BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Halaman BAB I PENDAHULUAN 1

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SPA THERAPIS

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7

PENTINGNYA PEMBEKALAN : SPA THERAPIS

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Lampiran : Keputusan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : KEP. 93 /MEN/ IV/2005 Tanggal : 20 April 2005

BAB I PENJELASAN UMUM STANDAR KOMPETENSI PROGRAMER KOMPUTER

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA KECANTIKAN KULIT

BAB I PENJELASAN UMUM STANDAR KOMPETENSI JARINGAN KOMPUTER DAN SISTEM ADMINISTRASI

B. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MASSAGE SMALB TUNANETRA

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MASSAGE SMALB TUNARUNGU

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, khususnya dalam bidang perawatan dan kecantikan.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

DESKRIPSI DAN SILABUS

STRUKTUR DAN FORMAT PENULISAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI)

DESKRIPSI DAN SILABUS

MERAWAT KULIT KEPALA DAN RAMBUT SECARA KERING

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. /MEN/ / 2008

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI)

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 143/MEN/III/2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Lingkungan Eksternal Spa Bayi. Surabaya sebagai kota terbesar ke-2 di Indonesia dengan populasi penduduk

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SPA LEVEL II berbasis

KEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 244 / MEN / V / 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. keindahan rambut, estetika wajah, perawatan kuku, waxing, dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan scrub,facial,serta menggunakan lotion wajah hingga tubuh. Ada

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR TATA KECANTIKAN SMALB TUNARUNGU

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG MODIFIKASI RIAS PENGANTIN MUSLIM MENGHITUNG SECARA SEDERHANA BIAYA MRP MUSLIM MRP.MS

perawatan badan, pengencangan bagian tubuh, foot theraphy, gym, serta konsultasi dengan dokter- dokter spesialis.

TENAcAKERfffillo r*"*r,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.280/LATTAS/XI/2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan.

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri industri yang ada di

Darmawansyah, ST, M.Si /

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang besar salah satunya dibidang kecantikan. Perawatan kecantikan

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SPA LEVEL IV berbasis

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 195/MEN/IV/2007 TENTANG

PUSAT KECANTIKAN DI SURABAYA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SPA LEVEL III berbasis

BAB I PENDAHULUAN. BRA Mooryati Soedibyo lahir di Surakarta, 5 Januari 1928 sebagai puteri yang tumbuh

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR TATA KECANTIKAN SMALB TUNAGRAHITA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

Banyak pengusaha spa dan kesehatan (wellness) saat ini yang cenderung. pelayanan dan fasilitas yang disediakan (ekonomi.kompasiana.com, 2013).

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR :PER.21/MEN/X/2007. TENTANG

2018, No pelatihan profesi, uji kompetensi dan sertifikasi profesi yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan; c. bahwa berdas

2016 MANFAAT HASIL KURSUS TATA RIAS WAJAH PENGANTIN MODEREN SEBAGAI KESIAPAN MENJADI PENATA RIAS PENGANTIN

2018, No.8-2- Negara Republik Indonesia Nomor 3478); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Repu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan industri kecantikan di

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang pun mengikuti perkembangan bisnis industri kecantikan yang

MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA. oleh

JUDUL UNIT : Memeriksa, Merawat dan Memperbaiki Peralatan

PROGRAM NARITA BALI SPA INTERNATIONAL SCHOOL LEMBAGA PELATIHAN SPA KESEHATAN

DRAFT RAPAT KERJA KONSORSIUM PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN UNTUK PENATA LAKSANA RUMAH TANGGA KELUARGA JAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN. mewah mendorong perusahaan harus lebih inovatif dalam menciptakan produk guna

: Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : KEP.196/MEN/VIII/2005 Tanggal : 10 Agustus 2005

BAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini

MATERI TEST PROJECT SELEKSI DAERAH ASEAN SKILL COMPETITION X KEJURUAN BEAUTY THERAPY

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang pada dasarnya mempunyai keinginan untuk memiliki kulit yang

BAB I PENDAHULUAN. Entrepreneur (Wirausahawan) secara umum adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II DATA UMUM Klinik Kecantikan Pengertian Klinik

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/262/2016 TENTANG LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI TENAGA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tri Juliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dalam dunia usaha yang semakin cepat secara langsung akan

2. STANDAR KOMPETENSI KERJA BIDANG TATA RIAS

TENAGA KERfffi lloonr*.*.,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju mengakibatkan

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.38/MEN/II/ 2008

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Pengembangan sistem..., Fatimah Haniyah, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, perkembangan di lingkungan bisnis sudah

BAB I PENDAHULUAN. I. A Latar Belakang Masalah

SUB BIDANG KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

UKDW. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah. Kecantikan dan keindahan wajah merupakan dambaan dan daya tarik tersendiri

Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran di Yogyakarta BAB I

BAB I PENDAHULUAN. Hotel merupakan salah satu akomodasi yang dapat diklasifikasikan

MENTERI TENAGA KERJA DAN THANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR KEP.126/MEN/V/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut orang-orang mengambil peluang untuk membuka

LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

A. Tujuan dan Manfaat

BAB I. A. Latar Belakang. terbatas pada kebutuhan biologis, tetapi juga pada kebutuhan psikologis seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

SKKNI STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR KOMPETENSI KERJA ANALIS KEPEGAWAIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, banyak persaingan yang terjadi diantara perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, berkembang

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Variasi bahasa tersebut dapat dilihat dari berbagai segi. Dari segi penutur, variasi

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

Transkripsi:

a. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dampak globalisasi, meningkatkan percepatan informasi pada masyarakat industri di berbagai belahan dunia, sehingga mobilisasi antar negara pada pelaku bisnis dan masyarakat pada umumnya menjadi lebih fleksibel. Jika terjadi perubahan dan perkembangan bisnis di Eropa dan Amerika, akan segera diikuti berbagai negara lainnya. Sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, kebutuhan untuk tampil prima menjadi hal yang utama baik bagi pelaku bisnis maupun masyarakat. Dalam konteks perkembangan bisnis, terdapat peluang bisnis untuk pelayanan agar selalu tampil prima, sehat dan cantik dalam pelayanan kesehatan yang dikenal dengan Spa dan Aromatherapy. Konsep kembali ke alam (back to nature), dan peluang bisnis baru dalam bidang Spa yang menjanjikan, maka masyarakat industri di Indonesia tidak mau ketinggalan dengan membuka bisnis pelayanan Spa, baik yang bersifat waralaba dari negara lain maupun yang bersifat tradisional. Berbagai bisnis Spa yang terdapat di Indonesia diantaranya day spa, destination spa, resort spa, Hotel Spa dan lain sebagainya. Perkembangan bisnis Spa yang cukup pesat, dapat menjadi peluang lapangan kerja bagi tenaga kerja di Indonesia. Namun kualifikasi tenaga kerja di Indonesia yang spesifik pada bidang Spa belum ada karena belum terdapatnya pendidikan yang spesifik pada bidang Spa. Seperti halnya di Amerika, perkembangan Spa di Indonesia pada awalnya adalah dimotori industri kecantikan, maka masyarakat industri Spa sangat membutuhkan tenaga kerja dengan kualifikasi yang spesifik pada Spa. Dalam menyikapi tuntutan kualifikasi tenaga kerja pada dunia usaha/industri Spa, perlu adanya hubungan timbal balik antara pihak industri/usaha Spa sebagai pengguna tenaga kerja, dengan pihak lembaga diklat yang dikelola pemerintah ataupun swasta, baik pendidikan formal maupun non formal dalam upaya menciptakan tenaga kerja. Kerjasama tersebut untuk merumuskan kualifikasi tenaga kerja yang diinginkan dunia usaha/industri spa dan diformulasikan dalam suatu standar. Standar tersebut berisi rumusan kemampuan kerja pada bidang yang spesifik Spa yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam melaksanakan pekerjaan sesuai tugas dan jabatan yang diakui secara nasional. Kemampuan kerja yang memenuhi ketiga aspek tersebut dinyatakan sebagai kompetensi, oleh karenanya disebut standar kompetensi kerja. Kompetensi dalam standar tersebut memiliki ekuivalensi atau kesetaraan dengan negara lain bahkan berlaku secara internasional. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Sub Sektor Spa 1

b. Kegunaan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang telah disusun dan telah mendapatkan pengakuan oleh para pemangku kepentingan akan dirasa bermanfaat apabila telah terimplementasi secara konsisten. Standar Kompetensi Kerja digunakan sebagai acuan untuk : - Menyusun uraian pekerjaan. - Menyusun dan mengembangkan program pelatihan dan sumber daya manusia. - Menilai unjuk kerja seseorang. - Sertifikasi profesi di tempat kerja. Dengan dikuasainya kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka seseorang mampu : - Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan. - Mengorganisasikan agar pekerjaan dapat dilaksanakan. - Menentukan langkah apa yang harus dilakukan pada saat terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula. - Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda C FORMAT STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA Kode : Kode unit diisi dan ditetapkan dengan mengacu pada format kodifikasi SKKNI. Judul : Mendefinisikan tugas/pekerjaan suatu unit kompetensi yang menggambarkan sebagian atau keseluruhan standar kompetensi. Deskripsi Unit : Menjelaskan Judul Unit yang mendeskripsikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam mencapai standar kompetensi Elemen Kompetensi : Mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen- komponen pendukung unit kompetensi sasaran apa yang harus dicapai. Kriteria Unjuk Kerja : Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan kompetensi di setiap elemen, apa yang harus dikerjakan pada waktu menilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Sub Sektor Spa 2

Batasan Variabel : Ruang lingkup, situasi dan kondisi dimana kriteria unjuk kerja diterapkan. Mendefinisikan situasi dari unit dan memberikan informasi lebih jauh tentang tingkat otonomi perlengkapan dan materi yang mungkin digunakan dan mengacu pada syarat-syarat yang ditetapkan, termasuk peraturan dan produk atau jasa yang dihasilkan. Panduan Penilaian : Membantu menginterpretasikan dan menilai unit dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan, untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat keterampilan yang digambarkan dalam kriteria unjuk kerja, yang meliputi : - Pengetahuan dan keterampilan yang yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertentu. - Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa pengujian seharusnya dilakukan. - Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian. Kompetensi kunci : Keterampilan umum yang diperlukan agar kriteria unjuk kerja tercapai pada tingkatan kinerja yang dipersyaratkan untuk peran / fungsi pada suatu pekerjaan. Kompetensi kunci meliputi: - Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi. - Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi. - Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas. - Bekerja dengan orang lain dan kelompok. - Menggunakan ide-ide dan teknik matematika. - Memecahkan masalah. - Menggunakan teknologi. Kompetensi kunci dibagi dalam tiga tingkatan yaitu : Tingkat 1 harus mampu : - melaksanakan proses yang telah ditentukan. - menilai mutu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Sub Sektor Spa 3

Tingkat 2 harus mampu : - mengelola proses. - menentukan kriteria untuk mengevaluasi proses. Tingkat 3 harus mampu : - menentukan prinsip-prinsip dan proses. - mengevaluasi dan mengubah bentuk proses. - menentukan kriteria untuk pengevaluasian proses. D. KODIFIKASI STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA Kodifikasi setiap unit kompetensi mengacu pada format kodifikasi SKKNI sebagai berikut : XXX. XX 00.. 000 00 SEKTOR SUB-SEKTOR BIDANG/GRUP NOMOR UNIT VERSI SEKTOR : Diisi dengan singkatan 3 huruf dari nama sektor. SUB SEKTOR : Diisi dengan singkatan 2 huruf dari sub sektor. Jika tidak ada subsektor, diisi dengan huruf OO. BIDANG/GRUP : Diisi dengan 2 digit angka yaitu: 00 : Jika tidak ada grup. 01 : Identifikasi Kompetensi Umum yang diperlukan untuk dapat bekerja pada sektor. 02 : Identifikasi Kompetensi Inti yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tugas inti pada sektor tertentu. 03 dst : Identifikasi Kompetensi Kekhususan / spesiali- sasi yang diperlukan untuk mengerjakan tugas-tugas spesifik pada sektor tertentu. NO. URUT UNIT : Diisi dengan nomor urut unit kompetensi dengan menggunakan 3 digit angka, mulai dari 001, 002, 003 dan seterusnya. VERSI : Diisi dengan nomor urut versi menggunakan 2 digit angka, mulai dari 01, 02, 03 dan seterusnya. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Sub Sektor Spa 4

E. KELOMPOK KERJA SKKNI Sektor Pariwisata Sub Sektor Spa ini dirumuskan oleh kelompok kerja yang memrepresentasikan pihak-pihak yang berkepentingan, dan telah dilakukan konvensi pada bulan Desember 2004 di Jakarta, Adapun nama-nama anggota kelompok kerja sebagai berikut : No. NAMA INSTANSI 1. Windiyati Nugroho, Dipl.Cidesco Pasific Internasional Beauty Institute Surabaya 2. Dr. Lianiwati MS COS-MESD Skin Care Clinic 3. Yoyoh Rochmah Samara Spa 4. Lanny W Juzwar Lembaga Pendidikan Puspita Martha 5. Ir. Dian SS Maulanan Said Peninsula Spa 6. Asmiyati PT. Indo Gaya Spa 7. Dra. Emy Indaryani PPPG Kejuruan 8. M.G. Setijani, S.Pd PPPG Kejuruan 9. Pipih Siti Sofiah, S. Pd PPPG Kejuruan 10. Sri Mayrawati Eka T, S.Pd PPPG Kejuruan 11. Imam Waluyo Puslitbang Ekologi Kesehatan 12. Dra. Sitti Nursetiawati, M.Si Universitas Negeri Jakarta 13. Ir. Dwi Mayasari Tjahjana, Spd. Dipl Cidesco & Cibtac Pasific International Beauty Institute Surabaya 14. Paula Hartanus Lembaga Pendidikan Puspita Martha 15. Dra. Lourda Hutagalung PT. Indo Gaya Spa Budidharma 16. Dra. Dewi Eka A. Algozi, MM Indonesia Australia Partnership for Skill Development (IAPSD) 17. Ida Trisnasari Indonesia Australia Partnership for Skill Development (IAPSD) 18. Dra. Kuswardani, MM PPG Kejuruan 19. Ratih M. Kuncoro Grage Sangkan Spa 20. Michi Sonada Ritz Calton Bali 21. Drg. Mia Purwandari, Dipl. Cidesco Asia Spa Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Sub Sektor Spa 5

22. Moortiyah Soebardjo Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo 23. Dr. Rachmi Primadiati Klinik Nirmala 24. Dr. Amarullah 25. Dr. Martha Tilaar PT. Martha Beauty Galery 26. Yekti P. Suradji LSP Pariwisata 27. BRA. Mooryati Soedibyo, SS, M. PT. Mustika Ratu Hum 28. Dra. Ani Insani RP, M.Pd Kementrian Budpar 36. Ir. Abd. Wahab, MSc Depnakertrans 37. Drs. Marthen K. Patiung, MM Depdiknas F. DAFTAR UNIT KOMPETENSI Bidang Umum (Common Core) Kode Unit PAR.SP01.001.01 PAR.SP01.002.01 PAR.SP01.003.01 PAR.SP01.004.01 PAR.SP01.005.01 PAR.SP01.006.01 PAR.SP01.007.01 PAR.SP01.008.01 Menerapkan Lingkungan Kerja Bersih dan Aman Sesuai prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja Melakukan Persiapan dan Pengemasan Kerja Melakukan Komunikasi di Tempat Menerima Tamu Melakukan Komunikasi Dengan Pelanggan Melakukan Komunikasi Dengan Teman Sejawat Melakukan Komunikasi Dengan Pimpinan dan Staf Mengkoordinasikan Tugas-Tugas Spa Mengkoordinasi Kelompok Kerja di Spa Bidang Fungsional Kode Unit Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Sub Sektor Spa 6

PAR.SP02.001.01 PAR.SP02.002.01 PAR.SP02.003.01 PAR.SP02.004.01 PAR.SP02.005.01 PAR.SP02.006.01 PAR.SP02.007.01 PAR.SP02.008.01 PAR.SP02.009.01 PAR.SP02.010.01 PAR.SP02.011.01 PAR.SP02.012.01 PAR.SP02.013.01 PAR.SP02.014.01 PAR.SP02.015.01 PAR.SP02.016.01 PAR.SP02.017.01 PAR.SP02.018.01 Melakukan Pengurutan Badan Tradisional (Traditional Body Massage) Melakukan Pengurutan Badan (Body Massage) Spa Melakukan Lymphatic Drainage Massage Untuk Kesehatan Badan Merawat Punggung Secara Manual (Back Treatment) Melakukan Pengurutan Badan dengan Teknik Shiatsu Melakukan Tehnik Refleksiologi Pada Perawatan Badan Melakukan Akupressure Melakukan Sport massage Pada Perawatan Badan Merawat Badan Dengan Sistem Body Scrub/Peeling Merawat Badan Dengan Sistem Body Wrap Merawat Badan Dengan Spa Body Mask Treatment Melakukan Perawatan Badan pada Spa dengan Teknologi Merawat Badan Dengan Sistem Stone Therapy atau Geothermal Therapy Merawat Badan Pada Spa Dengan Sistem Lulur Jawa (Javanese Lulur) Perawatan Tubuh Spa Tradisional Indonesia Merawat Badan Pada Spa Dengan Sistem boreh Perawatan Tubuh Spa Tradisional Indonesia Melakukan persiapan dan Perawatan Tubuh dengan Hydrobath Melakukan Persiapan dan Pelaksanaan Perawatan Tubuh Dengan Vichy Shower Melakukan Persiapan dan Melaksanakan Perawatan Badan Dengan Sauna Kode Unit PAR.SP02.019.01 PAR.SP02.020.01 PAR.SP02.021.01 PAR.SP02.022.01 PAR.SP02.023.01 PAR.SP02.024.01 PAR.SP02.025.01 PAR.SP02.026.01 PAR.SP02.027.01 PAR.SP02.028.01 PAR.SP02.029.01 Penggunaan Minyak Atsiri Untuk Perawatan Spa Perawatan Aromaterapi pada Perawatan Spa Melakukan Perawatan Wajah Spa/Spa facial Manual Melakukan Perawatan Wajah Spa/facial Spa Dengan Tehnologi Merawat Mata Secara Manual Melakukan Perawatan Payudara Merawat tangan dan Kaki Dengan Tehnologi Merawat Kulit Kepala dan rambut (hair and Scalp Treatment) Melakukan Pencabutan Bulu (Waxing) Membuat program Spa Merencanakan Program Spa Bidang Bisnis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Sub Sektor Spa 7

Kode Unit PAR.SP03.001.01 PAR.SP03.002.01 PAR.SP03.003.01 PAR.SP03.004.01 PAR.SP03.005.01 PAR.SP03.006.01 PAR.SP03.007.01 PAR.SP03.008.01 PAR.SP03.009.01 PAR.SP03.010.01 PAR.SP03.011.01 PAR.SP03.012.01 Menjual Produk dan Jasa Spa Membangun dan Mengelola Hubungan Kerja Mengelola Bisnis Melakukan Pengelolaan Untuk Pencapaian Hasil Rencana Mengoperasikan Peralatan Perdagangan Eceran Mengelola Keuangan Melengkapi Aspek Legal dan Keperluan Administrasi Memproyeksikan Perencaaan Bisnis Merencanakan Pemasaran Mewujudkan Barang Dagangan Mengevaluasi Peluang Bisnis Merekrut dan Memilih Staf Bidang Pelatihan dan Assessment Kode Unit PAR.SP04.001.01 PAR.SP04.002.01 PAR.SP04.003.01 PAR.SP04.004.01 PAR.SP04.005.01 PAR.SP04.006.01 PAR.SP04.007.01 Merencanakan Serangkaian Program pelatihan Mengembagkan Program Pelatihan Melaksanakan Sesi Pelatihan Merencanakan Pengujian Melaksanakan Pengujian Mengkaji Ulang Pengujian Melatih Kelompok Kecil Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Sub Sektor Spa 8