BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap tahun, berjuta-juta kehidupan manusia di bumi. terselamatkan oleh kegiatan transfusi darah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Trombosit merupakan salah satu komponen penyusun

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahunnya, terkumpul sekitar 92 juta donasi. darah dari seluruh dunia. Rata-rata, 50% dari total

BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI... ABSTRAK... ABSTRACK... v KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat perdarahan pada pasien anak leukemia yang menjalani kemoterapi (Freireich,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasien keganasan berisiko tinggi menderita anemia (Estrin, 1999). Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasien-pasien dengan penyakit hematologi atau onkologi yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Donasi darah merupakan praktik klinis yang umum. dilakukan. Pada tahun 2012 World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut. menunjang dinamika dunia kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Trombosit merupakan sel darah yang berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan

9/12/2014. Aktivasi. yang teraktivasi akan mengekspresikan P-Selectin (CD62P) yaitu suatu protein membran 140 kd yang berasal dari granula alfa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting dalam. pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara

WALIKOTA KEDIRI NOMOR 31 TAHUN 2009 TE N TAN G

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang

Pengelolaan dan pelaksanaan usaha transfusi darah ditugaskan kepada Palang Merah Indonesia, atau Instansi lain yang ditetapkan oleh Menteri.

BAB I PENDAHULUAN. diakses dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan (WHO,2009). Terapi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H

BAB 1 PENDAHULUAN. Intensive Care Unit (ICU) dengan rerata lima unit per pasien. Packed red cell

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit. kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAB 1 PENDAHULUAN. Palang Merah Indonesia, menyatakan bahwa kebutuhan darah di. Indonesia semakin meningkat sehingga semakin banyaklah pasokan darah

Hasil Uji Statistik Trombosit Range dengan. Perdarahan Kulit dan Perdarahan Mukosa 64

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Akan tetapi dalam pelaksanaaannya

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

TRANSFUSI DARAH SEJARAH & PERKEMBANGANNYA SAAT INI

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan besarnya jumlah penderita kehilangan darah akibat

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengue shock syndrome (DSS). Kewaspadaan dini terhadap. tanda-tanda syok pada penderita demam berdarah dengue (DBD)

BAB I PENDAHULUAN. Polisitemia Vera (PV) adalah salah satu jenis keganasan mieloproliferatif.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. sehat dengan umur yang panjang adalah harapan bagi setiap orang. Tidak

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit dan pola pengobatan,

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

BAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKAMARA

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr.

PERBEDAAN REAKSI PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH WHOOLE BLOOD (WB) DAN PACKED RED CELL (PRC) PADA PASIEN SECTIO CAESARE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yaitu % pada solid tumor dan % pada keganasan hematologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. hendak menjalani tindakan operasi, pasien dengan kelainan darah bawaan dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. setiap instansi, baik itu instansi pemerintah ataupun swasta. Informasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. penyakit idiopatik, yang diperkirakan melibatkan. reaksi imun dalam tubuh terhadap saluran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN UKDW. 27,6% meskipun angka ini tidak menggambarkan populasi umum. baru (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).

BAB I. berbagai program dan upaya kesehatan (Depkes, 2004). mutu pelayanan dan mutu hasil pemeriksaan di laboratorium.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit infeksi Dengue seperti DBD (Demam Berdarah Dengue) kini

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu. lintas banyak terjadi di dunia. Tidak hanya di dunia,

OUT LINE. Kontrol Kualitas Komponen darah. Dasar Kebijakan. Dasar Kebijakan. Dasar Kebijakan Kontrol kualitas komponen darah Spesifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan jaringan yang berasal dari struktur intraokuler disebut tekanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepsis dan syok sepsis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga menyulitkan masyarakat jika membutuhkan darah (Susanto, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung antara minggu (hamil aterm) dan ini merupakan periode

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap tahun, berjuta-juta kehidupan manusia di bumi terselamatkan oleh kegiatan transfusi darah. Agar didapatkan hasil transfusi darah yang optimal maka harus ada penyediaan darah yang aman dan diperlukan suatu alur kerja yang berkesinambungan, sehingga dapat menunjang pengobatan penderita. Tingginya angka kematian akibat kekurangan darah masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Salah satu bukti akan pernyataan di atas tercermin dalam angka kematian ibu melahirkan (AKI) yang sebagian besar akibat perdarahan, masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Sebagai negara berkembang Indonesia menempatkan permasalahan kesehatan ini menjadi salah satu titik perhatian utama. Untuk itu dalam rangka pencapaian Millennium Development Goals (MDGs), penurunan AKI menjadi prioritas yang harus dilakukan. Adapun salah satu upaya mendukung penurunan AKI ini, adalah dengan penyediaan darah yang aman (safe blood) untuk transfusi. Tranfusi darah mencakup pemberian darah 1

2 utuh ataupun salah satu lebih komponen darah dari satu individu (pendonor) ke individu lain (resipien), dan tindakan transfusi darah ini merupakan salah satu terapi penunjang yang penting dalam manajemen pasien yang dirawat di rumah sakit. Berdasarkan data yang ada, di Yogyakarta saja, jumlah kebutuhan darah berkisar 4.500 sampai 5.000 kantung per bulan (kemasan kantung baku berisi 450ml sampai 500ml darah, adapun kantung darah dengan isi 250ml yang umum dipakai oleh Palang Merah Indonesia atau PMI). Angka kejadian penyakit-penyakit yang berujung pada trombositopenia pun diperkirakan akan semakin meningkat dari tahun ke tahun, seperti penyakit Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP), keganasan hematologi dan keganasan non hematologi. Pada penyakit keganasan contohnya, tiap tahunnya ditemukan 12 juta kasus baru dengan 7 juta kematian. Angka ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipatnya pada tahun 2020 dan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2030 (GLOBOCAN, 2008). Pengobatan penyakit-penyakit autoimun yang berujung pada trombositopenia banyak melibatkan transfusi (theurapetic apheresis maupun transfusion apheresis). Adapun pengobatan konvensional untuk keganasan juga masih terbatas dalam

3 kemoterapi yang menimbulkan beberapa efek samping pada komponen darah secara langsung; seperti leukopenia, trombositopenia, dan lain-lain, sehingga membutuhkan transfusi darah. Oleh karena hal itu, prosedur transfusi darah menjadi hal yang substansial dalam kerangka penanganan penyakit. Dalam pedoman yang dikeluarkan World Health Organization atau WHO (Sibinga, 1995), disebutkan: (1) Transfusi tidak boleh diberikan tanpa adanya indikasi yang kuat; dan (2) transfusi yang diberikan hanya berupa komponen darah pengganti yang hilang atau kurang. Berdasarkan pada tujuan di atas, maka saat ini transfusi darah cenderung memakai komponen darah yang disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya kebutuhan akan sel darah merah, granulosit, trombosit, dan plasma darah yang mengandung protein dan faktor-faktor pembekuan. Diperlukan pedoman dalam pemberian komponen-komponen darah untuk pasien yang memerlukannya, sehingga efek samping transfusi dapat diturunkan seminimal mungkin. Karl Landsteiner (1868-1943), salah seorang perintis transfusi darah berkata, Transfusi darah tidak boleh diberikan, kecuali manfaatnya melebihi risikonya.

4 Salah satu komponen darah yang umum digunakan adalah trombosit atau platelet. Prosedur thrombopheresis sendiri masih terbilang jarang dilakukan di Indonesia meskipun jumlah permintaan transfusi trombosit cukup banyak, terutama pada pasien autoimun dan keganasan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal; antara lain mesin apheresis yang terbilang mahal, dan belum banyak pendonor apheresis yang tersedia akibat syarat-syarat dan prosedur yang lebih berat dibanding dengan prosedur pendonor whole blood (Stroncek & Rebulla, 2007). Berangkat dari hal itu, maka peneliti merasa perlu untuk mengulas lebih dalam metode pemisahan trombosit untuk transfusi atau thrombopheresis. Thrombopheresis (sering juga disebut plateletpheresis atau trombocytapheresis) adalah suatu proses pengumpulan trombosit atau platelet atau keeping darah, yaitu komponen darah yang terlibat dalam pembekuan darah. Istilah thrombopheresis mengacu pada metode pengumpulan trombosit, yang dilakukan oleh sebuah alat yang digunakan dalam donor darah yang memisahkan trombosit dan mengembalikan bagian lain dari darah ke pendonor. Transfusi trombosit dapat menjadi prosedur menyelamatkan jiwa dengan mencegah atau mengobati komplikasi serius dari perdarahan

5 dan pula pada pasien yang memiliki gangguan produksi trombosit, atau disebut juga trombositopenia (jumlah trombosit rendah) atau disfungsi trombosit. Proses ini juga dapat digunakan sebagai terapi atau yang dikenal dengan theurapetic apheresis, untuk mengobati penyakit-penyakit yang mengakibatkan jumlah trombosit yang tinggi di atas batas normal (di atas 450.000 keping/mm 3 ), seperti trombositosis esensial. I.2. Perumusan Masalah Teknik thrombopheresis masih terbilang baru di Indonesia, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) dan RSUP DR Sardjito, khususnya Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD), menjadi salah satu pioneer dalam pelaksanaan dan pengembangan transfusi thrombopheresis. Dibutuhkan peralatan yang memadai, prosedur yang tepat sehingga diharapkan dapat menghasilkan karakteristik produk atau keluaran seperti yang diinginkan, serta petugas yang kompeten dalam teknik transfusi tersebut. Berangkat dari hal-hal tersebut peneliti tertarik dan merasa perlu mengkaji lebih dalam mengenai hal-hal yang

6 berkaitan dengan profil donasi thrombopheresis, faktorfaktor yang mempengaruhi produk thrombopheresis, sehingga nantinya diharapkan dapat secara optimal meningkatkan dedikasi atau keberhasilan transfusi. Pengkajian tersebut juga dirasakan perlu karena masih sedikit penelitian (khususnya dalam lingkup propinsi DIY) yang membahas tentang profil donasi thrombopheresis tersebut. Maka berdasarkan pemaparan di atas, perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana profil donasi thrombopheresis di UPTD RSUP DR Sardjito? 2. Bagaimana pengaruh karakteristik dan profil hematologi pendonor serta karakteristik prosedur donasi terhadap kualitas produk donasi thrombopheresis? 3. Bagaimana pengaruh kualitas produk donasi thrombopheresis terhadap efikasi transfusi? I.3. Tujuan Penelitian Tujuan umum Mengetahui profil donasi thrombopheresis di UPTD RSUP DR Sardjito.

7 Tujuan khusus Penelitian memiliki tujuan untuk: 1. Mengetahui gambaran usia, jenis kelamin, berat badan, body mass index (BMI), jumlah trombosit dan hematokrit pra donasi pada pendonor dengan yield produk thrombopheresis. 2. Mengetahui korelasi antara volume produk thrombopheresis dan durasi donasi dengan yield produk thrombopheresis. 3. Mengetahui korelasi antara yield produk thrombopheresis dengan kenaikan jumlah trombosit pasca transfusi pada resipien. I.4. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis, terhitung waktu penyusunan proposal penelitian, belum ada penelitian mengenai profil donasi thrombopheresis dalam lingkup propinsi DIY. Di Indonesia, penelitian dalam konteks transfusi darah secara umum pun masih terbilang sangat terbatas. Kendati demikian, ditemukan beberapa penelitian terkait thrombopheresis atau judul pada penelitian ini dalam jurnal internasional. Beberapa penelitian internasional yang mengkaji faktor-

8 faktor yang berpengaruh terhadap kualitas produk thrombopheresis (dalam hal ini yield produk thrombopheresis) beserta efikasi transfusi thrombopheresis pada resipien antara lain: 1. Patel et al., 2013 Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari aspek pendonor dan prosedur terhadap yield dari single donor platelets (SDP). Metode penelitian ini adalah dengan menganalisis 265 prosedur thrombopheresis yang dikerjakan menggunakan mesin apheresis CS 3000 plus Advance Membrane System (AMS) cell separator (Fenwal, USA) yang terkait dengan data-data dari aspek pendonor, prosedur, dan resipien. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini ada uji korelasi Pearson ( r value). Hasil penelitian ini menunjukkan rerata jumlah trombosit pra donasi 286 ± 55 x10 3 /cu mm dan rerata yield dari semua prosedur 3,3 ± 0,68 x10 11. Yield berkorelasi positif dengan jumlah trombosit pasca donasi. Berat badan, hemoglobin, dan hematokrit pendonor tidak berkorelasi dengan yield dan tidak mempengaruhi yield dari single donor platelets.

9 2. Arun et al., 2013 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji aspek demografis pendonor dan prediktor-prediktor laboratorium terhadap single donor platelets. Metode penelitian ini adalah menganalisis data demografis pendonor dan yang terkait hasil laboratorium sebelum melakukan transfusi thrombopheresis untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi yield. Prosedur dilakukan pada 130 pendonor sehat, pertama kali donasi thrombopheresis dalam periode waktu 4 tahun. Prosedur thrombopheresis menggunakan mesin apheresis Frenius Kabi COM.TEC dan Hemonetics Mobile Collection System (MCS) plus Separator. Korelasi antara jumlah trombosit pra donasi dengan yield dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan rerata jumlah trombosit pra transfusi 3,16 ± 0,62 x10 11 per unit. Terdapat korelasi positif antara yield dengan jumlah trombosit pra transfusi dan BMI, sedangkan antara usia dan yield terdapat korelasi negatif.

10 3. Landzo et al., 2013 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi pengumpulan trombosit menggunakan mesin apheresis Fenval Baxter AMICUS dan membandingkan efisiensi dan kualitas produk transfusi dengan nilai hematokrit pendonor. Metode penelitian ini dengan membagi pendonor dalam kelompok-kelompok berdasarkan nilai hematokrit. Grup C terdiri dari pendonor dengan nilai hematokrit kurang dari atau sama dengan 46%. Grup D terdiri dari pendonor dengan nilai hematokrit lebih dari 46%. Dilakukan analisis terhadap kelompok tersebut kaitannya dengan efisiensi dan kualitas produk transfusi. Hasil penelitian ini menunjukkan tingginya nilai hematokrit secara signifikan mengurangi efisiensi pengumpulan trombosit dan kualitas produk transfusi. Perbedaan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan di atas dengan penelitian ini antara lain terdapat pada waktu penelitian, tempat atau lokasi penelitian, subjek

11 dan karakteristik subjek, karakteristik alat thrombopheresis, serta jumlah subjek. I.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat, antara lain: 1) Bagi penulis Dapat menambah ilmu dan pengetahuan mengenai profil donasi thrombopheresis serta dapat menyelesaikan persyaratan untuk penulisan skripsi atau tugas akhir. 2) Bagi kalangan akademisi dan institusi Membuktikan adanya korelasi antara faktor-faktor pada pendonor dengan kualitas produk thrombopheresis sehingga membuka peluang untuk dikembangkan lebih jauh, guna mendapatkan hasil yang lebih spesifik serta menambah perbendaharaan karya tulis ilmiah. 3) Bagi tenaga medis Dapat dijadikan refleksi, pengembangan dan aplikasi untuk perbaikan pelayanan kepada masyarakat. 4) Bagi masyarakat luas Dapat bermanfaat untuk mengenal lebih jauh tentang prosedur donasi thrombopheresis serta faktor-faktor

12 dari aspek pendonor yang dapat mempengaruhi kualitas produk transfusi, dibandingkan dengan donasi konvensional atau darah lengkap.