ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI CAMPURAN PADA MATERI OERASI HITUNG BILNAGAN BUULAT JURNAL OLEH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai

JURNAL VANELLA EKAPUTRI TUIYO NIM

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DIKELAS VII SMP NEGERI 2 LIMBOTO JURNAL OLEH

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI SOAL CERITA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DIKELAS VII SMP NEGERI 1 TAPA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal berkaitan dengan

Kata Kunci : Kemampuan Komunikasi Matematika, Statistika

HASIL ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA MATERI RELASI

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL

JURNAL ANALISIS KESALAHAN PROSEDURAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR KELAS X SMK TI PELITA NUSANTARA TAHUN AJARAN 2016/2017

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting

BAB III METODE PENELITIAN

KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI TAKSONOMI SOLO KELAS X

ANALISIS KESULITAN BELAJAR PERSAMAAN GARIS LURUS PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 5 SALATIGA

Karakteristik Pemahaman Siswa dalam Memecahkan Masalah Limas Ditinjau dari Kecerdasan Visual-Spasial

JURNAL MEGA SUKMAWATI YANTU NIM

ABSTRAK. Kata Kunci: Kesalahan Siswa, Menyelesaikan Soal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena- fenomena

POLA KESULITAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI SALATIGA

ANALISIS KEMAMPUAN MULTI REPRESENTASI MATEMATIS BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL MATEMATIS MAHASISWA

ANALISIS KESALAHAN SOAL UTS ANAK SD KELAS III SDN LOLAWANG DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh cabang matematika seperti Aljabar, Aritmatika, Analisis dan

Nailul Asrof ( /8/A2) S1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini pada kelas X A semester genap tahun ajaran 2014/2015.

DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR JURNAL OLEH SITI NURJANNAH NIM

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MATERI TRIGONOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Oleh : DANNY EKO WICAKSONO NPM:

ANALISIS KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKA PADA KONSEP TURUNAN FUNGSI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BONGOMEME

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

BAB II ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL STATISTIKA. duduk perkara dan sebagainya). Sedangkan menurut Atim (Wijaya dan

BAB III METODO PENELITIAN

ANALISIS KESALAHAN MENGERJAKAN SOAL SISI TEGAK LIMAS SEGIEMPAT SISWA KELAS IX MTs NU SALAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. perkalian dan pembagian. Operasi aritmatika dalam pecahan tidak sesederhana

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BILANGAN PECAHAN KELAS VIII SMP 19 MANOKWARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 MADIUN pada bulan April semester genap tahun ajaran

DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 7 GORONTALO JURNAL OLEH

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Menurut Jhonson dan Myklebust (1967:244), matematika adalah bahasa. simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

Timur, Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu bulan Maret-Mei tahun

ANALISIS PENALARAN ANALOGI SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PYTHAGORAS PADA SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS CARA MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG PECAHAN BENTUK ALJABAR BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FUNGSI

Disusun oleh Sutriana Epriyanti ( )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

TAHAPAN PENYELESAIAN SOAL ARITMETIKA SOSIAL DITINJAU DARI TAHAPAN O NEIL BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN SISWA SMP

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TINGGI DAN GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT (FI)

Analisis Kesalahan Mahasiswa pada Materi Integral Lipat di Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Bengkulu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 2 Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

DAYA MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN

Nazom Murio: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian kualitatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN

DESKRIPSI KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH DWI CAHYANI NIM :

ANALISIS KESALAHAN PENYELESAIAN SOAL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX SMP NEGERI 5 KOTA TASIKMALAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode deskriptif adalah suatu penggambaran atau penjelasan terhadap suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo pada Mahasiswa semester VII tahun akademik 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yaitu bulan Oktober- Desember 2012, bertempat di SMP Negeri 1 Lemito.

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG CAMPURAN KELAS II DI SDN PUCANGANOM SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi (kuantitatif dan kualitatif).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, menurut Subana (2005:17),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diperkenalkan lagi hal baru yaitu bilangan yang digunakan untuk menyatakan

BAB III METODE PENELITIAN

PROSIDING ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI POKOK KALOR PADA SISWA KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI CAMPURAN PADA MATERI OERASI HITUNG BILNAGAN BUULAT JURNAL OLEH AMIR POMALO NIM. 411 411 084 DOSEN PEMBIMBING: Drs. Abas Kaluku, M.Si Dra. Kartin Usman, M.Pd JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2015

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL Jurnal yang berjudul Analisis Kesalahan siswa dalam menyelesaikan Soal-soal Operasi campuran Pada Materi Operasi Hitung Bilangan bulat (Suatu Penelitian di SMP Negeri 1 Suwawa Kelas VII-3) Oleh Amir Pomalo NIM. 411 411 084 Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

Analisis Kesalahan Siswa dalam menyelesaikan Soal-soal Operasi Campuran Pada Materi Operassi Hitung Bilangan Bulat Amir Pomalo 1, Abas Kaluku 2, Kartin Usman 3 Prodi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo Jalan Jenderal Sudirman Nomor 6 Kota Gorontalo Telepon (0435) 827213 Fax. (0435) 82721 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal operasi campuran bilangan bulat. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Suwawa, pada tahun ajaran 2014/2015 kelas VII-3 dengan jumlah siswa 19 orang. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif untuk mendeskripsikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal operasi campuran pada materi operasi hitung bilangan bulat dengan memberikan tes. Selain itu juga dilakukan wawancara langsung kepada subjek yang diteliti untuk memperkuat data-data yang diperoleh selain tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yaitu rduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dari data yang diperoleh berdasarkan analisis jawaban siswa dan wawancara menunjukan bahwa kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa adalah kurang menguasai konsep dan kesalahan dalam melakukan operasi. Adapun presentase kesalahan yang dilakukan adalah: Kesalahan konsep sebesar 15,65 %, kesalahan operasi sebesar 25,87 % dan kesalahan dalam menggunakan notasi 0 %. Dari presentase kesalahan tersebut dapat dilihat bahwa kesalahan yang banyak dilakukan siswa adalah kesalahan operasi. Kata kunci: analisis kesalahan, soal-soal operasi hitung bilangan bulat. 1 Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FMIPA, UNG 2 Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, UNG 3 Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, UNG

PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu dasar yang terus mengalami perkembangan baik dalam segi teori maupun segi penerapannya. Sebagai ilmu dasar matematika, matematika digunakan secara luas dalam segala bidang kehidupan manusia, sehingga diperlukan suatu upaya dlam pengajaran matematika agar dapat terlaksana secara optimal sehingga setiap siswa dapat memahami matematika dengan baik. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan matematika dipelajari oleh semua siswa mulai dari tingkat sekolah dasar sampai pada tingkat perguruan tinggi. Termasuk juga sekolah menengah pertama (SMP). Banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa dalam dalam mengerjakan soal bisa menjadi petunjuk sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi. Dari kesalahan yang dilakukan siswa dapat diteliti dan dikaji lebih lanjut mengenai sumber keslahan siswa. Sumber kesalahan yang dilakukan harus segera mendapat pemecahan yang tuntas. Pemecahan ini ditempuh dengan cara menganalisis akar permasalahan yang menjadi penyebab kesalahan yang dilakukan siswa. Selanjutnya diupayakan alternatif pemecahannya, sehingga kesalahan yang sama tidak akan terulang kembali dikemudian hari. Adanya kesalahan yang dilakukan siswa saat mengerjakan soal-soal matematika menyiratkan adanya kesulitan yang dialami siswa, terutama jika kesalahan yang dilakukan cukup banyak. Untuk membantu mengatasi kesulitan itu diperlukan informasi mengenai kesulitan siswa yang sebenarnya. Informasi utama yang perlu dicari yaitu mengidentifikasi kesulitan dengan cara melokalisasi letak/jenis kesulitan dan melokalisasi penyebabnya. Menurut Novila Rahmad (2012: 98) Dalam masalah kesulitan belajar yang di hadapai siswa, perlu di temukan dan dipastikan sumbernya dengan harapan dapat memecahkan masalahnya. Selain itu dapat di gunakan sebagai salah satu referensi penyusunan strategi pembelajaran akan dapat di gunakan dalam mengurangi atau menghilangkan kesulitan tersebut, guru juga perlu memahami beberapa alternatif strategi memecahkan masalah kesulitan siswa. Ada beberapa sumber atau faktor yang patut diduga sebagai penyebab utama kesulitan belajar siswa. Sumber itu dapat berasal dari dalam diri siswa sendiri maupun dari luar diri siswa. Dari dalam diri siswa dapat disebabkan oleh faktor biologis maupun psikologis. Dari luar diri siswa, kesulitan belajar dapat bersumber dari keluarga (pendidikan orang tua, hubungan dengan keluarga, keteladanan keluarga, dan sebagainya), keadaan lingkungan dan masyarakat secara umum. Menurut Sutisna (2010) kesulitan belajar matematika adalah suatu keadaan dimana siswa mendapatkan hambatan, gangguan, atau kendala-kendala dalam menerima dan menyerap pelajaran serta usaha mereka untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan dalam pelajaran matematika. Kesulitan tersebut cenderung terkait dengan objek matematika itu sendiri yang sifatnya abstrak, sehingga beberapa siswa sulit untuk memahaminya. Menurut Lerner (dalam Abdurrahman, 2003: 259) ada beberapa karakteristik anak berkesulitan belajar matematika, yaitu: (1) adanya gangguan dalam hubungan keruangan, (2) abnormalitas persepsi visual, (3) asosiasi visual-motor, (4) perseverasi, (5) kesulitan mengenal dan memahami symbol, (6) gangguan penghayatan tubuh, (7)

kesulitan dalam bahasa dan membaca, (8) performance IQ jauh lebih rendah dari pada skor verbal IQ. Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal berkaitan dengan ketidakmampuan belajar atau kemampuan belajar yang tidak sempurna. Menurut Woolfolk dan Mc. Cune-Nicolith (dalam Isnani Hastuti dkk, 2011: 2) karakteristik ketidakmampuan belajar antara lain: kekacauan dalam bahasa dan pemahaman, kekacauan dalam perhitungan matematik, kesulitan dalam pembentukan konsep, dan kekacauan dalam perhatian serta konsentrasi. Menurut Rachmadi (dalam Retno Dewi dkk, 2012: 54) beberapa pendekatan yang di gunakan dalam mengidentifikasi kesulitan belajar adalah sebagai berikut: (1) pendekatan prasarat pengetahuan atau kemampuan. Pendekatan ini di gunakan untuk mendeteksi kegagalan siswa dalam hal prasarat dalam satu kompotensi dasar tertentu; (2) pendekatan kesalahan konsep. Pendekatan ini di gunakan untuk mendiagnosis kegagalan siswa dalam hal kesalahan konsep. (3) pendekatan pengetahuan terstruktur. Pendekatan ini di lakukan untuk mendiagnosis ketidakmampuan siswa dalam memecahkan masalah terstruktur. Kemungkinan lain adalah tidak memahami prinsip-prinsip apa yang terlibat dalam masalah tersebut yang lebih dalam, juga tidak memahami konsep yang terkait. Agar dapat membantu anak berkesulitan belajar matematika, guru perlu mengenal berbagai kesalahan umum yang dilakukan oleh anak dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam bidang studi matematika. Beberapa kekeliruan umum tersebut menurut Lerner (dalam Abdurrahman, 2003: 262) kekurangan pemahaman tentang (1) simbol, (2) nilai tempat, (3) perhitungan, (4) penggunaan proses yang keliru, dan (5) tulisan yang tidak terbaca. Dalam pembelajaran matematika kesalahan mempelajari suatu konsep terdahulu akan berpengaruh terhadap pemahaman konsep selanjutnya karena matematika merupakan pelajaran yang terstruktur. Menurut Herman Hudojo (dalam Siti Nur Ulifa, 2014:124) menyatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarnnya deduktif. Oleh karenanya, dalam proses pmbelajaran matematika tidak semua siswa selalu berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Jika ada saja siswa yang tidak dapat belajar, ini berarti siswa mengalami kesulitan yang berakibat pada terjadinya kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soalsoal dapat dilihat dari berbagai hal. Menurut Soedjadi (dalam Siti Nur Ulifa, 2014:125) kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dapat diklasifikasikan beberapa bentuk kesalahan, diantaranya: (1) kesalahan prosedural, yaitu dalam menggunakan algoritma, misalnya kesalahan melakukan operasi hitung, (2) kesalahan dalam mengorganisasikan data, misalnya kesalahan menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dari suatu soal, (3) kesalahan mengurutkan, mengelompokan dan menyajikan data, (4) kesalahan dalam memanfaatkan simbol, tabel dan grafik yang memuat suatu informasi, (5) kesalahan dalam melakukan manipulasi secara matematis, sifat-sifat dalam menyelesaikan soal, dan (6) kesalahan dalam menarik kesimpulan, misalnya kesalahan dalam menuliskan kesimpulan.

Kurniasari (dalam Siti Nur Ulifa, 2014:124) kesalahan merupakan suatu bentuk penyimpangan terhadap hal yang benar, prosedur yang ditetapkan sebelumnya, atau penyimpangan dari suatu yang diharapkan. Pendapat Sleman yang dikutip oleh Arti Sriati (dalam Isnani Hastuti dkk, 2011: 2) Kesalahan dikelompokkan atas kesalahan tetap, kesalahan yang berkaitan dengan perhatian, kesalahan dalam aturan, kesalahan mengingat, kesalahan hitung, serta kesalahan tulis. Lebih lanjut Arti Sriati menyatakan: jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika antara lain: (1) kesalahan strategi, (2) kesalahan terjemahan, (3) kesalahan konsep, (4) kesalahan sistematik, (6) kesalahan hitung. Foster (dalam Manibuy dkk, 2014:163) mengungkapkan jika siswa diajarkan ide-ide yang abstrak tanpa makna, maka tidak akan ada pemahaman. Siswa harus mengalami sendiri sebuah konsep untuk mengembangkan makna. Jika kita ingin siswa memahami tentang matematika sebagai sebuah mata pelajaran, maka mereka harus memhaminya. Wiyartimi dkk (2010: 91) mengemukakan bahwa ada beberapa jenis kesalahan yang di lakukan siswa, yaitu: (a) Kesalahan konsep, yaitu kesalahan siswa dalam menafsirkan dan menggunakan konsep matematika (b) Kesalahan prinsip, yaitu kesalahan siswa dalam menafsirkan dan menggunakan rumus-rumus matematika (c) Kesalahan operasi, yaitu kesalahan siswa dalam menggunakan operasi dalam matematika (d) Kesalahan karena kecerobohan, yaitu kesalahan siswa karena salah dalam perhitungan (e) Kesalahan tanda atau notasi adalah kesalahan dalam memberikan atau menulis tanda atau notasi matematika. Atim sebagimana dikutip oleh Anita (dalam Wulandari, 2013:36) analisis adalah suatu upaya penyelidikan untuk melihat, mengamati, mengetahui, menemukan, memahami, menelaah, mengklasifikasi dan mendalami serta menginterprestasikan fenomena yang ada. Analisis kesalahan secara mendetail dibutuhkan agar kesalahan-kesalahan siswa dan faktor-faktor penyebabnya dapat diketahui lebih jauh untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut. Menurut Nurkancana (dalam Siti Nur Ulifa, 2014:124) kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa perlu dianalisa lebih lanjut, agar mendapatkan gambaran tentang kelemahan-kelemahan siswa yang dites. Melalui analisis kesalahan akan diperoleh gambaran yang jelas dan rinci atas kelemahan-kelemahan siswa dalam menyelesaikan soal. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengajaran dalam usaha meningkatkan kegiatan belajar dan mengajar. Adanya peningkatan kegiatan belajar dan mengajar diharapkan dapat memperbaiki hasil belajar atau prestasi belajar siswa. Berdasarkan pendapat para ahli tentang kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika, maka dapat disimpulkan bahwa kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal adalah suatu bentuk penyimpangan yang dilakukan siswa

dalam menyelesaikan soal atas jawaban yang sebenarnya yang sifatnya sistematis dan konsisten. Dan berdasarkan pendapat para ahli diatas, peneliti mengambil letak kesalahan yang dijadikan sebagai indikator pada penelitian ini, yaitu: (1) kesalahan Konsep, (2) kesalahan operasi dan (3) keslahan notasi. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango tahun pelajaran 2014/2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Karena penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hasil penelitian berdasarkan alat ukur berupa tes tertulis. Selain itu juga peneliti melakukan wawancara langsung kepada subjek yang diteliti untuk memperkuat data-data yang diperoleh selain tes. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango tahun pelajaran 2014/2015 semester ganjil. subjek yang diambil dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII-3 yang berjumlah 19 siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk essay pada materi operasi hitung bilangan bulat. Sebelum istrumen penelitian ini digunakan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Instrumen yang digunakan dalam penelitan ini yakni instrumen untuk mengukur pemecahan masalah matematika siswa dalam bentuk tes essay pada materi soal cerita penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Tabel 1.1 Kisi-kisi Intrumen Kesalahan Matematika Siswa Indikator Kesalahan Siswa Indikator Materi Nomor Soal Konsep Operasi Notasi Konsep Operasi Notasi Menyelesaikan Operasi campuran bilangan bulat Menyelesaikan Operasi campuran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat 1a 1b 4a 4b 3a 3b 5a 5b Konsep Operasi Notasi Menyelesaikan Operasi campuran perkalian dan pembagian bilangan bulat 2a 2b 6a

6b Adapun analisis data di lapangan dalam peneltian ini menggunakan model Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013:337) adalah sebagai berikut: 1) Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Reduksi data dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Hal-hal yang dilakukkan pada tahap reduksi data adalah sebagai berikut: a. Memeriksa hasil kerja siswa b. Mencatat dan menyusun hasil pembicaraan dan wawancara dalam bentuk memutar kembali rekaman proses wawancara sehingga memperoleh informasi yang dibutuhkan. c. Menyeleksi data yang diperoleh untuk tiap subyek sesuai dengan informasi yang diperlukan yang dalam hal ini mengenai kesalahan siswa. 2) Penyajian Data (Data Display) Setelah proses reduksi data selesai, langkah selanjutnya adalah proses penyajian data. Dalam kegiatan ini hasil reduksi data disajikan menurut keperluan peneliti. Dalam penelitian yang diperlukan adalah data tentang kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilang bulat khususnya operasi campuran yang diperoleh dari hasil kerja siswa dan wawancara terhadap subyek terpilih. Penyajian data dalam hal ini peneliti menyajikan data dalam bentuk deskriptif, yang diuraikan pada aspek-aspek yang dinilai dan diamati selama kegiatan penelitian dilakukan. 3) Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/verification) Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan tahap penarikan kesimpulan hasil penelitian setelah tahapan penyajian data dilakukan. Data yang diperoleh akan disimpulkan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan kesalahan dari subyek penelitian. Dengan cara membandingkan hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara maka dapat ditarik kesimpulan letak dan penyebab kesalahan. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil perolehan tes yang dicapai siswa dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu kategori siswa yang memperoleh nilai tertinggi, kategori perolehan nilai sedang dan kategori yang memperoleh nilai terendah. Daftar hasil perolehan tes dapat dilihat pada lampiran. Kemudian dari tiga kategori tersebut, peneliti memilih 6 orang siswa yang mewakili tiga kategori tersebut untuk diwawancarai dan lembar jawaban dari masing-masing siswa tersebut dijadikan sebagai pedoman wawancara. 4.1.2 Analisis Jawaban Siswa No Responden Nomor Soal

1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b 1 S1 KO KO KO KO KK 2 S2 KO KK KK TM TM TM TM TM 3 S3 TM KO KO TM TM TM TM TM 4 S4 KO KK KK KO KK KO KO KK 5 S5 KO KO KK 6 S6 KK KO KK KO KO KO KO TM TM 7 S7 KK KO KO KK KK KK 8 S8 KO KO KO KO KO KK 9 S9 KO KO KO KO KO KO 10 S10 KK KK KK KO TM TM TM 11 S11 KO KO KK KO 12 S12 TM KK KK TM TM TM TM TM 13 S13 KO KK KK KO KK KO 14 S14 KK KK KO KO KO 15 S15 KK KK KK KK KO 16 S16 KO KO KK KO KO KO 17 S17 KO KO KK KO KO KO KO KK 18 S18 KK KO KK KO KO KO KK 19 S19 KO KO TM TM TM TM TM Tabe 1.2. Hasil Jawaban Siswa Keterangan: = Benar TM = Tidak Mengerjakan soal KK = Kesalahan Konsep KO = Kesalahan Operasi Dari tabel di atas dapat di ketahui persentase siswa yang mengalami kesalahan dalam tiap-tiap soal. Untuk itu peneliti melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus:

Keterangan: P = Persentase F = Frekuensi N = Banyak responden Sehingga hasil persentase yang di peroleh dapat di lihat pada tebel berikut: Tabel 1.3 Hasil Presentase Jawaban Siswa No.Soal Jenis Kesalahan Frekuensi Peresentase 1a Kesalahan Konsep 6 31,57% Kesalahan Operasi 10 52,63 1b Kesalahan Konsep 5 26,31% Kesalahan Operasi 8 41,11 2a Kesalahan Konsep - - Kesalahan Operasi - - 2b Kesalahan Konsep 3 15,78% Kesalahan Operasi - - 3a Kesalahan Konsep 5 26,31% Kesalahan Operasi - -

3b Kesalahan Konsep 1 5,26% Kesalahan Operasi 12 63,15 4a Kesalahan Konsep 7 38,84% Kesalahan Operasi 6 31,57% Kesalahan Notasi - 4b Kesalahan Konsep 2 10,52% Kesalahan Operasi 10 52,63% 5a Kesalahan Konsep 1 11,11% Kesalahan Operasi 6 31,57 5b Kesalahan Konsep 1 11,11% Kesalahan Operasi 4 21,05% 6a Kesalahan Konsep 3 15,78 % Kesalahan Operasi 3 15,78 % 6b Kesalahan Konsep 2 10,52% Kesalahan Operasi - -

PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian di lapangan dan hasil analisis data, diperoleh hasil bahawa siswa mengalami kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung campuran bilangan bulat. Dari tiga indikator yang diukur, kesalahan yang dilakukan siswa terjadi di dua indikator kesalahan, yaitu kesalahan konsep dan kesalahan operasi,. Namun kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa dari semua soal yang ada adalah kesalahan opeasi. Berikut ini akan dipaparkan analisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada setiap nomor soal. Untuk soal nomor 1a pada tabel presentase hanya 1 orang atau 5,26 % siswa mengerjakan soal dengan benar, selebihnya ada 6 orang siswa atau 31,57 % siswa yang melakukan kesahan konsep, 10 orang atau 52,63 % kesalahan operasi, 2 orang atau 10,52 % tidak mengerjakan soal. Ini berarti hanya ada 5,26 % siswa yang menguasai indikator keslahan yang diukur. Kemudian untuk soal nomor 1b, 6 orang atau 31,57 % siswa mengerjakan soal dengan benar, 5 orang atau 26,31 % siswa mengalami kesalahan konsep, 8 orang atau 41,11 % mengalami kesalahan operasi. Ini menandakan bahwa hanya 31,57 % siswa yang menguasai inndikator kesalahan yang diukur. Untuk soal nomor 2a pada tabel presentase kesalahan siswa, terlihat bahwa semua siswa mengerjakan soal dengan benar soal yang diberikan, ini berarti semua siswa sudah menguasai indikator kesalahan yang diukur pada soal nomor 2a. Selanjutnya untuk sol nomor 2b, ada 16 orang atau 84,21 % siswa yang mengerjakan soal dengan benar, 3 orang atau 15,78 % siswa mengalami kesalahan konsep. Selebihnya untuk kesalahan operasi dan notasi, tidak ada siswa yang mengalami kesalahan itu. Ini berarti untuk, 84,21 % siswa sudah menguasai indikator kesalahan yang diukur dari soal nomor 2b. Untuk soal nomor 3a pada tabel presentase, terlihat bahwa ada 14 orang atau 73,68 % siswa mengerjakan soal dngan benar, 5 orang atau 26,31 % siswa mengalami kesalahan konsep, untuk kesalahan operasi dan notasi tidak ada siswa yang melakukannya. Ini berarti 73,68 % siswa sudah menguasai indikator kesalahan yang diukur untuk soal nomor 3a. Selanjutnya untuk soal nomor 3b, 6 orang atau 31,57 % siswa mengerjakan soal dengan benar, 1 orang atau 5,26 % siswa yang mengalami kesalahan konsep, 12 orang atau 63,15 % siswa mengalami kesalahan operasi. Ini berarti hanya ada 31,57 % siswa yang menguasai indikator kesalahan yang diukur. Untuk soal nomor 4a, terlihat bahwa hanya ada 6 orang siswa atau 31,57 % siswa yang mengerjakan soal dengan benar, selanjutnya 7 orang atau 38,84 % siswa mengalami kesalahan konsep dan 6 orang atau 31,57 % siswa mengalami kesalahan operasi, sehingga hanya ada 31,57 % siswa yang menguasai indikator kesalahan yang diukur. Kemudian untuk soal nomor 4b, terlihat bahwa hanya ada 3 orang atau 15,78 % siswa mengerjakan soal dengan benar, 2 orang atau 10,52 % siswa mengalami kesalahan konsep, 10 orang atau 52,63 % siswa mengalami kesalahan operasi dan 4 orang atau 21,05 % siswa tidak mengerjakannya. Ini

berarti hanya ada 15,78 % siswa yang menguasai indikator kesalahan yang diukur untuk soal nomor 4b. Untuk soal nomor 5a, dari 19 orang siswa yang mengerjakan hanya 8 orang atau 42, 10 % siswa mengerjakan soal dengan benar, 1 orang atau 11,11 % siswa mengalami kesalahan konsep 6 orang atau 31, 57 % siswa malakukan kesalahan operasi dan 4 orang atau 21,05 % siswa tidak menjawab soal nomor 5a. Ini berarti hanya 42,10 % siswa yang menguasai indikator kesalahan yang diukur pada soal nomor 5a. Kemudian untuk soal nomor 5b, dari 19 orang siswa yang mengerjakannya, terdapat 9 orang atau 47,36 % siswa yang mengerjakan soal dengan benar, 1 orang atau 11,11 % siswa mengalami kesalahan konsep, 6 orang atau 31,57 % siswa mengalami kesalahan operasi dan 4 orang atau 21,05 % siswa tidak menjawab soal yang diberikan. Berarti hanya 47,36 % siswa yang menguasai indikator kesalahan yang diukur. Selanjutnya untuk soal nomor 6a, dari 19 orang siswa yang mengerjakan hanya 7 orang atau 36,84 % siswa yang mengerjakan soal dengan benar, kemudian 3 orang atau 15,78 % siswa mengalami kesalahan konsep, 3 orang atau 15,78 % siswa lagi yang mengalami kesalahan operasi dan orang atau 31,57 % siswa tidak menjawab soal yang diberikan. Sedangkan untuk soal nomor 6b dari 19 orang siswa yang mengerjakan soal, ada 11 orang atau 57,89 % siswa mengerjakan soal dengan benar, 2 orang atau 10,52 % siswa mengalami kesalahan konsep, kesalahan operasi tidak ada siswa yang melakukannya, sedangkan yang tidak mengerjakan sebanyak 6 orang atau 31,57 % siswa. Ini berarti yang mengusai indikator kesalahan yang diukur mencapai 57,89 % siswa. Selanjutnya untuk presentase kesalahan siswa dari total semua soal ditinjau dari kesalahan konsep, kesalahan operasi dan kesalahan notasi adalah sebagai berikut: 1. Kesalahan konsep mencapai 15,65 % 2. Kesalahan operasi mencapai 25,87 % 3. Kesalahan notasi 0 % KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kesalahan siswa dalam memahami materi operasi hitung bilangan bulat, khususnya pada operasi campuran kelas VII SMP Negeri 1 Suwawa yang ditinjau dari tiga indikator kesalahan menyelesaikan soal siswa masih kurang memahami konsep operasi campuran bilangan bulat, selain itu juga siswa kurang terampil dalam melakukan operasi dan kurang teliti dalam menjwab soal-soal yang diberikan. 2. Berdasarkan presentase kesalahan siswa untuk setiap indikator diperoleh sebagai berikut: a. Kesalahan Konsep Untuk kesalahan konsep keseluruhan diperoleh 15,65 % siswa mengalami kesalahan. b. Kesalahan Operasi

Untuk kesalahan operasi keseluruhan diperoleh 25,87 % siswa mengalami kesalahan. c. Kesalahan Notasi Sedangkan untuk kesalahan notasi tidak ada siswa yang mengalami kesalahan DAFTAR PUSTAKA Basuki, Novila Rahmad. 2012. Analisis Kesulitan Siswa SMK Pada Materi Pokok Geometri Dan Alternatif Pemecahannya. Seminar Nasional Pendidikan Matematika. Surakarta, 09 Mei 2012 Manibuy, Ronald dkk. 2014. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan soal Persamaan Kuadrat Berdasarkan Taksonomi SOLO Pada Kelas X SMA 1Plus Di Kabupaten Nabire Papua. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, ISSN: 2339-1685, Vol. 2, No. 9, November 2014 Sutisna. 2010. Analisis Kesulitan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Pada Siswa Kelas IV MI Yapia Parung-Bogor. Skripsi, dipublikasikan. Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ulifa, Siti Nur Hasil Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaika soal Matematika Pada Materi Relasi. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, ISSN: 2337-8166, Vol. 2 No. 1, Maret 2014 Wiyartimi, dkk. 2012. Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika Siswa pada Materi Trigonometri Rumus-Rumus Segi Tiga. Jurnal Matematika, Aplikasi dan Pembelajarannya, ISSN: 1412-8632, Vol. 9 No. 2, September 2010