BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan seseorang berbuat sesuatu (Purwanto, 1998). Motivasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (Setiawati, 2008). Motivasi menurut Mc.Donald (Nursalam, 2008) adalah

BAB II KAJIAN TEORI. penulis akan memberikan pengertian dari kedua istilah tersebut. Kata Motif dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada umumnya adalah usaha sadar dan terencana

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adanya dorongan dalam diri manusia sebagai usaha untuk memenuhi

MOTIVASI DALAM BELAJAR. Saifuddin Azwar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dukungan keluarga menurut Friedman (2010) adalah sikap, tindakan penerimaan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian proses pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB II KAJIAN TEORITIS. belajar ini sangat penting artinya dalam kehidupan manusia, karena semua

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kesepakatan Nasional yang secara konseptual mengakui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang artinya

BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG

LANDASAN PSIKOLOGIS BK. Diana Septi Purnama

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden. Mahasiswa 34,7% 65,3%

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB II KAJIAN TEORITIS. diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikis waktu itu, pengaruh

BAB II LANDASAN TEORI. orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Pendapatan Orang Tua. a. Pendapatan. Wahyu Adji (2004: 3) mengatakan bahwa pendapatan atau

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi setiap kecerdasan individu yang beragam. Dengan begitu guru

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia Indonesia, pemerintah

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesiapan Kerja. mempraktekkan sesuatu. Pendapat yang hampir sama dikemukakan Kartono dan

BAB II LANDASAN TEORITIK

Prinsip dalam Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan

makalah teori keperawatan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI. direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasiorganisasi,

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Sikap Mahasiswa Tentang Kompetensi Dosen Dalam

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kecerdasan emosional

BAB II KAJIAN TEORI. Prestasi belajar menurut Tirtonegoro (dalam Wibowo, 2003) adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi. Motivasi berprestasi (achievement motivation) berarti dorongan yang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB II LANDASAN TEORI. yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang nampaknya tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang berarti semua penggerak, alasan-alasan, dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu (Purwanto, 1998). Motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon (Stevenson, 2001). Motivasi menunjuk pada proses gerakan termasuk situasi yang mendorong seseorang berbuat sesuatu yang timbul dari dalam individu (Sarwono, 2000). Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang menyangkut aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap seseorang setelah memperoleh informasi yang disengaja ( Uno, 2007). Belajar adalah merupakan suatu proses perubahan tingkah laku akibat latihan dan pengalaman, belajar merupakan suatu proses dan bukan merupakan hasil yang hendak dicapai semata ( Hamalik, 2007) Berdasarkan pengertian motivasi dan belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah semua hal verbal, fisik atau psikologis yang menunjuk pada proses gerakan dan dorongan dalam diri

9 manusia untuk melakukan proses perubahan tingkah laku yang menyangkut aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Semua kegiatan selain membutuhkan adanya kecakapan-kecakapan pribadi, juga membutuhkan adanya motivasi yang cukup pada pribadi untuk melaksanakan kegiatan dengan berhasil. Suatu motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu perilaku dan dirasakan sebagai suatu kebutuhan 2. Teori Motivasi Belajar Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar (2008), teori motivasi terdiri dari: a. Teori Kebutuhan Dikemukakan oleh Maslow, teori ini memfokuskan pada yang dibutuhkan orang untuk hidup berkecukupan. Seseorang mempunyai motivasi apabila belum mencapai tingkat kepuasan tertentu dengan kehidupannya. Kebutuhan yang telah terpuaskan bukan menjadi motivator. Misalnya, peserta didik terus giat belajar karena belum puas dengan nilai yang diperoleh. b. Teori Keadilan Dikemukakan oleh Adams, teori ini didasarkan pada asumsi bahwa faktor utama dalam motivasi adalah evaluasi individu atau keadilan dari penghargaan yang diterima. Individu akan termotivasi jika hal yang mereka dapatkan seimbang dengan usaha yang mereka

10 kerjakan. Misalnya, peserta didik akan termotivasi belajar jika usaha belajarnya seimbang dengan hasil belajar yang diperoleh. c. Teori Harapan Dikemukakan oleh Vroom, teori ini menyatakan cara memilih dan bertindak dari berbagai alternatif tingkah laku, berdasarkan harapannya apakah ada keuntungan yang diperoleh dari tiap tingkah laku. Misalnya peserta didik memilih belajar di keperawatan berdasarkan pertimbangan keuntungan tertentu yang diperoleh. d. Teori Penguatan Skinner mengemukakan suatu teori proses motivasi yang disebut operant conditioning. Pembelajaran timbul sebagai akibat dari perilaku yang juga disebut modifikasi perilaku. Perilaku merupakan operant, yang dapat dikendalikan dan diubah melalui penghargaan dan hukuman. Perilaku positif yang diinginkan harus dihargai atau diperkuat, karena penguatan akan memberikan motivasi. Misalnya, peserta didik yang mendapatkan prestasi yang bagus dari hasil belajar yang optimal diberi penguatan agar selalu mempertahankan perilakunya. e. Penetapan Sasaran Dikemukakan oleh Locke, menurut teori ini setiap orang menetapkan tujuan dan kemudian bekerja untuk bisa mencapai tujuan tersebut. Orientasi terhadap tujuan menentukan perilaku seseorang. Misalnya, peserta didik yang mempunyai tujuan yang jelas dalam belajar akan

11 mendapatkan hasil yang optimal karena termotivasi untuk mencapai tujuan belajar tersebut. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Menurut Suciati & Prasetya (2001) dalam Nursalam & Efendi, Ferry (2008) beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut: a. Faktor Internal 1). Cita-Cita dan Aspirasi Cita-cita merupakan faktor pendorong yang dapat menambah semangat sekaligus memberikan tujuan yang jelas dalam belajar. Sedangkan aspirasi merupakan harapan atau keinginan seseorang akan suatu keberhasilkan atau prestasi tertentu. Aspirasi mengarahkan aktivitas peserta didik untuk mencapai tujuantujuan tertentu. Cita-cita dan aspirasi akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik, karena terwujudnya cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. Cita-cita yang bersumber dari diri sendiri akan membuat seseorang berupaya lebih banyak yang dapat diindikasikan dengan: a). sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, b). kreativitas yang tinggi, c). berkeinginan untuk memperbaiki kegagalan yang pernah dialami, d). berusaha agar teman dan guru memiliki kemampuan bekerja sama,

12 e). berusaha menguasai seluruh mata pelajaran, f). beranggapan bahwa semua mata pelajaran penting 2). Kemampuan Peserta Didik Kemampuan peserta didik akan mempengaruhi motivasi belajar. Kemampuan yang dimaksud adalah segala potensi yang berkaitan dengan intelektual atau inteligensi. Kemampuan psikomotor juga akan memperkuat motivasi 3). Kondisi Peserta Didik Kondisi yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik adalah kondisi secara fisiologis dan psikologis. Kondisi secara fisiologis yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu: a). Kesehatan Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk sehingga seseorang untuk dapat belajar dengan baik harus mengusahakan badannya tetap terjamin dengan cara istirahat, tidur, makan seimbang, olahraga secara teratur, rekreasi dan ibadah yang teratur. b). Panca Indra Panca indra yang berfungsi dengan baik terutama penglihatan dan pendengaran akan berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang.

13 Keadaan Psikologis peserta didik yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu: a). Bakat Bakat adalah kemampuan yang dimiliki individu yang apabila diberi kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi suatu kecakapan yang nyata. Bahan pelajaran yang dipelajari peserta didik apabila sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena peserta didik akan senang belajar dan pasti selanjutnya lebih giat lagi dalam belajarnya. b). Inteligensi Pada umumnya inteligensi diartikan sebagai kemampuan psikofisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Sehingga inteligensi bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh lainnya. Berkaitan dengan inteligensi tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ lain, karena fungsi otak sebagai organ pengendali tertinggi dari seluruh aktivitas manusia. Inteligensi merupakan faktor psikologis yang penting dalam proses belajar, karena ikut menentukan motivasi belajar. c). Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2003).

14 Sikap peserta didik dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada penampilan dosen, atau lingkungan sekitarnya yang berakibat pada motivasi belajar peserta didik. Mengantisipasi munculya sikap yang negatif dalam belajar seperti malas, sukar untuk diberi masukan maupun saran, dosen berusaha profesional dan memberikan yang terbaik, meyakinkan bahwa bidang studi yang dipelajarinya bermanfaat bagi diri mereka. d). Persepsi Persepsi tentang manfaat belajar dan cita-cita juga mempengaruhi kemauan belajar seseorang. e). Minat Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bidang yang digelutinya tidak sesuai dengan minat peserta didik, peserta didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Minat dipengaruhi oleh pengetahuan, persepsi dan pengalaman. 1)). Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan seseorang.

15 Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan ( Notoatmodjo, 2003). 2)). Persepsi Persepsi adalah proses diterimanya rangsang melalui panca indra yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati, baik dari luar maupun dari dalam diri individu ( Sunaryo, 2004) 3)). Pengalaman Pengalaman adalah kejadian yang pernah dialami seseorang. Middle book ( 1974) yang dikutip oleh Saifudin Azwar, mengatakan bahwa tidak adanya suatu pengalaman sama sekali dengan suatu obyek tersebut. Menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan pengalaman akan lebih lama membekas ( Saifudin Azwar, 2003) f). Unsur-Unsur Dinamis dalam Pembelajaraan Peserta didik memiliki perasaan, perhatian, ingatan, kemauan, dan pengalaman hidup yang turut mempengaruhi motivasi dalam belajar baik secara langsung maupun tidak langsung

16 b. Faktor Eksternal 1). Kondisi Lingkungan Belajar Kondisi lingkungan belajar dapat berupa lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. a). Lingkungan Sosial 1)). Lingkungan Sosial Sekolah Lingkungan sosial sekolah seperti dosen, administrasi dan teman-teman dapat mempengaruhi proses belajar. Hubungan harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan juga dapat menjadi pendorong peserta didik untuk belajar. 2)). Lingkungan Sosial Masyarakat Lingkungan sosial masyarakat berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi karena keberadaanya peserta didik dalam masyarakat yang meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. 3)). Lingkungan Sosial Keluarga Hubungan antar anggota keluarga yang harmonis, suasana rumah yang tenang, dukungan dan pengertian dari orang tua, kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam keluarga akan mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.

17 b). Lingkungan Non Sosial 1)). Lingkungan Alamiah Lingkungan alamiah seperti kondisi udara yang sejuk, tidak panas, suasana yang tenang akan mempengaruhi motivasi belajar 2)). Faktor Instrumental Sarana belajar seperti gedung sekolah, alat-alat belajar mempengaruhi kemauan peserta didik untuk belajar c). Upaya Pengajar dalam Pembelajaran Pengajar atau dosen merupakan salah satu stimulus yang sangat besar pengaruhnya dalam memotivasi peserta didik untuk belajar. 4. Unsur-Unsur Motivasi Menurut Purwanto ( 1998 ), unsur-unsur motivasi yaitu: a. Motivasi merupakan suatu tenaga dinamis manusia dan munculnya memerlukan rangsangan baik dari dalam maupun dari luar b. Motivasi sering kali ditandai dengan perilaku yang penuh emosi c. Motivasi merupakan reaksi pilihan dari beberapa alternatif pencapaian tujuan d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dari dalam diri manusia

18 5. Jenis-Jenis Motivasi Menurut Purwanto ( 1998 ), jenis-jenis motivasi terdiri dari: 1. Motivasi Intrinsik Berasal dari dalam diri manusia, biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga manusia menjadi puas. 2. Motivasi Ekstrinsik Berasal dari luar yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Perilaku yang dilakukan dengan motivasi ekstrinsik penuh dengan kekhawatiran, kesangsian apabila tidak tercapai kebutuhan. 5. Cara Memotivasi Belajar Menurut Sunaryo (2004) ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memotivasi seseorang yaitu: a. Memotivasi dengan kekerasan (motivating by forcing) yaitu cara memotivasi dengan menggunakan ancaman hukuman agar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan. Misalnya seorang komandan mengancam akan memberi hukuman kepada anak buah apabila tidak disiplin. Hal ini lazim di kemiliteran dan tidak lazim di dalam masyarakat demokratis. b. Memotivasi dengan bujukan (motivating by enticement) yaitu cara memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu sesuai harapan yang memberi motivasi. Misalnya mahasiswa

19 berprestasi akan diberikan hadiah oleh pendidikan berupa bebas membayar SPP selama dua semester c. Memotivasi dengan identifikasi (motivating by identification) yaitu cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran sehingga individu berbuat sesuatu karena adanya keinginan yang timbul dari dalam dirinya sendiri dalam mencapai sesuatu. Misalnya seorang mahasiswa belajar giat karena termotivasi bahwa bila belajar dengan baik hingga berprestasi yang akan memetik hasilnya adalah diri sendiri. B. Minat 1. Pengertian Minat Beberapa definisi tentang minat yaitu: a. Minat adalah perhatian kesukaan, atau kecenderungan hati kepada sesuatu atau suatu keinginan. Jadi pengertian yang umum adalah usaha kecil menuju pelaksanaan sesuatu keinginan ( Purwadarminta, 1996) b. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat ( Slameto, 2003)

20 c. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dimanifestasikan melalui partisipasi dalam aktivitas ( Djaali, 2007) Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan atau kemauan seseorang terhadap sesuatu yang menarik perhatiannya sehingga menimbulkan perasaan suka dan senang terhadap sesuatu, contohnya adalah minat pada profesi keperawatan. Minat bersifat subyektif sehingga minat antar siswa berbeda-beda. Siswa yang mempunyai minat terhadap profesi keperawatan akan memunculkan motivasi siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar prestasi yang diperoleh optimal. 2. Proses Minat Menurut Purwanto (1998) proses minat terdiri dari: a. Motif (alasan, dasar, pendorong) b. Perjuangan motif. Beberapa motif yang ada sebelum mengambil keputusan pada batin yang bersifat luhur dan rendah serta harus dipilih c. Keputusan. Berisi pemilihan antara motif-motif yang ada dan meninggalkan kemungkinan yang lain, sebab tidak mungkin seseorang mempunyai macam-macam keinginan pada waktu yang sama. d. Bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil

21 Minat merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik. Manusia memberi corak dan menentukan, sesudah memilih dan mengambil keputusan. Perbuatan minat memilih dan mengambil keputusan disebut kata hati. Keputusan kata hati merupakan perbuatan kemampuan untuk mengambil keputusan dengan ciri-ciri: mempertahankan seluruh kepribadiannya, sifatnya irasional, berlaku perseorangan dan pada suatu situasi serta timbulnya dari lubuk hati 3. Aspek-Aspek Minat Menurut Sutjipto ( 2002 ) aspek minat yang ada merupakan dasar bagi seseorang untuk mempunyai minat yang benar, mantap dan keinginan untuk mewujudkannya. Aspek aspek minat terdiri atas: a. Perhatian Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan pada sesuatu atau objek. b. Kesenangan Kesenangan adalah bagian dari komponen emosional (afektif) yang menyertai motivasi. Komponen emosional ini yang mengakibatkan rasa senang sehingga seseorang cenderung mengulang kembali perilakunya atau mengulang perilaku tertentu c. Keyakinan Keyakian yang kuat sangat penting untuk memperoleh imbalan yang memuaskan, dengan demikian siswa termotivasi untuk menimbulkan

22 eksitasi (perangsang) pada system saraf, baik yang disebabkan oleh diri individu maupun dari luar individu. Minat siswa akan timbul apabila dalam diri individu terdapat komitmen. Komitmen adalah kecendurungan melibatkan diri dalam kegiatan dengan keyakinan bahwa kegiatan yang dikerjakan penting dan berarti. C. Profesi Keperawatan 1. Pengertian Profesi Keperawatan Menurut Wilensky (1964), dalam Ali (2001), profesi berasal dari profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan dukungan ilmu (body of knowledge) sebagai dasar untuk pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada pelayanan. Menurut Schein E.H (1962), dalam Ali (2001), profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma tertentu dan berasal dari perannya yang khusus di masyarakat. Keperawatan menurut Florence Nightingale (1895), dalam Ali (2001), adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk beraktivitas dan Roger (1970), dalam Ali (2001), mendeskripsikan keperawatan sebagai pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan, dan rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat. Menurut Lokakarya Keperawatan (1983), dalam Ali

23 (2001), keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang menyeluruh ditujukan kepada individu, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Berdasarkan pengertian minat, profesi dan keperawatan di atas dapat disimpulkan bahwa minat pada profesi keperawatan adalah rasa tertarik pada pekerjaan perawat yang dapat diekspresikan dengan pernyataan yang menunjukkan lebih suka pada profesi keperawatan dan dimanifestasikan melalui partisipasi yang berhubungan dengan keperawatan. 2. Ciri-Ciri Profesi Menurut Wilensky (1964), dikutip oleh Ali (2001), profesi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya, jelas wilayah kerja keilmuannya, dan aplikasinya b. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus-menerus, dan bertahap c. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui perundang-undangan d. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik)

24 serta pengawasan terhadap pelaksanan peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi 3. Kriteria Profesi Menurut Ali (2001), kriteria profesi adalah: a. Memberi pelayanan untuk kesejahteraan manusia b. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan khusus dan dikembangkan secara terus menerus c. Mempunyai ketelitian, kemampuan intelektual dan rasa tanggung jawab d. Lulus dari pendidikan tinggi e. Mandiri dalam penampilan, aktivitas, dan fungsi f. Memiliki kode etik sebagai penuntun praktik g. Memiliki ikatan/organisasi untuk menjamin mutu pelayanan 4. Keperawatan Sebagai Profesi Menurut Prof. Ma'arifin Husin (1996 ), dalam Ali (2001), ciri-ciri profesi keperawatan sebagai berikut: a. Memberi pelayanan/asuhan dan melakukan penelitian sesuai dengan kaidah ilmu dan ketrampilan serta kode etik keperawatan b. Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi sehingga diharapkan mampu untuk: 1) Bersikap profesional 2) Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan profesional 3) Memberi pelayanan asuhan keperawatan profesional

25 4) Menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan c. Mengelola ruang lingkup keperawatan sesuai dengan kaidah suatu profesi dalam bidang kesehatan, yaitu: 1) Sistem pelayanan/asuhan keperawatan 2) Pendidikan/pelatihan keperawatan yang berjenjang dan berlanjut 3) Perumusan standar keperawatan ( asuhan keperawatan, pendidikan keperawatan registrasi/legislasi), dan 4) Melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara terencana dan terarah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 5. Profesi Keperawatan di Indonesia Melihat definisi, ciri, dan kriteria profesi yang telah disebutkan di atas maka dapat dianalisis bahwa keperawatan di Indonesia saat ini telah: a. Memiliki badan ilmu dan telah diakui oleh pemerintah Indonesia melalui UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan b. Memiliki institusi pendidikan jenjang perguruan tinggi c. Memiliki kode etik keperawatan, standar profesi, standar praktik keperawatan, standar pendidikan keperawatan, dan standar asuhan keperawatan d. Mempunyai legislasi keperawatan ( sedang diproses menjadi undangundang) e. Memiliki organisasi profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

26 f. Memberikan asuhan keperawatan secara mandiri menggunakan pendekatan proses keperawatan g. Melaksanakan riset keperawatan

27 D. Kerangka Teori Motif Pengungkapan Motif Keputusan Bertindak Faktor-Faktor Internal Cita-Cita dan Aspirasi Kemampuan Peserta Didik Kondisi Peserta Didik Unsur-unsur Dinamis dalam Pembelajaran Pengetahuan Minat Motivasi Perubahan Perilaku Belajar Persepsi Pengalaman Faktor-Faktor Eksternal Kondisi Lingkungan Belajar Upaya pengajar dalam Pembelajaran Gambar 1. Kerangka Teori Sumber Suciati & Prasetya (2001) dalam Nursalam & Efendi, Ferry (2008)

28 E. Kerangka Konsep Variabel Independen Minat pada profesi keperawatan Variabel Dependen Motivasi Belajar Gambar 2. Kerangka Konsep F. Variabel Penelitian a. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah minat pada profesi keperawatan b. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah motivasi belajar G. Hipotesis Ada hubungan antara minat pada profesi keperawatan dengan motivasi belajar mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan FIKKES UNIMUS