Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015

dokumen-dokumen yang mirip
Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

BAB I TERMINOLOGI PEMBELAJARAN DAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG LUAS BANGUN DATAR MELALUI KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SDN PATEMON 01 TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendidikan, supervisi mengandung arti yang luas namun intinya sama

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH

PENINGKATAN KUALITAS PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN KIMIA SEKOLAH I MELALUI PENERAPAN JURNAL AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU-GURU SD PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA MATARAM

SUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN. Oleh Zainuddin*

Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal

Pembelajaran Ekspositori pada Tema Bermain di Lingkunganku Kelas II SD Negeri 63 Banda Aceh

HJ. BAIQ SUMIATI. Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

Pendidikan Akuntansi

ROSLIANA SITOMPUL* DAN DEBBIE GUSTRINI ARUAN**

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN :

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR Oleh Ni Nengah Widyani 1

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

BAB III METODE PENELITIAN. siswa kelas V D Sekolah Dasar Negeri 105 Kecamatan Tampan Kota

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMPN 7 BANDA ACEH ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2, Hal 70-77, Mei 2017

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

mengganggu situasi pembelajaran. Perekaman

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

Penerapan Supevisi Akademik Model Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Proses Belajar Mengajar

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. pelatihan dengan strategi mastery learning. Setelah melakukan tindakan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MODEL PENDAMPINGAN KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKUKAN SUPERVISI AKADEMIK DI SD NEGERI MEDAN SUNGGAL

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODE PENELITIAN. dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.

ANALISIS AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN MUHAMMAD BAKRI

METODOLOGI PENELITIAN

BAHASAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V-A SDN TANGGUL WETAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN DI KELAS I SD NEGERI 53 BANDA ACEH. Israwani SD Negeri 53 Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh: RIZNA PERICLESERI RUFI ATNA NIM: A

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INTRODUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI SMAN 2 BANDA ACEH ABSTRAK

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RPP MELALUI KEGIATAN IHT (IN HOUSE TRAINING)

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

BAB V PEMBAHASAN. dokumentasi. Pada uraian ini peneliti akan ungkap dan paparkan mengenai hasil. penelitian yang telah dirumuskan sebagaimana berikut:

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

Oleh Ngaenah Guru SD Negeri 4 Karangpaningal

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB tahun pelajaran

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM PENYUSUNAN RPP MELALUI SUPERVISI KLINIS BAGI GURU SLB DI KABUPATEN PEMALANG. Mutholib

PROSIDING ISBN :

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Transkripsi:

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh: Drs. Amiruddin. A 9 Abstrak Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran melalui supervisi akademik di SD Negeri Neuheun Kabupaten Aceh Besar tahun pelajaran 2014/2015. Penelitiann ini merupakan penelitian tindakan sekolah dengan menggunakan desain penelitiann tindakan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek subjek dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah semua guru yang ada di SD Negeri Neuheun yang berjumlah 15 guru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan yaitu mulai bulan Juli 2014 sampai dengan November 2014 Tahun Pelajaran 2014/2015. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Kemampuan guru merencanakan metode pembelajaran dalam RPP pada prasiklus secara rata-rata adalah 3,2 yang tergolong cukup dengan persentase ketuntasan secara klasikal adalah 40%. Rata-rata siklus I adalah 3,8 yang tergolong baik dengan persentase ketuntasan secara klasikal adalah 73,3%. Rata-rata siklus II adalah 4,4 yang tergolong baik dengan persentase ketuntasan secara klasikal adalah 100%. 2) Kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran pada prasiklus secara rata- persentase ketuntasan secara klasikal rata adalah 3,4 yang tergolong cukup dengan adalah 40%. Rata-rata siklus I adalah 3,,8 yang tergolong baik dengan persentase ketuntasan secara klasikal adalah 73,3%. Rata-rata Siklus II adalah 4,2 yang tergolong baik dengan persentase ketuntasan secara klasikal 100%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran dapat meningkat melalui supervisi akademik di SD Negeri Neuheun Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015. Kata Kunci: Supervisi Akademik, Kemampuan Guru dan Metode Pembelajaran. 9 Penulis adalah Pengawas Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Besar 160 Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015

I. PENDAHULUAN Sekolah merupakan lembaga formal sesuai dengan misinya yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan lancar jika komponenkomponen dalam lembaga ini terpenuhi dan berfungsi sebagaimana mestinya. Semua fungsi sekolah tersebut tidak akan efektif apabila komponen dari sistem sekolah tidak berjalan dengan baik, karena kelemahan dari salah satu komponen akan berpengaruh pada komponen yang lain yang pada akhirnya akan berpengaruh juga pada jalannya sistem itu sendiri. Salah satu dari bagian komponen sekolah adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 10 Guru merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan mutu pendidikan, karena gurulah yang sanggup untuk menggerakkan komponen lainnya, seperti alat-alat pelajaran/alat peraga, laboratorium dan sebagainya dalam proses belajar-mengajar. Kompenen tersebut dapat bermakna apabila dibawakan atau disajikan oleh guru yang berkualitas. Semakin baik kualitas profesional guru akan semakin besar pula pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas belajar-mengajar. 11 Supervisi memiliki kedudukan sentral dalam upaya pembinaan dan pengembangan kegiatan kerja sama dalam suatu organisasi. Lembaga pendidikan sebagai salah satu organisasi tentunya tidak dapat melepaskan diri 10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 11 Idris, Jamaluddin. Analisis Kritis Mutu Pendidikan. (Banda Aceh: Taufiqiyah Sa adah, 2007). Hal. 2. Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015 161

dari kegiatan supervisi. Sebenarnya setiap kegiatan harus selalu adanya supervisi karena tanpa supervisi suatu pekerjaan tidak akan membawa hasil seperti yang diharapkan. Supervisi adalah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. 12 Salah satu teknik supervisi adalah supervisi kelas. Kunjungan ke kelas bertujuan memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya selama guru mengajar. Manfaat observasi kelas adalah untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran, media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran, dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, serta mengetahui secara langsung kemampuan peserta didik dalam menangkap materi yang diajarkan. 13 Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan sekolah dengan judul Pelaksanaan Supervisi Akademik untuk Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuheun Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015. II. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Supervisi Pendidikan Supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektivitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas-tugas utama pendidikan. Secara umum istilah supervisi berarti mengamati, mengawasi, atau membimbing dan menstimulir kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang lain dengan maksud untuk mengadakan perbaikan. 14 12 Suryosubroto. Manajemen Pendidikan di Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). Hal. 175. 13 Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005). Hal. 114. 14 Mukhtar dan Iskandar. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada, 2009). Hal. 40. 162 Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015

Supervisi pendidikan adalah usaha memberikan layanan kepada stakeholder pendidikan, terutama kepada guru-guru, baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas dan hasil pembelajaran. 15 Oleh karena itu, titik berat dari supervisi tersebut adalah perbaikan dan pengembangan kinerja profesional yang menangani peserta didik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat dismpulkan bahwa supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya. Dengan adanya supervisi, maka dapat memberikan bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan dalam supervisi adalah bantuan kepada guru orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Konsep Supervisi Akademik Salah satu tugas kepala sekolah dan pengawas sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik. Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal. Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah dasar harus memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik. Karena salah satu dimensi kompetensi yang harus dikuasai kepala sekolah adalah dimensi supervisi akademik. Supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru, melalui siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang objektif dan segera. 16 15 Sahertian, P. A. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Rineka Cipta, 2008). Hal. 59. 16 Mulyasa, E. Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta: Bumi Aksara, 2013). Hal. 249. Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015 163

Pentingnya pelaksanaan supervisi akademik untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui proses pembelajaran yang baik. Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan kemampuan guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat. Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, dan mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK). Supervisi akademik merupakan salah satu (fungsi mendasar) dalam keseluruhan program sekolah. Hasil supervisi akademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru. Tujuan supervisi pembelajaran untuk memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, bukan saja memperbaikai kemampuan mengajar tetapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru. 17 Supervisor bersama guru mengidentifikasi masalah kesulitan guru dalam kegiatan belajar mengajar, yang pada akhirnya di temukan bersama model perbaikan dan pengembangan pembelajaran. Pemecahan masalah ini, dilakukan dengan catra dialog profesional antara supervisor dengan guru untuk mengkaji ide baru. Sehingga, ditemukan cara perbaikan dan pengembangan kegiatan belajar mengajar. Hal. 42. 17 Tampubolon, Muslim. Manajemen Strategi. (Medan: USU Digital Library, 2010). 164 Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015

Peran Guru dalam Pembelajaran Guru sebagai seorang agen pembelajaran wajib merancang dan mengembangkan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup bagi kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Ini akan membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar kompetensi lulusan yang diharapkan. Guru juga berperan sebagai perencana (disegner), pelaksana (implementer) dan penilai ( evaluator) pembelajaran. 18 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 19 Guru berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan proses belajar mengajar yang efektif, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuantujuan pendidikan yang harus mereka capai. Hal ini menuntut perubahanperubahan dalam pengorganisasian kelas, pengelolaan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Pengertian Metode Pembelajaran Metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode adalah cara yang 18 Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009). Hal. 19. 19 Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015 165

telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. 20 Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa metode merupakan jalan atau cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Metode pembelajaran adalah suatu pengerahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. 21 Metode pembelajaran merupakan teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mendorong seorang guru untuk mencari metode yang tepat dalam penyampaian materinya agar dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar. III. METODE PENELITIAN Penelitian merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dengan menggunakan desain penelitian tindakan yang meliputi empat tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Neuheun Kabupaten Aceh Besar pada semester ganjil mulai bulan bulan Juli 2014 sampai dengan November 2014 tahun ajaran 2014/2015. Subjek penelitian adalah semua guru yang ada di SD Negeri Neuheun yang berjumlah 15 guru. 20 Poerwadarminta, WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1999). Hal. 767. 21 Ahmadi, A. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 1997). Hal. 52. 166 Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015

Data dikumpulkan dengan cara dokumentasi, observasi dan wawancara. Data kemampuan guru menerapkan metode pembelajaran dianalisis dengan menggunakan deskriptif dengan skor rata-rata tingkat kemampuan guru. Adapun pendeskripsian skor rata-rata Tingkat Kemampuan Guru (TKG) adalah sebagai berikut: 1. 1,00 TKG < 1,50 tidak baik 2. 1,50 TKG < 2,50 kurang 3. 2,50 TKG < 3,50 cukup 4. 3,50 TKG < 4,50 baik 5. 4,50 TKG < 5,00 sangat baik. Untuk menganalisis kemampuan guru yang diamati digunakan teknik persentase (%), yakni banyaknya frekuensi tiap kemampuan guru dibagi dengan seluruh kemampuan guru dikalikan dengan 100. Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut: = 100 % Keterangan: P = Persentase kemampuan guru F = Frekuensi kemampuan guru yang muncul N = Jumlah keseluruhan guru. Kemampuan guru dikatakan berhasil jika skor dari setiap yang dinilai berada pada katagori baik dan sangat baik yang secara klasikal tuntas 80%. IV. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam menerapkan metode pembelajaran melalui supervisi akademik diperoleh hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan persentase indikator keberhasilan PTS Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015 167

ini. Pada penelitian ini terlihat jelas peningkatan kualitas pembelajaran yang terlihat dari indikator-indikator sebagai berikut: 1. Kemampuan Guru Merencanakan Metode Pembelajaran dalam RPP Supervisi dapat membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya, membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya. Supervisor harus dapat mengembangkan kemampuan guru melalui berbagai macam pendekatan sehingga guru dapat mengelola proses pembelajaran dengan lebih sempurna. Prinsip utama supervisi adalah menciptakan suasana kerja di sekolah yang menyenangkan, sehingga terjalin suatu hubungan yang baik. Supervisi harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, kontinu/berkesinambungan, demokratis, terintegrasi dengan program pendidikan, komprehensif, konstruktif, dan objektif. 22 Guru harus mampu melaksanakan tugas dan mengadopsi metode-metode pembelajaran baru agar tujuan dalam pembalajaran yang diberikan kepada peserta didiknya dapat dicapai. Kemampuan guru pada hasil penelitian ini dapat kita lihat bahwa pada grafik di bawah: 22 Bafadal, Ibrahim. Peningkatan Profesionalisme Guru Skeolah Dasar (dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah). (Jakarta: Bumi Aksara, 2007). Hal.7 168 Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015

Kemampuan Guru Merencanakan Metode Pembelajaran dalam RPP 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Prasiklus Persentase 40 Rata-rata 3.2 Siklus I Siklus II 73.3 100 3.8 4.4 Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metodeguru prasiklus secara rata-rata adalah 3,2 metode pembelajaran. Kemampuan yang tergolong cukup. Persentase kemampuan guru yang tergolong baik adalah 6 orang atau 40%. Kemampuan guru siklus I secara rata-rata adalah 3,8 yang tergolong baik. Persentase kemampuan guru yang tergolong tergolong baik adalah 11 orang atau 73,3%. Kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran secara rata-rata adalah 4,4 yang tergolong baik. Persentase kemampuan guru yang tergolong tergolong baik adalah 15 orang atau 100%. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran siklus II sudah tuntas. Pembelajaran yang direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran penting artinya karena pembelajaran merupakan titik berangkat dalam rangkaian kegiatan belajar mengajar. Perlunya perencanaan pembelajaran dimaksudkan Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015 169

agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran tersebut dilakukan dengan asumsi sebagai berikut: a. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran; b. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem; c. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang balajar; d. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran yang dilakukan pada siswa secara perseorangan; e. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran; f. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan suatu variabel pembelajaran; g. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar; h. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. 23 Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa guru dalam melaksanakan tugasnya harus mampu merencanakan pengorganisasian bahan pengajaran yang akan diajarkannya, merencanakan pengelolaan kelas, merencanakan penggunaan media dan sumber pembelajaran yang merupakan pedoman dalam kegiatan proses belajar mengajar. 23 Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010). Hal. 3. 170 Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015

2. Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran dalam Menerapkan Metode Pembelajaran Guru sebagai pelaksanaan pengajaran haruslah mengajar sesuai dengan materi yang telah ditetapkan, walaupun guru harus mengembangkan silabusnya untuk tercapainya tingkat ketuntasan. Guru harus memperhatikan dan menyesuaikan metode pembelajaran dengan keadaan siswa dan lingkungan sekolah. Dengan adanya kesesuaian tersebut, maka metode pembelajaran dapat mengarahkan siswa untuk tertarik dalam belajar dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Betapapun baiknya metode pengajaran, apabila tidak dibarengi dengan cara belajar dengan benar, hasilnya tentu tidak akan seperti yang diharapkan. Pada gambar grafik di bawah ini dapat kita lihat bahwa: Kemampuan Guru dalam Menerapkan Metode Pembelajaran 120 100 80 60 40 20 0 Prasiklus Siklus I Siklus II Rata-rata 3.4 3.8 4.2 Persentase 40 73.3 100 Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa kemampuan guru prasiklus secara rata-rata adalah 3,4 yang tergolong cukup. Persentase kemampuan guru yang tergolong baik adalah 6 orang atau 40%. Kemampuan guru siklus I dalam menerapkan metode pembelajaran secara rata-rata adalah 3,8 yang tergolong baik. Persentase kemampuan guru yang tergolong tergolong cukup adalah 11 orang atau 73,3%. Kemampuan guru Siklus II dalam menerapkan metode pembelajaran secara rata-rata adalah 4,2 yang tergolong Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015 171

baik. Persentase kemampuan guru yang tergolong tergolong baik adalah 15 orang atau 100%. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran siklus II sudah tuntas. Kegiatan pembelajaran mencakup persiapan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran merupakan pelaksanaan strategi pembelajaran yang telah dipersiapkan pada tahap sebelumnya, dan evaluasi hasil program belajar yang dimaksudkan untuk memperoleh balikan tentang hasil yang telah direncanakan sehingga dapat diketahui tahap-tahap kegiatan mana yang perlu direvisi/diperbaiki sebelum melanjutkan ke bahasan berikutnya. Menurut Riyanto (2010:132-134) secara umum dalam pembelajaran ada tiga tahapan pokok yang harus diperhatikan dan diterapkan sebagai berikut: 1. Tahap pemula (pra -instruksional), adalah tahapan persiapan guru sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Dalam tahapan ini kegiatan yang dapat dilakukan guru, antara lain: a. Memeriksa kehadiran siswa b. Pretest (menanyakan materi sebelumnya) c. Apersepsi (mengulas kembali secara singkat materi sebelumnya) 2. Tahap pengajaran (instruksional), yaitu langkah-langkah yang dilakukan saat pembelajaran berlangsung yang merupakan tahapan inti dalam proses pembelajaran, guru menyajikan materi pelajaran yang telah disiapkan. Kegiatan yang dilakukan guru antara lain: a. Menjelaskan tujuan pengajaran siswa b. Menuliskan pokok-pokok materi yang akan dibahas c. Membahas pokok-pokok materi yang telah ditulis d. Menggunakan alat peraga e. Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi 3. Tahap penilaian dan tindak lanjut (evaluasi), ialah penilaian atas hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dan tindak lanjut. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dalam tahap ini antara lain: a. Mengajukan pertanyaan pada siswa tentang materi yang telah dibahas 172 Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015

b. Mengulas kembali materi yang belum dikuasai siswa c. Memberi tugas atau pekerjaan rumah pada siswa d. Menginformasikan pokok materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. 24 Pembelajaran biasanya terjadi dalam situasi formal yang secara sengaja diprogramkan oleh guru dalam usahanya mentransformasikan ilmu kepada peserta didik, berdasarkan kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai. Melalui pembelajaran peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan rencana pengajaran yang telah diprogramkan. Dengan demikian, unsur kesengajaan melalui perencanaan oleh pihak guru merupakan ciri utama pembelajaran. Upaya pembelajaran yang berakar pada pihak guru dilaksanakan secara sistematis yaitu dilakukan dengan langkah-langkah teratur dan terarah secara sistematik. yaitu secara utuh dengan memperhatikan berbagai aspek. Maka konsep belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang berproses dalam suatu sistem. V. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyimpulkan: Kemampuan guru merencanakan metode pembelajaran dalam RPP pada prasiklus secara rata-rata adalah 3,2 yang tergolong cukup. Persentase kemampuan guru yang tergolong baik adalah 6 orang atau 40%. Kemampuan guru siklus I secara rata-rata adalah 3,8 yang tergolong baik. Persentase kemampuan guru yang tergolong tergolong baik adalah 11 orang atau 73,3%. Kemampuan guru siklus II secara rata-rata adalah 4,4 yang tergolong baik. Persentase kemampuan guru yang tergolong tergolong baik adalah 15 orang atau 100%. Hal. 132-134. 24 Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. (Jakarta: Prenada Media, 2010). Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015 173

Kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran pada prasiklus secara rata-rata adalah 3,4 yang tergolong cukup. Persentase kemampuan guru yang tergolong baik adalah 6 orang atau 40%. Kemampuan guru siklus I dalam menerapkan metode pembelajaran secara rata-rata adalah 3,8 yang tergolong baik. Persentase kemampuan guru yang tergolong tergolong baik adalah 11 orang atau 73,3%. Kemampuan guru Siklus II dalam menerapkan metode pembelajaran secara rata-rata adalah 4,2 yang tergolong baik. Persentase kemampuan guru yang tergolong tergolong baik adalah 15 orang atau 100%. Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut: Motivasi yang sudah tertanam khususnya dalam penyusunan RPP penerapan metode-metode pembelajaran hendaknya terus dipertahankan dan ditingkatkan/ dikembangkan. RPP penerapan metode-metode pembelajaran yang disusun/dibuat hendaknya mengandung komponen-komponen RPP penerapan metode-metode pembelajaran secara lengkap dan baik karena RPP penerapan metode-metode pembelajaran merupakan acuan/pedoman dalam melaksanakan pembelajaran. RPP penerapan metode-metode pembelajaran yang telah disusun hendaknya dijadikan sebagai pegangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. 174 Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015

Referensi Ahmadi, A. (1997). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Bafadal, Ibrahim. (2007). Peningkatan Profesionalisme Guru Skeolah Dasar (dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah). Jakarta: Bumi Aksara. Idris, Jamaluddin. (2007). Analisis Kritis Mutu Pendidikan. Banda Aceh: Taufiqiyah Sa adah. Mukhtar dan Iskandar. (2009). Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada. Mulyasa, E. (2005). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. --------. (2009). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. -------. (2013). Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Poerwadarminta, WJS., (1999). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Riyanto, Yatim. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media. Sahertian, P. A. (2008). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Suryosubroto. (2010). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Tampubolon, Muslim. (2010). Manajemen Strategi. Medan: USU Digital Library. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Uno, Hamzah B. (2010). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Islamic Studies Journal Vol. 3 No. 2 Juli Desember 2015 175