Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI KELURAHAN BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG ABSTRAK

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Ibu Balita Dalam KegiatanPosyandu Di Provinsi Lampung (Analisis Lanjut Data Riskesdas Tahun 2010)

Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MEMBAWA ANAK KE POSYANDU WILAYAH KERJA DESA GIRIROTO

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

KEPATUHAN IBU BALITA BERKUNJUNG KE POSYANDU DI DESA KARANGREJO KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

Jurnal Kesehatan Kartika 50

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011

KAJIAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA DI POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA SAMBAN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU MENGIKUTI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULUR RT 03/VI BENDOSARI SUKOHARJO

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

INTISARI. KARYA TULIS ILMIAH. D III KEBIDANAN NGUDI WALUYO. Silva Octariani 1), Ari Andayani, S.SiT,M.Kes 2), Eti Salafas, S.

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN UMUR IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN POSYANDU (D/S) Beatric Maria Dwi Jayanti Baga

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Nixen Rachmawati

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU PURNAMA DI WILAYAH PUSKESMAS RINGINARUM KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI POSYANDU DI DESA KARE KABUPATEN MADIUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

Rustantina 1), Dewi Elliana 2) ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DALAM PEMANFAATAN PROGRAM POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU BOUGENVILLE KOTA CIMAHI SELATAN TAHUN 2017

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KADER DENGAN PELAKSANAAN POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PACITAN KABUPATEN PACITAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELAWANG.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU DALAM PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU RT 07 RW 01 KELURAHAN KALIDERES JAKARTA BARAT TAHUN 2016

Fakultas Ilmu Kesehatan, Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Pekalongan

Manuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :

OLEH: S. HINDU MATHI NIM

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Mamik R 1, Endang 1 1. Program Studi DIII Keperawatan STIKES Pemkab Jombang ABSTRAK

S. Hindu Mathi 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU BALITA

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

Tri Puspa Kusumaningsih, Novia Ayunita. Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Jl.Soekarno Hatta, Borokulon, Banyuurip, Purworejo

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

ARTIKEL ILMIAH. Karya Tulis Ilmah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III Gizi. Disusun Oleh

FAKTOR INTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN LANSIA BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA DESA MAYUNGAN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

Transkripsi:

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FREKUENSI PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU Rina Dwi Ariyani 1, Rini Susanti 2, Eko Mardiyaningsih 3 1,2,3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Semarang ABSTRACT Integrated Services Pos is a program of the Government of Indonesia which is useful for monitoring the growth and development of children under five every month. This study aims to determine the factors associated with the frequency of infants weighing. Design of the study is a descriptive study of correlation with cross-sectional approach. The population in this study were mothers of young children in the Pilangrejo village Integrated Services Pos. Sample in this study using purposive sampling techniques to obtain 74 samples. According to the results of research in getting the p value 0.003, so is rejected it means no employment relationship with the frequency of weighing a toddler. There is a relationship of maternal knowledge with the frequency of weighing infants with p value 0,000. Health centers are expected to further improve infrastructure facilities in Integrated Services Pos is to provide a better weighing equipment and provide a schedule Integrated Services Pos in the afternoon so that working mothers so that people can follow the activities of Integrated Services Pos. Keywords: Frequency of weighing, Integrated Services Pos ABSTRAK Posyandu merupakan program pemerintah Indonesia yang berfungsi untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita setiap bulan. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi penimbangan balita di posyandu. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita di Posyandu Desa Pilangrejo Desa Pilangrejo, Wonosalam, Demak. Teknik pengambilan sampel yang digunakan teknik purposive sampling kepada 74 responden. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan frekuensi penimbangan balita. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan frekuensi penimbangan balita di posyandu. Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu 166

PENDAHULUAN Salah satu Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang turut mendukung pelaksanaan program kesehatan di masyarakat adalah pos pelayanan terpadu (Posyandu) yang dilaksanakan oleh para kader yang berasal dari masyarakat dengan pembinaan dari tenaga kesehatan di puskesmas. Dalam perkembangannya ternyata posyandu mendapat tanggapan positif dari masyarakat (Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2010). Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangka pengembangan kualitas sumber daya manusia bangsa indonesia agar dapat membantu dan menolong dirinya sendiri, sehingga perlu ditingkatkan pembinaannya. Posyandu merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan yang dikelola oleh masyarakat dengan dukungan teknis petugas Puskesmas. Posyandu diselenggarakan untuk melayani balita imunisasi maupun penimbangan berat badan (Ismawati, 2010). Pelaksanaan kegiatan posyandu sistem 5 meja, dimana kegiatan pada setiap meja mempunyai kegiatan khusus. Sistem 5 meja tersebut tidak berarti bahwa posyandu harus memiliki 5 buah meja untuk pelaksanaannya, tetapi kegiatan posyandu tersebut harus mencakup 5 pokok kegiatan yaitu meja I pendaftaran, meja II penimbangan balita, meja III hasil penimbangan balita, meja IV penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu dan balita, ibu hamil dan ibu menyusui, meja V pelayanan kessehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit. Dalam kegiatan posyandu pokok posyandu meliputi kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, peningkatan gizi dan penggulangan diare (Ismawati, 2010). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penimbangan balita ke posyandu diantaranya adalah tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, pekerjaan ibu, balita tidak mau ditimbang dapat menjadi penyebab balita tidak datang ke posyandu, serta daya tarik posyandu juga dapat mempengaruhi kemauan ibu untuk mengantar anak ke posyandu (Depkes Jateng, 2009). Fakta menunjukkan bahwa keaktifan masyarakat dalam melakukan monitoring pertumbuhan terhadap anaknya di posyandu semakin hari semakin menurun. Salah satu faktor yang mendorong terjadinya hal tersebut adalah ketidaktahuan ibu tentang manfaat menimbangkan anaknya di posyandu, sehingga dirasakan perlu adanya suatu upaya untuk menyadarkan agar tahu manfaat penimbangan di posyandu (Djaiman, 2009). Data pada tahun 2011 di Desa Kabupaten Demak jumlah balita umur 1-5 tahun ada sebanyak 281 balita. Di Desa Pilangrejo terdapat posyandu yang dalam tingkat perkembangannya termasuk dalam Posyandu Madya. Posyandu tersebut dibagi menjadi 4 yaitu Posyandu Mawar 1, Posyandu Mawar 2, Posyandu Mawar 3 dan Posyandu Mawar 4. Adapun data yang diperoleh saat studi pendahuluan di Posyandu Mawar 1-4 yaitu balita yang menimbang lebih dari 8x selama 1 tahun adalah 32 balita. Balita yang menimbang balita kurang dari 8x dalam 1 tahun sejumlah 125 balita dan yang terdaftar tetapi tidak pernah menimbang pada tahun 2011 ada 124 balita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan frekuensi penimbangan balita di posyandu. 167

METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak dengan jumlah 281 balita. Besar sampel dalam penelitian ini 74 responden yang dipilih dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling pada tahun 2012. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas menggunakan product moment sedangkan uji reliabilitas instrumen menggunakan alpha cronbach. Analisa data yang digunakan meliputi analisis univariat dan bivariat. Analisa bivariat menggunakan uji Chi-Square. HASIL DAN BAHASAN 1. Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Balita Di Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak Tahun 2012 Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%) Kurang Cukup Baik 16 36 22 21,6 48,6 29,8 Jumlah 74 100 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu balita memiliki pengetahuan dengan kategori cukup yaitu sejumlah 36 orang (48,6%). Berdasarkan hasil penelitian dari 74 responden ibu balita dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang Posyandu balita di Desa Pilangrejo sebagian besar dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 36 responden (48,6%), sedangkan dalam kategori kurang sejumlah 16 responden (21,6%). Dari hasil penelitian tersebut terlihat bahwa sebagian besar ibu balita di Desa Kabupaten Demak adalah berpengetahuan cukup. Hal itu dapat diketahui berdasarkan dari hasil kuesioner yang diberikan kepada responden yaitu sebagian besar responden dapat menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak kurang dari 11 butir pertanyaan dari 20 pertanyaan yang diberikan. Selain itu, hasil jawaban kuesioner pengetahuan telah diisi oleh ibu balita. Pertanyaan yang banyak terjawab salah yaitu pada pertanyaan tentang PMT (Pemberian Makanan Tambahan), rujukan balita apabila terdapat penyakit atau gizi kurang, lokasi posyandu dan tujuan posyandu balita. Pada pertanyaan tentang pemberian makanan tambahan, ibu balita kebanyakan menjawab salah karena dari pengetahuan ibu yang tidak mengerti tentang manfaat pemberian makanan tambahan. Pertanyaan tentang rujukan pada balita yang terdapat penyakit atau gizi kurang, kebanyakan ibu balita 168

menjawab salah karena mereka menganggap bahwa gizi kurang tidak perlu dilakukan rujukan. Pertanyaan tentang lokasi posyandu, ibu balita menjawab tidak karena dalam posyandu tersebut lokasinya tidak berada pada ketua RT atau RW terdekat. Pertanyaan tentang tujuan posyandu, ibu balita banyak yang menjawab tidak karena menurut mereka bahwa tujuan posyandu bukan menurunkan angka kematian anak padahal pada teori yang dikemukakan oleh Ambarwati salah satu dari tujuan posyandu yaitu menurunkan angka kematian ibu dan anak. Oleh karena itu, masih diperlukan pemberian informasi dari bidan atau tenaga kesehatan lain untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang posyandu. Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Balita Di Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak Tahun 2012 Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%) Bekerja Tidak Bekerja 51 68,9 23 31,1 74 100 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu balita bekerja yitu sejumlah 51 orang (68,9%). Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa Pilangrejo didapatkan jumlah responden ibu tidak bekerja 51 responden (68,9%) dan ibu bekerja 23 responden (31,3%). Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan di Posyandu di Desa Pilangrejo sebagian besar responden mengatakan bekerja. Namun ada juga ibu balita yang tidak bekerja. Jadi pada dasarnya pada responden yang bekerja dapat dinyatakan kurang akif dalam melakukan penimbangan di Posyandu tersebut. Banyak responden yang tidak melakukan penimbangan dikarenakan alasan alasan tertentu seperti keterbatasan waktu karena ibu harus bekerja sehingga tidak aktif dalam melakukan kegiatan posyandu. Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya, kenaikan tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja dan adanya emansipasi dalam segala bidang kerja dan di kebutuhan masyarakat menyebabkan turunnya penimbangan dalam posyandu. Persepsi masyarakat dalam gaya hidup bagi ibu yang bekerja membawa dampak menurunnya penimbangan balita di Posyandu. Bahkan adanya pandangan bagi kalangan tertentu bahwa penimbangan balita di Posyandu tidak begitu penting (Siregar, 2004). 169

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Penimbangan Di Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak Tahun 2012 Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%) Kurang Baik 54 73 20 27 74 100 Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar frekuensi penimbangan balita di posyandu balita Desa Pilagrejo Kecamatan Wonosalam dalam kategori kurang yaitu sejumlah 54 (73%). Dari penelitian yang telah di lakukan di Desa Pilangrejo sebagian besar responden memiliki penimbangan balita yang kurang karena ibu yang sibuk bekerja dan ibu kecewa jika berat badan balita di timbang dua sampai tiga kali tidak mengalami kenaikan selain itu balita juga takut akan di suntik. Pada penimbangan balita tinggi responden selalu menimbangkan dan aktif mengikuti kegiatan posyandu setiap bulan. Menurut Djaiman (2009), fakta menunjukkan bahwa keaktifan masyarakat dalam melakukan monitoring pertumbuhan terhadap anaknya di posyandu semakin hari semakin menurun. Salah satu faktor yang mendorong terjadinya hal tersebut adalah ketidaktahuan ibu tentang manfaat menimbangkan anaknya di posyandu, sehingga dirasakan perlu adanya suatu upaya untuk menyadarkan agar tahu manfaat dari penimbangan di posyandu. Tabel 4. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Posyandu Balita dengan Frekuensi Penimbangan Balita di Posyandu Pilangrejo Wonosalam Demak Tahun 2012 Penimbangan Balita Pengetahuan Kurang Baik Total 2 p-value f % f % F % Kurang 14 87.5 2 12.5 16 100 21.286 0.000 Cukup Baik 32 8 88.9 34.4 4 14 11.1 36 63.6 22 100 100 Total 54 73.0 20 27.0 74 100 Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai r 2 sebesar 21,286 dengan p-value 0,000. Oleh karena p-value = 0,000 < α (0,05) maka Ho ditolak, ini berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang posyandu balita dengan frekuensi penimbangan balita di Posyandu Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak. Berdasarkan uji statistic diperoleh nilai r 2 sebesar 21,286 dengan p-value 0,000. oleh karena p-value = 0,000 < α (0,05) maka Ho ditolak, ini berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan pengetahuan ibu tentang posyandu balita dengan frekuensi penimbangan balita di Posyandu Desa Kabupaten Demak. Hasil yang didapat dari penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan 170

yang sangat signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang posyandu dengan frekuensi berkunjung ibu balita ke posyandu dan juga hasil adanya hubungan yang sangat signifikan tersebut sangat bersesuaian dengan teori yang digunakan oleh Green tentang perilaku kesehatan yang menyatakan bahwa perilaku seseorang dilatarbelakangi oleh 3 faktor yang dsalah satunya adalah faktor predisposing yang memuat tentang pengetahuan. Pada penelitian ini secara keseluruhan ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan baik rata-rata melakukan kunjungan ke posyandu dengan kategori baik, tetapi ada beberapa responden yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tetapi melakukan kunjungan dengan kategori kurang. Dari observasi yang penulis lakukan diketahui kurangnya kuantitas kunjungan responden tersebut dikarenakan kesibukan ibu balita yang berlebih. Tabel 5. Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Frekuensi penimbangan balita di Posyandu Desa Kabupaten Demak Tahun 2012 Penimbangan Balita Pekerjaan Kurang Baik Total 2 p-value OR f % f % f % Bekerja 43 84.3 8 15.7 51 100 8.93 0.003 5,864 Tidak Bekerja 11 47.8 12 52.2 23 100 Total 54 73.0 20 27.0 74 100 Berdasarkan uji statistic diperoleh p-value 0,003. oleh karena p-value = 0,003 < α(0,05) maka Ho ditolak, ini berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan frekuensi penimbangan balita di Posyandu Desa Kabupaten Demak. Berdasarkan uji statistic diperoleh nilai continuity correction sebesar 8,930 dengan p-value 0,003. oleh karena p-value = 0,003 < α (0,05) maka Ho ditolak, ini berarti bahwa ada hubungan yang signifikan pekerjaan ibu dengan frekuensi penimbangan balita di Posyandu Desa Kabupaten Demak. Dari hasil penelitian pekerjaan responden dengan frekuensi penimbangan balita diketahui bahwa ibu balita yang bekerja yang menimbangkan balitanya di Posyandu dalam kategori baik sejumlah 8 orang (15,7%), sedangkan ibu balita yang tidak bekerja yang menimbangkan balitanya di Posyandu dalam kategori baik sejumlah 52 orang (52,2%). Hal tersebut menunjukkan bahwa ibu balita yang menimbangkan balitanya di Posyandu dalam kategori baik lebih banyak terjadi pada ibu yang tidak bekerja dibandingkan yang bekerja. Bahwa ibu yang bekerja penimbangan balitanya termasuk kurang, disebabkan oleh kesibukan ibu dalam bekerja sehingga tidak ada waktu luang untuk menimbangkan balitanya di Posyandu di lingkungan tempat tinggal mereka berbenturan dengan pekerjaan mereka. Umumnya kegiatan posyandu di Desa Kabupaten Demak dilaksanakan pada pagi hari antara jam 08.000-10.00 pada jam- 171

jam tersebut biasanya seseorang ibu yang bekerja masih sibuk dengan pekerjaannya. SIMPULAN DAN SARAN Ibu yang memiliki balita di Posyandu Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup yaitu sebanyak 36 responden (48,6%). Ibu yang memiliki balita di Posyandu Desa Pilangrejoa Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak sebagian besar bekerja yaitu sebanyak 51 responden (68,9%). Ibu yang memiliki balita di Posyandu Desa Kabupaten Demak sebagian besar kunjungan balita ke posyandunya dalam kategori kurang sebanyak 54 responden (73,0%). Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan frekuensi penimbangan balita di Posyandu Desa Kabupaten Demak dengan p-value = 0,003 < α(0,05). Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan frekuensi penimbangan balita di Posyandu Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak dengan p- value = 0,003 < α (0,05). Berdasarkan data penelitian ini yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan frekuensi penimbangan balita di Posyandu Desa Kabupaten Demak, maka peneliti memberikan saran kepada perawat puskesmas untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu-ibu tentang pentingnya penimbangan balita di posyandu. Puskesmas dapat memberikan motivasi kepada masyarakat untuk menimbang anak balita di posyandu terdekat agar anaknya terpantau kesehatannya. Diharapkan puskesmas lebih meningkatkan sarana dan prasarana fasilitas yang ada di posyandu yaitu dengan menyediakan alat penimbangan yang lebih baik serta memberikan jadwal posyandu pada sore hari sehingga ibu yang bekerja dapat mengikuti kegiatan posyandu. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, R, E., dkk.(2010). Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika. Arikunto. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Aswani. (2002). Teori Motivasi Dalam Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Stulia pern. Depkes, RI. (2009). Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kegiatan (PWS KIA). Jakarta : Depkes RI. Depkes, RI. (2006). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006. http :// www.profilkesehatan-kota-semarang.go.id. Depkes, RI. (2006). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006. http :// www.profilkesehatan-kota-semarang.go.id.. Djaiman, H. (2009). Pengembangan Media Praktis Tentang Pertumbahan Balita dengan Sasaran Ibu Balita Pengunjung Pelayanan Kesehatan. http://www.gizi litbang.depkes.go.id/ indexphp?option=comtask= view&id=70&itemed=54. Hidayat, A. (2007). Pengantar Ilmu Keperawatan Jilid 1 dan 2. Jakarta : Salemba Medika. 172

Ismawati., Cahyo, S., dkk. (2010). Posyandu dan Desa Siaga. Yogyakarta : Nuha Medika. Kementrian RI. (2010). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dini dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Marimbi, H. (2010). Tumbuh Kembang, Status Gizi, Imunisasai Dasar Lengkap Pada Balita. Yogyakarta. Notoatmodjo, S. (2010). Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan metodelogi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika; 2011. Sabarguna, H.B. (2007). Pengembangan Posyandu, Peningkatan Pendapatan, Pengolahan Sampah Juga Seni Dan Pariwisata Dalam Rangka Pembangunan Masyarakat Desa. Jakarta : Sagung Seto. Siregar. (2004). Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor yang Mempengaruhinya. Medan : USU Digital Library. Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suminar, D. (2007). Buku Pintar Posyandu, Yogyakarta : Tim Revitalisasi Posyandu. Suyanto. (2008). Riset Kebidanan. Yogyakarta : Mitra. 173