BAB V PENUTUP. 1. Dalam Pelaksanaan Transparansi informasi produk bank berdasarkan PBI. No.7/6/PBI/2005 belum dapat dilaksanakan secara menyeluruh dan

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENDALIAN INFORMASI BPJS KETENAGAKERJAAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/6/PBI/2005 TENTANG TRANSPARANSI INFORMASI PRODUK BANK DAN PENGGUNAAN DATA PRIBADI NASABAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

Peranan Pemerintah dalam Implementasi UU KIP

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) TENTANG PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI

PENGELOLAAN LAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

FORMULIR PERMOHONAN INFORMASI No. Pendaftaran :...*

Peraturan Perlindungan Data Pribadi Nasabah Bank

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LOMBOK BARAT Alamat : Jln. Penas IX No. 10 Giri Menang Gerung Telp Fax

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH DI SEKTOR LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN

2017, No Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KO

FORMULIR PERMOHONAN INFORMASI. Yang bertanda tangan di bawah ini, mengajukan permintaan informasi : Pemohon Informasi. Nomor KTP (Sesuai KTP)*

TEKNIK PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN PUBLIK (IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO.14 TAHUN 2008)

KOMINFO PEMAHAMAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Pedoman Pengecualian Informasi Berdasarkan UU No.14 Tahun 2008

2 dan Keamanan tentang Penetapan Klasifikasi Informasi di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nom

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 7

[Nama Satuan Kerja Kewenangan PPID] ... [alamat, nomor telepon, faksimili, ]

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations pemerintah berbeda dengan Public Relations perusahaan

STIE DEWANTARA Perlindungan Konsumen Bisnis

oleh: NANI NURANI MUKSIN KOMISI INFORMASI DKI 2017

INFORMASI DIKECUALIKAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI SUMATERA UTARA

PEDOMAN UJI KONSEKUENSI INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. giro, deposito maupun investasi. Bank juga menjadi lembaga peminjaman dana. pinjaman rumah hingga untuk modal usaha perusahaan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Tata Cara Pengaduan Permasalahan Transaksi Keuangan

BIMBINGAN TEKNIS STANDAR PELAYANAN PUBLIK DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI BANTEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

soekartono ė-mail :

Soekartono KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI PUSAT INFORMASI DAN HUMAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI,

PENGUATAN PPID DI LINGKUNGAN BALITBANGKES KEMENKES

KOMINFO. Disampaikan oleh : Soekartono

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/5/PBI/2006 TENTANG MEDIASI PERBANKAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

PENGUATAN FUNGSI DAN PERAN PPID

PERLINDUNGAN dan PEMBERDAYAAN NASABAH BANK DALAM ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA 1

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 32/Permentan/OT.140/5/2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,


BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis hukum terhadap perjanjian kredit yang dibakukan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Buku Saku Hak Atas Informasi. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang cukup signifikan, baik secara nominal maupun persentase

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

3. HAK BADAN PUBLIK 1. Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN UJI KONSEKUENSI INFORMASI PUBLIK Nomor: SOP /HM 04/HHK

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Hendry Ch Bangun Wakil Pemimpin Redaksi Warta Kota 21 November 2011

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT KABINET

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

2016, No Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Lembaran Negara Republik Indo

- 1 - PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGKLASIFIKASIAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahu

terkumpul akan diolah atas bantuan Wassalam,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Hak Akses Informasi Publik M E N G E N A L U U N O 1 4 / T E N T A N G K E T E R B U K A A N I N F O R M A S I P U B L I K

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN WALIKOTA MAGELANG NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik. kesimpulan, yaitu :

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010

(Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN PENGISIAN INFORMASI PUBLIK. No. JENIS INFORMASI KETERSEDIAAN. Informasi tentang profil Badan Publik

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-17/PJ/2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dalam rangka

BAB II LANDASAN TEORI. (financial intermediary) antara pihak pihak yang memiliki kelebihan dana

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 10 TAHUN 2017

RINGKASAN PUTUSAN. 1. Pemohon : Mohammad Yusuf Hasibuan Reiza Aribowo

PEMBENTUKAN PPID. Pembentukan PPID didasari oleh UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang KIP, Pasal 13

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Informasi. Publik. Pelayanan.

RANCANGAN PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS KESEHATAN. Jln. Perintis Kemerdekaan No.65 A, Telp (0751) Padang http :/

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Bagan Organisasi PPID

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

BAB III TANGGUNG GUGAT BANK SYARIAH ATAS PELANGGARAN KEPATUHAN BANK PADA PRINSIP SYARIAH

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992

Pengadilan Tinggi Palembang Jl. Jendral Sudirman KM 3,5 Palembang Telepon : (0711) , Fax : (0711) info@pt-palembang.go.

I NYOMAN GDE LEGAWA PARTHA Ketua Komisi Informasi Provinsi Bali. Karangasem, 29 Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen keuangan masyarakat. Kecepatan, kemudahan, dan keamanan

Regulasi Pangan di Indonesia

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil uraian pembahasan yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dalam Pelaksanaan Transparansi informasi produk bank berdasarkan PBI No.7/6/PBI/2005 belum dapat dilaksanakan secara menyeluruh dan maksimal. Hal ini terlihat dari: a. Bank dalam penyampaian informasi mengenai karakteristik produk bank belum secara utuh dan menyeluruh, Informasi yang diberikan harus benar jelas dan jujur. Penyampaian karakteristik produk bank sebagian besar hanya dilakukan dengan lisan melalui customer service atau unit layanan nasabah saja, sedangkan berdasarkan PBI tentang Transparansi Informasi Produk dan Penggunaan Data Nasabah, penyampaian informasi mengenai karakteristik produk bank wajib disampaikan kepada nasabah dalam bentuk lisan dan atau tertulis. b. Masih terdapat kesenjangan informasi antara manfaat dan risiko produk bank yang diberikan pihak bank. Nasabah tidak mendapatkan informasi yang seimbang antara manfaat dan risiko pada tabungan. Informasi mengenai manfaat jelas sudah diberikan oleh bank yaitu melalui iklan atau brosur yang mencantumkan keuntungan, keunggulan, atau kelebihan produk tabungan tersebut yang ditujukan untuk menarik minat nasabah agar menggunakan produk tabungan tersebut. Sedangkan informasi 108

109 mengenai risiko nasabah sangat minim, karena menurut bank nasabah sudah mengerti sendiri dan tercantum dalam aplikasi pembukaan tabungan, padahal hal itu belum cukup dan banyak nasabah yang tidak mengerti, apalagi mengingat tingkat pendidikan nasabah yang berbedabeda. Padahal informasi mengenai risiko penting agar nasabah dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi di masa peenggunaan produk tabungan tersebut. Kemudian berdasarkan Undang-undang Perlindungan Konsumen, nasabah sebagai konsumen perbankan mempunyai Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/ atau jasa. Hak ini sangat penting, karena hak ini menjadi hak dasar bagi pelaksanaan hakhak lainnya, dan dengan tidak memadainya informasi yang disampaikan kepada konsumen dapat menimbulkan kerugian bagi konsumen yang mengakibatkan konsumen tidak mengetahui mengenai kondisi barang atau jasa yang dikonsumsinya. Hak ini dimaksudkan agar konsumen dapat memperoleh gambaran yang benar tentang suatu produk, karena dengan informasi tersebut, konsumen dapat memilih produk yang diinginkan atau sesuai kebuthannya serta terhindar dari kerugian akibat kesalahan dalam penggunaan produk.. Informasi ini dapat memberi dampak yang sangat signifikan untuk meningkatkan efisiensi dari konsumen dalam memilih produk serta meningkatkan kesetiannya terhadap produk tertentu. Apabila Pihak bank tidak memberikan informasi mengenai karakteristik produk tabungannya,dan nasabah akhirnya mengalami kerugian akibat penggunaan produk tabungan tersebut maka nasabah berhak menuntut kompensasi dan atau penggantian. Hak untuk mendapatkan kompensasi ganti rugi dan atau penggantian apabila barang dan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

110 Bank Pemerintah sebagai salah satu badan publik, tunduk pada setiap ketentuan yang terdapat Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik. Selain harus menyediakan Informasi Publik yang wajib disediakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Bank juga harus menyediakan informasi lainnya yang berdasar ketentuan undang-undang ini wajib di sediakan dan wajib diumumkan. Selain wajib menyediakan informasi publik yang diatur dalam Pasal 14, BUMN dalam hal ini Bank pemerintah juga wajib memberikan informasi lainnya berdasarkan ketentuan Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik ini yaitu: 1) Informasi publik yang diumumkan meliputi : a) Informasi yg berkaitan dengan badan publik. b) Informasi mengenai kegiatan dan kinerja badan publik terkait; dan c) Informasi mengenai laporan keuangan; d) Informasi lain yg diatur dalam perundang-undangan 2) Informasi Secara Serta Merta 3) Informasi yg wajib tersedia setiap saat Selain informasi-informasi yang wajib di sediakan oleh bank, ada juga informasi yang dikecualikan untuk disampaikan atau disediakan yaitu antara lain: 1) Informasi yang apabila dibuka dapat : a) Menghambat proses penegakan hukum; b) Mengganggu kepentingan perlindungan haki, dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat; c) Membahayakan pertahanan negara dan keamanan negara; d) Mengungkapkan kekayaan alam indonesia; e) Merugikan ketahanan ekonomi nasional;

111 f) Merugikan kepentingan hubungan luar negeri g) Mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang; h) Mengungkap rahasia pribadi ; 2) Memorandum atau surat-surat antar badan publik atau intra badan publik yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi atau pengadilan; 3) Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan undangundang 2. Pelaksanaan Transparansi informasi produk bank belum dapat dilaksanakan secara menyeluruh dan maksimal disebabkan oleh kendalakendala sebagai berikut: a. Tingkat pemahaman personil bank (customer service) tentang Ketentuan mengenai Transparansi Informasi Produk dan product knowledge yang masih agak rendah. b. Budaya masyarakat atau kurangnya kesadaran nasabah untuk melindungi haknya sebagai konsumen,yang menyebabkan malas bertanya atau bersikap acuh tak acuh terhadap adanya risiko pada produk bank yang digunakannya. c. Tidak memadainya jumlah sumber daya manusia, pada posisi costumer service khususnya, padahal bagian ini yang sering berkomunikasi dan melayani keluhan nasabah, sehingga informasi mengenai manfaat dan risiko kurang dapat diberikan secara maksimal; d. Perkembangan teknologi informasi dan Pihak bank yang kurang transparan

112 e. Pengawasan dan law enforcement yang masih harus ditingkatkan Oleh karena itu, upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut adalah adanya sosialisasi secara langsung oleh BI sebagai pembuat peraturan kepada setiap bank sehingga tercapai kesatuan pemahaman mengenai manfaat dan risiko pada produk bank, pemberian informasi tentang karakteristik produk tabungan terhadap nasabah harus dilakukan lebih proaktif lagi, dan perbaikan di sektor pelayanan nasabah customer service sehinggadengan menambah jumlah karyawan yang melayani nasabah dan menyediakan fasilitas hotline service ataupun call center, agar kinerja bank menjadi lebih baik dalam mewujudkan perlindungan dan pelayanan prima. Selain itu bank juga harus melakukan pengawasan atau kontrol berkala dengan benar terhadap sistem atau teknologi informasinya, dan yang tak kalah penting adalah peningkatan pengawasan dan law enfercement baik itu dari intern bank itu sendiri terhadap pegawainya, maupun dari Bank Indonesia sebagai Pengawas Perbankan di Indonesia. 5.2. Saran Selanjutnya, berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bank Indonesia sebagai lembaga pengawas perbankan, sudah seharusnya BI mengambil langkah-langkah yang proaktif untuk menindak tegas bank yang tidak melindungi nasabahnya, dan juga BI melakukan pengawasan dan pembinaan bagi bank agar meningkatkan kualitas produk perbankannya dan upaya perlindungan nasabahnya.

113 2. Bank sebagai pelaku usaha janganlah hanya memikirkan keuntungan semata, pikirkan juga perlindungan nasabah sebagai konsumen yang menggunakan produk mereka, keamanan, kenyamanan, dan hal-hal lainnya yang menjadi hak mereka sebagai konsumen, serta kewajiban bank sebagai pelaku usaha untuk dapat memenuhinya, hal ini dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank. 3. Bagi nasabah produk perbankan, segera menyadari dan melakukan aksi untuk gerakan sadar konsumen dan menjadi konsumen yang kritis. Mengupayakan untuk bisa menjaga diri dengan memilih jenis produk bank yang sesuai dengan kebutuhannya.