BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian Indonesia. Perusahaan rokok mempunyai multiplier effect

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu faktor yang mencerminkan kinerja suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi, tetapi tidak dapat dipungkiri indonesia menjadi salah satu dari

BAB I PENDAHULUAN. yang sama yaitu mencari keuntungan atau laba. Usaha menjaga. perusahaan dengan kuat, perusahaan dapat mempertahankannya baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak atas memburuknya kondisi

BAB I PENDAHULUAN. rokok yang ada di Indonesia. Dari total unit usaha di industri rokok di

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang digunakan oleh. perusahaan untuk mempeoleh dana. Kehadiran pasar modal banyak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, Indonesia telah memasuki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

BAB I PENDAHULUAN. dan pada dunia bisnis. Keadaan ini yang menuntut suatu perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi PT. Gudang Garam Tbk PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. terbagi menjadi dua yaitu penggunaan dana dan penghasil dana. Ketika perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya perusahaan merupakan salah satu kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Perkembangan Cukai Rokok di Indonesia Tahun Pendapatan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN ROKOK MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE

: Asti Iga Purnomo NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Sigit Sukmono, SE., MM

BAB 1 PENDAHULUAN. Begitu besarnya dampak krisis ekonomi global yang terjadi di Amerika Serikat secara

BAB 1 PENDAHULUAN. ketentuan perusahaan rokok masing-masing di setiap negara. Meskipun yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu industri adalah di pasar modal yaitu dengan menjual saham

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste),

BAB I PENDAHULUAN. berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencari keuntungan dan

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dilema serta kontroversial. Industri rokok kretek memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi keuangan dan fungsi ekonomi. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN Veteran Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil, ataupun bersifat profit motif maupun non-profit motif akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya krisis global yang melanda dunia. Walaupun pemerintah telah mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang diperoleh suatu. perusahaan yang didistibusikan kepada para pemegang sahamnya.

PENGARUH RASIO AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA TOBACCO MANUFACTURE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sejenis maupun industry secara keseluruhan. Masing-masing perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. memberikan tingkat pengembalian (rate of return) yang diharapkan. menjadi tempat kegiatan investasinya. Kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal terutama dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja. Di samping itu, dalam. terhadap penerimaan negara. (Bapeda Bandung, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu industri yang paling dinamis. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia terus diwarnai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era perdagangan bebas mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk

Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. para pemegang saham dalam bentuk dividen. Laba ditahan (retained earning)

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, persaingan persaingan antara perusahaan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. atau penilaian kinerja perusahaan oleh pihak manajemen menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan, pengeringan tembakau dan cengkeh, perajangan tembakau dan pelintingan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PENGARUH AKUISISI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Empiris pada PT. Sampoerna TBK di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin kompleks pula aktivitas bisnisnya. Jika usaha atau bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin ketatnya persaingan dunia usaha ini serta semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi yang terjadi di Indonesia sangat berdampak pada dunia bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, efisiensi biaya, maupun kinerja yang makin tinggi. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. sama, yaitu mendapatkan capital gain, yaitu selisih positif antara harga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur terutama pada sektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk tertinggi ke-4

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang semakin ketat antara pasar dalam negeri dan luar negeri dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dana tersebut, semakin banyak orang yang mendirikan suatu

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK PERIODE TAHUN

PERILAKU INDUSTRI ROKOK KRETEK DI INDONESIA TAHUN

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perubahan ekonomi, berbagai macam produk rokok telah bermunculan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih meningkatkan daya saingnya agar mampu bertahan di tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendefinisikan pasar modal sebagai Kegiatan yang bersangkutan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di pasar modal adalah saham. (Ardhitiani 2011:1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada masa perekonomian saat ini perusahaan diwajibkan untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang diperhatikan oleh investor dalam menilai

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba. Laba yang dicapai dapat dimaksimalkan melalui peningkatan

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan terhadap capital (capital preservation). Kedua, investasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. modal di Indonesia karena berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang memiliki

SKRIPSI. Diajukan oleh: Dewi Arum Citrawati /FE/EA. Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012

PROGAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2013

SKRIPSI. Oleh : Rizky Maghfiroh Nanda Setyahafiz NPM

percaturan bisnis telekomunikasi berkembang menjadi lebih baik, serta

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Situasi perekonomian yang tidak menentu dan sulit diramalkan dewasa ini sangat besar pengaruhnya terhadap dunia usaha yang ingin tetap bertahan dan mengembangkan semaksimal mungkin usahanya. Keadaan ekonomi yang sulit seperti saat ini menuntut perusahaan memiliki kinerja yang baik sehingga perusahaan mampu bertahan. Perusahaan-perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat tidak hanya antar perusahaan sejenis tetapi lebih melibatkan industri secara keseluruhan, dan juga berbagai ancaman dari pihak eksternal lainnya. Sehingga, Perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dalam masa krisis dan persaingan yang ketat. Hal ini juga yang saat ini dihadapi oleh perusahanan rokok Indonesia. Perusahaan rokok di Indonesia memiliki peran yang sangat sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Perusahaan rokok mempunyai multiplier effect yang sangat luas, seperti menumbuhkan industri jasa terkait, penyediaan lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja mencapai 6,1 juta orang terutama di daerah penghasil tembakau, cengkeh dan pusat-pusat produksi rokok. Pita Cukai rokok telah menyumbang pendapatan pajak yang besar bagi Indonesia. Pada tahun 2010 dan 2011 lalu, pemerintah sudah menaikkan cukai rokok masing-masing sebesar 12% dan 6%. Tahun 2012 kenaikan tarif cukai

berkisar antara 13% - 16%. Pemerintah bahkan sudah mulai mempersiapkan kenaikan cukai rokok untuk 2013 (detik.com). Hal ini tentu sangat memberatkan bagi Perusahaan Rokok di Indonesia Pemerintah saat ini juga telah menyiapkan Rancangan Undang- Undang Pengendalian Dampak Produk Tembakau Terhadap Kesehatan (RUU PDPTTK), RUU PDPTTK dirancang dengan mengakomodasi 95% pilosofi FCTC yang sebelumnya digerakkan WHO (World Health Organization). RUU tersebut berisi enam poin penting guna mengendalikan konsumsi tembakau rokok di Indonesia. Enam poin itu menyangkut pengendalian harga dan pajak, pembatasan total terhadap iklan, pemberian sponsor, dan promosi, pelabelan peringatan kesehatan berupa gambar, Undang-Undang Udara Bersih atau Kawasan Tanpa Rokok (KTR), pencantuman kandungan produk, serta penyelundupan. Disamping itu, saat ini terdapat suatu paradigma di masyarakat modern bahwa konsumsi rokok akan sangat merugikan kesehatan. Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan rokok berkurang setiap tahunnya, ribuan industry-industri rokok tradisional pada akhirnya bangkrut dan tidak mampu beroperasi kembali. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah, Produksi dan Cukai Industri Rokok (2007-2011) Tahun Jumlah Perusahaan (Unit) Jumlah Produksi (Milyar Batang) Cukai (Rp. Trilliun) 2007 4793 231,0 43,5 2008 3961 240,0 49,0 2009 3255 245,0 54,3 2010 1994 249,0 59,3 2011 1664 279,4 77,0 (Sumber: Ditjen Bea Cukai)

Fenomena-fenomena yang terjadi mengharuskan perusahaan rokok di Indonesia untuk memiliki kinerja keuangan yang baik, sehinggga mampu bertahan dan mencapai tujuan perusahaan.salah satu indikator yang umum digunakan untuk menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik adalah saat perusahaan dapat memperoleh Laba serta mampu mempertahankan kontinuitas perolehan laba, artinya, perusahaan mampu menghasilkan keuntungan (laba) secara terus-menerus. Laba tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya tolak ukur, dalam menyatakan kinerja keuangan sutu perusahaan tersebut baik. Dibutuhkan suatu analisis yang menyeluruh terhadap aspek-aspek finansial perusahaan, seperti: aset, kewajiban dan modal, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik dan akurat. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan (Kasmir, 2008: 215) seperti: analisis perbandingan, analisis tren, indeks berseri, common size, analisis arus kas dan modal kerja, dan analisis rasio keuangan. Namun, analisa dengan menggunakan rasio akan memberikan hasil yang mampu memberikan pengukuran relatif dari keseluruhan aktivitas perusahaan. Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap, 2008 : 297). Rasio keuangan dapat menjelaskan Informasi yang dapat digunakan sebagai alat pertimbangan, dan informasi tambahan dalam pengambilan keputusan dimasa sekarang dan yang akan datang.

Rasio keuangan juga digunakan untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja perusahaan. Dari rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Hasil analisis rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode, apakah mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya, dan menilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif (Kasmir, 2008 : 105). Perbedaan perusahaan dapat membuat perbedaan rasio-rasio keuangannya. Hal ini dapat disebabkan oleh karakteristik perusahaan yang berbeda, manajemen yang berbeda, pengambilan keputusan yang berbeda dan faktor-faktor lain. Perusahaan pada umumnya melakukan perbandingan rasio keuangan dengan perusahaan lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui posisi perusahaan tersebut diantara para pesaingnya. Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai rasio-rasio keuangan yang ideal karena melalui rasio yang ideal, akan menggambarkan suatu manajemen yang baik. P.T Gudang Garam,Tbk dan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk adalah perusahaan penghasil rokok di Indonesia. Bergerak dalam sektor industri yang sama, bahkan memiliki segmen pasar yang sama, pada akhirnya menempatkan P.T Gudang Garam menjadi perusahaan kompetitor P.T. H.M. Sampoerna dan sebaliknya. Tabel 1.2 Profil P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk Keterangan P.T. H.M. Sampoerna, Tbk P.T. Gudang Garam,Tbk Jenis Tahun Berdiri Kantor Pusat Pendapatan (juta) Tahun 2011 Laba bersih (juta) Tahun 2011 Publik (IDX: HMSP) 1913 Surabaya, Jawa Timur. Rp. 52.856.708 Rp. 8.064.426 Publik (IDX: GGRM) 1958 Kediri, Jawa Timur. Rp. 41.884.352 Rp. 4.958.102

Tabel 1.2 menjelaskan profil P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk secara umum. Berdasarkan Tabel 1.2, P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk Memiliki beberapa persamaan. Hal ini dapat dilihat dari jenis Perusahaan yang sama yaitu Perusahaan terbuka (publik), berada pada sektor yang sama, yakni sektor manufaktur, dalam hal ini memproduksi produk yang sama yaitu rokok kretek. Ditinjau dari segi keuangan nampak jelas perbedaan yang sangat besar. Pada Tahun 2011 P.T. H.M. Sampoerna,Tbk memiliki jumlah pendapatan sebesar Rp.52.856.708 (dalam juta Rupiah) dan memiliki jumlah laba bersih sebesar Rp. 8.064.426 (dalam juta Rupiah), Sedangkan P.T. Gudang Garam,Tbk memiliki jumlah pendapatan sebesar Rp. 41.884.352(dalam juta Rupiah) dan memiliki jumlah laba bersih sebesar Rp. 4.958.102 (dalam juta Rupiah) pada tahun 2011. Pada Tahun 2011 P.T. H.M. Sampoerna,Tbk adalah perusahaan penghasil rokok dengan laba terbesar dan P.T. Gudang Garam,Tbk adalah perusahaan dengan laba terkecil dari dari 3 perusahaan rokok yang terdaftar di bursa efek Indonesia yaitu: P.T. H.M. Sampoerna,Tbk, P.T.Gudang Garam,Tbk, dan P.T. Bentoel Internasional Investama, Tbk. Perbedaan tersebut melatarbelakangi penulis dalam melakukan penelitian dengan judul: Analisis Komparatif Rasio Keuangan pada P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk.

1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut a) Apakah Terdapat perbedaan kinerja keuangan antara P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk? b) Bagaimana kinerja keuangan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dibandingkan dengan kinerja keuangan P.T. Gudang Garam, Tbk?. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Adapun Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk b) Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan kinerja keuangan P.T. H.M.Sampoerna,Tbk dan kinerja keuangan P.T. Gudang Garam,Tbk T Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yakni: 1. Bagi penulis, dengan melakukan penelitian ini, penulis dapat memperoleh pengetahuan, menambah wawasan dan kemampuan dalam analisis rasio keuangan perusahaan

2. Bagi Investor, Sebagai bahan pertimbangan yang dapat membantu investor dan calon investor dalam mengambil keputusan investasi dan memilih perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik. 3. Bagi Perusahaan, Dapat dijadiakan sebagai bahan perbandingan untuk mengetahui kinerja keuangannya di bandingkan dengan perusahaan lain, dan dapat menjadi sebagai bahan pertimbangan kepada pihak manajemen dalam meningkatkan kinerja keuangannya. 4. Bagi Peneliti selanjutnya, khususnya penelitian dengan kajian dan ruang lingkup yang sama, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan, dan menjadi referensi untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna.