BAB VI PENUTUP. A. Konsep Seni dan Pengalaman Nilai Estetis Parker

dokumen-dokumen yang mirip
ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. datang dari dalam maupun luar individu itu sendiri. Sebagai contoh, ketika

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Implementasi karakter positif sangat penting dilaksanakan dalam rangka

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan

BAB III METODE PENELITIAN. karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai apakah makna

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

RENCANA AKSI NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar dalam membentuk manusia. Di sekolah telah disusun. usaha tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

Estetika Desain. Oleh: Wisnu Adisukma. Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen

Lampiran INSTRUMEN PENELITIAN PEDOMAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. lagi bagi seluruh masyarakat di dunia. Peristiwa komunikasi yang diamati sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya,

MEMAHAMI KONSEP KEINDAHAN

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

2.2 Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara...7

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan pelanggan dengan potensi profitable dengan membangun sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

RUANG LINGKUP ASPEK EVALUASI PENDIDIKAN SENI RUPA

Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

BAB I PENDAHULUAN. penampilan serta identitas. Wajah merupakan salah satu bagian terpenting pada

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Kemunculan Keterampilan Proses Sains Siswa

Dr. Sri Anggraeni, MSi

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009

Produksi, Distribusi dan Penerimaan Pesan. Sesi 3 Komunikasi dan Perilaku Manusia Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan disajikan pembahasan pada produk final hasil

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. dari peradaban manusia. Dengan kata lain, baik buruknya manusia itu

Generasi Santun. Buku 1B. Timothy Athanasios

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

TINJAUAN PUSTAKA Estetika

BAB IX. Hubungan Antara Proses Penginderaan dan Persepsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

2014 UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN SENI MENCETAK DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN ALAM

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

Sosialisasi Bahasa dalam Pembentukkan Kepribadian Anak. Sosialisasi bahasa adalah medium tanpa batas yang membawa segala sesuatu di

BAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi,

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

W, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan dan saran yang berkenaan dengan hasil penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan. lingkungan hidup untuk menunjang kehidupannya di dunia ini. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN RASA. Yeni Rachmawati. Juni 2006

I. PENDAHULUAN. Dunia fotografi sangatlah luas, perkembangannya juga sangat pesat. Di

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah penelitian,

BAB V SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN. terdapat perbedaan antara pengalaman biasa dan luar biasa (Abraham, 1986) dan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan yang bermutu atau berkualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan berdasarkan gagasan dan pandangan seorang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan proses globalisasi, terjadi transformasi sosial, ekonomi, dan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Representasi Matematis. solusi dari masalah yang sedang dihadapinya (NCTM, 2000).

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

Areté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 2. Simon Untara 1

BAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial. Sebagai makhluk individu ia memiliki sifat dan ciri-ciri yang

GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

Fungsi Produk Seni Kerajinan Ukir Kayu Guwang

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN...

V. PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

Transkripsi:

BAB VI PENUTUP Berdasarkan hasil kajian terhadap pemikiran Parker maka kesimpulan dari penelitian ditemukan sebagai berikut: A. Konsep Seni dan Pengalaman Nilai Estetis Parker 1. Konsep seni merupakan ekspresi, pengalaman individu tentang objek. Seni adalah ekspresi, dan ekspresi adalah keindahan atau estetis. Ekspresi menandakan adanya relasi antara objek dan subjek tanpa meniadakan dan menyatukan keduanya, tetapi menegaskan keunikan masing-masing. 2. Gabungan konsep pengalaman nilai estetis didasarkan Parker pada metafisika nilai. Menurut Parker nilai bersifat subjektif dan memiliki eksistensi. Realitas nilai terdapat dalam pengalaman. Nilai merupakan substansi yang memiliki dimensi yaitu intensitas, durasi, volume, kualitas, tingkat dan harmoni. Realitas nilai sebagai substansi dapat berdiri sendiri. Konsep nilai dalam Parker mengandaikan adanya peran keinginan. 3. Seni, keindahan bagi Parker adalah ekspresi pengalaman nilai. Pengalaman nilai tentang keindahan dan seni ini adalah pengalaman nilai estestis. Seni memperoleh sandaran dalam pengalaman manusia. Parker tidak membedakan kedua subjek dan objek dalam seni. 126

127 4. Pengalaman nilai estetis berasal dari ekspresi bebas dan spontan. Ekspresi tersebut didorong oleh perasaan yang berkaitan dengan sensasi indera manusia. Sensasi terhadap objek ditangkap oleh indera dan disajikan berupa data untuk pikiran. Perasaan subjek merespon data yang disajikan oleh sensasi untuk dapat menemukan ide objek. Perasaan dengan fungsi sintetik pikiran menemukan pola objek dan merepresentasikan objek. Tujuan temuan ini menghasilkan kesenangan dan kenikmatan dalam pengalaman nilai estetis. 5. Tidak semua data sensasi indera dapat menghadirkan pengalaman nilai estetis. Data sensasi yang berasal dari pengecapan, penciuman dan peraba menuntut pemuasan langsung. Data sensasi yang berasal dari pendengaran dan penglihatan dapat menghantar subjek menemukan pengalaman nilai estetis. 6. Pengalaman nilai estetis memiliki kriteria kesatuan subjek-objek, memiliki kesatuan perasaan, pikiran, kesenangan, serta bersifat personal dan sekaligus universal. B. Fungsi Pengalaman Nilai Estetis Parker 1. Seniman dalam pengalaman nilai estetis tidak hanya menemukan nilai yang berasal dari kehidupan tetapi juga membagikan nilai tersebut Fungsi pengalaman nilai terdiri dari dua arah ke luar dan ke dalam. Ke luar bertujuan untuk memurnikan, menyaring, membangun dan

128 memperbaiki serta menjadi solusi kesulitan yang ditemui oleh masyarakat. Fungsi ke dalam untuk memperbaiki dan menguatkan serta sebagai alat bantu kesehatan mental orang. Dalam arah ke dalam orang menemukan inspirasi dan mengidentifikasikan perasaan. 2. Fungsi pengalaman nilai estetis menurut Parker merupakan media komunikasi seniman, penghayat seni melalui karya seni atau objek seni. C. Relevansi Pengalaman Nilai Estetis Parker 1. Pemahaman karakter bangsa dalam kebijakan pemerintah Indonesia dan kerangka acuan adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olahraga seseorang atau sekelompok orang yang berbeda dengan bangsa lainnya. 2. Relevansi pengalaman nilai estetis menjadi signifikan dalam kerangka pengembangan karakter bangsa Indonesia. Fungsi karakter bangsa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sejalan dengan fungsi pengalaman nilai estetis yaitu memurnikan, budaya yang masuk, membangun dan memperbaiki keadaan masyarakat. 3. Pengembangan karakter bangsa merupakan proses olah hati, olah raga, olah rasa dan olah karsa. Pendekatan pembentukan karakter bangsa melalui

129 pendidikan baik formal maupun informal. Relevanasi gagasan Parker tentang pengalaman nilai estetis mendapat tempat yang signifikan dalam proses oleh rasa. Proses olah rasa didasarkan pada kebebasan dan spontanitas tindakan. 4. Prinsip kesatuan dan keseimbangan dalam pendidikan mendapat dasar dalam falsafat negara Indonesia yaitu Pancasila. Pengembangan karakter bangsa Indonesia harus diletakkan dalam kerangka kesatuan dan keseimbangan dengan nilai dasar negara sendiri. Prinsip kesatuan dan keseimbangan ini juga diterapkan dari proses pendidikan ilmu pengetahuan yang tidak hanya didasarkan pada sikap ilmiah yang objektif tetapi juga pendekatan emosi atau perasaan yang dapat menyatukan subjek dan objek. Penggunaan perasaan dalam ilmu pengetahuan didasarkan pada keseimbangan yang harmonis.

130