BAB I PENDAHULUAN. semakin sulit dikendalikan, sehingga hiruk pikuk kehidupan menjadi hal yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Hotel Resort di Batu ini menggunakan tema

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekreasi merupakan bagian dari kebutuhan pokok dari banyak orang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Maksud perencanaan dan perancangan hotel resort ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. beberapa permasalahan lingkungan yang muncul akibat eksploitasi sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persoalan Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

BAB I PENDAHULUAN #Lereng#Gunung#Lawu#Kabupaten#Magetan#sebagai#Kota# Pariwisata#

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. memanjakan diri, sehingga membuat masyarakat menjadi jenuh. Waktu liburan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus

I BAB I PENDAHULUAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari negara kawasan sub-tropis

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung obyek-obyek wisata pantai di Gunung Kidul Mancanegara (Man) dan Nusantara (Nus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VILLA RESORT DI KAWASAN RAWAPENING Penekanan Desain Arsitektur Organik


Hotel Resort Bintang 3 di Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah Penekanan Desain pada Arsitektur Hemat Energi BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Pertambahan dan kepadatan penduduk dari tahun ke tahun terus meningkat,

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. Deskripsi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

TAMAN REKREASI DAN COTTAGE DI PULAU KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan manusia akan rekreasi dan relaksasi Perkembangan pariwisata di Gunungkidul

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat

pulau Sumbawa. Lombok baru beberapa tahun saja mencuat sebagai daerah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lingkungan hidup di Indonesia sekarang ini mulai sangat

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya kualitas hidup dari manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Gresik yang luas wilayahnya mencapai 1.195,13 Km2 dan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pariwisata dan persaingan global, serta kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk yang mempunyai keterkaitan dengan sektor pariwisata.

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN. global. Peningkatan suhu ini oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB VI HASIL PERANCANGAN

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Tawangmangu merupakan daerah wisata yang berpotensi

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LAKE RESORT HOTEL DI KAWASAN WADUK DARMA Penekanan Desain Neo Vernacular

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pariwisata di Kota dan Kabupaten Madiun tidak lepas dari semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KOPENG RESORT AND EDUCATION PARK

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.

BAB I PENDAHULUAN. (2.392 meter) dan Gunung Lamongan (1.600 meter), serta di bagian Selatan

P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

KIAT HEMAT REKREASI RAMAI-RAMAI

Penataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. gb Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Villa Puncak Last Updated Wednesday, 30 November 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL RESOR DI TANJUNG JAYA

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk Allah yang sempurna menginginkan sesuatu yang tidak sia-sia. Oleh karena itu, manusia berusaha menggunakan waktu dan tenaga untuk mencapai kehidupannya yang lebih baik. Namun demikian, dengan adanya usaha dan kerja keras tersebut membuat pola hidup manusia mulai tidak teratur. Tingginya tingkat aktivitas pada kehidupan sehari-hari dan banyaknya masalah yang dihadapi, membuat manusia menjadi jenuh dengan kehidupannya. Pertumbuhan manusia sangat meningkat dan menyebabkan kepadatan penduduk semakin sulit dikendalikan, sehingga hiruk pikuk kehidupan menjadi hal yang sudah biasa terjadi sehari-hari. Selain itu, jumlah kendaraan bermotor yang semakin bertambah setiap tahunnya membuat kondisi udara sudah tidak sehat lagi dengan banyaknya polusi udara yang ditimbulkan, baik yang berasal dari kendaraan itu sendiri maupun pabrik dan industri rumah tangga. Dengan adanya fenomena yang terjadi seperti saat ini, manusia akan berusaha meluangkan sedikit waktunya untuk mencari tempat penginapan dan tempat rekreasi dengan tujuan untuk melupakan sejenak kesibukan dan kejenuhan dengan masalah-masalah yang dihadapi di rumah ataupun di tempat kerja. Selain itu, tempat-tempat yang mempunyai pemandangan alam juga akan menjadi tujuan manusia untuk melepaskan penat, menenangkan diri dan pikiran serta berfungsi 1

juga sebagai tempat refreshing yang dapat dilakukan dengan cara menikmati pemandangan alam serta menghirup udara yang segar tanpa adanya polusi udara. Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis. Negara yang mempunyai dua musim ini, yaitu musim hujan dan musim kemarau, terkenal dengan kekayaan alamnya yang sangat melimpah, baik yang dapat diperbaharui ataupun yang tidak dapat diperbaharui. Pada beberapa daerah juga masih banyak terdapat hutan-hutan alami dan pemandangan alam yang indah, sehingga udara dan hawanya sejuk serta masih terhindar dari polusi udara. Kondisi yang masih alami seperti ini harus tetap dipertahankan, karena kekayaan alam yang dimiliki Indonesia beserta seisinya ini merupakan ciptaan Allah swt. yang hanya dititipkan pada manusia, dan manusia sebagai makhluk-nya harus berusaha menjaga serta merawat alam ini agar tidak terjadi kerusakan. Adanya campur tangan manusia yang ikut serta dalam menjaga dan melestarikan lingkungan alam yang telah ada sangat dibutuhkan, karena semakin banyak orang yang serakah terhadap alam dan merusak alam untuk kepentingannya sendiri. Rusaknya ekosistem hingga menyebabkan punahnya beberapa hewan dan gundulnya hutan merupakan akibat dari tangan manusia yang tidak bertanggung jawab mengambil kayu di hutan secara illegal (illegal loging) ataupun membangun pemukiman warga di tengah hutan. Sama halnya dalam firman Allah swt. yang menyebutkan bahwa banyak kerusakan di muka bumi yang disebabkan oleh makhluk-nya, seperti yang tertulis dalam al-qur an surat al-a raaf ayat 74, yang berbunyi: 2

( `ÏB cräï Gs? ÇÚöF{$# Îû önà2r& qt/ur 7$tã Ï èt/.`ïb uä!$xÿn=äz ö/ä3n=yèy_ øî) (#ÿrãà2ø$#ur ÇÚöF{$# Îû (#öqsw ès? wur «!$# uäiw#uä (#ÿrãà2ø$$sù $Y?qãç/ ta$t6éfø9$# tbqçgås Zs?ur #YqÝÁè% $ygï9qßgß ÇÐÍÈ úïïå øÿãb Artinya: Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. (QS. al-a raaf [7]: 74) Untuk menghindari kerusakan tersebut, maka kesadaran dari setiap individu sangat dibutuhkan dalam menjaga dan melestarikan lingkungan alam sekitar. Oleh sebab itu, sikap peduli terhadap lingkungan sebaiknya ditanamkan dalam diri masing-masing, karena potensi alam sangat baik untuk kelangsungan hidup manusia, tumbuhan, hewan dan makhluk hidup ciptaan Allah swt. yang lainnya. Namun demikian, agar tidak terjadi kerusakan yang lebih besar, tidak hanya dengan menjaga lingkungan, tetapi juga seefisien mungkin dalam penggunaan energi, air, dan segala sumber daya yang ada, karena maraknya isu yang membicarakan tentang global warming. Menyikapi tentang maraknya isu global warming, perencanaan bangunan dengan menggunakan tema Green Architecture perlu dilakukan. Pada tema green architecture penerapan diaplikasikan dengan memanfaatkan potensi alam atau sumber daya alam seperti iklim, dengan begitu bangunan dapat efisien dalam penggunaan energi. Hal ini dikarenakan bangunan akan lebih banyak memanfaatkan energi alami dan meminimalisir dalam penggunaan energi buatan, 3

sehingga bangunan akan menjadi bangunan yang sehat serta hemat energi. Selain itu, sebisa mungkin bangunan disesuaikan dengan kondisi tapak yang sudah ada, sehingga bangunan tidak merusak lingkungan sekitar dan tetap dapat menikmati keindahan alam yang ada. Oleh karena itu, pemikiran untuk merancang sebuah tempat penginapan dengan pemandangan alam serta tempat yang dapat menghadirkan ketenangan perlu dikembangkan. Perancangan sebuah tempat penginapan dengan pemandangan alam, atau yang dikenal dengan hotel resort ini akan berbeda dengan hotel-hotel pada umumnya. Hotel biasanya hanya berfungsi sebagai tempat penginapan sementara yang hanya disinggahi oleh pengunjungnya. Sedangkan pada hotel resort, pengunjung tidak hanya bisa menginap, tetapi juga dapat menikmati suasana alam ataupun tempat wisata yang memang sudah disajikan secara khusus dan dapat digunakan sebagai sarana rekreasi pribadi maupun keluarga. Hotel resort biasanya lebih memanfaatkan keindahan alam yang sudah ada di sekitarnya, misalnya memanfaatkan pemandangan pantai dan laut ataupun pemandangan indah yang ada di pegunungan maupun perbukitan. Oleh karena itu, kebanyakan hotel resort berada di tempat-tempat wisata alam, seperti pantai (sea side resort hotel) ataupun pegunungan (mountain resort hotel). Dalam hal ini, perencanaan hotel resort akan di kembangkan di kota wisata Batu, Malang. Dengan hawa yang sejuk, udara yang bersih dan banyaknya terdapat pemandangan alam yang bagus, akan sangat mendukung keberadaan hotel resort sebagai tempat penginapan dan juga tempat refreshing. Selain kondisi alam yang sangat mendukung untuk perancangan hotel resort ini, kota Batu yang 4

memang sudah dikenal sebagai kota wisata merupakan salah satu pemicu untuk perkembangan perancangan tempat penginapan untuk pengunjung wisata, seperti villa, hotel melati maupun hotel berbintang. Hal ini juga dapat dilihat perkembangan pengunjungnya setiap tahun, terutama pada liburan sekolah ataupun libur hari-hari besar. Tabel 1.1 Daftar Jumlah Pengunjung Tempat Wisata Kota Batu Tahun 2010 JUMLAH PENGUNJUNG NO TEMPAT WISATA Hari Biasa Hari Libur 1 Jatim Park 1 1.000-2.000 orang 3.000-8.000 orang 2 Jatim Park 2 Sekitar 1.000 orang Sekitar 2.000 orang 3 Selecta 1.000-2.000 orang 2.300-8.100 orang 4 Cangar 150-200 orang 1.000-1.500 orang Sumber: Sofii dan Bintariadi, 2010 Dari tabel di atas dapat dilihat peningkatan yang terjadi pada jumlah pengunjung tempat-tempat wisata yang terdapat di Kota Batu. Jumlah pengunjung pada hari libur dan hari-hari besar keagamaan meningkat hingga mencapai 100 persen, bahkan lebih. Bahkan jumlah pengunjung pada masa sepekan Lebaran 2010 berkisar 18.000 orang, dan pengunjung terbanyak dapat dicapai pada akhir pekan yang bertepatan dengan Libur Lebaran Idul Fitri. (Bintariadi, 2010) Hal ini juga dapat mempengaruhi jumlah pengunjung villa, hotel melati maupun hotel berbintang yang terdapat di Kota Batu, karena tidak sedikit pengunjung yang datang dari luar Malang dan Batu. Hal ini dapat dilihat dari tabel data beberapa villa dan hotel yang terletak di Kota Batu sebagai berikut: 5

Tabel 1.2 Daftar Jumlah Pengunjung Tempat Penginapan Kota Batu Akhir Tahun 2009 JUMLAH PENGUNJUNG TEMPAT JUMLAH NO PENGINAPAN VILLA ATAU Hari Biasa Hari LIbur DI BATU KAMAR 1 Villa a) Villa Songgoriti 300 villa 10-15 % 90 % 2 Hotel b) Hotel Purnama 164 kamar 10-20 % 100 % c) Hotel Kartika Wijaya Sumber: Bintariadi, 2010 79 kamar dan 6 villa 10-20 % 100 % Dari tabel di atas dapat dilihat peningkatan pengunjung villa maupun hotel yang terdapat di Kota Batu pada liburan hari besar keagamaan dan tahun baru. Data yang tercatat di Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia Kota Batu menyebutkan jumlah kamar hotel kelas Melati maupun hotel berbintang di Kota Batu sebanyak 2.500 kamar. Sedangkan jumlah villa lebih dari 500 buah dengan jumlah kamar sekitar 5.000 kamar. Menurut Heru Suprapto (2010), kepala Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu, perkiraan lonjakan wisatawan hanya sampai 50 persen karena melihat cuaca yang jelek. Namun berdasarkan informasi yang masuk ke Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu, rata-rata tingkat hunian hotel di Kota Batu mencapai 95 persen. Kamar mulai terisi wisatawan sejak liburan natal hingga tahun baru. (Bintariadi, 2010) Berdasarkan data pengunjung tempat wisata serta pengunjung villa dan hotel yang terdapat di Kota Batu, jumlah pengunjung dan wisatawan selalu 6

meningkat setiap tahunnya, terutama pada hari libur sekolah, hari-hari besar keagamaan dan tahun baru. Hal ini merupakan salah satu peluang untuk pengembangan perancangan sebuah hotel resot di Batu. Karena selain pemandangan alamnya yang bagus merupakan salah satu syarat berdirinya hotel resort, banyaknya tempat wisata yang terdapat di Kota Batu juga merupakan salah satu penunjang yang bisa menarik para wisatawan luar kota untuk menginap di Hotel Resort tersebut. Selain itu, dengan banyaknya pengembangan tempat wisata dan tempat penginapan akan meningkatkan pendapatan pemerintah daerah, khususnya dalam bidang pariwisata dan perhotelan. 1.2 Rumusan Masalah Dari penjelasan tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan, sebagai berikut: 1. Bagaimana rancangan hotel resort dengan tema green architecture yang dititikberatkan pada respect for user? 2. Bagaimana rancangan hotel resort dengan tema green architecture yang dititikberatkan pada respect for site? 1.3 Tujuan Adapun tujuannya adalah sebagai berikut: 1. Menghasilkan rancangan hotel resort dengan tema green architecture yang dititikberatkan pada respect for user. 2. Menghasilkan rancangan hotel resort dengan tema green architecture yang dititikberatkan pada respect for site. 7

1.4 Manfaat Manfaat penulisan perencanaan hotel resort ini antara lain, sebagai berikut: 1.4.1 Bagi Mahasiswa Dapat memahami cara penerapan konsep arsitektural yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan potensi alam dan penyesuaian dengan iklim. Sehingga dapat menjadi bekal dan menambah kreativitas para calon arsitektur profesional di masa depan. 1.4.2 Bagi Arsitek Dapat menghadirkan rancangan arsitektural yang ramah lingkungan, selain dengan memanfaatkan potensi alam yang berada di daerah pegunungan/perbukitan, juga memaksimalkan dalam pemanfaatan iklim yang di terapkan pada bangunan. 1.4.3 Bagi Pengunjung Dapat memenuhi kebutuhan pengunjung akan tempat penginapan dan tempat rekreasi dengan pemandangan alam pegunungan/perbukitan yang indah, pemandangan kebun bunga, buah, dan sayuran serta fasilitas pendukung hotel resort lainya. 1.4.4 Bagi Pemerintah Daerah Dapat meningkatkan pendapatan daerah, khususnya dalam bidang pariwisata dan perhotelan. 1.5 Batasan Perancangan ini terfokus pada Hotel Resort dan menggunakan tema Green Architecture dengan batasan-batasan sebagai berikut: 8

1) Pada tema perancangan green architecture menggunakan sistem operasional secara pasif, yaitu memanfaatkan sumber daya alam sebagai sumber energi serta pengaplikasian terhadap prinsip-prinsip green architecture yang lebih ditekankan pada respect for user dan respect for site. 2) Pada objek Hotel Resort merupakan hotel menengah dengan kelas hotel bintang 2 (**), dengan asumsi: a) Hotel Resort merupakan hotel menengah dengan perhitungan jumlah kamar sebagai berikut: Diagram Asumsi Pengunjung Berdasarkan Kedatangan Pengunjung Luar Kota/ Luar Negeri 42 % Jawa Timur 3 % Batu & sekitarnya 55 % Pengunjung berasal dari Kota Batu & sekitarnya Pengunjung berasal dari daerah Jawa Timur Pengunjung berasal dari Luar Kota/Luar Negeri Gambar 1.1 Diagram asumsi pengunjung berdasarkan kedatangan pengunjung (Bintariadi, 2010) Jumlah pengunjung tertinggi tempat-tempat wisata di Kota Batu pada tahun 2010 sekitar 18.000 orang, dengan persentase 55% pengunjung yang berasal dari Kota Batu dan sekitarnya, 3% pengunjung dari daerah Jawa Timur yang menginap di tempat 9

saudara atau kerabat, 42% pengunjung yang berasal dari luar Kota Batu maupun luar negeri yang menginap di hotel/villa. - 42% x 18.000 = 7.560 pengunjung yang membutuhkan tempat penginapan Jumlah kamar hotel kelas melati maupun kelas berbintang sebanyak 2.500 kamar, dan jumlah kamar villa sekitar 5.000 kamar dari 500 buah villa yang terdapat di Kota Batu. - 2.500 + 5.000 = 7.500 kamar yang tersedia Jumlah pengunjung yang tidak mendapatkan kamar adalah (pengunjung yang membutuhkan tempat penginapan) (kamar yang tersedia) = 7.560 7.500 = 60 orang Tabel 1.3 Asumsi Kebutuhan Kamar yang Akan Disediakan Kamar hotel/villa yang tersedia di Kota Batu Jumlah pengunjung yang membutuhkan tempat penginapan Pengunjung yang tidak mendapatkan kamar Kebutuhan kamar yang akan disediakan (140 %) * 140 x 60 = 84 7.560 orang 7.500 kamar 60 orang kamar 100 Sumber: Hasil asumsi, 2011 *: Asumsi kebutuhan kamar yang akan disediakan adalah 140 % dari pengunjung yang tidak mendapatkan kamar, dengan alasan 40 % dari kebutuhan kamar tersebut diperkirakan dalam kondisi tidak terduga, seperti adanya event, pada saat peak season, kemungkinan kamar dalam keadaan out of service, dalam masa pembersihan setelah check out, dan perpanjangan waktu check out. Pengambilan kelebihan 40 % dari kebutuhan kamar dilihat dari perkembangan pengunjung yang meningkat sekitar 5-10 % setiap tahunnya, dan sebagai persediaan kamar untuk perkembangan beberapa tahun kedepan. 10

Jadi, kamar yang akan disediakan pada Hotel Resort adalah 84 kamar dengan kriteria hotel menengah, dilihat dari Bab 2 hal. 12 tentang jenis hotel berdasarkan ukuran dan jumlah hotel. b) Hotel Resort merupakan hotel bintang 2 (**) minimum terdapat 1 sarana olahraga, dengan asumsi mayoritas pengunjung hotel menghabiskan waktu di luar hotel, yaitu mengunjungi tempat-tempat wisata yang terdapat di Kota Batu, sehingga tidak terlalu dibutuhkan sarana rekreasi pada Hotel Resort, dilihat dari Bab 2 hal. 14 tentang hotel bintang 2 (**). 11