BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

tingkah laku yang dapat dicapai melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru.

belajar sejarah siswa. Sehingga, model pembelajaran Team Assisted

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar meruapakan suatu perubahan di dalam diri seseorang dari tudak

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVII/Nopember 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif berpengaruh positif

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

aspek saja, tetapi terjadi secara menyuluruh yang meliputi aspek kognitif, afektif,

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

BAB II KAJIAN TEORITIS. Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2007: 42) mengemukakan bahwa

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Matematika. dan matematis (Rina Dyah Rahmawati, dkk, 2006: 01).

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini, membahas teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, tinjauan pustaka

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya Purwanto,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Hamalik (2009: 155) hasil belajar tampak sebagai

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika. memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2003:

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SURAH AN NASR. Make a Match akan riuh, tetapi sangat asik dan menyenangkan.

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa melakukan perubahan ke arah kebaikan berdasarkan segala pengetahuan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan diungkapkan pula dalam pasal 1 ayat 1

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam proses pembelajaran siswa melakukan aktiviras belajar dan guru

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

REVITALISASI COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA. Oleh: N U R D I N

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Hamalik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Joice & Weil dalam Rusman (2012: 133), model pembelajaran adalah

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Pembelajaran sejarah Belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara konstan dan berbekas perubahan tingkah laku yang relative tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman (Winkel, 2004: 59). Nana Sudjana (1996: 5) mendefinisikan belajar sebagai proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar, sedangkan mengajar diartikan sebagai kegiatan dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar. Menurut Ensiklopedi Indonesia (1980: 434-435) belajar (learning) diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada tingkah laku potensial yang secara relatif tetap dianggap sebagai hasil dari pengamatan latihan. Atas perumusan ini ditentukan: a. Tingkah laku potensia, dipergunakan untuk membedakan pengertian belajar dan prestasi 7

b. Perubahan yang secara relatif tetap dimaksudkan untuk membedakan dengan perubahan tingkah laku lain yang sifatnya sementara, seperti perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh karena kelelahan atau pemuasan kebutuhan yang sifatnya sementara c. Latihan, dimaksudkan karena perubahan tingkah laku, dapat juga terjadi bukan sebagai hasil belajar (latihan), melainkan karena proses kematangan alamiah yang terjadi dengan wajar dan semestinya d. Pengamatan, merupakan istilah teknis yang dicantumkan dalam perumusan belajar, oleh karena belajar dianggap mengandung pemberian hadiah dan hukuman. Sedangkan belajar menurut ahli Cranbach (1954) seperti yang dikutip dalam (Tumisem, 2008: 55) adalah proses perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu. Perubahan tingkah laku tersebut terjadi akibat pengalaman yang dialami individu setelah melakukan interaksi dengan lingkungan. 2. Hasil belajar Keberhasilan proses belajar yang dialami oleh seseorang, tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya, baik yang berasal dari luar diri individu maupun yang berasal dari dalam diri individu yang bersangkutan. Faktor yang berasal dari dalam individu menurut Butler dalam (Tumisem, 2008: 256) adalah motivasi, organisasi, partisipasi, konfirmasi, pengulangan dan aplikasi. Adapun yang berasal dari luar diri individu dapat dari bahan ajar, pengajar ataupun lingkungan tempat dia belajar. Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal maka diperlukan perpaduan yang seimbang dari individu dan luar individu. 8

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 141) hasil belajar adalah perubahan yang sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Sedangkan Nana Sudjana (1991: 22) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menemukan pengalaman belajarnya. Ada 3 macam hasil belajar yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian serta sikap dan cita-cita hasil belajar, yakni: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan motoris. Sri Rukmini dkk (1993: 60) menyebutkan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: a. Faktor yang berasal dari individu yang sedang belajar Faktor yang terdapat dalam individu dikelompokkan menjadi: 1) Faktor psikis, antara lain kognitif, afektif, psikomotor, campuran kepribadian 2) Faktor fisik, antara lain indera, anggota badan, kelenjar tubuh, syaraf dan organ-organ dalam tubuh. Faktor psikis dan fisik ini keadaannya ada yang ditentukan oleh faktor keturunan, ada yang oleh faktor lingkungan, dan ada yang ditentukan oleh faktor keturunan maupun lingkungan. b. Faktor yang berasal dari luar individu Guru harus memperhatikan perbedaan individu dalam memberi pelajaran kepada mereka. Supaya dapat menangani sesuai dengan kondisi peserta didiknya untuk menunjang keberhasilan belajar, karena faktor- 9

faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik satu dengan lainnya sangat berbeda. Secara garis besar klasifikasi hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah, yaitu: a. Ranah kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. b. Ranah afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri lima aspek yaitu penerimaan, jawaban, atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. c. Ranah psikomotoris Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu gerakan refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan persektual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Di antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran (Nana Sudjana, 1991: 23). 3. Sejarah kolonialisme dan imperialisme di Indonesia Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu tentang apa saja yang mudah diperkirakan, dikatakan, dirasakan dan dialami oleh orang (Kuntowijoyo, 1995: 6). 10

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, yang ditulis oleh W.J.S. Poerwadarminta menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian sebagai berikut: a. Sejarah berarti silsilah atau asal usul b. Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau c. Sejarah berarti ilmu pengetahuan cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah memberi pengertian sejarah sebagai berikut: a. Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita b. Cerita tentang perubahan-perubahan kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita c. Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita. Dari beberapa pengertian sejarah di atas, dapat disimpulkan sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. 4. Metode 3M (Membaca, Menulis Pertanyaan, dan Menjawab Pertanyaan) Metode adalah cara teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan sesuatu kegiatan guru mencapai tujuan yang teratur. Metode pembelajaran sebagai cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh, dan memberikan pelatihan), 11

materi pembelajaran kepada peserta didik untuk mencapai kompetensi tertentu. Metode pembelajaran biasa diistilahkan sebagai metode instruksional yang berfungsi sebagai cara dalam penyajian (menguraikan, memberi contoh, dan memberikan pelatihan) materi pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu (Tumisem, 2008: 7). Metode membaca adalah cara yang diterapkan penulis terhadap peserta didik untuk memahami materi yang disampaikan guru. Klein dkk (dalam Farida Rahmi, 2005: 3) mengemukakan bahwa membaca merupakan suatu proses. Maksudnya adalah informasi dari teks, dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca yang mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Proses membaca merupakan perlakuan yang komplek, yang dimiliki dua komponen kemahiran mengenal atau mengecam perkataan dan kemahiran memahami apa yang dibaca (Marehaini Yusuf, 1989). Metode menulis adalah cara yang digunakan penulis untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyusun dan mengkomunikasi gagasan. Menulis, menurut Takala (dalam Achmadi, 1990) adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan mengorganisasi makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sistem tanda konvensional yang dapat dibaca. Dari batasan di atas dapat disampaikan sejumlah unsur yang menyatu dalam kegiatan menulis, antara lain: 1) penulis, 2) makna atau ide yang disampaikan, 3) batasan atau sistem tanda konvensional sebagai medium penyampaian ide, 4) pembaca sasaran (target reader), 5) tujuan (sesuatu yang diinginkan penulis terhadap gagasan yang disampaikan pada pembaca, 6) adanya interaksi antara penulis dan 12

pembaca lewat tulisan tersebut. Berdasarkan unsur-unsur di atas menulis, adalah kegiatan menyusun dan mengkomunikasikan gagasan dengan medium bahasa yang dilakukan penulis kepada pembaca sehingga terjadi interaksi antara keduanya demi tercapainya suatu tujuan. Proses belajar dengan menulis pertanyaan tentang hal baru akan lebih efektif jika si pembelajar dalam kondisi aktif bukannya reseptif. Salah satu cara untuk menciptakan kondisi pembelajaran seperti ini adalah dengan menstimulir siswa untuk menyelidiki atau mempelajari sendiri materi pembelajarannya. Strategi sederhana ini akan menstimulasi pengajuan pertanyaan, yang mana merupakan kunci belajar. Menurut John Holt dalam (Melvin L. Silberman, 2011: 26) proses belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal berikut yaitu mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata mereka sendiri. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat memabca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan, 1985: 21). Tujuan utama menulis adalah untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir dan menolong kita berpikir secara kritis. Metode yang ketiga adalah menjawab pertanyaan sendiri. Pada tahap ini disusun strategi bertanya untuk mendorong siswa untuk menjawab pertanyaan sendiri. Menjawab adalah memberi jawaban atas pertanyaan atau kritik, membalas, menyahuti, memenuhi atau menanggapi (KBI, 2003: 463). 13

5. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivisme. Konstruktivisme berpandangan bahwa pengetahuan diperoleh langsung oleh peserta didik berdasarkan pengalaman dan hasil interaksi dengan lingkungan sekitar. Dalam proses pembelajaran ini lebih ditekankan pada model belajar kolaboratif dengan kata lain, peserta didik belajar dalam kelompok tidak seperti pada pembelajaran konvensional, bahwa peserta didik belajar secara individu. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang terdiri dari siswa dengan berbagai aktivitas dan bekerja sama dalam kelompok kecil untuk mencapai satu tujuan yang sama. Menurut Erman Suherman (2003: 260) pembelajaran kooperatif mencakup siswa yang bekerja dalam sebuah kelompok kecil untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Anita Lie (2004: 29) mengungkapkan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembelajaran kooperatif dengan benar akan menunjukkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam model pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie terdapat lima unsur yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasii proses kelompok. 14

Sedangkan menurut (Muslimin Ibrahim, 2006: 6) unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif meliputi: a. Setiap anggota kelompok beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya seperti miliki mereka sendiri c. Siswa harus melihat bahwa anggota di dalamnya memiliki tujuan yang sama d. Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompok e. Siswa akan dievaluasi dan diberi penghargaan secara berkelompok f. Siswa berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk dapat belajar bersama selama pembelajaran g. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individu tentang materi yang dipelajari dalam kelompok. Sedangkan Johnson dan Johson (1984) mengemukakan empat elemen dasar dalam pembelajaran kooperatif yang juga merupakan ciri-ciri belajar kooperatif adalah 1) adanya saling ketergantungan secara positif, 2) adanya interaksi tatap muka secara langsung, 3) adanya akuntabilitas individu, dan 4) adanya keterampilan menjalin hubungan interpersonal. Keempat elemen dasar dalam pembelajaran kooperatif yang dikemukakan Johnson dan Johnson diuraikan oleh Scott (1992: 31) sebagai berikut: 15

a. Saling ketergantungan positif, untuk mensukseskan pembelajaran secara kooperatif, siswa harus memiliki persepsi berenang atau tenggelam bersama b. Adanya interaksi tatap muka secara langsung Dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar dengan saling bertatap muka, berhadapan dan berinteraksi secara langsung, dengan demikian siswa harus mengembangkan komunikasi yang efektif dan efisien. c. Adanya akuntabilitas (tanggung jawab individu) Setiap anggota dalam kelomopk harus mempelajari materi secara tuntas. d. Adanya keterampilan menjalin hubungan interpersonal Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa, bersikap sopan terhadap teman, mengkritik ide orang lain, berani mengemukakan pendapat dan mempertahankan pendapat (ide) serta berbagai keterampilan sosial lainnya. B. Kerangka Berpikir Pembelajaran melalui metode 3M (Membaca, Menulis pertanyaan, dan Menjawab pertanyaan) menurut siswa terlibat secara aktif, menurut siswa merencanakan konsep dan mengkomunikasikannya serta memotivasi untuk berpikir kritis dalam proses sosial dengan siswa lain. Kemampuan membaca, menulis, dan menjawab adalah kemampuan dsar yang perlu dimiliki seorang siswa. Dengan memiliki kemampuan yaitu mendapat informasi dari bacaan, dapat melukiskan atau menggambarkan dengan menggunakan lambang-lambang dapat mengapresiasikan kemampuannya melalui tanggapan yang disampaikan. Dengan kemampuan awal tersebut diharapkan siswa 16

mampu menyampaikannya lagi melalui tulisan atau dalam bentuk komunikasi dengan orang lain. Berkaitan dengan hal tersebut, maka guru harus pandai dalam menentukan suatu model pembelajaran, sebab keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola kelas. Salah satu model pembelajaran yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah 3M (Membaca, Menulis pertanyaan, dan Menjawab pertanyaan) dengan pendekatan cooperative learning. Secara singkat kerangka berpikir di atas dapat digambarkan sebagaimana bagan berikut: Kondisi awal Guru: Belum menggunakan metode 3M Siswa/hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Binangun Tindakan Guru: Menggunakan metode 3M Siklus I Dalam pembelajaran menggunakan metode 3M Kondisi akhir Diduga dengan menggunakan metode 3M dengan diskusi kooperatif, hasil belajar sejarah kelas VIII C dapat meningkat Siklus II Dalam pembelajaran menggunakan metode 3M dengan diskusi kooperatif 17

C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir seperti uraian di atas, hipotesis tindakan dalam pengembangan pembelajaran ini adalah sebagai berikut: melalui pembelajaran dengan metode 3M (Membaca, Menulis pertanyaan, dan Menjawab pertanyaan) dengan pendekatan diskusi kooperatif hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Binangun dapat meningkat. 18