abnormal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Setiap orang memiliki dinamika kehidupan yang berubah dari waktu ke

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Oleh Nandang Rusmana, M.Pd

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Pada bab 5 ini, dijabarkan mengenai kesimpulan, diskusi, serta saran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. timbulnya berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang dapat terjadi yaitu diabetes

Dampak Peliputan Traumatik pada Masyarakat Umum dan Wartawan

Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model

Makalah Analisis Kasus : Bencana Merapi. Disusun oleh : Carissa Erani

BAB I PENDAHULUAN. berupa fisik, mental dan atau spiritual (Kemp, 2009). Selain kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. keluarga telah mencapai resiliensi sebagaimana dilihat dari proses sejak

RISET TAHUN Hubungan antara subjective well-being dengan motif penggunaan kartu debit pada konsumen lanjut usia.

Mengenal Gangguan Stress Pasca Trauma

Intervensi Psikososial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sementara rekomendasi hasil penelitian difokuskan pada upaya sosialisasi hasil

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penelitian. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini peneliti menguraikan ulasan mengenai desain

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2005). Kesehatan terdiri dari kesehatan jasmani (fisik) dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Bab 5. Simpulan, Diskusi dan Saran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki

RESILIENSI PADA PENYINTAS PASCA ERUPSI MERAPI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah (alasan dan temuan/teori pendukung)

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Self-efficacy menurut Bandura (1997) adalah keyakinan individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011, pada tahun 2000-

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Hariandja dalam Tunjungsari (2011) stres adalah ketegangan

BAB III METODE PENELITIAN. upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dilakukan untuk memperoleh faktafakta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Individu pasti akan mengalami proses penuaan (ageing process) yaitu proses yang

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA

"#% tahun untuk membuka diri dan melakukan pemulihan bagi kesehatannya, subjek AA sudah 5 tahun hidup sebagai ODHA dan masih berusaha untuk memaafkan

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3. Metode Penelitian

Group COUNSELING NANANG ERMA GUNAWAN

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) di satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

2/13/2015 SIKLUS BENCANA PELAYANAN PSIKOLOGI DALAM SIKLUS BENCANA. Kebutuhan korban bencana. Tri Iswardani Wahyu Cahyono.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. kecelakaan lalu lintas yang cukup parah, bisa mengakibatkan cedera

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai efek negatif dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah seseorang yang

BAB I II METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan dominant-less dominant.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

IPAP PTSD Tambahan. Pilihan penatalaksanaan: dengan obat, psikososial atau kedua-duanya.

BAB III PENYAJIAN DATA. lokasi penelitian, yaitu di YOGA ATMA CONSULTING PEKANBARU. Counsulting Pekanbaru, penulis mendapatkan informasi bahwasanya :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak kasus tindak kekerasan terhadap perempuan yang

BAB III METODE PENELITIAN. karena analisisnya menggunakan data-data numerikal yang kemudian

kesepakatan dalam masyarakat terhadap penyalahgunaan NAPZA perbuatan jahat yang harus diberantas dengan pendekatan hukum (saja) ;

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak yang lahir merupakan sebuah karunia yang besar bagi orang

Transkripsi:

85 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab terakhir ini, akan dipaparkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, pembahasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hasil penelitian, diskusi serta saran yang berkenaan dengan hasil penelitian. 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penilitian pengaruh ridha akan takdir dan tipe kepribadian A terhadap stres pascatrauma maka dapat disimpulkan bahwa: a. Terdapat korelasi negative antara beberapa dimensi ridha akan takdir dan tipe kepribadian A terhadap stres pascatrauma, yaitu menerima, tenang, ambisius, hiperaktif dan tidak mudah dipengaruhi. Sehingga dapat diinterpretasikan seiring naiknya nilai dimensi-dimensi menerima, tenang, ambisius, hiperaktif dan tidak mudah dipengaruhi maka stres pascatrauma nilainya akan cenderung turun dan juga berlaku sebaliknya. b. Terdapat korelasi positif antara beberapa dimensi ridha akan takdir dan tipe kepribadian A terhadap stres pascatrauma, yaitu syukur, mengendalikan hawa nafsu, agresif, dan percaya diri kuat. Sehingga dapat diinterpretasikan seiring naiknya nilai dimensi-dimensi syukur, mengendalikan hawa nafsu, agresif, dan percaya diri kuat maka stres pascatrauma nilainya akan cenderung naik dan juga berlaku sebaliknya. c. Terdapat pengaruh bermakna pada variabel dimensi-dimensi ridha akan takdir bersama dimensi-dimensi tipe kepribadian A: terhadap stres pascatrauma, artinya secara signifikan dimensi-dimensi ridha akan takdir bersama dimensi-dimensi tipe kepribadian A memberikan kontribusi terhadap stres pascatrauma, yaitu sebesar 54.8%. Sedangkan sisanya (45,2%) adalah karena adanya faktor-faktor yang lain. 85

86 d. Terdapat pengaruh bermakna pada variabel dimensi-dimensi ridha akan takdir; menerima (0.001), tenang (0.004), syukur (0.018), terhadap stres pascatrauma. Naiknya nilai dimensi-dimensi tersebut kecuali syukur diprediksikan akan memberikan pengaruh terhadap menurunnya stres pascatrauma. yaitu: menerima memberikan pengaruh sebesar 11.63 %, tenang sebesar 8.64 % terhadap stres pascatrauma. e. Terdapat pengaruh bermakna pada variable dimensi tipe kepribadian A yaitu khusus sikap tidak mudah dipengaruhi terhadap stres pascatrauma. Naiknya nilai dimensi ini diprediksikan akan berpengaruh menurunkan stres pascatrauma sebesar 5.52 %. 5.2. Diskusi Hasil penelitian menyatakan bahwa dimensi-dimensi ridha akan takdir bersama dimensi-dimensi tipe kepribadian A secara signifikan memberikan kontribusi terhadap stres pascatrauma, baik secara bersama-sama maupun secara terpisah, untuk itu beberapa hal dapat dijadikan perhatian yaitu; 1). Ridha akan Takdir Perlu kiranya dibahas lebih lanjut, kiat-kiat atau upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan, guna meningkatkan ridha akan takdir yaitu dimensi-dimensi menerima dan tenang (sabar) dalam rangka mengatasi (menurunkan) stres pascatrauma para korban bencana. Irwanto (2008) menyatakan bahwa terdapat beberapa tahapan penting dalam pemulihan stres pascatrauma (PTSD) yaitu; DEPRESI DENGAN GEJALA-GEJALA PASCATRAUMA PEMULIHAN SHOCK MAGICAL THINKING REALISASI PTSD Gambar 5.1. Tahapan dalam Pemulihan PTSD

87 Dari tahapan sebagaimana dalam gambar tersebut diketahui bahwa adanya realisasi atau menerima kenyataan pahit tentang apa yang dialami adalah proses penting yang akan dapat mempercepat pemulihan stres pascatrauma. Ada dua komponen yang merupakan sumber bagi resiliensi stres pascatrauma yaitu; A. Nested systems (care and support) a) Keluarga, teman, kerabat. b) Masyarakat dan lembaga-lembaga yang memiliki kepedulian. c) Negara (aturan, hukum yang empowering dan melindungi, lembaga-lembaga yang bersifat paliatif. B. Dirinya sendiri (determination) a) Inner strength b) Ingenuity c) Optimism d) Spirituality (Irwanto, 2008) Adanya dukungan sosial terutama keluarga, teman, kerabat dekat maupun lembaga social juga memiliki peran penting bagi proses kesembuhan korban, dibutuhkan kepedulian (care) dan motivasi (support) terhadap korban, rehabilitasi penderita melalui terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioral Therapy /CBT) juga perlu dilakukan agar korban dapat segera pulih. CBT saat ini dianggap sebagai salah satu bentuk psikoterapi yang paling efektif untuk mengatasi gangguan stres pascatrauma, terapi kognitif ditujukan untuk mengidentifikasi gangguan pikiran dan pikiran-pikiran yang tidak produktif serta mencegah otak membentuk cerita yang salah mengenai suatu peristiwa traumatis (Dharmono, 2007). Disamping adanya upaya tersebut, berdasarkan hasil penelitian dimana menunjukan bahwa ridha akan takdir terutama dimensi menerima dan tenang (sabar) secara signifikan memberikan kontribusi terhadap stres pascatrauma maka harus ada upaya bagaimana agar secara maksimal sikap ridha dapat diinternalisasikan kepada para korban, dengan dikembangkannya sikap ridha terhadap takdir oleh korban maka akan membantu mereka untuk dapat lebih

88 resilient (bertahan) menjalani dan menghadapi kesulitan-kesulitan hidup yang diakibatkan oleh bencana. Untuk itu individu atau lembaga yang bekerja untuk membantu para korban bencana perlu untuk mengembangkan metode-metode, bagaimana agar ridha akan takdir dapat diyakini dan menjadi sikap hidup para korban sebagai bagian mekanisme coping dalam mengatasi gangguan stres pascatrauma. Masih menurut Irwanto (2008) sumber kerentanan dalam PTSD dapat dibagi dua yaitu: 1) Nested System (Stigmatisasi, diskriminasi, blaming, dan menghukum): Keluarga, teman, sebaya. Masyarakat dan Negara. 2) Diri Sendiri Self-blame Ketidak berdayaan dan keputus asaan akan menambah kesulitan untuk mencari tujuan hidup yang baru, kesulitan untuk melakukan reframing pengalaman traumatisnya. Untuk itu disamping adanya faktor sosial yang selalu memberikan dukungan, maka sikap yang dikembangkan individu (determination) juga memiliki pengaruh yang besar terhadap stres pascatrauma, inner strength (daya tahan), Ingenuity, Optimism, dan Spirituality memiliki peran yang menentukan seberapa jauh seseorang itu akan terhindar dari stres pascatrauma. Meningkatnya ridha akan takdir terutama dari dimensi-dimensi menerima dan tenang (sabar) diprediksikan akan mendorong korban untuk dapat melawan sumber kerentanan dalam dirinya yaitu ketidak berdayaan dan keputus asaan dan juga akan dapat meningkatkan kemampuan individu dalam inner strength (daya tahan), Ingenuity, Optimism, maupun Spirituality, sehingga akan mempercepat proses kesembuhan korban. 1) Tipe Kepribadian A Hasil analisis korelasi terhadap pengaruh tipe kepribadian A terhadap stres pascatrauma menunjukan adanya korelasi negative beber, hubungan korelasi negatif yang ditunjukan oleh hasil penelitian tersebut ternyata berbeda dengan asumsi yang semula diajukan dalam landasan teori, semula korelasi diprediksikan

89 bersifat positif, yaitu jika nilai tipe kepribadian A naik maka stres pascatrauma akan cenderung naik, ternyata dari hasil analisis penelitian justru menunjukan adanya korelasi negatif, artinya bahwa jika nilai tipe kepribadian A naik maka stres pascatrauma akan cenderung turun. Terkait dengan hasil penelitian tersebut, penulis mengemukakan dua hal; Pertama, tipe kepribadian A sebagai salah satu variabel independen yang mempengaruhi stres pascatrauma ternyata memang berbeda dengan ketika tipe kepribadian A menjadi variabel yang mempengaruhi gangguan stres biasa lainnya. Kedua, Dalam hasil uji regresi masing-masing dimensi yang terdapat dalam tipe kepribadian A, maka sikap ambisius, hiperaktif dan tidak mudah dipengaruhi adalah dimensi-dimensi dalam tipe kepribadian A yang memiliki korelasi negative terhadap stres pascatrauma. Hal ini dapat diasumsikan bahwa sikap-sikap yang dimiliki oleh orang yang berkepribadian tipe A yaitu ambisius, hiperaktif dan tidak mudah dipengaruhi adalah dimensi-dimensi dalam tipe kepribadian A yang cenderung telah membantu proses pemulihan stres pascatrauma khususnya pada sampel penelitian, karena dimensi-dimensi tersebut diasumsikankan telah dapat mendorong para korban untuk melawan sumber kerentanan dalam dirinya yaitu ketidak berdayaan dan keputus asaan. 5.3. Saran Sebagai masukan untuk pengembangan penelitian adalah antara lain: 1) Alat ukur Variabel Ridha akan Takdir Penyusunan indikator atau item-item alat ukur dalam ridha akan takdir menggunakan kajian terhadap beberapa pandangan para ulama Islam masa klasik, beberapa indikator variable atau item-item alat ukur ridha masih dapat dikembangkan dengan menggali lebih banyak lagi referensi dari para ulama Islam klasik maupun modern, sehingga akan memberi peluang bagi penelitian lainnya untuk mengembangkan unsur-unsur indikator atau dimensi-dimensi dalam ridha pada takdir.

90 2) Populasi dan Sampel Populasi dan sampel penelitian adalah para korban bencan gempa bumi di Yogyakarta pada tahun 2006, jarak lamanya waktu antar peristiwa gempa (Mei 2006) dan waktu saat penelitian ( Nopember 2008) memungkinkan adanya variable bebas lain (di luar ridha dan tipe kepribadian) yang telah turut mempengaruhi variable terikat (stres pascatrauma), sebagai perluasan penelitian perlu dilakukan penelitian eksperimen. Penelitian dapat dilakukan sebelum persitiwa bencana terjadi, beberapa saat setelah bencana, dan 1 atau 2 tahun setelah bencana terjadi, sehingga dapat diketahui perbedaannya. 3) Metode Penelitian Pada penelitian selanjutnya, dapat digunakan metode kualitatif atau menggabungkan antara kualitatif dan kuantitatif. Dengan demikian hasil penelitian akan dapat mengungkapkan informasi serta hasil yang lebih luas, baik mengenai persoalan ridha akan takdir, tipe kepribadian maupun stres pascatrauma.