UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuti Kartini, 2014 Meningkatkan motorik kasar anak melalui pembelajaran dengan bermain media bola

Perilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) kontrol gerak, (2) pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI SEBAGAI DASAR MENUJU PRESTASI OLAH RAGA. Endang Rini Sukamti, MS FIK-UNY

SRI RAHAYU DJOHAN. Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo. Ruslin W. Badu, Meylan Saleh ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

KAJIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK DI KOTA BANDA ACEH

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Idris Mohamad mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga ; Drs. Ahmad Lamusu, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

PENGARUH METODE BERMAIN PANTOMIM TERHADAP KECERDASAN KINESTETIK ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI RANDULANANG II JATINOM KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN BOLA RING DI TK NURUL WATHAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

PERKEMBANGAN MOTORIK PLAY GROUP DAN TAMAN KANAK-KANAK OLEH: ENDANG RINI SUKAMTI, M.S DOSEN FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

KETERAMPILAN GERAK DASAR ANAK USIA DINI PADA TAMAN KANAK-KANAK (TK) DI KOTA SURAKARTA

TAHUN. Disusun Oleh: HEPI KAWURI A FAKULTA

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS II - SEMESTER 1

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK USIA 4-5 TAHUNDI TK

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

PENGARUH MEDIA DADU HURUF TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN HURUF PADA TK KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak dapat dengan mudah diamati. Tumbuh kembang

HUBUNGAN KEMAMPUAN BELAJAR GERAK (MOTOR EDUCABILITY) DENGAN KETERAMPILAN SHOOTING

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Anak Usia Dini.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN BAKIAK

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

I. PENDAHULUAN. merupakan harta yang tak ternilai harganya. Pada usia dini di mana anak berada

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TARI TAKTETAH MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK A

HUBUNGAN ANTARA LATIHAN SENAM IRAMA DENGAN KEMAMPUAN GERAKAN TERKOORDINASI ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh Anisa Ayu Lestari ( )

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

KESESUAIAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR DAN MANIPULATIF ANAK USIA 4-5 TAHUN SEGUGUS II KECAMATAN GALUR

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

KESESUAIAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR DAN GERAK MANIPULATIF PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN SEGUGUS II KECAMATAN GALUR SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

CENING PUJIATI NIM. A. 53H111051

KONSEP GERAK DASAR UNTUK ANAK USIA DINI

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP KELINCAHAN PEMAIN PUTRA FUTSAL SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI

ARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini SIWI ENDAH TISNOWATI A53B090202

KEMAMPUAN DASAR MULTILATERAL MAHASISWA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Endang Rini Sukamti, dkk

KETANGKASAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ARROHMAN KECAMATAN KANIGORO KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B RA AL-MUHAJIRIN PALU ABSTRAK

PERMAINAN KESEIMBANGAN TUBUH BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK TK KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

MODEL PENGENALAN AKTIVITAS JASMANI BAGI SISWA TAMAN KANAK-KANAK

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pada rentang usia ini anak mengalami the golden years yang. perkembangannya, termasuk perkembangan fisik-motoriknya.

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. aktivitas ritmik terhadap kemampuan motorik kasar anak Taman Kanak-kanak.

PENGARUH BERMAIN LEMPAR TANGKAP BOLA DAN MENGGAMBAR TERHADAP MOTORIK ANAK USIA DINI. Jurnal. Oleh : Anggiat Marudut Gultom

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK TERHADAP KEMAMPUAN LONCAT ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK PKK SEMANDING DAN TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH PABELAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

BAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada

SUSI ARYATI A

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio- emosional (sikap dan perilaku serta agama),

Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

2014 USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERJALAN DI ATAS PAPAN TITIAN

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

Ciri-ciri Seks Sekunder pada Masa Remaja

Transkripsi:

PENGARUH PERMAINAN SIRKUIT TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA BHAYANGKARI 05 KECAMATAN HULONTALANGI KOTA GORONTALO JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan OLEH YOLAN MARJUK NIM 153410065 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2014

Pengaruh Permainan Sirkuit Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 05 Kecamatan Hulontalangi Kota Gorontalo Oleh YOLAN MARJUK Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Goronralo Abdul Haris PanaI, Rapi Us. Djuko ABSTRAK Yolan Marjuk, 2014 Pengaruh Permainan Sirkuit Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 05 Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo Pembimbing I Prof. Dr. H. Abdul Haris PanaI, S.Pd, M.Pd, dan Pembimbing II Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd. Permasalahan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah Rendahnya perkembangan motorik kasar pada anak kelompok B di Tk Kemala Bhayangkari 05 Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Permainan Sirkuit Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 05 Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan adalah Eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah 40 orang anak kelompok B. sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 orang anak kelompok Bi di TK Kemala Bhayangkari 05 Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga t hitung sebesar 9,375 sedang dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t (0,975) (38) = 2.02. teryata harga t hitung lebih besar dari t daftar atau harga t hitung telah berada dalam daerah penerimaan H 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa H 1 diterima dan menolak H 0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh permainan sirkuit terhadap perkembangan motorik kasar pada anak kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 05 Kecamatan Hulontalangi Kota Gorontalo. Kata Kunci : Permainan Sirkuit, Motorik Kasar Yolan Marjuk, Jurusan PG-PAUD Universitas negeri Gorontalo, Prof. Dr. H. Abdul Haris PanaI, S.Pd, M.Pd, Dosen Jurusan PGSD Universwitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd, Dosen Jurusan PG-PAUD Universitas negeri Gorontalo

Anak TK memiliki kecenderungan mempunyai minat yang besar untuk selalu melakukan aktivitas gerak fisik, sehingga tampak selalu aktif bergerak. Waktu tidak makin berkurang, selalu ingin bermain. Di dalam bermain kemampuan memusatkan perhatian masih tidak tahan lama, sehingga selalu memiliki aktivitas. Anak kecil memiliki sifat imajinatif, imitative, dan rasa ingin tahunya besar. Juga memiliki sifat individualistis, egosentris, dan suka gaduh. Kemampuan motorik bukan suatu kemampuan yang akan berkembang begitu saja melainkan melalui sebuah proses belajar dan latihan. Pada saat anak mulai dengan kemampuan motoriknya, gerakan tubuh yang dilakukan masih kaku. Akan tetapi, dengan banyak berlatih dan mengulang-ulang berbagai gerakan, lama kelamaan ia menjadi terbiasa dan dapat menguasai gerakan-gerakan tersebut. Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh kemampuan dan pola gerakan yang dapat di lakukan anak, misalnya dalam kemampuan motorik kasar anak belajar menggerakan seluruh tubuh, kemudian metode yang di gunakan adalah kegiatan yang dapat memacu semua kegiatan motorik kasar yang perlu di kembangkan anak seperti anak dapat belajar menangkap bola, menendang, meloncat dan lain sebagainya. Menurut Raha, (2013:8) motorik kasar usia 5-6 tahun sebagai berikut: a. berdiri di atas kaki yang lainnya selama 10 detik, b. melompat kebelakang dengan 2 kaki berturut-turut, c. mengambil satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang bola, d. menangkap bola tenis dengan kedua tangan, e. melempar bola dengan memutar badan dan melangkah kedepan, f. mengayun tanpa bantuan, g. menangkap dengan mantap. waktu yang tepat untuk mempelajari kemampuan motorik ini adalah masa kanak-kanak, dimana kondisi tubuh masih lentur dan anak belum memiliki banyak kemampuan lain yang mungkin bertentangan dengan kemampuan motorik yang sedang di pelajarinya. Selain itu rata-rata anak kecil juga suka melakukan suatu gerakan secara berulang-ulang yang merupakan salah satu aktivitas yang dibutuhkan untuk menguasai kemampuan motorik. Khususnya untuk perkembangan motorik kasar.

Bertitik tolak dari latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: a. kurangnya perhatian guru pada perkembangan motorik kasar b. Permainan yang dilakukan guru belum menarik dan kreatif c. Rendahnya perkembangan motorik kasar pada anak. Rumusan Masalah, masalah dalam penelitian ini yakni: Apakah terdapat Pengaruh Permainan Sirkuit Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Kelompok B TK Kemala Bhayangkari 05 Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo? Tujuan Penelitian, tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui Pengaruh Permainan Sirkuit Tehadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 05 Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo. Manfaat Penelitian, manfaat secara teoritis dan secara praktis. Adapun manfaat teoritis dan praktis adalah sebagai berikut. Manfaat Teoritis : a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan motorik kasar melalui permainan sirkuit. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah konsep-konsep atau teori-teori serta permainan yang menyenangkan bagi anak. Manfaat Praktis : a. Bagi Guru Memberikan pengetahuan dalam proses pembelajaran khususnya dalam mengembangkan motorik kasar pada anak. b. Bagi Sekolah Sebagai masukan bagi guru dalam mengembangkan permainan pada anak Untuk melatih motorik kasar melalui permainan sirkuit agar dapat berkembang sesuai usia anak. c. Bagi Anak Permainan sirkuit dapat mengembangkan motorik kasar anak serta perkembangan lainnya. d. Bagi Peneliti Dapat dijadikan sebagai referensi, tidak hanya dalam mengembangkan motorik kasar, serta dapat mengembangkan aspek-aspek yang lainnya seperti perkembangan kognitif, sosial dan bahasa. 1. Pengertian Motorik Kasar Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam

tubuh yang dikontrol oleh otak. Kemampuan motorik terbagi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus. Hasan, (2009:95) Menyatakan bahwa Motorik kasar merupakan area terbesar perkembangan di usia batita, yaitu diawali dengan kemampuan berjalan, lari, melompat, kemudian melempar. Selanjutnya Menurut (Handoko:2008) Motorik kasar anak akan berkembang sesuai dengan usianya (Age Appropriateness). Orang dewasa tidak perlu melakukan bantuan terhadap kekuatan otot besar anak. Jika anak telah matang, maka dengan sendirinya anak akan melakukan gerakan yang sudah waktunya untuk dilakukan. Misalnya : seorang anak usia 6 bulan belum siap duduk sendiri, maka orang dewasa tidak perlu memaksakan dia duduk di sebuah kursi. 2. Jenis Gerakan Motorik Kasar Ada tiga jenis gerakan pada motorik kasar yang dapat dilakukan oleh anak. Ketiga kegiatan ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat usianya. Berikut akan dijelaskan ketiga jenis kegiatan ini: a. Kemampuan Lokomotor Kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti, lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, skipping, melompat, meluncur dan lari seperti kuda berlari (gallop). b. Kemampuan Non-lokomotor Kemampuan non lokomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai. Kemampuan non lokomotor terdiri dari menekuk, dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat, dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan dan lain-lain. c. Kemampuan Manipulatif Kemampuan Manipulatif dikembangkan ketika anak tengah mengusai macammacam objek. Kemampuan Manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki tetapi bagian lain dari tubuh dapat digunakan. Bentuk-bentuk kemampuan

manipulative terdiri dari; gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang), gerakan menerima (menangkap) objek adalah kemampuan penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan bola plastik yang terbuat dari bantalan karet (bola medisin) atau bola plastik dengan gerakan memantul-mantulkan bola atau menggiring bola. 3. Upaya-Upaya Dalam Mempasilitasi Perkembangan Motorik Adapun berbagai macam upaya yang dilakukan sekolah dalam memfasilitasi perkembangan motorik secara fungsional tersebut antaranya sebagai berikut: Yusuf & Sugandhi, (2011:60) a. Sekolah merangcang kegiatan pembelajaran yang bermanfaat bagi perkembangan atau kehidupan anak, seperti mengetik,menjahit atau kerajinan tangan lainnya. b. Sekolah memberikan kegiatan senam atau olahraga kepada anak, yang jenisnya disesuaikan dengan usia anak c. Sekolah perlu merekrut (mengangkat) guru-guru yang memiliki keahlian dalam bidang tersebut d. Sekolah menyediakan sarana untuk keberlangsungan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran seperti, alat-alat yang diperlukan dan tempat atau lapangan olahraga. 4. Pengertian Bermain Menurut Freud, (dalam Arbarini :2009), bermain sama seperti fantasi atau lamunan. Melalui bermain atau berfantasi seseorang dapat memproyeksikan harapanharapan maupun konflik pribadi. Anak dapat mengeluarkan semua perasaan negatif, seperti pengalaman tidak menyenangkan atau traumatik dan harapan-harapan yang tidak terwujud dalam realita melalui bermain. Bermain adalah kegiatan yang anakanak lakukan sepanjang hari. Piaget mengatakan bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi diri seorang anak. (dalam modul pembelajaran PAUD).

Bermain menurut Mulyadi, (dalam zain 2013) secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan. Terdapat lima pengertian bermain : a. Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak. b. Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik. c. Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak. d. Melibatkan peran aktif keikutsertaan anak. e. Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial dan sebagainya. 5. Fungsi Bermain Bagi Anak TK Terdapat beberapa fungsi bermain bagi anak Menurut Darunnajah (2012). a. Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa, b. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata, c. Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata, d. Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng, e. Untuk melepaskan dorongan yang tidak dapat diterima, f. Untuk kilas balik pesan-pesan yang biasa dilakukan. Mencerminkan pertumbuhan, g. Untuk mengembangkan sosial anak. 6. Tahapan Perkembangan Bermain Parten (dalam Santrock 2007:217) mengajukan tipe-tipe permainan berikut: a. Unoccupied play bukanlah permainan seperti yang umum kita pahami. Si anak mungkin berdiri di suatu tempat atau melakukan gerakan acak yang nampaknya tidak memiliki tujuan. b. Solitary play terjadi ketika anak bermain sendiri dan mandiri dari orangl ain. Si anak terlihat asik dengan aktivitasnya dan tidak terlalu memedulikan hal lain yang terjadi. Anak-anak usia 2 dan 3 tahun lebih sering terlibat dalam solitary play disbanding siswa preschool yang lebih tua. c. Onlooker play terjadi ketika si anak memerhatikan anak-anak lain bermain. Si anak mungkin berbicara dengan anak lain dan bertanya namun tidak ikut bermain. Minat aktif si anak pada permainan anak lain membedakan onlooker play dari unoccupied

d. Parallel play terjadi ketika si anak bermain terpisa dari anak-anak lain tetapi dengan mainan yang sama dengan yang dimainkan anak lain dan dengan cara yang meniru permainan anak lain. Semakin tua usia anak, semakin jarang mereka melakukan jenis permainan nin. e. Associative play melibatkan interaksi sosial dengan sedikit atau tanpa pengaturan. Dalam tipe permainan ini, anakanak kelihatan lebih tertarik pada satu sama laindibanding pada permainan yang mereka mainkan. f. Cooperative play terdiri dari interaksi sosial dalam satu kelompok dibarengi dengan adanya perasaan identitas kelompok dan aktivitas teroganisir. Permainan formal anak-anak, kompetisi dengan sasaran kemenangan, dan kelompok-kelompok yang dibentuk oleh guru untuk melakukan hal tertentu bersama-sama. 7. Pengertian Sirkuit Menurut Sajoto (dalam kaka:2012), latihan sirkuit adalah suatu program latihan terdiri dari beberapa stasiun dan di setiap stasiun seorang atlet melakukan jenis latihan yang telah ditentukan. Satu sirkuit latihan dikatakan selesai, bila seorang atlet telah menyelesaikn latihan di semua stasiun sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan. Setiawan mengungkapkan bahwa latihan sirkuit dapat mengembangkan kondisi fisik seperti daya tahan, kelentukan, kelincahan, dan kekuatan. Satu kali latihan dalam setiap stasiun dilakukan 30 detik dan satu sirkuit dilakukan 15-20 menit. Kemudian istirahat antar stasiun adalah 15-20 detik, dan istirahat satu circuit 1-3 menit. Sedangkan Menurut Soekarman (1987: 70), latihan sirkuit adalah suatu program latihan yang dikombinasikan dari beberapa item-item latihan yang tujuannya dalam melakukan suatu latihan tidak akan membosankan dan lebih efisien. Latihan sirkuit akan tercakup latihan untuk: a. kekuatan otot, b. ketahanan otot, c. kelentukan, d. kelincahan, e. keseimbangan dan f. ketahanan jantung paru. Latihan-latihan harus merupakan siklus sehingga tidak membosankan. Latihan sirkuit biasanya satu sirkuit ada 6 sampai 15 stasiun, berlangsung selama 10-20 menit. Istirahat dari stasiun ke lainnya 15-20 detik.

8. Kelebihan Latihan Sirkuit Adapun yang menjadi kelebihan latihan sirkuit ini yang di kemukakan oleh Harsono (dalam kaka:2012), mengungkapkan bahwa keuntungan latihan dengan menggunakan sistem sirkuit adalah; a. meningkatkan berbagai komponen kondisi fisik secara serempak dalam waktu relatif singkat, b. setiap atlet dapat berlatih menurut kemajuannya masing-masing, c. setiap atlet dapat mengkoreksi kemajuannya sendiri, d. latihan mudah di awasi, e. hemat waktu, karena dalam waktu yang relatif singkat dapat menampung banyak orang berlatih sekaligus. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitan kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen. Desain yang di gunakan yaitu Bentuk Desain dari Pre- Experimental Design. Desain yang digunakan One-Group Pretest-Posttest Design. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: (1) variabel bebas yaitu permainan sirkuit (2) Variabel terikat yaitu perkembangan motorik kasar. Variabel Y atau variabel terikat adalah perkembangan motorik kasar. Indikator. yaitu diawali dengan kemampuan berjalan, lari, melompat, kemudian melempar. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang di inginkan dan sesuai dengan kepentingan peneliti, maka peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data melalui tehnik t test yaitu pre test dan post test. Dilaksanakannya dengan menggunakan observasi sebagai penunjang. Tenik Analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial parametrik. Yang diuji menggunakan normalitas data dan uji hipotesis. HASIL PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengukur perbedaan skor kemampuan motorik kasar pada anak sebelum dan sesudah diterapkan permainan sirkuit. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh harga L0 < L tabel atau 0,109 < 0,190, maka data kemampuan motorik kasar pada anak melalui pretest berdistribusi normal. Selanjutnya uji normalitas data posttest dalam mengukur

kemampuan motorik kasar di peroleh bahwa harga L0 < L tabel atau 0,0381 < 0,190 maka data kemampuan motorik kasar melalui posttest berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga t hitung sebesar 9,375 dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t (0,975) (38) = 2,02. teryata harga t hitung lebih besar dari t daftar atau harga t hitung telah berada didalam daerah penerimaan H 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa H 1 diterima dan menolak H 0 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan skor kemampuan motorik kasar pada anak sebelum dan sesudah diterapkan permainan sirkuit. PEMBAHASAN Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian pendahuluan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan mendapatkan gambaran tentang pengaruh permainan sirkuit terhadap kemampuan motorik kasar pada anak, proses treatmen melalui eksperimen bertujuan untuk melihat pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan motorik kasar. Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup kemampuan otot-otot besar, gerakan ini lebih menuntut kekuatan fisik dan keseimbangan, gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh anak. oleh sebab itu pengembangan motorik pada anak usia TK perluh dibentuk terlebih dahulu melalui permainan sirkuit. permainan sirkuit untuk pengembangan kemampuan motorik kasar pada anak dilakukan dengan cara : 1, anak melompat dengan satu kaki 2, anak menangkap dan melempar bola, dan 3, berlari. Dengan melihat hasil pengujian hipotesis sebelum pelaksanaan eksperimen dan setela pelaksanaan eksperimen menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara permainan sirkuit terhadap kemampuan motorik kasar anak. Hal ini didasarkan pada analisis secara statistik diperoleh harga t hitung lebih besar dari t daftar atau harga t hitung telah berada didalam daerah penerimaan H 1, dengan demikian, maka hipotesi

dalam penelitian ini adalah Terdapat Pengaruh Permainana Sirkuit Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Kelompok B TK Kemala Bhayangkari 05 Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo. diterima. SIMPULAN DAN SARAN simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh permainan sirkuit terhadap perkembangan motorik kasar pada anak kelompok B TK kemala bhayangkari 05 kecamatan hulontalangi kota gorontalo. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan : 1. Guru diharapkan dapat menerapkan permainan sirkuit pada pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak. 2. Dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar, guru perluh memperhatikan perkembangan anak, memberikan fasilitas yang mendukung untuk perkembangan motorik kasar. 3. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk mengembangkan permainan sirkuit, terhadap perkembangan selain motorik kasar. DAFTAR PUSTAKA Hasan, Maimunah. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Diva Pres. Yogjakarta Handoko, Herdi. 2008. Pertumbuhan-Dan-Perkembangan-Anak-Usia_06. tanggal 27 Desember 2013.dari http://tfmkupro.blogspot.com/2008/11/. Html Samsudin. 2008. Pembelajaran Motorik Di Taman Kanak-Kanak. Prenada Media Group. Jakarta Yusuf, Syamsu dkk. 2011. Perkembangan Peserta Didik. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta

Arbarini.2009. bermain-dan-belajar-pada-anak-usia-dini diakses tanggal 26 desember 2013 dari http://.blogspot.com//06/.html Zain. 2013. Permainan-dan-Kreativitas-Pada-Anak-Usia-Dini%E2%80%9D. diakses tanggal 26 desember 2013. Dari students.uii.ac.id/2013/04/08/%e2%80%9c/ Darunnajah. 2012. Metode-Bermain-Anak-TK. diakses tanggal 26 desember 2013/http://pgtk Darunnajah.com. 2012/02/28/ / Santrock, John. 2007. Perkembangan Anak. Erlangga. Jakarta Ary Kaka. 2012 Teori Circuit Training.di akses tanggal 20 desember 2013. dari http://.blogspot.com htm Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta, Bandung